Anda di halaman 1dari 22

MATERI INTI 5

PENGENALAN
KONSEP GENDER
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai sesi, mampu mengenali konsep gender dengan
benar

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi, mampu :
• Menerangkan perbedaan antara jenis kelamin dan gender
• Membahas peran gender, ketidaksetaraan gender, dan
dampaknya terhadap perempuan (terkait stereotipi,subordinasi,
beban ganda, diskriminasi, marginalis)
1. PEMAHAMAN KONSEP GENDER
Apa perbedaan antara
perempuan dan laki-laki
Jenis Kelamin Gender

• Kondisi biologis laki – laki • Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda


dan perempuan yang dilekatkan pada
• Dibawa sejak lahir (kodrati) perempuan dan laki-laki
Contoh : • Bukan sesuatu yang dibawa
 laki-laki dengan alat sejak lahir
kelamin/reproduksi laki-laki • Pandangan masyarakat
yang menyediakan mengenai apa yang dianggap
sperma dan membuahi pantas menjadi peran, tugas
dan posisi laki-laki dan
 perempuan dengan alat perempuan.
kelamin/reproduksi
• Pembagian kerja yang
perempuan yang
memungkinkan perempuan dilekatkan pada perempuan
dan laki-laki
mengandung, melahirkan
dan menyusui. • Meliputi peran, stereotip,nilai
• Tidak bebas budaya
Gender..
• tidak sinonim dengan perempuan; tidak sinonim laki-
laki.
• Tidak mempertentangkan antara perempuan dan laki-
laki di tingkat individual.
• Konsep gender secara implisit mengandung keterlibatan
’dunia’ perempuan’ dan ’dunia’ laki-laki’
• Merujuk pada cara berbeda antara (anak) perempuan
dan (anak) laki-laki:
– dibesarkan
– diajari berperilaku
– diharapkan, oleh masyarakat budayanya sejak
dilahirkan.
PERAN GENDER

Hal-hal yang berkaitan dengan tugas,


tanggung jawab, wewenang,
kegiatan/pekerjaan yang dianggap
sesuai atau tidak sesuai dengan masing-
masing jenis kelamin
STEREOTIPE

Sifat-sifat atau karakteristik yang di’cap’ kepada


perempuan/laki-laki dimana anggota
masyarakat termasuk perempuan sendiri
percaya bahwa hal tersebut benar meski
belum terbukti
SUB-ORDINASI
• Perempuan diposisikan, atau ditempatkan sebagai orang
kedua setelah laki-laki.

• Perempuan dianggap sebagai ‘milik’ keluarga. Saat ia


kecil dan belum menikah, perempuan menjadi ‘milik’
ayah, dan harus patuh pada ayah. Setelah ia menikah, ia
menjadi ‘milik’ suami

• Ada larangan-larangan dan tabu-tabu khusus yang


dituntut untuk dipatuhi perempuan.
BEBAN MAJEMUK
• Perempuan harus bertanggungjawab untuk
mengurus anak dan membereskan semua tugas
rumahtangga, misalnya membersihkan rumah,
mencuci, mencari air, memasak.

• Perempuan sering disibukkan tugas-tugas sosial


dalam masyarakat untuk mempertahankan
kerukunan dan ketentraman hidup bersama.
Beban majemuk…

Suami atau laki-laki secara tradisional dianggap


sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk
mencari nafkah bagi keluarga.
Apalagi dalam situasi konflik, ketika sumber-
sumber mata pencaharian hancur, suasana tidak
aman dan lain sebagainya.
MARGINALISASI
• dipahami sebagai ‘peminggiran’, perempuan
ditempatkan sebagai orang yang tidak memiliki peran
penting( tidak diperhatikan kebutuhan-kebutuhan dan
kesejahteraannya)

• hanya bertugas di bidang pelayanan (misal memasak,


membereskan cucian)

• Dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan


pertemuan-pertemuan adat tidak memiliki hak suara.
DISKRIMINASI GENDER

Diskriminasi atas dasar jenis kelamin


seseorang didalam mendapatkan alokasi
sumber-sumber atau manfaat terhadap
pelayanan
2. APLIKASI GENDER DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
DAMPAK PROGRAM/KEBIJAKAN SENSITIF
GENDER,

Menunjukkan berkurangnya kesenjangan, seperti:


• Peningkatan:
– akses terhadap pelayanan menurut jenis kelamin
– persentase laki-laki yang menggunakan alat
kontrasepsi
– peran dan tanggung jawab sosial laki-laki dan
keterlibatannya dalam kesehatan reproduksi
– kesadaran perempuan akan hak-hak reproduksi
dalam menjalankan peran dan fungsi
reproduksinya
Dampak program/kebijakan sensitif gender….

• Ratio
– pengetahuan remaja laki-laki dan perempuan
tentang kesehatan reproduksi remaja
– laki-laki dan perempuan yang memanfaatkan
pelayanan konseling di klinik kesehatan
reproduksi
3. DAMPAK DISKRIMINASI
GENDER DALAM KEHIDUPAN
REMAJA
DISKRIMINASI SEKS

Perlakuan tidak adil atas seseorang


berdasarkan jenis kelamin (seks) nya dan
bukan karena penghargaan terhadap dirinya
ISU GENDER
TERKAIT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

• Ketidak adilan dalam membagi tanggung jawab


Contoh :
akibat pergaulan bebas  remaja putri hamil
sehingga harus putus sekolah, sedangkan laki-laki
terbebas dari masalah

• Ketidak adilan dalam aspek hukum


Contoh :
kasus aborsi ilegal  perempuan terkena sanksi
hukum, laki-laki tidak tersentuh hukum
Isu gender terkait kesehatan reproduksi remaja….

• Perempuan sebagai objek intervensi program


pemberantasan IMS

• Perempuan sebagai objek dan tudingan sumber


permasalahan

Contoh :
dalam upaya eliminasi praktik protitusi 
perempuan PSK dituding sebagai sumber
penularan IMS
DAMPAK DISKRIMINASI GENDER
DALAM KEHIDUPAN REMAJA
• Kesempatan pendidikan untuk perempuan tidak
prioritas
• Perempuan takut unggul karena tidak disukai
laki-laki
• Remaja perempuan belum asertif menolak
ajakan negatif pacar/teman laki-laki
• Tabu bagi perempuan untuk ikut bertanding
yang mengandalkan kekuatan fisik
• Perempuan boleh cengeng, laki-laki tidak

Anda mungkin juga menyukai