Anda di halaman 1dari 9

8/30/2021 Mengenal lebih

dalam Teknik
Pengairan
Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya

Ken Haidar Shadra


215060400111042
Sekilas tentang Universitas Brawijaya
Universitas Brawijaya sebagai pelopor perguruan tinggi negeri di Kota Malang, terus
meningkatkan kualitasnya. Mulai dari sarana, prasarana, fasilitas, pendidik, hingga
organisasinya semuanya ditingkatkan kualitasnya dalam rangka mewujudkan visinya yaitu
“Menjadi Perguruan Tinggi Pelopor dan Pembaharu dengan Reputasi Internasional dalam
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Terutama yang Menunjang Industri Berbasis Budaya untuk
Kesejahteraan Masyarakat”.
Sebagai universitas dengan peminat kedua terbanyak pada SBMPTN 2020 dan
penerima mahasiswa baru terbanyak pada SBMPTN 2021, bukan tak mungkin universitas ini
akan memiliki banyak jurusan. Dengan lebih dari 100 jurusan yang terbagi dalam 16 fakultas,
sehingga pada tahun ini Universitas Brawijaya menerima total 15.085 mahasiswa baru.
Salah satu fakultas tersebut adalah Fakultas Teknik, yang berdiri pada tanggal 23
Oktober 1963, dengan dasar pendirian Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan Nomor 167 tahun 1963 tanggal 23 Oktober 1963.
Dengan pendirian Fakultas
Teknik pada Universitas Brawijaya ini,
maka kampus ini dapat membuka
jurusan jurusan baru yang berkaitan
dengan keteknikan.
Berkenalan dengan jurusan Teknik
Pengairan
Salah satu jurusannya adalah
Teknik Pengairan, sebuah jurusan yang
berfokus pada konstruksi bangunan
yang bersentuhan dengan air. Mengingat
Indonesia adalah negara maritim dengan
2/3 luas wilayahnya adalah air, pastinya
dengan luas wilayah sebesar itu, akan
sangat membutuhkan orang yang
berkompeten dalam bidang sumber daya
air, khususnya dalam hal bangunan air.
Bangunan air ini cakupannya
sangatlah luas, mulai dari waduk,
irigasi, pembangkit listrik tenaga air,
hingga sistem drainase pada perkotaan.

Gedung Teknik Pengairan Pastinya, untuk membangun bangunan


seperti itu dibutuhkan tempat yang
mendukung, dan salah satu tempat untuk menempa ilmu tersebut adalah Universitas
Brawijaya, khususnya pada jurusan Teknik Pengairan.
Sejarah awal pendirian
Jurusan Teknik Pengairan ini memiliki tanggal berdiri yang sama dengan Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya, yaitu 23 Oktober. Yang membedakan hanyalah tahun
pendiriannya, dimana Fakultas Teknik UB didirikan pada tahun 1963, sedangkan Teknik
Pengairan secara resmi lahir pada tahun 1976. Jurusan ini dibangun karena kebutuhan atas
tenaga ahli pada bidang pengadaan pangan nasional yang menjadi tujuan utama Pelita
Pertama (Pembangunan Lima Tahun), yang diinisiasi oleh presiden ke 2 Indonesia, Pak
Soeharto. Hal lain yang menyebabkan didirikannya jurusan Teknik Pengairan adalah karena
proyek bendungan yang digarap semakin masif sejak tahun 1970. Sebagai informasi, jurusan
Teknik Pengairan pada Universitas Brawijaya adalah yang pertama di Indonesia, hingga ada
jurusan serupa di ITB yang dinamai Teknik Sumber Daya Air, pada tahun 2013.
Kemudian, Departemen
Pekerjaan Umum merasakan
kebutuhan akan tenaga ahli dalam
bidang pengairan semakin
dibutuhkan. Melalui Direktorat
Jenderal Pengairan, Pak Ir. Suyono
Sosrodarsono (alm.) yang saat itu
menjabat sebagai Direktur Jendral
Pengairan, menunjuk Universitas
Brawijaya sebagai pionir untuk
memenuhi kebutuhan akan tenaga
ahli dalam bidang pengairan.
Karena itu, Bapak Ir. Suyono
Pak Ir. Suyono Sosrodarsono, 2015 Sosrodarsono itupun disebut
sebagai Bapak Pengairan UB.
Menurut tuturan dari Pak Ir. Suhardjono, MPd., Dipl HE, terdapat 3 hal yang dibahas
ketika awal pembentukan. Ketiga hal itu adalah tentang fasilitas, sumber daya manusia, dan
program programnya. Menurut penuturan beliau pula, kurikulum pada awal terbentuknya
Teknik Pengairan adalah hasil dari pertimbangan Pak Husni dan Pak Surono yang merupakan
alumni Delft, Belanda. Kemudian ketika pembahasan tetang tenaga pengajar / dosen, pada
awalnya akan mengambil dari dosen Proyek Brantas. Namun, Pak Suhardjono tidak
menginginkan apabila terlalu bergantung pada pihak luar. Atas dasar itu pula, maka dalam
kesepakatan antara Departemen Pekerjaan Umum dengan Universitas Brawijaya juga
menghasilkan poin bahwa akan ada belajar di Delft, Belanda yang kemudian dilaksanakan
pada tahun 1976
Melalui piagam kerjasama antara Departemen Pekerjaan Umum yang diwakilkan oleh
Ir. Sutami (alm.) dengan Universitas Brawijaya yang diwakili Rektor saat itu, Prof. Dardji
Darmodiharjo, SH., menghasilkan kesepakatan yang diantara isinya adalah kesiapan
Universitas Brawijaya membuka Jurusan Teknik Pengairan, sedangkan dari Departemen
Pekerjaan Umum akan mendukung melalui tenaga pengajar, fasilitas pendukung hingga
pengiriman dosen ke luar negri (Institute Hydraulic Engineering, Delft Belanda).
Tertanggal 10 Oktober 1975, Surat Rektor Universitas Brawijaya No. 4703/1/75
tentang Usul Pembukaan Jurusan Teknik Pengairan diterbitkan. Kemudian pada tanggal 8
Desember 1975, Berita Faksimili dari Dirjen Pendidikan Tinggi No. 035/dj/75 Tentang
Persetujuan Pembukaan Jurusan Teknik Pengairan secara resmi diterima. Kemdian, tanggal
12 Januari 1976 melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya No.002/SK/76
Tentang Pembentukan Badan Pembina Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Brawijaya.
Hingga akhirnya, jurusan Teknik Pengairan secara resmi lahir pada tanggal 23 Oktober 1976.
Tantangan selama awal berdiri
Menurut Dr. Ir. Aniek Masravienah yang menjabat sebagai ketua jurusan periode
1985 – 1988, pada awal pendirian jurusan ini tidaklah begitu menarik perhatian mahasiswa
baru. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang kurang berminat namun ingin
merasakan pendidikan pada perguruan tinggi.
Kendala fasilitas pun dirasakan selama tahun tahun awal pengajaran, dimana
laboratorium saat itu hanya dapat menggantungkan laboratorium dari Proyek Brantas. Hal itu
sangat menghambat praktik pembelajaran, ditambah dengan pengakuan Ir. Goentono yang
menjadi mahasiswa angkatan pertama saat itu, kurikulumnya masih belum terstruktur,
sehingga masih mendapat materi adopsi dari pertanian. Ditambah karena kurangnya fasilitas,
ketika proses belajar pun bercampur dengan jurusan mesin maupun sipil. Menurut penuturan
Ir. Goentono pula, pada ujian angkatannya tidak ada mahasiswa yang lulus, meskipun yang
mengikuti ujian mencapai 200 orang
Perjalanan menuju kejayaan
Pada tanggal 24 Oktober 1996,
melalui Surat Keputusan Mendikbud No.
0319/U/1996 tentang Kurikulum yang
berlaku secara Nasional Program Sarjana
Ilmu Teknik, jurusan Teknik Pengairan
mendapatkan kurikulumya sendiri.
Hingga pada tahun 2004, tepatnya
taggal 18 Juni 2004, program sarjana (S1)
akhirnya mendapatkan akreditasi A dari
lembaga BAN-PT. Begitu juga pada
tanggal 20 Februari 2010 dan 24 Januari
2015, program studi S1 Teknik Pengairan
mendapatkan akreditasi A untuk yang
kedua dan ketiga kalinya dari BAN-PT.
Bahkan pada akreditasi yang ketiga,
Teknik Pengairan meraih akreditasi A
tanpa adanya visitasi. Hal itu dapat diraih
karena kualitas SDMnya yang mumpuni,
dimana 60% dari dosen sudah menempuh
jenjang S3. Puncaknya, pada tanggal 10
Desember 2016, Program S1
mendapatkan sertifikat AUN-QA (Asean
University Network Quality Assurance)
yaitu sertifikasi program studi yang sudah Sertifikasi AUN-QA Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
diakui oleh negara negara Asia Tenggara.
Namun, sertifikasi tersebut telah berakhir pada tanggal 9 Desember 2020. Namun sudah
direncanakan untuk mengajukan sertifikasi tersebut kembali. Sehingga status akreditasi
Teknik Pengairan saat ini adalah A dari BAN-PT yang berlaku hingga tanggal 1 April 2025.
Tidak hanya menjadi yang terbaik dalam S1 nya, Teknik Pengairan Universitas
Brawijaya juga membuka Program Magister (S2) pada tanggal 20 Januari 2009, dan pada
akhirnya Program Magister mendapatkan akreditasi B pada bulan Februari 2013, dan berhasil
mempertahanya pada akreditasi ke 2 bulan Maret 2018. Kemudian pada tanggal 21 Agustus
2017, secara resmi Teknik Pengairan membuka Program Doktoral yang diberi nama Teknik
Sumber Daya Air, yang sebelumnya bergabung dengan Teknik Sipil S3 Konsentrasi Sumber
Daya Air. Program Studi S3 ini mndapat akreditasi B dari BAN-PT pada tahun 2019 untuk
yang pertama kalinya.
Fasilitas
Hingga saat ini, terdapat 7 laboratorium yang dimiliki oleh jurusan ini. Yaitu
laboratorium hidroika dasar, laboratorium hidrolika terapan, laboratorium hidrologi
laboratorium tanah dan air tanah, laboratoium sungai dan rawa, laboratorium perencanaan
bangunan air, dan yang terbaru adalah laboratorium sumber daya air terpadu
Laboratorium hidrolika dasar
dan hidrolika terapan didirikan atas
kerjasama dengan Proyek Induk
Pengembangan Wilayah Sungai
Brantas Departemen PUTL pada tahun
1970. Kemudian, laboratorium
hidrologi bermula karena adanya
fasilitas Alat Ukur Hujan Manual
(AUHM) pada tahun 1992 yang
kemudian dipasang pada sisi kiri
gedung Jurusan Teknik Pengairan.
Hasil pencatatan itu dilaporkan pada
Laboratorium Hidrolika BMG, hinga pada tahun 1995
laboratorium itu mulai digunakan
mahasiswa untuk Praktikum Hidrologi sejalan dengan bertambahnya peralatan pada
laboratorium tersebut.
Laboratorium tanah dan air tanah serta laboratorium sungai dan rawa juga baru berdiri
pada tahun 1990 an, kemudian pada
periode 2011/2012 – 2015/2016
laboratorium perencanaan bangunan
air dimasukkan dalam buku
pedoman jurusan. Yang terakhir,
laboratorium sumber daya air
terpadu baru saja diresmikan pada
tahun 2020 di Ngijo, Kecamatan
Karangploso.
Selain 7 laboratorium,
terdapat juga ruang baca dan ruang
belajar yang dapat digunakan oleh

seluruh warga teknik pengairan. Pengesahan Laboratorium Sumber Daya Air di Ngijo, Karangploso
oleh Dekan Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, M.T., IPU.,
Struktur Organisasi
Sebagai sebuah institusi, pastinya memiliki memiliki sejumlah pengurus. Pada jurusan
Teknik Pengairan ini, Ketua Jurusan (Kajur) dijabat oleh Dr. Ir. Ussy Andawayanti, Ms., lalu
Sekretaris Jurusannya adalah Dr. Ery Suhartanto, ST., MT. Untuk Kaprodi S1, dipegang oleh
Dr. Ir. Hari Siswoyo, ST., MT., Kaprodi S2 nya dijabat oleh Dr. Eng. Donny Harisuseno,
ST., MT., sedangkan Kaprodi S3 adalah Prof. Dr. Ir. Lily Montarcih L, MSc.
Selain pengurus inti, setiap laboratorium dikepalai oleh 1 kepala laboratorium.
Sehingga total ada 7 kepala laboratorium untuk 7 laboratorium yang berbeda. Ke 7 Kepala
Laboratorium tersebut adalah Sri Wahyuni, ST.,MT., Ph.D. untuk laboratorium hidrolika
dasar, Dr. Sumiadi, ST., MT. untuk laboratorium hidrolika terapan, Emma Yuliani, ST., MT.,
Ph.D untuk laboratorium tanah dan air tanah, Dr. Ir. Very Dermawan, ST., MT. untuk
laboratorium hidrologi, Ir Rini Wahyu Sayekti sebagai Kepala Laboratorium Perencanaan
Bangunan Air, Ir, Suwanto Marsudi, MS. Untuk laboratorium pengelolaan sumber daya air
terpadu, dan yang terakhir Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D. untuk laboratorium Teknik
Sungai.
Kemudian, terdapat Ketua Kelompok Jabatan Fungsional (KKJF) yang bertugas untuk
merenvanakan kegiatan pendidikan, penelitian, hingga pengabdian kepada masyarakat. Total
terdapat 6 KKJF yang menjabat dengan bidang yang berbeda pula. Mereka adalah Dr. Eng.
Evi Nur Cahya, ST., MT (KKJF Pengembangan Sumber Daya Air), Dr. Eng. Tri Bud i
Prayogo (KKJF Irigasi dan Drainase), Dr. Linda Prasetyorini, ST., MT. (KKJF Hidrolika),
Dr. Eng. Andrre Proimantyo Hendrawan, ST., MT. (KKJF Perencanaan Teknik Bangunan
Air), Dr. Ir. Runi Asmaranto, ST., MT. (KKJF Hidroinformatika), dan Dr. Eng Ir. Riyanto
Haribowo, ST., MT. (KKJF Hidrologi dan Lingkungan)
Kegiatan praktikum
Praktikum pada jurusan Teknik Pengairan dilakukan pada masing masing
laboratoriumnya. Masing masing laboratorium dapat digunakan untuk praktikum yang
mengaplikasikan teori teori selama kuliah.
Misalnya, laboratorium sungai dan rawa mempelajari perubahan morfologi sungai,
bentuk sungai, ataupun sedimen transport di alur sungai. Selain itu, juga terdapat simulasi
permasalahan yang biasanya terdapat pada sungai.
Atau pada laboratorium hidrologi, dimana para mahasiswa dapat mempelajari tentang
siklus hidrologi, hujan, maupu klimatologi. Mahasiswa dapat mengukur hujan, evaporasi, lalu
menganalisa dari hujan sehingga mendapatkan intensitas hujan. Kemudian terdapat
laboratorium perencanaan bangunan air, yaitu laboratorium komputer yang dapat
memudahkan dalam mendesain, menghitung, ataupun merancang bangunan bangunan air.
Laboratorium ini menggunakan teknologi yang optimal untuk mendukung proses belajar
mengajar.
Tidak hanya mahasiswa S1 yang dapat menggunakan semua laboratorium, bahkan
mahasiswa S2 maupun S3 juga menggunakan laboratorium untuk tugasnya. Bahkan, dapat
digunakan untuk keperluan skripsi, tesis maupun disertasi. Dosen pun juga memanfaatkan
laboratorium untuk penelitiannya. Laboratorium pun tidak hanya melayani satu mata kuliah,
namun satu laboratorium dapat melayani berbagai praktikum mata kuliah.
Kegiatan Organisasi
Selain bidang akademik, terdapat kegiatan yang non akademik seperti keorganisasian.
Disini, terdapat Himpunan Mahasiswa Pengairan. Dengan adanya himpunan mahasiswa,
mahasiswa yang tergabung dapat memiliki soft skill berupa critical thinking, public speaking,
teamwork, hingga problem solving. Dikarenakan disini, macam macam individu dengan
macam macam pemikiran, latar belakang, maupun budaya bersama sama ditempa dalam
suatu organisasi. Hal tersebut pastinya sangat penting untuk dunia kerja, dikarenakan dunia
kerja pastinya akan berhadapan dengan orang yang bermacam macam karakternya. Selain itu,
kebanyakan project pastinya akan melibatkan banyak orang, sehingga softskill kita mengenai
teamwork akan sangat membantu.
Selain Himpunan Mahasiswa Pengairan, ada juga organisasi lain yang bergerak di
bidang seni, yang diberi nama Triaksara, serta organisasi yang bergerak dalam bidang
dakwah islam, yang bernama Formita.
Peluang Kerja
Peluang kerja dari lulusan Teknik Pengairan sangatlah besar. Mulai dari konsultan
bangunan air, pegawai di Dinas Pekerjaan Umum, hingga menjadi akademisi seperti dosen.
Kemudian, dikarenakan baru hanya ada 2 jurusan Teknik Pengairan di Indonesia, maka
pesaing dalam bidang ini tidaklah banyak. Sehingga kemungkinan mendapatkan pekerjaan
pun meningkat.
Lulusan teknik pengairan pun tidak hanya dapat berputar pada bangunan air saja.
Karena dasarnya Teknik Pengairan adalah Teknik Sipil, maka lulusan jurusan ini dapat
bekerja pada proyek sipil juga. Hanya perlu sedikit waktu agar lulusan Teknik Pengairan
dapat mempelajari ilmu Teknik Sipil
Penutup
Dengan semua hal yang saya paparkan tadi, terdapat banyak sekali keunggulan dari
jurusan Teknik Pengairan ini. Mulai dari Fasilitas, Pengajar, Akreditasi, Laboratorium,
hingga peluang kerjanya nanti. Meskipun beberapa orang memandang sebelah mata pada
jurusan ini, nyatanya jurusan ini termasuk dalam jurusan terbaik yang dimiliki Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya, bahkan juga yang terbaik di Indonesia. Oleh karena itu, saya
dengan bangga masuk kedalam jurusan ini.

Sumber referensi
https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/14/112216771/10-ptn-penerima-sbmptn-2021-
terbanyak-ub-nomor-1?page=all
https://ub.ac.id/id/about/vision-and-mission/
https://teknik.ub.ac.id/profil/sejarah/?lang=id
https://www.youtube.com/watch?v=bsbMNhYV5_o&t=
https://www.youtube.com/watch?v=zS1YNfm4M40
https://pengairan.ub.ac.id/page/detail/akreditasi--sertifikat
http://lab-pengairan.ub.ac.id/wp-ub/new2012/id/
https://prasetya.ub.ac.id/teknik-pengairan-ub-resmikan-laboratorium-pengelolaan-sumber-
daya-air-terpadu-ngijo/
https://pengairan.ub.ac.id/page/detail/struktur-organisasi
http://hmp.ub.ac.id/
https://www.brainacademy.id/blog/jurusan-langka-di-indonesia-dan-prospek-karirnya
Data diri penulis
Lahir di Malang, 20 April
2003 dengan nama lengkap Ken
Haidar Shadra, asal pemilihan
nama Ken adalah nama “Ken“
disebut sebagai nama khasnya
Malang, mengingat dahulu Ken
Arok sempat berkuasa di daerah
Singosari. Oleh karena itu, tidak
heran jika ayah saya, ibu saya,
hingga kakek dan nenek saya
semuanya berada di Malang.
Setelah turun dari reboisasi Gunung Semeru (Saya urutan 1 dari kiri)
Rumah saya terletak di Kabupaten
Malang, tepatnya Desa Tirtomoyo, Kecamatan Pakis. Sekitar 11 km dari tempat saya
sekarang menimba ilmu, yaitu Universitas Brawijaya. Saya sekarang menempuh studi S1
Teknik Pengairan, semester pertama. Sebelumnya, saya bersekolah di SMAN 8 Malang,
masih satu daerah dengan Universitas Brawijaya. Saya sangat bersyukur dapat masuk jurusan
ini, karena sejak kelas 11 SMA sudah menargetkannya. Saya mengetahui jurusan ini dari om
saya, dan ketika saya mencari informasi tentang jurusan ini, saya menjadi tertarik.
Saya mempunyai 2 adik, yang keduanya memiliki nama awal Ken. Sedikit
membingungkan teman kami kalau ke rumah, karena ayah saya pasti menanyakan “Ken yang
mana? Di rumah ini ada 3 anak yang namanya Ken”. Adik saya yang pertama bersekolah di
SMKN 1 Singosari, jurusan Teknik Pengelasan dan sudah memasuki kelas 11, sedangkan
adik saya yang paling kecil
bersekolah di SMPN 16 Malang,
sekarang sudah kelas 2 SMP.
Saya memiliki hobi untuk
camping, entah camping santai
maupun yang mengharuskan untuk
mendaki gunung. Hobi ini mungkin
menurun dari ayah saya, yang
semasa mudanya juga sering
berkegiatan di alam bebas.
Biasanya, saya camping dengan
teman se ekskul saya semasa SMA, Camping di Ranu Kumbolo (Saya urutan 3 dari kiri)
namun sekarang teman kelas saya
semasa SMA juga sering mengadakan camping. Dengan camping tersebut, saya berlatih
kepedulian, kepemimpinan, saling berbagi, hingga skill bertahan hidup. Kata orang, sifat asli
manusia akan terlihat ketika mendaki gunung. Dan saya membuktikan sendiri tentang kalimat
itu, dengan melihat perubahan sifat beberapa teman saya selama pendakian.

Anda mungkin juga menyukai