Pada baba ini akan dipelajari Persamaan Diferensial Biasa yang memainkan peranan penting
sebagai bahasa didalam merumuskan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang melibatkan ilmu
pengetahuan dan keteknikan. Dalam bab ini pembicaraan dimulai dengan pernyataan yang jelas dari
definisi prinsip dan teorema yang berkaitan dengan Persamaan Diferensial Tingkat Satu beserta ilustrasi
dan deskriptif lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan metode menyelesaikan PD tingkat dua.
Suatu Persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang menghasilkan fungsi yang tak
diketahui terhadap turunannya terhadap satu atau lebih peubah bebas Diklasifikasikan ada 2 jenis, yaitu
Persamaan Diferensial Biasa dan Persamaan Diferensial Parsial. Salah satu klasifikasi yang jelas adalah
dengan melihat apakah fungsi yang tak diketahui bergantung pada satu atau lebih . Bila hanya satu
disebut Persamaan Diferensial Biasa, dan jika fungsi yang tak diketahui bergantung pada lebih dari satu
variabel bebas disebut Persamaan Diferensial Parsial.
2U x, y 2U x, y
1. 0 Persamaan potensial
x 2 dy 2
2U x, t U x, t
2.
2
Persamaan difusi atau induksi panas.
x 2 t
A. Pengertian Persamaan Diferensial dan Definisi-Definisi.
Banyak masalah penting dalam teknik, ilmu fisika dan ilmu sosial ketika diformasi dalam bentuk
matematika memerlukan penelitian dari suatu fungsi yang memenuhi suatu permasalahan yang
mengandung satu atau lebih derifatif dari fungsi yang tidak diketahui. Persamaan semacam ini disebut
Persamaan Diferensial. Beberapa gambaran bagaimana terbentuknya suatu Persamaan Diferensial
diberikan dibawah ini :
a. Suatu kurva yang mempunyai koefisien arah (slope) garis singgungnya pada setiap titik (x,y) sama
dengan dua kali jumlah koordinat titik itu diberikan oleh
2x y
dy
dx
b. Persamaan diferensial dari berkas kurva parabola . Apabila didiferensialkan diperoleh
pers: . Parameter c dieliminasi dengan menggunakan persamaan berkas parabola
diatas diperoleh PD:
c. Faktor utama yang mempengaruhi mendinginnya suhu benda dengan suhu media sekelilingnya,
menurut hukum pendingin Newton.
Misalkan T adalah suhu benda pada waktu t dan Tm sebagai suhu media sekelilingnya maka hukum
Newton dapat dinyatakan sebagai persamaan diferensial: dT k T Tm
dt
Setelah memahami bagaimana terbentuknya suatu Persamaan Diferensial akan diberikan suatu definisi
dari Persamaan Diferensial.:
Definisi : Suatu Persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih
turunan dari fungsi yang tak diketahui..
PUPD : f xdx g y dy 0
- Persamaan Diferensial Dengan Variabel Yang Dapat Dipisahkan.
Bentuk Umum :
f x V y dx g x U y dy 0
Dibagi dengan fungsi g x V y diperoleh Persamaan Diferensial dengan variabel terpisah
yaitu :
f x U y
dx dy 0
g x V y
f x U y
PUPD : g x dx V y dy 0
Contoh :
dy x2
1. Selesaikan Persamaan Diferensial :
dx 1 3 y 2
Penyelesaian dapat ditulis : 1 3 y dy x dx 0
2 2
1 3 y dy x 2 dx 0
2
1 3
PUPD : y y x c
3
3
2. x 2 y 1 dx y 2 x 1 dy 0
x2 y2
diubah menjadi dx dy 0 maka dengan mengintegralkan
x 1 y 1
1 1
x 1 dx y 1 dy 0
x 1 y 1
diperoleh x 12 y 12 2 ln x 1 y 1 C
Persamaan Diferensial tingkat satu dan derajat satu disebut Persamaan Diferensial Homogen,
Jika Persamaan Diferensial tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk :
f y / x
dy
(2.1)
dx
Contoh :
x 2
y 2 dx 2 xy dy 0
Penyelesaian :
dy
x2 y 2
1 y / x 2
dx 2 xy 2 ( y / x)
1 v dx 2v(vdx x dv) 0
2
2v dv dx
0
1 3v 2 x
1 d 1 3V 2 dx
3 1 3V 2
x
C
ln 1 3v 2 x3 C maka
y2 3
PUPD : 1 3 x C
x 2
y
2. e y / x dx dy 0
x
Penyelesaian :
Misalkan y vx
e v
v dx v dx x dv 0
e v dx x dv 0
dx
x
e v dv C ,
y/ x
diperoleh PUPD : ln x e C
y x2 y2
3. Selesaikan : y '
x
y
PUPD : arc sin ln Cx
x
y
arc sin
Atau Cx e x
Bentuk umumnya :
p x dx
Cara mendapatkan Penyelesaian umumnya : Gandakan Persamaan Diferensial dengan e
Didapat :
dy p x dx p x dx p x dx
e y P( x) e Q( x ) e
dx
d p x dx Q( x ) e p x dx
ye
dx
p x dx p x dx
PUPD : y e Q( x ) e C
p x dx
Dimana : e dinamakan faktor pengintegral dari Persamaan Diferensial.
Contoh :
1
1.Selesaikan Persamaan Diferensial y' x y 4 x
2
Penyelesaian :
p x dx
Faktor Pengintegral e e
x 1dx
= eln x x
PUPD : y x 4 x 2 x dx C
atau xy x 4 C
dy
2.Selesaikan PD : Cos x y sin x 1
dx
Penyelesaian :
dy
Persamaan Diferensialnya dapat ditulis : y tg x sec x
dx
Faktor pengintegral e
pdx
e tg x dx e ln sec x sec x
y cos x tg x C cos x
y sin x C cos x
Bentuk umumnya:
Substitusi : Z y1 n maka Z 1 ny n y
1. y x 1 y y 3 x 3
Penyelesaian : Substitusi z y13 y 2
z ' 2 y 3 y'
Faktor Pengintegral : e
1
2 x dx 2
eln x x 2
PUPD : z x 2 2 x 3 x 2 dx C x 2 C
z y 2 PUPD : y 2 x 2 x 2 C
2
atau y x 4 cx 2
dy
2. y tg x y 3 sec x
dx
Buktikan PUPDnya : 2 1
y
C sec x 2 tg x sec x
2
Disebut Persamaan Diferensial Eksak ; Jika ada suatu fungsi F x, y yang diferensial totalnya
sama dengan M x, y dx N x, y dy yaitu :
F F
dF dx dy M x, y dx N x, y dy
x y
Teorema :
F x, y F x, y
M x, y dan N x, y
x y
Dari kedua hubungan ini dapat dicari F x, y sebagai berikut :
F x
Dari M x, y maka F x, y M x, y dx R y atau
x
F
y
N x, y maka F x, y N x, y dy Qx ,
y
x
Dimana : M menyatakan bahwa dalam integrasi y dipandang konstanta dan dalam hal ini
x y
F dR( y )
x
M dx N x, y (2.3)
y y dy
Maka dari persamaan (2.3) diatas dapat ditemukan : R(y) atau Q(x) lalu substitusi ke (2.2) dan
didapat :
PUPD : F x, y C
1. 3x 4 xy 2 dx 2 y 3 y 2 4 x 2 y dy 0
2
Penyelesaian :
Disini : M x, y 3x 2 4 xy 2 dan N x, y 2 y 3 y 2 4 x 2 y
M N
8 xy
y x
F dR
4x 2 y 2 y 3y 2 4x 2 y
y dy
dR
2 y 3y 2 4x 2 y 4x 2 y
dy
R y y 2 y 3
Jadi PUPD : F x, y x 3 y 2 y 3 2 x 2 y 2 C
1
2. Persamaan Diferensial cos x ln y 4 dx
sin x
dy 0
x y4
Penyelesaian :
M x, y cos x ln y 4 ; N x, y
1 sin x
x y4
M N cos x
, Persamaan Diferensial diatas adalah eksak.
y x y 4
PUPD : F x, y sin x ln y 4 ln x C
maka salah satu cara digunakan faktor pengintegral sedemikian Persamaan Diferensial menjadi eksak.
Suatu fungsi yang tidak nol vx, y disebut faktor pengintegral untuk M x, y dx N x, y dy 0 , jika
persamaan diferensial V x, y M x, y dx V x, y N x, y dy 0 adalah eksak.
Syarat perlu dan cukup untuk ini adalah :
(VM (VN ) V M V N
atau M V N V
y x y y x x
V M V N
M V N V , berubah menjadi
y y x x
M dV N dV
V N V ; atau VM y N VN x
y dx x dx
dV My Nx
Jadi : dx
V N
My Nx
Karena V f (x) ; maka juga hanya merupakan fungsi dari x saja katakanlah h(x) .
N
dV
Sehingga h(x)
V
ln V h( x) dx
V e
h ( x ) dx
V e
h ( x ) dx
M
M x2 x y 1
Disini : y M N Pers. Dif. Tidak Eksak
N y x
Nx 1
x
M N
Sedangkan y x 1 1 2
N x x
2
dx 1
Faktor pengintegral : v e x
e 2 ln x
x2
1
Persamaan Diferensial (i) dikalikan dengan v menjadi
x2
1 y 1
1 2 dx dy 0 Persamaan Diferensial Eksak
x x x
PUPD. Berbentuk F x, y C
1 y
F x, y 1 2 dx dx R y x ln x R y
1 y
x x 2 x
F 1 dR( y ) 1
maka R y C
y x dy x
y
PUPD x ln x C
x
2. 2 xy dx y 2 3x 2 dy 0
Penyelesaian :
M
M 2 xy 2x
y M N Pers. Dif. Tidak Eksak
N y x
N y 2 3x 2 6 x
x
3. ( y xy 2 ) dx x x 2 y dy 0
Penyelesaian :
M
1 2 xy M N
y
dan v= f(x,y)
N
1 2 xy y x
x
z z
Misalkan z= xy maka y dan x diperoleh
x y
v 2 2
dz = dz
v xy z
2
dz 1 1
Faktor pengintegral v e z
e 2 ln z 2
2 2
z x y
y xy 2 x x2 y
Dengan demikian , PD eksaknya adalah 2 2 dx 2 2 dy 0
x y x y
1 x
Yang mempunyai penyelesaian F ( x, y ) ln C
xy y
Banyak masalah ilmu pengetahuan dan Rekayasa yang bilamana dirumuskan secara matematis
menjadi masalah nilai batas (Boundary-Value Problems). Yaitu persamaan diferensial dan syarat-syarat
yang berhubungan dengannya.
Penyelesaian masalah ini sangat bernilai bagi seseorang yang ingin mendalami masalah fisika,
mekanika biologi, kedokteran dan sebagainya.
Dalam perumusan matematis suatu masalah fisis dipilih suatu model matematis dan seringkali
mendekati situasi sebenarnya. Sebagai contoh dalam gerakan perputaran bumi mengelilingi matahari,
kita memandang matahari dan bumi itu sebagai suatu titik.
Jika suatu model matematis dan perumusan matematis yang berkaitan menjadi sangat baik
dengan yang diramalkan dari pengamatan atau percobaan, maka model itu baik. Sebaliknya suatu model
baru mungkin dipilih.
A. Pertumbuhan Populasi
Banyak masalah terapan cenderung memperhatikan perilaku suatu besaran, sebut saja X t
yang mana laju perubahan terhadap waktu sebanding dengan lengan X , digambarkan dalam
persamaan diferensial sebagai :
dX
k X , k = konstanta ; t = waktu
dt
Hasil ini disebut peningkatan eksponen atau penurunan eksponen, tergantung apakah konstanta
k nya positip atau negatip sesuai dengan yang diketahui. Sket dari fungsi penyelesaian ini berupa fungsi
eksponensial. Kasus x0 0 diberikan oleh gambar (1)
X(t)
X(t
X0
)
X0 t
t
Gambar 1(a) Gambar 1(b)
Model sederhana untuk pertumbuhan populasi diperoleh dengan memperkirakan bahwa laju
pertambahan populasi pada tiap waktu adalah sebanding terhadap ukuran populasi pada waktu
tersebut. Jika P(t) adalah populasi pada waktu t, maka
dP
kP (3.1)
dt
P P0 e kt (3.2)
1
td ln 2
k
TUGAS 2:
Kunci Jawaban :
B. Peluruhan Radioaktif
Misal N ( t ) menunjukkan jumlah atom-atom radioaktif di dalam sampel dari bahan radioaktif,
kemudian melalui eksperimen diperoleh kenyataan bahwa N meluruh dengan laju yang sebanding
terhadap jumlah atom-atom radioaktif yang ada. Secara matematis dapat dituliskan rumus peluruhan
radioaktif sebagai persamaan diferensial :
dN
KN
dt
dimana K adalah konstanta negatif.Penyelesaian umum dari PD diatas adalah :
N N 0 e kt
dimana N 0 menunjukkan pada jumlah atom-atom radioaktif pada saat awal karena K negatif
dapat dilihat bahwa N ( t ) meluruh secara eksponensial terhadap waktu. Waktu yang diperlukan tepat
separuh dari jumlah atom-atom radioaktif yang dibagian awal ada dalam sampel untuk meluruh disebut
Waktu Paruh Bahan.
1 1
Ambil N N 0 sehingga N 0 N 0 e K1 / 2
2 2
1
t1 ln 2
2 K
Perhatikan bahwa t 1 tidak bergantung N 0 yang memenuhi sifat dari bahan radioaktif.
2
Aplikasi dari peluruhan radioaktif adalah penentuan umur organisme. Selama masa hidup
14
organisme ditemukan bahwa rasio dari radio aktif C (Carbon 14) terhadap carbon yang ada dalam
organisme, mendekati nilai konstan dan sama dengan rasio pada medium yang mengelilingi. Namur
demikian, ketika organisme mati, jumlah carbon 14 yang ada didalamnya berkurang karena peluruhan
radioaktif. Karena diketahui waktu paruh dari carbon 14 adalah mendekati 5600 tahun, dengan
14
mengukur jumlah C didalam organisme Sangat memungkinkan untuk memastikan umur organisme
itu.
Tugas mandiri 3
k T Tm
dT
(4.1)
dt
dimana k adalah konstan. Tanda minus didepan konstanta k adalah hal yang biasa diberikan. Untuk
meyakinkan bahwa k selalu bernilai positif. Diasumsikan bahwa Tm adalah konstan. Jika demikian maka
penyelesaian umumnya:
T Tm C e kt (4.2)
dari persamaan (4.2) jika t maka suhu benda mendekati media sekelilingnya T Tm . Hal ini
pasti konstan dengan pengalaman kita sehari-hari. Lihat gambar 2 yang menjelaskan bahwa menurut
hukum pendingin Newton benda mendekati suhu ruangan secara eksponensial.
T0
Benda mendingin
Tm
T0 Benda memanas
Gambar 2
Tugas mandiri 4
Sebuah batang besi panas yang suhunya
diletakkan dalam ruangan yang suhunya 700F setelah 2
menit suhu besi menjadi 2100F. Berapa suhu batang
besi
Kunci jawaban :
Tingkat Persamaan Diferensial dapat dilihat dari turunan tertinggi yang termuat dalam
Persamaan Diferensial itu. Dalam bab ini pusat perhatian dititik beratkan pada unsur-unsur dari teori
tentang penyelesaian Persamaan Diferensial linier dan membicarakan metode untuk memperoleh
penyelesaian umum.
Tentu saja penyelesaian umum persamaan diferensial linier tingkat satu dengan koefisien
konstan ataupun koefisien peubah sudah diketahui pada bab 1. Selanjutnya oleh karena ada beberapa
kesulitan aljabar, yang akan dicari dalam penyelesaian ini adalah Persamaan Diferensial linier tingkat n
dengan koefisien konstan dan bentuk khusus. Adapun Persamaan Diferensial linier dengan koefisien
peubah secara eksplisit sulit dicari penyelesaiannya tetapi dapat diselesaikan dengan metoda deret
kuasa atau secara numerik.
Bentuk Umum :
d2y dy
a0 2
a1 a2 y 0 (2.6)
dx dx
dengan a0, a1, a2 adalah konstan. Misalkan y = emx merupakan penyelesaian dari PD tersebut, maka
harus memenuhi (2.6):
a0 m 2 e mx a1memx a2 e mx 0
e mx (a0 m 2 a1m a2 ) 0
y = c1 e m1 x + c2 e m2 x
2) Jika m1 m2 = m (merupakan akar-akar yang real dan kembar yaitu bernilai m) , maka PUPD :
y = e m x ( c1 + c 2 x )
3) Jika terdapat akar komplek sekawan m12 = a b i , sedangkan yang lain real dan berbeda ,
maka PUPD :
y = e a x ( c1 cos bx + c2 sin bx )
Untuk penyelesaian PD Linier tingkat n dengan koefisien konstan tereduksi caranya sama dengan
tingkat dua tersebut diatas , hanya tinggal menjeneralisir saja.
Contoh :
persamaan karakteristik : m2 + 5 m + 6 = 0
PUPD : y = c1 e 3 x + c2 e 2 x
y(0) 0 0 = c 1 + c2 ( i )
jadi PPPD : y = - e 3 x + e 2 x
Tugas Mandiri
Kunci jawaban :
PUPD: y = ( c1 + c2 x)
2) Selesaikan
Kunci Jawaban :
3) Selesaikan
Kunci jawaban :
Penyelesaian umum dari PD tingkat dua linier nonhomogen dengan koefisien konstan :
d2y dy
a0 2
a1 a2 y F ( x) ( 2.7)
dx dx
dengan a0, a1, a2 konstan, kita peroleh dari penyelesaian PD tereduksi (PD homogen) , yaitu yc , dan
penyelesaian partikulirnya yaitu yp.
PUPL : y = yc + yp.
Persamaan 2.7 dapat pula ditulis sebagai berikut : y py qy F (x) (2.8)
dina p dan q adalah konstan. Misalkan y1(x) dan y2(x) adalah dua penyelesaian yang bebas linier yang
berkaitan dengan PD homogen : y py qy 0
maka penyelesaian umum dari PD homogen : yc = c1 y1(x) + c2 y2(x)
Metoda variasi parameter meletakkan kembali konstanta c1 dan c2 sebagai fungsi L1(x) dan L2(x)
sedemikian hingga yp penyelesaian dari PD (2.8) :
Yp = L1(x) y1(x) + L2(x) y2(x)
Dimana L1(x) dan L2(x) mengikuti sifat :
Dua persamaan dengan 2 bilangan anu L1 (x) dan L2 (x) pasti dapat diselesaikan dengan aturan Cramer
1
: L1 (x) = dan L2 (x) = 2 .
Contoh :
Dapatkan penyelesaian umum dari y 4 y 4 y e 2 x ln x
Penyelesaian :
Penyelesaian umum dari PD homogen yang berkaitan adalah :
yc = c1 e-2x + c2 x e-2x
sehingga penyelesaian partikulir dari PD Lengkap diatas adalah :
yp = L1(x) e-2x + L2(x) x e-2x
dimana :
L1 (x) e-2x + L2 (x) x e-2x = 0
L1 (x) (-2 e-2x ) + L2 (x) e-2x (-2x +1) = e-2x ln x
atau L1 (x) + L2 (x) x = 0
L1 (x) (-2 ) + L2 (x) (-2x +1) = ln x
0 x
ln x 1 2 x x ln x 1 2
L1 (x) =
1 x
=
1
= -x lnx L1(x) = x ln x dx =
4
x (1-2lnx)
2 1 2x
1 0
2 ln x ln x
L2 (x) =
1 x
=
1
= lnx L2(x) = ln x dx = x ( lnx 1 )
2 1 2x
sehingga penyelesaian partikulir dari PD Lengkap diatas adalah :
1 2
yp =x (1-2lnx) e-2x + x ( lnx 1 ) x e-2x
4
1 2 -2x
= x e (2 lnx 3 )
4
1 2 -2x
Jadi PUPL y = c1 e-2x + c2 x e-2x + x e (2 lnx 3 ) .
4
Contoh:
PUPR: y = ex (c1 + c2 x + c3 x2 ).
d dy d2y
Operator D adalah operator diferensial. Jika dapat ditulis sebagai D maka = Dy dan
dx dx dx 2
= D2y . Sedangkan D-1adalah operator integral: D-1y = y dx atau D-1 = dx dengan demikian D-2y
berarti mengintegralkan y dua kali.
d2y dy
Padang kembali PD lengkap (2.9): a0 2
a1 a2 y F ( x)
dx dx
dengan a0, a1 dan a2 konstan , berubah menjadi :
a0 D2 y a1D1 y a2 y F ( x) (2.11)
Jika dimisalkan F(D ) = a0 D2 a1D1 a2
F(D ) disebut Polonomial operator D . Dan persamaan (2.11) dapat ditulis menjadi :
F(D ) y = F(x) (2.12)
PD homogen dapat ditulis : F(D ) y = 0 (2.13)
yp adalah penyelesaian partikulir yang merupakan penyelesaian dari (2.11).
Metode operator D dapat digunakan untuk mendapatkan penyelesaian partikulir :
1
yp = F ( x) (2.14)
F ( D)
Sekarang perhatikan (2.14), F(D ) dapat diuraikan menjadi :
F ( D) ( D m1 )D m2
1 1
maka yp = F ( x)
( D m1 ) ( D m2 )
dimana masing masing pecahan operator dioperasikan terhadap R(x), misalkan pada bagian
1
R( x) = u atau Du mn u = R(x) merupakan PD linier tingkat satu, dengan bentuk
( D mn )
e
mn x mn x
penyelesaian : u = e R( x)dx , dan kemudian hasilnya dioperasikan kembali pada operator
berikutnya sehingga didapat penyelesaian partikulir. Diberikan teorema berikut yang sangat bermanfaat
untuk memperoleh penyelesaian PD lengkap, namun untuk kemudahan pembuktian kita terapkan pada
PD order 2:
( D2 pD q) y F ( x)
yang kemudian dapat di generalisasi pada F(D) derajat n.
Teorema 2.5 :
1 1
1. [ eax ] = eax , dimana F(a) 0
F ( D) F (a)
1 1
2. [ eax f(x) ] = eax f(x).
F ( D) F ( D a)
1 1
3. [ sin(ax+b) ] = sin(ax+b) , dimana F( -a2 ) 0
2
F (D ) F (a 2 )
1 1
[ cos(ax+b) ] = cos(ax+b) , dimana F( -a2 ) 0
2
F (D ) F (a )
2
1
4. Pn(x) = ( a0 + a1 D + a2 D2 + + an Dn ) Pn (x).
F ( D)
1 1 F ( D)
5. [ x V(x) ] = x V(x) - V(x).
F ( D) F ( D) {F ( D)}2
Rumus berikut ini akan banyak penggunaannya :
Penyelesaian :
PR : D2 + 1 = 0
PK : m2 + 1 = 0
Akar-akar : m12 = i
PUPR : yc = c1 cos x + c2 sin x.
1 1
PP : yp = e2x = e2x
D 1
2
5
1 2x
PUPL : y = c1 cos x + c2 sin x +
e
5
2. Dapatkan penyelesaian umum dari y y 12 cos 2 x sin x
Penyelesaian :
PUPR : yc = c1 cos x + c2 sin x.
PP : yp = 1 ( 12 cos 2 x sin x )
D2 1
1 1
yp = 12 cos 2 x 2 sin x )
D 12
D 1
= 1 12 cos 2 x Im{ 1
ei x
3 ( D i)( D i)
1
= 4 cos 2 x Im{ e i x = 4 cos 2 x Im{ 1 e i x .1
( D i)2i 2i ( D i)
ix
= 4 cos 2 x Im{ 1
e i x .1 = 4 cos 2 x Im{e 1 1}
2i ( D i) 2i D
i ix i
= 4 cos 2 x Im{ e x} = 4 cos 2 x Im{ x(cos x i sin x)}
2 2
1
= 4 cos 2 x x cos x
2
1
PUPL : y = c1 cos x + c2 sin x 4 cos 2 x x cos x
2
Dapatkan penyelesaian umum :
Dapatkan penyelesaian umum :
Sering kali persamaan diferensial yang diselesaikan merupakan persamaan diferensial dengan
koefisien tidak konstan sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan teknik teknik tersendiri. Dalam bab
ini akan dicari penyelesaian dari persamaan diferensial linier tingkat n dengan koefisien tidak konstan
yang berbentuk khusus, yaitu PD Cauchy-Euler. Adapun Persamaan Diferensial linier dengan koefisien
peubah yang diluar bentuk khusus tadi secara eksplisit sulit dicari penyelesaiannya tetapi dapat
diselesaikan dengan metoda deret kuasa atau secara numerik.
d2y dy
(ax b) 2 2
P1 (ax b) p2 y F ( x) (2.15)
dx dx
disebut dengan Persamaan Diferensial Cauchy-Euler. Pada persamaan tersebut a1 , a2 dan an merupakan
konstanta-konstanta dan F adalah fungsi yang kontinu. Untuk menyelesaikan (2.15) dilakukan subtitusi
sehingga (2.15) menjadi PD dengan koefisien konstan. Untuk itu dimisalkan
et = ax + b maka t = ln(ax+b)
sehingga dt a
dx ax b
y = dy dy dt a dy
= a dy (2.16)
dx dt dx ax b dt ax b dt
d dy = d a dy = a 2 d 2 y dy
y 2
2
dx dx dx ax b dt (ax b) dt dt
y a2 dd
1 y (2.17)
(ax b) dt dt
2
Misalkan operator d = maka (2.16) , (2.17), (2.18), (2.19) dapat ditulis kembali :
dt
(ax b) y = a y
(ax b) 2 y = a (-1) y
2
Contoh
Selesikanlah.
1.
y"2 3x 2 y'3
dy y
2. y2
dx x
d 2Q dQ
3. 2
3 2q 4 sin 2t
dt dt
4. dy x y
dx x y
d 2I dI
5. 2
2 3I 2 cos t 4 sin t.
dt dt
6. x 3 d v 2 dv
2
dx 2
dx
B. Kelompokkan Persamaan Diferensial berikut ini termasuk bentuk Persamaan Diferensial apa.
1. 2x 3
y3 dx 3xy 2 dy 0
dy
2. x 2 y x 3 cos 4 x
dx
3. 4 x xy 2 dx y x 2 y dy 0
4. 3x 2 y cos x dx sin x 4 y 3 dy 0
dy
5. y xy 3
dx
6.
3xy 2 2 y dx 2 x 2 y x dy 0
C. Tunjukkan bahwa fungsi yang diberikan adalah penyelesaian dari suatu Persamaan Diferensial yang
diberikan (C1 , C2 konstanta sembarang) dan tentukan interval maximum agar penyelesaian
Persamaan Diferensial tersebut adalah benar.
1. y C1e x C2 e x , y" y'2 y 0
1
2. y , y' y 2
x4
3. y C1e x x 1 , y' x y 0
4. Q" (t ) 4Q' (t ) 20 Q(t ) 16e 2t , t 0 ; Q(0) 2 ; Q' (0) 0
dy 2 xy
5. x2 y y3 C , 2
dx 3 y x 2
5. 3x 2 y dy 3 y
dx
y dy y
6. sin x y x cos
x dx x
dy 2
7. y 4 x , y(1) 2
dx x
dy
8. sin x y cos x sin 2 x , y 2
dx 2
dy 2
9. y 6y2 x4
dx x
10. 2 xy' y 3 x 2 y 0
11. cos( xy ) xy sin ( xy) dx x 2 sin ( xy ) dy 0
12. y e xy dx 2 y x e xy dy 0
( xy 1) ( xy 1)
13. dx dy 0
x y
dy
14. y e x , , adalah konstanta
dx
15. ( xy 1) dx x 2 dy 0
16. y dx 2 x y 4 dy 0
17. 3xy 2 y 1 dx xx y 2 dy 0
dy 2x 1
18. y
dx 1 x 2
1 x2 2
3 4 3
19. (x +y )dx+8xy dy = 0
20. (2 xy4 ey+ 2xy3+y)dx+( x2y4 ey- x2y2-3x )dy = 0
21. Diberikan model populasi yang mana laju kelahiran per orang, dan laju kematian per orang
adalah , konstan. Model Persamaan diferensial yang menggambarkan hal ini dP P .
dt
Carilah penyelesaian persamaan diferensial dan hitung dan prediksi jumlah populasi untuk t .
Jika 0 tentukan waktu kelipatan dua.
22. Pada pukul 4 sore batu bara yang panas ditari keluar dari pemanggangan dan kemudian diletakkan di ruangan
0 0
yang dingin yang memiliki suhu 75 F. Jika setelah 10 menit suhu batu bara 415 F, dan setelah 20 menit
0
temperatur berubah menjadi 347 F, hitunglah :
a. Suhu pada pemanggangan.
b. Jam berapa ketika batu bara mendingin mencapai 100 0 F.
23. Suatu koloni bakteri bertambah dengan laju yang berbanding lurus dengan jumlah bakteri yang ada. Jika
jumlah bakteri dalam empat jam menjadi tiga kali jumlah semula.
a. Buat model yang mempresentasikan jumlah bakteri N(t) dalam waktu t.
b. Tentukan solusinya.
c. Berapa waktu yang diperlukan agar jumlahnya menjadi 27 kali jumlah semula.
24. Sebuah tangki berisi 600 liter larutan yang mengandung 1500 gram bahan kimia. Sebuah larutan mengandung
5 gram/liter bahan kimia mengalir masuk kedalam tangki dengan kecepatan 6 liter/menit, dan larutan yang
telah diaduk rata dikeluarkan dengan kecepatan 3 liter/menit. Hitung jumlah bahan kimia dalam tangki
setelah 1 jam. Berapa konsentrasi bahan kimia didalam tangki pada waktu itu ?
25. Suatu subtansi yang tidak mudah terbakar pada kondisi awal temperaturnya adalah 50 0 F berada
dalam open yang panas yang mana suhunya adalah 450 0 F. Temperatur subtansi tersebut menjadi
150 0 F setelah 20 menit. Hitung temperatur subtansi setelah 40 menit. Jika subtansi terbakar ketika
suhu mencapai 350 0 F , hitung waktu yang dibutuhkan sampai subtansi tsb terbakar.
Untuk soal 1 3.
Tunjukkan bahwa fungsi berikut adalah penyelesaian dari Persamaan Diferensial yang diberikan
dalam , dan tentukan yang mana dari mereka yang merupakan basis dari Persamaan
Diferensial.
1. y" y'6 y 0 , y1 e 3 x , y 2 e 2
2. y"4 y 0 , y1 cos 2 x , y2 sin 2 x
3. y"2 y' y 0 , y1 e x , y 2 xe x , y3 e x ( x 2)
4. Diberikan Persamaan Diferensial y" y'6 y 018e 3 x
a) Tentukan nilai dari r yang konstan sedemikian hingga y e rx adalah penyelesaian dari
Persamaan Diferensial homogen dalam , dapatkan pula fungsi komplemennya.
b) Dapatkan nilaidari A0 yang konstan sedemikian hingga y p A0 e 3 x adalah penyelesaian
partikulir di Persamaan Diferensial.
c) Dengan menggunakan hasil dari a) dan b) tentukan penyelesaian umum
5. Diberikan Persamaan Diferensial y" y'2 y 4 x 2
a) Tentukan nilai dari r yang konstan sedemikian hingga y e rx adalah penyelesaian dari
Persamaan Diferensial homogen dalam , dapatkan pula fungsi komplemennya.
b) Tentukan nilai a0 , a1 , a 2 yang konstan sedemikian hingga y p a0 a1 x a2 x 2 adalah
penyelesaian partikulir di Persamaan Diferensial.
c) Dengan menggunakan hasil dari a) dan b) tentukan penyelesaian umum.
Untuk nomer 6 12 Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial yang diberikan:
6. D 4D 2D 3y 0
7. y"5 y 6 y 0
8. y' ' ' y"4 y'4 y 0
9. y y 4 y 4 y 0
10. D 22 y 0
11. D 2 6D 34 y 0
12. D 2 4D 1y 0
13. Dapatkan penyelesaian dari MNA y" y'6 y 0 , y(0) 3 , y' (0) 1
14. Diberikan persamaan Laplace : u u 0
2 2
2 2
x y
Tunjukkan dengan substitusi ux, y e
x
f ( ) dimana x y ,
2
( , konstan positif) menjadi Persamaan Diferensial d f 2 p df q f 0
d 2 d 2
Dimana p 1
, q 2
2 2 2
15. D 2 2D 3y 15e 4 x
16. DD 2y 49e x sin 2 x
17. D 2 2D 1y 3xx 4
18. y"2 y'2 y 4 x 2
n
19. y"9 y 5 cos 2 x , y (0) y 2
2
d 2x
20. 2
W02 x F0 cos t
dt
dimana 0 dan baik persamaan konstan, F0 adalah konstan sembarang. Jelaskan dua kasus
yang berbeda 0 dan 0
2e 3 x
21. y"6 y '9 y
x2 1
e 2 x
22. y"4 y '4 y , x0
x2
64e x
23. y"2 y 17 y
3 sin 2 (4 x)
24.
25.