Anda di halaman 1dari 31

Persamaan Diferensial

variabel terpisah

Jadfan Sidqi Fidari


Persamaan Diferensial Variabel Terpisah
Persamaan diferensial terpisah (separable diferential equation) adalah
persamaan diferensial biasa orde satu yang secara aljabar dapat
direduksi ke dalam bentuk baku dengan setiap suku tak nol memuat
secara tepat satu variabel.
Persamaan diferensial terpisah (separable diferential equation) adalak persamaan
diferensial biasa orde satu yang secara aljabar dapat direduksi ke dalam bentuk
baku dengan setiap suku tak nol memuat secara tepat satu variabel.

Jika masing-masing suku tak nolnya dalam bentuk baku kanya memuat satu
variabel,
M (x, y) dx ‡ N (x, y) dy = 0 (2.2)

dalam kal ini M kanya fungsi dari x dan N kanya fungsi dari y, maka persamaan
(2.2) dapat diubak menjadi
M (x) dx ‡ N (y) dy = 0 (2.3)
Persamaan ini disebut persamaan di1erensial dengan variabel terpisah.
 Persamaan diferensial terpisakkan (separable diferential equation) adalak persamaan
diferensial biasa orde satu yang secara aljabar dapat direduksi ke dalam bentuk baku
dengan setiap suku tak nol memuat secara tepat satu variabel.
• Jika masing-masing suku tak nolnya dalam bentuk baku kanya memuat satu variabel,
dalam kal ini M kanya fungsi dari x dan N kanya fungsi dari y, maka persamaan (2.2)
dapat diubak menjadi
M (x) dx ‡ N (y) dy = 0 (2.3)
• Persamaan ini disebut persamaan di1erensial dengan variabel terpisah.
Dengan melakukan pengintegralan pada setiap ruas persamaan (2.3), maka diperoleh solusi
umum
∫ ∫
M (x) dx ‡ N (y) dy = C (2.4)

dimana C adalah konstanta


Definition
Suatu persamaan diferensial biasa orde satu dikatakan terpisak jika dapat
ditulis dalam bentuk
dy
p (y) = q (x)
dx
Teknik selesaikan dari PD ini diberikan dalam Teorema berikut
Tkeorem
Jika p (y) dan q (x) keduanya kontinu, maka PD variabel terpisah
memiliki solusi umum

∫ ∫
p (y) dy = q (x) dx ‡ C, C = Konstanta
Contoh
Carilah solusi umum dari persamaan diferensial berikut
2
.
1 x dx ‡ 1 — y dy = 0
2 Σ
2 ey y t = x cos x
Pembahasan

1 Karena PD berbentuk variabel terpisah, maka penyelesaian dapat


ditemukan dengan melakukan pengintegralan langsung pada tiap-tiap
ruas

∫ ∫ . Σ
x dx ‡
2
1 — y 2 dy =
k 1 3
x3 ‡ y — y =
1
3
k
3
Dengan demikian, solusi umum PD adalah

x 3 ‡ 3y — y 3 = c;

c = 3k
Pembahasan
2. Perhatikan bahwa PD dapat ditulis kembali dalam bentuk

ey dy = x cos x dx

Dengan melakukan pengintegralan dikedua ruas, diperoleh

∫ ∫
ey dy = x cos x dx
ey = x sin x ‡ cos x ‡
k
secara eksplisit, solusi umum dapat ditulis

y = ln [x sin x ‡ cos x ‡
k]
Example
Carilak solusi umum dari persamaan diferensial berikut
dy
16y ‡ 9x =
dx
0
Solution
Ubah bentuk PD ke bentuk variabel terpisah, kemudian selesaikan dengan
pengintegralan,

16y dy ‡ 9x dx = 0
∫ ∫
16y dy ‡ 9x dx = 0

Dengan demikian, solusi umum PD adalah

16y 2 ‡ 9x 2 = c, c = 2k
Problem
Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial berikut:
1
x 5 dx ‡ (y ‡ 2)2 dy =
2
0 9yyt ‡ 4x = 0
3 y t — y sin x = 0
4 2xyt ‡ x 2 = 0
5
y tex ‡ 2xy =
6
0 yy t = 3 cos
7
2x
3xyyt ‡ y 2 ‡
1= 0
2.3 PD Variabel Terpisak dengan MNA
Pada bidang terapan masalak nilai awal memegang peranan
penting untuk menentukan penyelesaian kkusus dari sebuak
persamaan diferensial.
Pada bidang terapan masalah nilai awal memegang peranan penting
untuk menentukan penyelesaian khusus dari sebuah persamaan
diferensial.
Nilai awal suatu persamaan diferensial ditulis
y (x0 ) = y0
jika penyelesaian khusus g(x) memenuhi kondisi awal pada suatu titik
tertentu x0 dan penyelesaian y(x) mempunyai nilai tertentu y0 .
Sebagai contok
y (1) = 0 artinya y = 0 jika x = 1
y (0) = 2 artinya y = 2 jika x = 0
Pada bidang terapan masalak nilai awal memegang peranan penting untuk
menentukan penyelesaian kkusus dari sebuak persamaan diferensial.
Nilai awal suatu persamaan diferensial ditulis
y (x0 ) = y0
jika penyelesaian kkusus g(x) memenuki kondisi awal pada suatu titik tertentu
x0 dan penyelesaian y(x) mempunyai nilai tertentu y0 .
Sebagai contok
y (1) = 0 artinya y = 0 jika x = 1
y (0) = 2 artinya y = 2 jika x = 0
Kondisi awal dari penyelesaian suatu persamaan diferensial disebut nilai awal
dan solusinya ditentukan dari penyelesaian kkusus yang memenuki syarat awal
yang diberikan.
Examples
Carilak solusi masalak nilai awal dari persamaan diferensial berikut:
1 xy t ‡ y = 0, y (1) = 1
2 ,
yy — 2 sin x = 0,
t 2
y (0) = 3
Pembahasan

1 Pertama, temukan solusi umum persamaan diferensial

xy t ‡ y =
0
x ‡
dx
y dy
dy =
x = —y
dx
0 1 1
dy = —
∫ y
∫ 1
dx — dx
xy x
1 ln y = — ln x ‡
c
dy = — ln x ‡c
e
y =
Solution
1 Selanjutnya, gunakan nilai awal untuk menemukan solusi khusus

Karena y (1) = 1 dan y (x) = e— ln x ‡ c , maka

y (1) = e— ln(1)‡c
1 =
— ln(1)‡c
1 = e
c ce
Dengan demikian, diperoleh solusi
= khusus PD, yaitu

y0(x) = e— ln x
Solution
2. Solusi
Umum
yy t — 2 sin2 x = 0
dy
y =
dx
y dy = 22 sin2 x dx
2 sin x
∫ = ∫
y dy 2 Σ sin2 x dx Σ
1 2 1
y = 2 x — sin 2x ‡
2 1
2
2c
y 2 = [2x4 — sin 2x ‡
k] , k = 4c
2 x — sin 2x ‡
y =
k;
Solution
,
2. Selanjutnya, dengan nilai awal y (0) = 3
,
dan y (x) = 2 x — sin 2x ‡ k, maka
.
y (0)

2 (0) — sin 0 ‡ k
,
3

=
PD Reduksi Variabel Terpisah
Mengacu pada persamaan (2.2) , jika
M (x, y) = f1 (x) g1 (x)
N (x, y) = f2 (x) g2
(x)
maka diperolek bentuk persamaan diferensial yang dapat direduksi ke
bentuk PD variabel terpisak
f1 (x) g1 (x) dx ‡ f2 (x) g2 (x) dy = 0
(2.5)
Mengacu pada persamaan (2.2) , jika
M (x, y) = f1 (x) g1 (x)
N (x, y) = f2 (x) g2
(x)
maka diperolek bentuk persamaan diferensial yang dapat direduksi ke
bentuk PD variabel terpisak
f1 (x) g1 (x) dx ‡ f2 (x) g2 (x) dy = 0
(2.5)
Persamaan (2.5) disebut sebagai bentuk umum persamaan diferensial
reduksi variabel terpisak. Bentuk ini dapat direduksi dengan faktor
integral
1
1 f2 (x) g1 (y)
[f1 (x) g1 (x) dx ‡ f2 (x) g2 (x) dy =
menjadi f2 (x) g1 (y)
0]
Selanjunya, PD akan tereduksi menjadi PD variabel terpisak

f1 (x) g2 (y)
dx ‡ dy = 0
f2 (x) g1
(y)
∫ ∫
f1 (x) solusi umum
sekingga diperolek g2 ( y )
f2 (x) dx ‡ g1 (y) dy = k; k = Konstanta
Examples
Carilak solsui Persamaan Diferensial berikut:

(1) (1 ‡ 2y) ‡ (x
— 4) y t = dy 4
(2) =
0 xy y—
dx 3x
2x (y —
(3) =
1)x 2 ‡ 3
dy

dx
Pembahasan
1 Tulis kembali persamaan diferensial dalam bentuk

(1 ‡ 2y) dx ‡ (x — 4) dy = 0

Tentukan faktor integrasi


1
(1 ‡ 2y) (x — 4)

Kalikan faktor integrasi dengan PD awal untuk memperoleh PD


variabel terpisah
1 ((1 ‡ 2y) dx ‡ (x — 4) dy )
= 1
dx ‡ dy =
1
0 (x — 4)0 (1 ‡
(1 ‡ 2y) (x — 4) 2y)
Solution
1 Tentukan solusi umum dengan mengintegralkan kedua sisi

∫ ∫ 1
•ln (x — 4) ‡ 2
1
ln (1 ‡ 2y)
dx ‡= c dy
(x — 4) (1 ‡
2y) 1 = •=
2 ln (x — 4) ‡ ln (1 ‡
c •=
2
2y)ln (x — 4) ‡ ln (1 ‡ •=
2
2y) •=
ln (x — 4) (1 ‡ 2y)
2
(x — 4) (1 ‡ 2y)
Dengan demikian, diperoleh solusi umum persamaan diferensial

(x — 4)2 (1 ‡ 2y) = k; k
= e2c
Solution
2. Tulis kembali persamaan diferensial dalam bentuk

x (y — 3) dy = 4y dx

sehingga ditentukan faktor integrasi


1
xy
Kalikan faktor integrasi dengan PD awal
untuk memperoleh PD variabel terpisah
1 [x (y — 3) dy — 4y dx ] =
0
xy
y— dy — dx =
3
y x
4 0
Solution
2. Tentukan solusi umum dengan teknik
pengintegralan ∫ ∫ 4
y—
dy — dx =
3y xc
∫ . Σ ∫ 4
3
1— dy dx =
y c

yx— 3 ln y — 4 ln x = c
y

3 ln y ‡ 4 ln x ‡ c
y

=
Solution
3. Tulis kembali persamaan diferensial dalam bentuk

. Σ
x ‡ 3 dy = 2x (y — 1)
2

dx sehingga ditentukan faktor integrasi


1
(x 2 ‡ 3) (y — 1)

Kalikan faktor integrasi dengan PD awal


untuk memperoleh PD variabel terpisah
1 Σ. 2 Σ
Σ x ‡ 3 dy — 2x (y — 1) dx =
(x ‡ 3) (y —
2
0
1) 1 2x
=
dy — 2 dx
y —1 x ‡ 3 0
Solution
3. Tentukan solusi umum dengan teknik
pengintegralan ∫ ∫ 2x
1
dy dx
y — 1— x ‡
2
. 2
3 (y — 1) — ln x ‡
ln = 3 =
Σ
c (y — c1)
ln =
c (x ‡ 3)
2

(y —
= ec
1)
(x ‡ 3)
2

.
y = e x
c 2

Dengan demikian, diperoleh solusi umumΣpersamaan diferensial


‡ 3 ‡ 1
. Σ
y = k x ‡ 3 ‡ 1;
2

k = ec
‡ Soal-Soal Latihan 2

Problem
Untuk soal nomor 1-6, tentukan solusi umum dari persamaan diferensial
yang diberikan berikut:
.
1 xy ‡ 1 ‡ x2 y t= 0
Σ
2 (xy ‡ x) ‡ (xy — y) y t =
3
0 t
3 y ‡
1‡y
= 0
xy 2(1‡x )
2
4 5xy ‡ xy t =
5 0
yy t = 3 cos 2x
6 .
y t/2x = 1/ x 2 ‡
Σ
1
‡ Soal-Soal Latikan 2

Problem
Untuk soal nomor 7-9, selesaikan masalah nilai awal yang diberikan:
.
7. Σ1 — 2x y t ‡ xy = a; y (0) = 2a, a =konstanta
dy sin(x . πΣ
8. dx = 1 ‡ y ) sin ; y 4 =
— y cos x 1
y (0) = 0
9. y t = y 3 sin
x;

Anda mungkin juga menyukai