(PKLI)
“PEMANFAATAN FFB SPLITTER MACHINE UNTUK
MEGURANGI WAKTU PEREBUSAN TANDAN BUAH
SEGAR DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
DOLOK ILIR”
Oleh :
AHMAD FADLI
5161121002
Dengan Judul :
Oleh :
Ahmad Fadli
NIM. 5161121002
Disetujui Oleh :
Medan, Mei 2020
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
NIP.196509161991031001
Dr.Lisyanto,M.si
NIP.196607061993031002
2
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur tidak lupa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini sesuai dengan
semestinya.
Dalam penyusunan laporan PKLI ini banyak bantuan dari berbagai pihak, dan
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua, abang dan kakak saya atas dukungan dan dorongannya baik
moril maupun materil.
2. Bapak Drs. Muslim, S.T., M.Pd. Selaku dosen pembimbing PKLI
3. Bapak Dhanny Hermawan, selaku Manager PT. Perkebunan Nusantara IV PKS
Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar Sumatera Utara.
4. Bapak Derman Damanik, selaku Pembimbing PKLI di PT. Perkebunan
Nusantara IV Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar Sumatera
Utara.
5. Bapak Manaris Simanjuntak, selaku Masinis Kepala PT. Perkebunan Nusantara
IV PKS Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar Sumatera Utara.
6. Ibu Widya K. Laningsih, Selaku Kepala Tata Usaha PT. Perkebunan Nusantara IV
PKS Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar Sumatera Utara
7. Bapak M. Darul Nafis, Selaku Asisten Pengolahan PT. Perkebunan Nusantara IV
PKS Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar Sumatera Utara.
8. Bapak Suyatno, selaku Asisten Pengolahan PT. Perkebunan Nusantara IV PKS
Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar Sumatera Utara.
9. Bapak Indra Gunawan Purba, selaku Asisten Pengolahan PT. Perkebunan
Nusantara IV PKS Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar
3
Sumatera Utara.
10. Seluruh karyawan dan karyawati di PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Dolok
Ilir, Kab. Simalungun, Kec. Dolok Batu Nanggar Sumatera Utara
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan PKLI ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai
masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis mengharapkan
semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi kita semua.
Ahmad Fadli
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Gambaran Umum Perusahaan 1
B. Gambaran Umum Pekerjaan 6
C. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan Industri 7
D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Industri 8
BAB II 9
LANDASAN TEORI 9
A. Kelapa Sawit 9
B. Tandan Buah Segar (TBS) 9
C. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Sampai Tahap Perebusan (Sterilizing) 9
BAB III 20
TEKNIK PELAKSANAAN 20
A. Metodologi Pelaksanaan 20
B. Pekerjaan Secara Spesifik 31
C. Pembahasan Hasil PKLI 35
D. Refleksi Mahasiswa Praktikan 36
BAB IV 38
PENUTUP 38
A. Kesimpulan 38
B. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN : 41
Foto Dokumentasi 41
Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing 42
Surat Pengantar Ketempat PKLI 43
Surat Ketersedian Dari Tempat PKLI 44
Surat Keterangan Selesi PKLI 45
Daftar Hadir Mahasiswa PKLI 46
Daftar Nilai Mahasiswa 47
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. PKS Dolok Ilir 2
Gambar 2. Struktur Organisasi PKS Dolok Ilir 3
Gambar 3 Diagram alir pengolahan awal. 10
Gambar 4. Jembatan Timbang 11
Gambar 5. Penimbunan dan Penerimaan TBS Sementara 13
Gambar 6. Proses sortasi 13
Gambar 7. TBS Fraksi 00 15
Gambar 8. TBS Fraksi 0 15
Gambar 9. TBS Fraksi matang 16
Gambar 10.Scraper conveyor 16
Gambar 11. Ffb Spliter 17
Gambar 12. Stasiun Perebusan 17
Gambar 13. Vertical Sterilizer 19
Gambar 14. Stasiun Boiler 22
Gambar 15. Loading Ramp 22
Gambar 16. Stasiun Perebusan Dan Mesin Splitter 23
Gambar 17. Stasiun Bantingan 24
Gambar 18. Stasiun Pressan 24
Gambar 19. Stasiun Minyakan 26
Gambar 20. Buah kelapa sawit 27
Gambar 21. Laboratorium 27
Gambar 22. Stasiun Mono Press 28
Gambar 23. Buah Kelapa Sawit 29
Gambar 24. Ffb Splitter Machine 31
Gambar 25. Komponen Mesin Ffb Splitter 32
Gambar 26. Sistem Perebusan Satu Puncak 35
Gambar 27. Dokumentasi 11/1/2020 41
Gambar 28. Dokumentasi 11/1/2020 …………………………………………………………………………..41
Gambar 29. Dokumentasi 18/1/2020 41
Gambar 30. Dokumentasi 12/1/2020 …………………………………………………………………………..41
Gambar 31. Dokumentasi 7/2/2020 41
Gambar 32. Dokumentasi 7/2/2020 …………………………………………………………………………..41
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dengan luas 7.348,80 Ha. Kebun Dolok Ilir
berjarak 26 km dari Pematang Siantar dan 115 km dari Medan.
Kebun Dolok Ilir terletak pada ketinggian ± 124,50 meter diatas permukaan
laut. Jenis tanahnya didominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) dan memiliki
curah hujan rata – rata pertahunnya 1880 s/d 1961 mm.
1. Tujuan Perusahaan
Sebagaimana lazimnya pabrik yang ada dibawah naungan PTPN IV, memiliki tujuan
untuk mendukung dan memberikan kontribusi kepada visi dan misi yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, dimana visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara IV
Dolok Ilir adalah sebagai berikut :
VISI
9
“Menjadi Perusahaan Yang Unggul Dalam Usaha Agroindustri Yang Terintegrasi”
MISI
1) Menjalankan udaha dengan prinsip - prinsip usaha terbaik, inovatif, dan berdaya
saing tinggi.
2) Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit.
3) Mengintegrasikan usaha agroindustri hulu, pendukung agroindustri dan
pendayagunaan aset dengan preferensi pada teknologi terkini yang teruji
(Proven) dan berwawasan lingkungan.
10
1) Memimpin dan mengelola seluruh sektor produksi dan pemakaian biaya
yang ada di perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan
2) Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun sesuai dengan
pedoman dan instruksi kerja direksi
3) Menjaga rahasia perusahaan
4) Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan
5) Bertanggung jawab kepada Pimpinan Perusahaan
b. Masinis Kepala
1) Merupakan Wakil Manajer Unit memimpin kegiatan di bidang teknik dan
pengelolahan
2) Mengkoordinir tugas-tugas asisten di bagian teknik, pengelola dan
Asisten Jaga Pabrik
3) Mengawasi jalannya kegiatan pabrik
4) Bertanggung jawab kepada Manajer Unit
c. Kepala Tata Usaha
1) Merupakan wakil Manajer Unit memimpin pelaksanaan tugas – tugas
dibidang administrasi, pembukuan termasuk keuangan, upah,
pergudangan dan laporan- laporan bulanan sesuai dengan pedomankerja
2) Mengkoordinir tugas-tugas administrasi di pabrik
3) Bertanggung jawab kepada Manajer Unit
d. Asisten Teknik
1) Mempertanggungjawabkan seluruh tugas pokok dan tugas tambahan
dalam rangka pengelolahan Bengkel Teknik Reperasi
2) Meminta pertanggung jawaban kepada bawahannya terhadap pelaksaan
pekerjaannya masing-masing
3) Mengawasi mengoreksi/menghentikan operasi mesin dan peralatan
tertentu dengan tetap berpegang pada SOP
4) Membuat Rencana Anggaran RKO dan RKAP
5) Mengevaluasi pemakaian biaya teknik sesuai bagian masing-masing
e. Asisten Pengolahan
11
1) Mempertanggungjawabkan seluruh tugas pokok dan tugas tambahan
dalam rangka pengolahan di PKS DolokIlir
2) Meminta pertanggung jawaban kepada bawahannya terhadap pelaksanaan
pekerjaan masing-masing
3) Mengerjakan mengoreksi penggunaan dan pemeliharaan bangunan
dengan tetap berpegang pada petunjuk dan pembinaan dari
MasinisKepala
4) Membuat Rencana Anggaran RKO dan RKAP
5) Mengavaluasi pemakaian biaya dibidang pengolahan.
12
B. Gambaran Umum Pekerjaan
Pabrik Kelapa Sawit Dolok Ilir (DOI) merupakan unit pengolahan TBS
menjadi minyak sawit (crude palm oil) dan inti sawit. Bahan baku yang digunakan
berasal dari kebun seinduk maupun dari pihak III. Salah satu faktor untuk
menghasilkan produk CPO maupun inti yang baik, bahan baku yang digunakan harus
memenuhi kriteria matang buah agar mencapai kualitas dan kuantitas yang
diharapkan. Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengolahannya adalah
efisiensi, lossis dan manajemen pengolahan. Pada prisipnya pengolahan kelapa sawit
ditujukan bagaimana menghasilkan minyak yang terkandung dalam buah semaksimal
mungkin dengan menekan lossis.
Mutu CPO yang dihasilkan pabrik dapat dipengaruhi oleh kualitas panen,
pengangkutan, proses pengolahan dan penimbunannya/penyimpanan. Mutu
CPO atau minyak sawit dapat mempengaruhi nilai penjualan. Untuk itu di PTPN IV
Dolok Ilir melakukan analisa laboratorium setiap memproduksi minyak sawit.
Tahapan proses pengolahan Kelapa Sawit hingga menghasilkan CPO (Crude
Palm Oil) dan PK (Palm Kernel) dapat dibagi menjadi beberapa tahapan pengolahan
adalah sebagai berikut :
1) Jembatan timbangan
Prinsip kerja dari jembatan timbangan yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan disortir,
2) Penyortiran
Kualitas buah/TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangan
nya. Jenis buah yang masuk PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura.
3) Perebusan
Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat
menurunkan kualitas minyak CPO.
4) Threser
Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai
tandan.
13
5) Digester
Digester adalah untuk memisahkan daging buah sawit terlepas dari biji (nut)
nya
6) Screw Press
Screw Press adalah untuk memetas brondolan yang telah dicincang, dilumat
dari digester untuk mendapatkan minyak kasar.
7) Sand Trap Tank
Sand trap tank adalah untuk menampung pasir.
8) Vibrating Screen
Vibrating screen adalah saring bergetar, untuk menyaring Crude Oil Palm.
9) Oil Tank
Oil tank adalah untuk tempat penampungan sementara Crude oil sebelum
diolah.
10) Sludge Tank
Sludge tank adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak kasar yang
terdiri dari kotoran padatan dan zat cair yang masih mengandung minyak).
11) Storage Tank
Storage tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi yang
dihasilkan sebelum di jual.
14
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin tentang Praktik Kerja Lapangan
Universitas Negeri Medan yang merupakan Mata Kuliah Wajib.
2. Tujuan Dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan Industri
a. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
praktek kerja lapangan industri (PKLI).
b. Melihat dan mengenal lapangan kerja secara langsung serta aplikasi teori-
teori yang telah diperoleh dari perkuliahan
c. Menambah wawasan mahasiswa dan keterampilan praktek terhadap jenis
pekerjaan yang di dapat dilapangan.
d. Meningkatkan kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dengan
dunia industri.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kelapa Sawit
Kelapa sawit yang bernama latin Elaeis Guineensis sebetulnya bukan
tumbuhan baru bagi kalangan masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini merupakan
tanaman industri yang semakin penting untuk menghasilkan keperluan minyak
seperti minyak masak, minyak industri, maupun sebagai alternatif bahan bakar (yang
dikenal dengan istilah biodiesel).Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari
tahun ke tahun terus meningkat.Luas kebun kelapa sawit pada tahun 2009 adalah
8.248.328 ha dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 8.430.026 ha.Produksi juga
terus meningkat seiring bertambahnya luas perkebunan kelapa sawit.Produksi kelapa
sawit pada tahun 2007 sebesar 19.324.293 ton dan meningkat pada tahun 2009
menjadi 19.760.011 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010).
Kelapa sawit memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena buah kelapa sawit
dapat dibuat menjadi beberapa bahan olah setengah jadi seperti Crude Palm Oil
(CPO) dan Palm Kernell Oil (PKO). Di sisi lain, masalah lingkungan sangat melekat
dengan perkebunan kelapa sawit. Setidaknya setengah dari delapan juta hektar
perkebunan yang saat ini produktif telah dikembangkan melalui deforestasi
sebelumnya (Krystof 2013).
16
pengolahan yang dilakukan di pabrik kelapa sawit, adapun proses pengolahannya
sebagai berikut :
a. Prosedur Dan Proses Pengolahan Kelapa Sawit Dolok Ilir
Berdasarkan survei dan observasi lapangan yang dilakukan di PKS Dolok Ilir
dalam rangka pelaksanaan kegiatan kerja praktek, didapatkan data prosedur tentang
proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan inti sawit (Palm Kernel) untuk
tiap stasiun dimulai dari:
LOADING RAMP
SCRAPPER
STERILIZER
THRESER
DIGESTER
PRESS
17
Gambar 4. Jembatan Timbang
Spesifikasi :
Tahun Pemakaian : 1997
Type : PLTS No:9604
Kapasitas : 40 ton
Proses penerimaan buah di pabrik terlebih dahulu ditimbang di Jembatan
Timbang. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat brutto, berat tarra dan
berat netto TBS dari setiap kebun yang akan diolah di PKS.
Dalam proses penimbangan ini data-data yang penting dan harus diperoleh
adalah :
a) Kebun atau afdeling asal TBS baik dari kebun sendiri ataupun dari pihak
ketiga (masyrakat);
b) Nomor dan tanggal pengiriman;
c) Tujuan pengiriman TBS;
d) Nomor polisi kendaraan berangkat;
e) Jumlah tandan, tahun tanam, dan jam penimbangan;
f) Berat TBS, tanggal dan jam penimbangan;
g) Hal-hal diatas harus diketahui juga oleh asisten pengolahan.
1) Cara Penimbangan Brutto, Tarra, dan Netto :
a. Untuk TBS
- Berat Brutto = Berat truk masuk (berat truk kosong + TBS)
- Berat Tarra = Berat truk keluar (berat truk kosong)
- Berat Netto = Berat Brutto - Berat Tarra
b. Untuk CPO
- Berat Tarra = Berat truk masuk (berat truk kosong)
18
- Berat Brutto = Berat truk keluar (berat truk + CPO)
- Berat Netto = Berat Brutto - Berat Tarra.
2) Prosedur Penimbangan
Truk masuk atau keluar memberi surat ke petugas timbangan lalu
ditandatangani oleh Manager / Maskep. Semua pencatatan untuk penerimaan TBS
dicatat dalam kertas PB25, sedangkan untuk jumlah CPO dan inti yang akan dikirim
dicatat dalam kertas PB33. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan
adalah :
a. Awal penimbangan jarum harus berada pada titik nol;
b. Timbangan dibaca pada posisi maksimum (saat menimbang);
c. Sopir dan kondektur harus turun selama proses penimbangan;
d. Keluar dan masuknya kendaraan harus perlahan-lahan sehingga terhindar
dari goncangan atau benturan;
e. Pemeriksaan kebersihan timbangan dilakukan setiap hari;
f. Pada waktu musim hujan air yang ada didalam pit harus dipompa terus-
menerus untuk menghindari penyimpangan timbangan dan kerusakan
alat;
g. Pemeriksaan total dilakukan sekali seminggu dan terulang dilakukan
sekali setahun sesuai dengan petunjuk jadwal metrologi.
19
Gambar 5. Penimbunan dan Penerimaan TBS Sementara
Kondisi buah kelapa sawit yang baik akan mempengaruhi kualitas minyak
sawit yang akan dihasilkan, selanjutnya buah yang ditimbun untuk dilkukan
penyortiran akan memasuki scraper conveyor dan diteruskan ke vertical sterilizer.
3. Sortasi
Sortasi buah dilakukan terhadap semua TBS dari semua kebun baik kebun
seinduk, PIR, ataupun pihak ke - 3 yang merupakan kebun sendiri ataupun kebun
seinduk. Buah yang disortasi dituang dilantai/pelataran loading ramp, dipilih dan
dipilah atas fraksi 0 sampai fraksi 5, brondolan, tangkai panjang > 2,5 cm, buah
busuk dan buah sakit dipisahkan dan dimusnahkan (dibakar) dengan membuat berita
acara disaksikan oleh asisten afdeling pengirim atau yang mewakili dan diterbitkan
LK (laporanketidak sesuaian). Hasil sortasi panen digunakan untuk menghitung
rendemen distribusi tiap-tiap afdeling pemasok membuat material balance untuk
setiap fraksi, tahun tanam dan setiap afdeling kebun. Jenis buah pada umumnya
adalah jenis Tenera.
20
Kelapa sawit dikenal terdiri dari 3 macam tipe/varietas yang dibedakan
berdasarkan tebal tempurungnya, yaitu :
1) Dura. Yaitu tempurungnya cukup tebal antara 2-8 mm, daging buah relatif
tipis dengan persentasi buah antara 10 -25 %;
2) Tenera. Yaitu tempurungnya sudah menipis antara 0,5 - 4 mm, dengan
persentasi daging buah terhadap buah tinggi antara 60 - 96%;
3) Pisifera. Ketebalan tempurung sangat tipis hampir tidak ada tetapi daging
buahnya tebal. Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar
minyak mesocarp mencapai maksimum dan kandungan asam lemak
bebas (ALB) minimum, yaitu pada saat buah mencapai tingkat
kematangan tertentu/ripe.
Kriteria kematangan yang tepat ini dapat dilihat dari warna kulit buah dan
jumlah buah yang rontok pada tiap tandan. Kelapa sawit mengandung kurang lebih
80% pericarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam
pericarpnya sekitar 34 - 40%. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang
mempunyai komposisi yang tetap.
Selain itu ada beberapa kriteria mutu di dalam sortasi yang dikenakan pinalti
apabila terdapat:
a) Kotoran, berupa sampah, tanah, pasir, dll;
b) TBS tangkai panjang, yaitu panjang tangkai lebih dari 2,5 cm;
c) Buah busuk;
d) Buah sakit.
Proses sortasi TBS dilakukan dengan cara mengambil sample 5% sampai
10% dari produksi atau minimal 1 truk dari setiap afdelling dan untuk pihak ke 3
(plasma, pembelian dan titip olah) disortasi seluruhnya, apabila dalam 1 afdelling
terdapat tahun tanam yang berbeda maka dilakukan sortasi terhadap setiap tahun
tanam. Kriteria matang panen sangat menentukan didalam pencapaian rendemen
minyak dan rendemen inti sawit.
21
1. Fraksi 00
Fraksi 1 adalah golongan buah kelapa sawit yang mentah matang.Pada fraksi
ini, terdapat 5-25% buah sawit yang membrondol atau > 5.
22
Gambar 9. TBS Fraksi matang
c. Scraper conveyor
Sebelum buah memasuki stasiun perebusan, buah yang berada di loading
ramp akan dijatuhkan kedalam scraper conveyor yang berada di bawah loading
ramp, kemudian scraper akan membawa buah tersebut menuju spliter yaitu sebuah
mesin yang berfungsi untuk membuat pori-pori pada buah. Setiap conveyor
digerakkan oleh satu buah motor yang dihubungkan dengan gearbox menggunakan
belt. Gearbox ini berfungsi untuk mengurangi jumlah putaran motor yang tinggi
menjadi rendah kemudian putaran yang berasal dari gear boxakan diteruskan ke
sprocket conveyor menggunakan rantai.
23
Gambar 11. Ffb Spliter
24
a. Dalam hal ini jumlah buah sawit di loading ramp dianggap sudah cukup
untuk diolah dan instalasi di vertical sterilizer sudah diperiksa dan siap
beroperasi serta jumlah operator sudah cukup menjalankan instalasi pabrik;
b. Pastikan pintu bawah VS sudah tertutup dengan baik, bukalah pintu atas VS
dan diikuti menurunkan chute tempat buah sawit meluncur masuk ke VS.
Kemudian bukalah klep dibawah scrapper conveyor agar buah sawit nantinya
dapat turun dari scrapper conveyor;
c. Operasikan scrapper conveyor yang paling terdekat dengan VS yaitu;
Distributing scrapper conveyor, declined scrapper conveyor dan splitter serta
scrapper conveyor depan pintu loading ramp;
d. Tuang buah sawit ke scrapper conveyor depan loading ramp dengan cara
menurunkan pintu loading ramp. Buah sawit yang tertuang akan dibawa
oleh scrapper conveyor hingga ke VS. Biasanya ada komunikasi / aba-aba
dari operator VS ke operator loading ramp agar buah sawit yang dituang
sesuai dengan volume VS;
e. Setelah VS penuh terisi buah sawit, tutup klep scrapper conveyor, naikkan
kembali chute, dan tutup pintu atas VS. Kemudian buanglah air yang diisikan
sebelumnya kedalam VS dengan cara membuka drain clean water valve
hingga habis, tutup kembali drain clean water valve;
f. Buka condensate valve, lalu masukkan steam ke dalam VS sehingga sisa-sisa
air dan udara di dalam VS terbuang. Setelah berlangsung 2 menit tutup
condensat valve namun steam in let valve tetap terbuka sehingga tekan uap
didalam VS perlahan-lahan akan naik hingga 3 bar. Umumnya tekanan 3 bar
ini dapat dicapai 12 hingga 17 menit. Jika tekanan sudah mencapai 3 bar
lakukan penahanan tekanan uap dengan cara menutup steam in let valve
selama 40-45 menit (jika tekanan steam turun bukalah steam in let valve agar
uap/steam masuk kembali kedalam VS / re injection);
g. Jika telah mencapai 40 menit masa penahanan / holding time, buanglah uap
dengan membuka condensate valve selama 2 menit atau tekanan uap sudah
mencapai 1,5 bar, kemudian bukalah exghauststeam valve agar tekanan uap
secepat mungkin mencapai 0 bar;
25
h. Sebelum membuka pintu pastikan tekanan steam didalam VS sudah benar-
benar nol, dengan cara memperhatikan manometer dan membuka keran uap
steam inspection berdiameter 1/2 inchi. Jika masih ada steam yang keluar
cukup deras tunggulah hingga tekanan benar-benar nol;
i. Operasikan scrapper conveyor untuk buah sawit matang rebus mulai dari
paling ujung, yaitu; Distributingscrapper conveyor upper thresshing,
declined scrapper conveyor, mechanical feeder, scrapper conveyor di depan
VS. Kemudian bukalah pintu bawah VS;
j. Setelah pintu bawah VS terbuka, perhatikan jumlah kondensate yang keluar.
Jika kondensat masih banyak, perlu dilakukan pemeriksaan di condensat
valve dan atau di saringan VS;
k. Jalan auger conveyor sehingga buah matang rebus dapat keluar dengan baik.
Pastikan buah matang rebus sudah keluar semuanya dan lakukan prosedur
mulai dari nomor 2.
VS (Vertical Sterilizer) memakai sistem 1 puncak / singe peak karena buah sawit
sudah melewati splitter yang berfungsi memecah buah sawit sehingga penetrasi uap
lebih maksimal dan jumlah udara yang terjebak di dalam VS lebih kecil dibandingHS
(horizontal sterilizer).
26
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
A. Metodologi Pelaksanaan
Dalam penyusunan laporan ini dibutuhkan proses kerja praktik yang baik
serta data-data akurat yang akan digunakan dalam laporan kerja praktik ini. Untuk
memperoleh data-data yang akan digunakan dalam laporan ini maka dilakukan
metode-metode sebagai berikut :
1. Orientasi Lapangan
Pengenalan profil dan sistem pengolahan di PTPN 4. Pabrik Kelapa Sawit
Unit Usaha Dolok Ilir.
2. Metode Survei
Melakukan pengamatan dan analisis masalah yang dihadapi secara langsung
di lapangan yang kemudian diolah dalam bentuk tulisan di laporan.
3. Metode Wawancara
Melakukan wawancara langsung kepada orang-orang di lapangan dan yang
berhubungan langsung dengan proses kerja praktik untuk mendapatkan keterangan
dan penjelasan yang lebih rinci.
4. Metode Literatur
Literatur yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan mengutip buku-buku
pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
27
Dalam melaksanakan pekerjaannya mahasiswa dituntut untuk mandiri dan
bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
1. Kamis, 2 januari 2020
Kegiatan :
a. Menemui Asisten Tata Usaha PKS Dolok Ilir, untuk pengenalan lingkungan
dan peraturan yang ada di PKS Dolok Ilir.
b. Penempatan mahasiswa kepada Pembimbing PKLI.
Lokasi :
a. Kantor PKS Dolok Ilir
b. Ruangan Asisten Tata Usaha
2. Senin,6 januari 2020
Kegiatan :
a. Menemui Pembimbing PKLI.
b. Pembimning PKLI memberikan arahan untuk proses PKLI
Lokasi :
a. Kantor Jaga PKS
3. Selasa, 7 januari 2020
Kegiatan :
a. Menemui Pembimbing PKLI.
b. Pembimbing PKLI memberikan 7 soal pertanyaan seputar proses pengolahan
kelapa sawit.
lokasi :
a. Pabrik Kelapa Sawit Dolok Ilir
4. Rabu, 8 Januari 2020
kegiatan :
a. Pabrik tidak mengolah karena ada kerusakan pada Stasiun Boiler.
b. Mengamati proses Maintenence/perbaikan Boiler.
Lokasi :
a. Stasiun Boiler
b. PKS Dolok Ilir
28
Gambar 14. Stasiun Boiler
5. kamis, 9 Januari 2020
kegiatan :
a. Pabrik tidak mengolah karena ada kerusakan pada Stasiun Boiler.
b. Mengamati proses Maintenence/perbaikan Boiler.
Lokasi :
a. Stasiun Boiler
b. PKS Dolok Ilir
6. Jumat, 10 Januari 2020
Kegiatan :
a. Pabrik sudah mulai mengolah kembali.
b. Mencari jawaban yang sudah di berikan oleh pembimbing PKLI.
Lokasi :
a. Loading Ramp
b. Stasiun Perebusan
29
7. Sabtu, 11 Januari 2020
Kegiatan :
a. Mencari jawaban yang sudah di berikan oleh pembimbing PKLI.
b. Mengamati proses perebusan.
c. Mencari informasi mengenai splitter
Lokasi :
a. Stasiun Perebusan
b. Mesin splitter dan scrapper
Lokasi :
a. Kantor Jaga PKS Dolok Ilir
9. Selasa, 14 Januari 2020
Kegiatan ;
a. Mencari jawaban yang sudah di berikan oleh pembimbing PKLI.
b. Mengamati proses pengolahan kelapa sawit pada Stasiun Bantingan.
30
Lokasi :
a. Stasiun Tresser/Bantingan
b. PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. Stasiun Pressan
b. PKS Dolok Ilir
31
a. Menemui Pembimbing PKLI.
b. Memberikan jawaban yang sudah di temukan.
c. Pembimbing PKLI mereview jawaban yang sudah di berikan.
d. Pembimbing PKLI memberikan soal pertanyaan baru seputar pengolahan
kelapa sawit.
Lokasi :
a. Kantor Jaga PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. PKS Dolok Ilir
Lokasi :
b. PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. Stasiun Minyakan
b. PKS Dolok Ilir
32
Gambar 19. Stasiun Minyakan
15. Selasa, 21 Januari 2020
Kegiatan :
a. Menemui Pembimbing PKLI.
b. Memberikan jawaban yang sudah di temukan.
c. Pembimbing PKLI mereview jawaban yang sudah di berikan.
Lokasi ;
a. Kantor Jaga PKS Dolok Ilir
Lokasi ;
a. Perkebunan Afdeling IV
b. Laboratorium PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. Laboratorium PKS Dolok Ilir
33
Gambar 20. Buah kelapa sawit
18. Jumat, 24 Januari 2020
Kegiatan :
b. Mengupas sampel buah sawit untuk mengetahui potesi minyak buah sawit per
tahun tanam.
Lokasi :
b. Laboratorium PKS Dolok Ilir
34
Lokasi :
a. Kantor Jaga PKS Dolok Ilir
Lokasi ;
a. Stasiun Mono Press
b. Kantor Jaga PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. Perkebunan Afdeling V
b. Laboratorium PKS Dolok Ilir
35
23. Kamis, 30 Januari 2020
Kegiatan :
a. Mengupas sampel buah sawit untuk mengetahui potesi minyak buah sawit per
tahun tanam.
Lokasi :
a. Laboratorium PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. Laboratorium PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. Laboratorium PKS Dolok Ilir
36
26. Senin 03 Februari – Selasa 04 Februari 2020
Kegiatan :
a. Mengupas sampel buah sawit untuk mengetahui potesi minyak buah sawit per
tahun tanam.
Lokasi :
a. Laboratorium PKS Dolok Ilir
Lokasi :
a. Komplek Perumahan Staf dan Karyawan PKS Dolok Ilir
28. Kamis, 05 Februari 2020
Kegiatan ;
a. Persiapan pemberian cindera mata
Lokasi :
a. Komplek Perumahan Staf dan Karyawan PKS Dolok Ilir
29. Jumat, 06 Februari 2020
Kegiatan ;
a. Menemui Pembimbing PKLI untuk penyerahan cinderamata
b. Penilaan mentor/pendamping lapangan terhadap mahasiswa
Lokasi :
a. Komplek Perumahan Staf dan Karyawan PKS Dolok Ilir
30. Sabtu, 07 Februari 2020
Kegiatan ;
a. Menemui Manajer PKS Dolok Ilir.
b. Acara perpisahan dan pemberian cinderamata.
Lokasi :
a. Kantor PKS Dolok Ilir
37
B. Pekerjaan Secara Spesifik
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan industri (PKLI) penulis
mengambil topik laporan praktek kerja lapangan mengenai Pemanfaatan Ffb Splitter
Machine Untuk Megurangi Waktu Perebusan Tandan Buah Segar Di Pt. Perkebunan
Nusantara Iv Dolok Ilir.
Untuk mengetahui manfaat dari Ffb Splitter Machine, penulis meninjau
langsung mesin yang digunakan untuk menusuk tandan buah segar kelapa sawit
tersebut untuk mengetahui apa saja manfaat dari mesin tersebut. Dalam
pelaksanaanya penulis hanya diijinkan untuk mengamati dan melakukan wawancara
dengan karyawan yang sedang bekerja saat mengoperasikan mesin tersebut.
Adapun hasil dari pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan
mengenai Ffb Splitter Machine akan dijelaskan sebagi berikut,
baik dan tidak membuang waktu daripada merebus tanpa membuat pori.
38
a. Komponen Utama Ffb Splitter Machine
Pada intinya, mesin terdiri dari dua bagian besar, bagian motor yang
berfungsi sebagai penggerak, dan bagian poros berduri sebagai penusuk TBS. Mesin
ffb splitter utuh memiliki komponen sebagai berikut:
a) Penghubung (Joint)
Komponen ini merupakan penghubung putaran motor listrik dan poros thron.
b) Thron
Komponen ini merupakan poros berduri yang berfungsi untuk menusuk TBS
c) Bearing
Komponen ini merupak dudukan poros thron yang berfungsi untuk
membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu
bergerak pada arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros agar selalu
berputar terhadap sumbu porosnya, atau juga menjaga suatu komponen yang
bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya.
d) Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energy listrik menjadi energy
mekanik. Alat inilah yang penggerak utama mesin ffb splitter
39
e) Rangka atau Chasing
Rangka ini berfungsi menyangga setiap komponen dan melindungi,
mesinnya. Biasanya rangka terbuat dari baja sehingga cukup kuat untuk menopang
mesin agar berdiri tegak
2. Manfaat Ffb Splitter Machine (Keuntungan dan Kekurangan)
Manfaat penggunaan ffb splitter machine pada proses pengolahan TBS adalah
sebagai berikut :
1) Ffb Splitter machine bermanfaat untuk mempermudah jalannya perebusan
dengan melubangi TBS yang dimaksudkan agar steam boiler dapat
melakukan perebusan lebih maksimal dan baik yang hal ini berdampak pada
kuliatas CPO dan waktu perebusan.
2) Adapun kekurangan dari mesin ffb splitter ini yaitu karena TBS ditusuk maka
minyak akan sedikit keluar dan bercampur dengan air rebusan saat perebusan
berlangsung maka dari itu minyak akan terserap oleh tandan kelapa sawit dan
mengakibatkan bertambahnya losis (kehilangan minyak) pada tandan kosong
kelapa sawit. Kekurangan ini bias di minimalisir dengan menggunakan empty
fruit bunch press machine (mesin press tandan buah kosong)
3. Tinjauan Umum Mesin Ffb Splitter Untuk Megurangi Waktu Perebusan
Tandan Buah Segar
Perebusan yang dilakukan dengan tekanan uap 2,8 kg per cm2 dengan
waktu antara 80 sampai 90 menit merupakan yang paling optimal karena
menghasilkan minyak dan inti yang memuaskan Selain itu pada perebusan juga
perlu dilakukan pengurusan udara agar udara bisa keluar dan digantikan oleh uap
40
air sebagai media perebusan. pengurasan udara dilakukan pada saat awal proses
perebusan dimana uap dimasukkan melalui kran pemasukan (inlet valve),
sedangkan Kran pengeluaran dibiarkan terbuka. pengurasan lainnya lakukan pada
saat tekanan mencapai puncak pertama pada tekanan sekitar 2,3 bar dan pada
puncak kedua dengan tekanan sekitar 2,5 bar. Setelah pengurusan pada puncak
kedua selesai. Uap dimasukkan hingga mencapai tekanan sekitar 2,8 bar dan
dipertahankan selama beberapa lama sesuai kebutuhan.
tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh rebusan yang norma
sebagai berikut :
41
diterima oleh setiap lapisan buah yang tidak sama. Penurunan suhu uap pada
lapisan yang lebih bawah menyebabkan penurunan tekanan uap. Waktu
perebusan berlangsung lebih lama apabila lapisan buah yang dilalui uap semakin
banyak. menyebabkan penurunan tekanan uap. Waktu perebusan berlangsung
lebih lama apabila lapisan buah yang dilalui uap semakin banyak. Sistem
perebusan tiga puncak (tripple peak) banyak digunakan, selain berfungsi sebagai
tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik yaitu adanya guncangan yang
disebabkan oleh adanya perubahan yang cepat. (Boyke Loebis, 1989)
42
Mahendra Pohan, Endang E. LumbanBatu yang mana ketiga mahasiswa ini adalah
mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Stambuk 2016 yang sama dengan Penulis.
Proses Pelaksanaan PKLI dimulai pada tanggal 02 Januari 2020 dengan
menemui Ibu Widya K. Laningsih, Selaku Asisten Tata Usaha PT. Perkebunan
Nusantara IV PKS Dolok Ilir. Pada awal pelaksanaan PKLI penulis dan teman
diberikan arahan dan instruksi mengenai lokasi PKS, struktur organisasi, peraturan
PKS, Memberitahukan pembimbing selama PKLI dan jadwal mahasiswa selama
PKLI di PTPN IV PKS Dolok Ilir. Pembimbing mahasiswa selama berada di PKS
Dolok Ilir adalah bapak Derman Damanik, Selaku Masinis Reparasi PT. Mahasiswa
diberikan penjelasan awal seputar proses pengolahan kelapa sawit dan beberapa
pertanyaan untuk ditanyakan kepada pekerja pengolahan pada saat proses
pengolahan kelapa sawit belangsung.
Pada tanggal 11 januari penulis sudah mulai melakukan pengumpulan data
dan informasi mengenai mesin splitter untuk di jadikan judul laporan PKLI dan pada
minggu ke 1 bulan Februari Penulis dan teman-teman melakukan bimbingan dan
pengumpulan data pendukung dalam pembuatan laporan PKLI. Pada Jum’at 7
Februari 2020, penulis beserta mahasiswa lainnya melakukan perpisahan dengan
PTPN IV PKS Dolok Ilir. Perpisahan dilakukan dengan Pembicaraan antara bapak
Dhanny Hermawan, selaku Manager PT dan mahasiswa PKLI. Prosesi akhir
perpisahan dilakukan dengan penyerahan Plakat ke PTPN IV. PKS Dolok Ilir dan
melakukan Foto bersama sebagai penutup perpisahan PKLI.
43
Pada Pelaksanaan PKLI ini juga penulis mendapat banyak pengalaman dan
ilmu berharga dari rekan-rekan mahasiswa universitas lain, petugas laboratorium,
dan terutama pembimbing lapangan yang menyambut baik kami selama PKLI.
Pelaksanaan PKLI sangat lah dibutuhkan oleh mahasiswa, hal ini karena
mahasiswa dapat menghubungkan dan menerapkan teori-teori yang didapat selama
perkuliahan di dunia industri. Dari hal ini penulis membuat beberapa hal yang dapat
menajdi refleksi selama pelaksanaan PKLI yaitu:
1. Pada dunia industri, mahasiswa harus dapat menerapkandan menghubungkan
teori-teori yang di perkuliahan dengan praktek nyata di dunia industri.
2. Penulis mendapat banyak manfaat dari hasil kegiatan selama PKLI terutama
dalam prosedur,Proses dan management Pabrik Kelapa Sawit.
3. Penulis dituntut lebih disitplin dan bertanggung jawab selama PKLI.
4. Penulis juga berpendapat bahwa PKLI menjadi kegiatan penting dalam menjalin
kerjasama antara Universitas dan Dunia Industri dalam menciptakan Karakter
mahasiswa yang lebih baik.
44
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) dan
penyusunan laporan, maka saya dapat memberi kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis banyak belajar bagaimana sistem kerja dalam perusahaan, bagaimana
cara bersosialisasi dengan karyawan.
2. Pabrik Kelapa Sawit Unit Dolok Ilir adalah salah satu unit usaha milik PT
Perkebunan Nusantara IV yang Mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
CPO (Crude Palm Oil).
3. Kapasitas Pengolahan TBS di PKS Dolok Ilir 30 Ton TBS/jam.
4. Ffb Splitter Machine adalah unit mesin yang berfungsi menyucuk atau membuka
tandan buah sawit baik yang masak maupun yang belum masak benar. Tusukan
Thorn pada buah sawit yang sampai kebagian dalam menjadi jalur yang
memudahkan penetrasi steam boiler sehingga proses perebusan akan berjalan
lebih baik dan tidak membuang waktu daripada merebus tanpa membuat pori.
5. Penulis banyak mengetahui bagaimana sistem kerja dari tiap-tiap Stasiun
sehingga menambah wawasan dan pengetahuan.
6. Penulis mendapat pengalaman yang sedemikian rupa sehingga menambah
Pengetahuan maupun penyesuaian dengan lingkungan kerja.
7. Penulis mampu memahami prosedur pengolahan kelapa sawit di PTPN IV
Dolok Ilir
8. Jika salah satu unit mesin pada salah satu stasiun terjadi kerusakan maka akan
berpengaruh negatif pada proses pengolahan selanjutnya, bahkan dapat
menghentikan proses pengolahan kelapa sawit.
B. Saran
Penulis dalam hal ini menyampaikan beberapa saran yang berkenaan dengan
kondisi Pabrik Pengelolaan Unit Dolok Ilir saat ini, antara lain :
1. Lebih meningkatkan dan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
45
2. Meningkatkan hasil produksi dengan lebih memperhatikan quality produk
dari setiap produk yang dihasilkan.
3. Mengurangi losses yang kerap sekali terjadi di setiap stasiun, yang jika di
perhitungkan dapat menghasilkan gaji sehari satu orang pekerja.
4. Meningkatkan kenyamanan dilingkungan pekerjaan.
5. Meningkatkan perawatan mesin-mesin di PKS Dolok Ilir.
46
DAFTAR PUSTAKA
PTPN IV (Pesero), 2010. Standar Operasional Prosedur PTPN IV. Medan
Badan Standar Nasional. 1992. Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO). SNI 01- 3184-
1992. Jakarta: Departemen Perdagangan.
47
LAMPIRAN :
Foto Dokumentasi
48
Surat Pengantar Ketempat PKLI
49
50
Surat Ketersedian Dari Tempat PKLI
51
52
Daftar Hadir Mahasiswa PKLI
53
54