Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

NUTRISI PADA BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH


Untuk memenuhi tugas tutor askeb neonatus

Dosen Pengampu : Eneng Soliha SST.M.Keb

Disusun oleh:

Rizkya Nur Fazrina P17324419029

Jalum 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang mengenai “Nutrisi pada Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah” Makalah ini diajukanguna memenuhi tugas tutor dalam mata kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing teman teman


sekelompok serta teman teman dari kelompok lain yang sudah memberi masukan dan kritikan
yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai tepat dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman teman dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 28 September 2020

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi
iodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan
lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak maka pemenuhan kebutuhan
tersebut haruslah seimbang.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat menigkatkan kualitas
hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga
dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang
dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan
pengatur dalam tubuh.

Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak
sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan
berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak
suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan sedangkan makanan yang tidak
disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan
gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada anak sakit dapat
dijumpai masalah masukan nutirsi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin
meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan
mineral.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Gizi?
2. Apa Pengertian ASI Eksklusif?
3. Apa Saja Manfaat ASI?
4. Bagaimana Lamanya Pemberian ASI?
5. Bagaimana Frekuensi Menyusui?
6. Bagaimana Cara Menyimpan ASI?
7. Apa Kendala Yang Menghalangi Keberhasilan Pemberian ASI?
8. Bagaimana Tahapan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)?
9. Apa Dampak Pemberian MP-ASI Secara Dini?
10. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi Bayi Usia 0-6 bulan?
11. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi Bayi Usia 6-8 bulan?
12. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi Bayi Umur 9-11 bulan?
13. Bagaimana Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Umur 12-24 bulan dan Anak
Prasekolah?
14. Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Gizi
2. Untuk Mengetahui Pengertian ASI Eksklusif
3. Untuk Mengetahui Manfaat ASI
4. Untuk Mengetahui Berapa Lamanya Pemberian ASI
5. Untuk Mengetahui Frekuensi dalam Menyusui
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Menyimpan ASI
7. Untuk Mengetahui Apa Kendala Yang Menghalangi Keberhasilan Pemberian ASI
8. Untuk Mengetahui Tahapan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
9. Untuk Mengetahui Dampak Pemberian MP-ASI Secara Dini
10. Untuk Mengetahui Kebutuhan Nutrisi Bayi Usia 0-6 bulan
11. Untuk Mengetahui Kebutuhan Nutrisi Bayi Usia 6-8 bulan
12. Untuk Mengetahui Kebutuhan Nutrisi Bayi Umur 9-11 bulan
13. Untuk Mengetahui Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Umur 12-24 bulan dan Anak
Prasekolah
14. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

1.4 Sistematika penulisan


untuk memahami lebih jelas makalah ini, maka materi-materi yang tertera pada makalah ini
dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakan, rumusan masalah, tujuan


penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN MASALAH, berisi tentang teori yang berupa pengertian dan
beberapa penjabaran yang diambil dari sumber yang berkaitan dari materi dalam
makalah ini.
3. BAB III PEMBAHASAN, berisi tentang scenario kasus dan pembahasan atas kasus
tersebut.
4. BAB IV PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GIZI

Gizi berasal dari kata Gizawa (bahasa arab), yang berarti pemberian zat-zat makanan
kepada sel-sel dan jaringan tubuh, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang normal dan
sehat (Maryunani, 2012)

Gizi adalah suatu proses orgnisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa gizi adalah zat-zat makanan
yang diperlukan oleh tubuh untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Kebutuhan penting pertama akan nutrisi pada bayi baru lahir adalah ASI. Makanan untuk
bayi sehat terdiri dari ASI, jika ASI tidak mencukupi dapat diberikan susu formula.
Selanjutnya sebagai makanan pelengkap setelah bayi berusia 6 bulan terdiri dari buahbuahan,
biscuit, makanan padat bayi yaitu bubur susu, nasi tim atau makanan lain yang sejenis,
namun pemberiannya secara bertahap sesuai dengan usia anak.

Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan periode emas sekaligus periode kritis karena pada masa
ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia
24 bulan. Tujuan pemberian gizi yang baik adalah tumbuh kembang anak yang adekuat.

Rekomendasi WHO dalam rangka pencapaian tumbuh kembang optimal yaitu


memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir
sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak
bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia
24 bulan atau lebih.

Selain diare dan infeksi pernafasan, ASI juga ditengarai dapat menurunkan insiden infeksi
telinga (otitis media) dan berbagai penyakit lainnya. Selain itu, ASI dan kegiatan menyusu
memiliki pengaruh terhadap kemampuan motorik dan bahasa anak, serta kemungkinan
memiliki pengaruh terhadap inteligensia. Pemberian ASI tidak hanya memberikan menfaat
bagi bayi dan anak saja. Manfaat lainnya juga bagi kesehatan ibu. Sebuah penelitian yang
melibatkan 14.000 responden menyatakan bahwa bila wanita memiliki anak menyusui selama
4-12 bulan, maka risiko kanker payudara pada wanita pre-menopausal tersebut dapat
dikurangi sampai 11%.

2.2 PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF

Air Susu Ibu adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung
semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Roesli, 2008).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi
berumur 6 bulan.Hal ini sesuai dengan rekomendasi UNICEF dan World Health Assembly
(WHA) yang menyarankan pemberian ASI Eksklusif hanya memberikan ASI saja tanpa
tambahan pemberian cairan (seperti : air putih, madu, susu formula, dan sebagainya) atau
makanan lainnya (seperti : buah, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya)
(Roesli, 2008).

Air susu ibu (ASI) adalah makanan ideal yang tiada bandingnya untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi karena mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk membangun dan
penyediaan energi, pengaruh biologis dan emosional antara ibu dan bayi, serta meningkatkan
sistem kekebalan pada bayi (Hanson, 2003).

2.3 MANFAAT ASI

Ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pemberian ASI

2.3.1 Manfaat ASI untuk Bayi


a) Komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi Setiap wanita telah dipersiapkandengan
sepasang payudara yang akan memproduksi susu untuk makanan bayi yang bau
dilahirkannya. Salah satu keajaiban ASI adalah dapat secara otomatis akan mengubah
komposisinya sesuai dengan perubahan dan kebutuhan bayi di setiap tahap
perkembangannya.
b) Mengandung zat protektif Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit
karena adanya zat protektif dalam ASI. Zat protektif yang terdapat pada ASI adalah
sebagai berikut:
1. Lactobacillus bifidus
Lactobasillus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat.
Kedua asam ini menjadikan pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. ASI mengandung zat faktor pertumbuhan Lactobacillus bifidus. Susu sapi
tidak mengandung faktor ini.
2. Laktoferin

Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Dengan mengikat zat besi,
maka laktoferin bermanfaat menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu Staphylococcus,
E. Coli, dan Entamoeba hystolytica yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya.
Selain menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, laktoferin dapat pula menghambat
pertumbuhan jamur Candida.

3. Lisozim

Lisozim adalah enzim yang dapat mencegah dinding bakteri (bakterisidal) dan
antiinflamasi, bekerja bersama peroksida dan aksorbat untuk menyerang bakteri E. coli dan
sebagian keluarga Salmonella. Keaktifan lisozim ASI beberapa ribu kali lebih tinggi
dibanding susu sapi. Keunikan lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun
kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisozim justru meningkat pada 6 bulan pertama
setelah kelahiran.

4. Komplemen C3 dan C4

Kedua komplemen ini, walaupun kadar dalam ASI rendah, mempunyai daya opsonik,
anafilaksonik, dan kemotaktik, yang bekerja bila diaktifkan oleh Iga dan IgE yang juga
terdapat dalam ASI.

5. Antibodi

ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin SIgA. Antibody dalam ASI dapat
bertahan dalam saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosanya, sehingga
mencegah bakteri pathogen dan enterovirus masuk ke dalam mukosa usus.

6. Imunitas seluler

ASI mengandung sel – sel. Sebagian besar (90 %) sel tersebut berupa makrofag yang
berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim,
dan laktoferin.
7. Tidak menimbulkan alergi

Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan
merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing
yang ditunda sampai usia 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.

c) Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan Interaksi yang timbul waktu


menyusui antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman
ini penting untuk membangun dasar kepercayaan diri (basic sense of trust)
d) Mengupayakan pertumbuhan yang baik Bayi yang mendapat ASI mempunyai
kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal
yang baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
e) Mengurangi kejadian karies dentis dan maloklusi Insidens karies dentis pada bayi
yang mendapat susu formula jauh lebihtinggi dibanding yang mendapat ASI, karena
kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula. Sisa tersebut akan berubah
menjadi asam yang akan merusak gigi. Selain itu kadar Selenium yang tinggi pada
ASI akan mencegah karies dentis. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab
maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu
dengan botol dan dot.

2.3.2 Manfaat ASI untuk Ibu

1. Mencegah perdarahan pasca persalinan Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan
bayi akan diteruskan ke otak dan kelenjar hipofisis yang akan merangsang
terbentuknya hormon oksitosin. Oksitosin membantu mengkontraksikan kandungan
dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
2. Mempercepat pengecilan kandungan Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang
menandakan kandungan berkontraksi dan dengan demikian pengecilan kandungan
terjadi lebih cepat.
3. Mengurangi anemia Menyusui eksklusif akan menunda masa subur yang artinya
menunda haid. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan akan
mengurangi angka kejadian anemia kekurangan besi.
4. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara ASI dapat digunakan sebagai metode
KB sementara dengan syarat:
 Bayi berusia belum 6 bulan,
 Ibu belum haid kembali dan
 ASI diberikan secara esklusif
5. Mengurangi risiko kanker indung telur dan kanker payudara Selama hamil tubuh ibu
sudah mempersiapkan diri untuk menyusui. Bila ibu tidak menyusui akan terjadi
gangguan yang meningkatkan risiko terjadinya kanker indung telur dan kanker
payudara. Kejadian kanker payudara dan kanker indung telur pada ibu yang menyusui
lebih rendah dibandingkan yang tidak menyusui.
6. Memberikan rasa dibutuhkan Dengan menyusui ibu akan merasa bangga dan
diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2.3.3 Manfaat ASI untuk Keluarga

ASI sangat praktis dan ekonomis, karena ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu fomula dan peralatannya serta
tidak repot untuk menyiapkannya. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang diperlukan
untuk membeli susu formuladapat digunakan untuk keperluan lain.

2.3.4 Menurut Worthington (1991), ASI dapat menurunkan infeksi pada bayi karena:

a) ASI bersih dan bebas bakteria, sehingga tidak membuat sakit.


b) ASI mengandung antibodi immunoglobulin terhadap bakteri
c) ASI mengandung leukosit hidup yang membantu memerangi infeksi
d) ASI mengandung faktor bifidus yang membantu bakteria khusus, yaitu lactobacillus
bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. Lactobacillus bifidus mencegah bakteria
berbahaya lainnya tumbuh dan menyebabkan diare.
e) ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini mencegah pertumbuhan
beberapa bakteria berbahaya yang memerlukan zat besi.
f) ASI mengandung enzim khusus (lipase) yang mencerna lemak. ASI lebih cepat dan
mudah dicerna dan bayi yang diberi ASI mungkin ingin makan lagi lebih cepat
daripada bayi yang diberi makanan buatan.
g) ASI selalu siap untuk diberikan pada bayi dan tidak memerlukan persiapan. ASI tidak
pernah basi atau jelek dalam payudara, walau ibu tidak menyusu bayinya dalam
beberapa hari.
2.4 LAMA PEMBERIAN ASI (MENYUSUI)
Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4-5
menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu diisap oleh bayi.
Setelah hari ke 4-5 boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat
disusukan selama 15 menit. Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan
ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap
bayi pada 5 menit pertama adalah ± 112 ml, 5 menit kedua ± 64 ml, dan 5 menit terakhir
hanya ± 16 ml.

2.5 FREKUENSI MENYUSUI

Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan sebab lain
(kencing, kepanasan/ kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat, ASI dalam lambungnya akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai
pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan
bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah
dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari.

2.6 CARA MENYIMPAN ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya
disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan.

- Di temperatur ruangan= 6-8 jam

- Lemari es (4ºC) = 1 – 2 hari

- Freezer dalam lemari es (-4ºC) = 2 minggu – 4 bulan

ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai, karena kualitasnya
akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di
dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin; atau dapat pula direndam di dalam wadah yang
telah berisi air panas.

2.6.1 Cara menyimpan ASI perah

1. ASI yang sudah diperah dimasukkan ke dalam wadah steril (botol atau kantung
khusus ASI), kemudian diberi label bertuliskan tanggal dan waktu ASI diperah.

2. ASI perah disimpan ke dalam freezer atau lemari pendingin, tapi bukan diletakkan di


bagian pintu lemari pendingin.

3. Aturan suhu penyimpanan ASI sebagai berikut:

 ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer bersuhu -17 derajat Celcius,


atau lebih rendah selama 6 bulan atau lebih.

 ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer dan kulkas bersuhu rata-rata


-10 derajat Celcius dengan waktu yang berbeda. Jika terdiri atas 2 pintu, ASI
segar akan awet selama 3-4 bulan. Namun untuk satu pintu, ASI segar hanya
awet selama 2 minggu.

 ASI perah segar bisa bertahan di dalam kulkas atau lemari pendingin bersuhu
rata-rata 5-10 derajat Celcius, selama 5-8 hari.

 ASI perah segar bisa bertahan di dalam suhu kamar (tanpa freezer atau kulkas)
bersuhu 27-28 derajat Celcius, selama 10 jam.

 ASI beku yang keluar dari freezer tidak boleh dibekukan kembali. Sementara


jika ASI beku dikeluarkan dari kulkas bisa dibekukan kembali selama 24 jam,
dan di suhu kamar selama 1 jam.

4. Periksa suhu freezer dan kulkas sebanyak 3 kali sehari.

5. Pastikan ASI yang telah disimpan tetap dalam kondisi dingin selama diperjalanan,
bila diperah dalam jarak yang jauh. Misalnya dari rumah ke kantor atau sebaliknya.

2.6.2 Cara mencairkan dan menghangatkan ASI perah

1. Pilih ASI perah dari yang disimpan paling awal terlebih dahulu.
2. Hindari mencairkan ASI perah pada suhu kamar. Sebagai gantinya, pindahkan ASI
perah beku di dalam kulkas (24 jam), letakkan di semangkuk air hangat, atau
membasahi wadah ASI perah dengan air dingin mengalir yang dilanjutkan dengan air
hangat.

3. Hindari mencairkan ASI perah beku pada microwave atau di dalam air yang sangat
panas. Pasalnya, suhu terlalu panas justru dapat merusak kandungan gizi di dalamnya.

4. Kocok ASI yang sudah hangat dan mencair agar lemak handmilk dan foremilk
menyatu dengan baik.

5. Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair.

2.7 KENDALA YANG MENGHALANGI KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI


Masalah lazim dijumpai pada ibu Masalah lazim yang dijumpai pada ibu dan berpotensi
mengganggu proses menyusui antara lain:
a. ASI terasa tidak cukup Banyak ibu yang merasa ASI-nya tidak keluar atau tidak
cukup karena tidak mengetahui bahwa kolostrum yang berjumlah sedikit
sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan bayi. Ketidaktahuan atau
ketidakpercayaan diri ini menyebabkan tiga hari pertama saat ASI matang belum
keluar menjadi waktu dimana asupan pre lakteal seringkali diberikan kepada bayi.
b. Putting lecet Kadangkala seorang ibu, terutama yang baru pertama kali
melahirkan anak, mengeluh putingnya sakit. Hal ini biasa terjadi dan akan hilang
dengan sendirinya (La Leche League International, 1997). Namun dalam banyak
kasus, ibu mengeluhkan putting sakit karena lecet. Putting lecet seringkali dipicu
teknik pelekatan (menempelnya mulut bayi pada payudara ibu) yang salah (WHO,
1993).
c. Payudara bengkak, penyumbatan saluran ASI, infeksi payudara (mastitis) dan
abses. Pada beberapa ibu, gelaja payudara bengkak sering disertai demam ringan.
Kondisi ini dapat dengan mudah disembuhkan dengan kompres hangat pada
payudara dan memerah sebelum menyusui untuk mempermudah aliran ASI keluar
dari payudara. Bila payudara tidak dikosongkan dengan maksimal dan sering
bengkak, bisa memicu permasalahan baru yaitu sumbatan pada saluran ASI.
Penggunaan pakaian dalam yang ketat pada payudara juga dapat menyebabkan
penyumbatan saluran ASI, karena itu ibu menyusui disarankan untuk
menggunakan pakaian dalam yang longgar (La Leche League International,
1997).
d. Ukuran payudara dan bentuk putting Putting datar dan masuk kedalam (inverted)
adalah beberapa bentuk putting yang sering dikhawatirkan oleh ibu. Beberapa ibu
juga khawatir bahwa benuk payudara akan berubah sehingga ragu-ragu untuk
menyusui bayinya (La Leche League International, 1997).
e. Refleks Okstosin terganggu Ibu bekerja rentan terhadap risiko menderita
gangguan refleks oksitoksin karena relatif sering mengalami tekanan dalam
pekerjaan dibanding ibu rumah tangga (La Leche League International, 1997). Ibu
yang stres mungkin merasakan berkurangnya jumlah ASI yang biasa diperah dan
berkurangnya jumlah hasil perahan ini dapat menyebabkan stres baru.
f. Ibu sakit Ada ibu yang menghentikan proses menyusui ketika dirinya sakit karena
khawatir anaknya akan tertular. Umumnya tindakanini tidak diperlukan, teruatama
bila ibu hanya menderita penyakit ringan saja seperti batuk, pilek atau flu.
Kuman-kuman penyakit tersebut tidak ditularkan melalui ASI, bahkan ASI
memberikan kekebalan tambahan karena mengandung antibodi yang diciptakan
oleh tubuh ibu saat ia sakit (Riordan, 2005)

Masalah lazim pada bayi Masalah lazim yang dijumpai pada bayi dan berpotensi
mengganggu proses menyusui antara lain:

a. Kuning pada bayi (Ikterus) Ikterus adalah kondisi dimana kulit bayi berubah menjadi
kekuningan karena dilepaskannya suatu zat bernama bilirubin, yang merupakan hasil
pemecahan sel-sel darah merah. Kondisi ini sering menakutkan bagi ibu, karena
jumlah bilirubin berlebihan dapat merusak jaringan dan menyebabkan berbagai
gangguan fungsi otak (Riordan, 2005).
b. Percepatan pertumbuhan Banyak ibu yang tidak mengetahui bahwa bayi secara alami
melewati suatu fase dimana kebutuhan asupannya melonjak secara tibatiba. Fase ini
dikenal dengan fase percepatan pertumbuhan (growth spurt). Bayi yang tadinya
menyusu dengan tenang dan teratur tiba-tiba menjadi gelisah dan lebih sering
menyusu. Percepatan pertumbuhan ini lazim terjadi saat bayi berusia 3 minggu, 6
minggu dan 3 bulan dalam masa menyusui eksklusif (6 bulan) (La Leche League
International, 1997). Saat bayi mengalami percepatan pertumbuhan, tidak ada
tindakan khusus yang perlu dilakukan oleh ibu selain menyusu lebih sering dan lebih
lama, sesuai dengan permintaan bayi.
c. Bayi sakit Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memang terbukti lebih sehat, namun
bukan berarti tidak akan pernah sakit sama sekali. Mereka juga bisa saja terkena
batuk, pilek, diare dan sebagainya. Keadaan ini biasanya mengkhawatirkan bagi ibu
sehingga kadang ibu merasa perlu untuk memberikan asupan non ASI bagi bayi
sebelum usianya 6 bulan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
d. Bayi menangis dan kolik Tangisan bayi merupakan suatu hal yang sering membuat
seorang ibu dan orang-orang disekitarnya cemas. Mereka beranggapan bahwa lapar
adalah alasan bayi menangis, tanpa memikirkan kemungkinan lainnya. Kolik adalah
kondisi saat bayi menangis secara terus menerus tanpa alasan yang jelas dn kadang
tangisannya memiliki pola tertentu, seperti menangis pada waktu-waktu tertentu atau
menangis pada petang hari. Gejala ini akan berkurang pada saat bayi berusia 3 bulan.
(La Leche League International, 1997).
e. Bingung putting Bingung putting adalah kondisi dimana bayi kebingungan setelah
menggunakan putting buatan atau dot, karena menyusui pada dot memerlukan teknik
yang berbeda (La Leche League International, 1997).

2.8 TAHAPAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

Kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan bisa terpenuhi dari ASI saja atau susu formula
karena alasan medis. ASI sebaiknya terus diberikan sampai anak usia 2 tahun, namun pada
saat bayi usia 6 bulan harus mulai diberikan makanan pendamping ASI untuk memenuhi
kebutuhan gizinya. Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah
makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
MP-ASI diberikan mulai umur 6–24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga, pengenalan. Pemberian MP-ASI diberikan kan secara bertahap sesuai
dengan usia anak yang dimulai dari MP-ASI yang jenis lumat, lembik sampai anak terbiasa
dengan makanan keluarga. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna
bayi dalam menerima MP-ASI. Berikut jenis tahapan pemberian MP-ASI pada anak.

Tahapan pemberian MP-ASI pada Anak

MP-ASI
USIA
ASI MAKANAN
(BULAN) MAKANAN LUMAT MAKANAN LEMBIK
KELUARGA

0-6*
6-8

9-11

12-24

Bayi yang mendapatkan cukup ASI dan MP-ASI, berat badannya akan naik setiap
bulan sesuai dengan kenaikan berat badan anak pada KMS atau kenaikan berat badan dan
tinggi badan sesuai dengan Standar WHO 2006.

2.8.1 Syarat MP-ASI yang baik

Menurut WHO, beberapa syarat MP-ASI yang baik meliputi:

 Diberikan pada waktu yang tepat, yakni ketika pemberian ASI saja sudah tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

 Aman, yakni MP-ASI harus disimpan dan diberikan kepada anak dengan tangan atau
perlengkapan makan yang bersih.

 Kaya akan gizi, yakni MP-ASI mampu mencukupi kebutuhan zat gizi makro dan
mikronutrien bayi dan balita.

 Teksturnya disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.

2.8.2 TANDA BAYI SUDAH SIAP DIBERI MP-ASI MENURUT (WHO, 2003)
ADALAH
 Dapat mengendalikan lidahnya lebih baik
 Mulai melakukan gerakan mengunyah keatas dan ke bawah
 Suka memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya
 Berminat terhadap rasa yang baru
 Pada usia ini juga sistem pencernaan sudah cukup matang untuk mencerna berbagai
makanan
2.8.3 Teori 4 kuadran

Salah satu syarat MP-ASI yang baik yakni kaya akan gizi. Maka itu, sebaiknya pastikan
MP-ASI yang Anda berikan pada si kecil mengandung 4 hal berikut:

 Karbohidrat, contohnya nasi, kentang, mie, roti, dan bihun.

 Protein, terutama sumber hewani. Contohnya daging, ayam, ikan, dan telur.
 Buah atau sayur

 Lemak, yang berasal dari minyak, santan, margarin, dan lain sebagainya

Kekentalan Bubur MP-ASI

BAIK BURUK

2.9 DAMPAK PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI

Pemberian MPASI pada bayi sebelum usia enam bulan yang masih tinggi disebabkan
karena beberapa faktor. Faktor biologi meliputi faktor ibu, paritas, pemakaian kontrasepsi,
serta kesehatan bayi dan ibu. Faktor sosial budaya yaitu pengaruh langsung budaya barat,
urbanisasi, sikap terhadap payudara, pegaruh iklan, pengaruh petugas kesehatan, tingkat
pendidikan ibu, pekerjan ibu, dan pengetahuan ibu. Faktor ekonomi yaitu pendapatan
(Dahlia, 2008).

Saat bayi berumur kurang dari enam bulan sel-sel di sekitar usus belum siap untuk proses
pemecahan dan penyerapan sari-sari makanan, sehingga makanan yang masuk dapat
menyebabkan reaksi imun dan terjadinya alergi. Pada beberapa kasus yang ekstrim ada juga
yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASI terlalu dini (Luluk, 2008).

Dampak pemberian MP ASI yang diberikan secara dini antara lain:

1) Menurunkan intensitas pengisapan bayi, yang akan berisiko untuk terjadinya


penurunan produksi ASI.
2) Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat
besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.
3) Risiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
4) Kebutuhan gizi/nutrisi anak tidak terpenuhi.
5) Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga risiko infeksi
meningkat.
6) Defluk atau kolik usus (kerewelan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang
dipercaya karena adanya kram di dalam usus)

2.10 KEBUTUHAN NUTRISI BAYI USIA 0-6 BULAN

Nutrisi bayi yang berusia 0-6 bulan cukup terpenuhi dari ASI saja (ASI Eksklusif).
Hal-hal perlu diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi usia 0-6 bulan adalah
sebagai berikut:

a) Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)


b) Jangan beri makanan/minuman selain ASI
c) Susui bayi sesering mungkin
d) Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari
e) Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
f) Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
g) Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lainnya
h) Susui anak dalam kondisi menyenangkan, nyaman dan penuh perhatian
i) Dukungan suami dan keluarga penting dalam keberhasilan ASI Eksklusif

2.11 KEBUTUHAN NUTRISI BAYI USIA 6-8 BULAN

Pada bayi usia 6 – 8 bulan pemberian ASI diteruskan serta pemberian makanan
tambahan mulai diperkenalkan dengan pemberian makanan lumat dua kali sehari. Pemberian
makanan tambahan diperkenalkan karena keadaan alat cerna sudah semakin kuat. Makanan
yang diberikan pada bayi usia ini harus sudah bervariasi, terutama dalam memilih bahan
makanan yang akan digunakan. Bahan makanan lauk pauk seperti telur, hati, daging sapi,
daging ayam, ikan basah, ikan kering, udang, atau tempe tahu, dapat diberikan secara
bergantian.

Jika Anda akan menyiapkan MP-ASI yang baik perlu memperhatian hal berikut:
 Padat energy, protein dan zat mikro (zat besi, Zinc, Kalsium, Vitamin A, Vitamin C
dan Folat)
 Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam, penyedap rasa dan pengawet
 Mudah ditelan dan disukai anak
 Tersedia lokal dan harganya terjangkau Makanan utama adalah makanan padat yang
diberikan secara bertahap (bentuk, jumlah dan freuensi) bisa dilihat pada tabel
berikut.

Tabel : Pemberian makan pada bayi usia 6 – 8 bulan

USIA BENTUK BERAPA KALI BERAPA BANYAK


MAKANAN SEHARI SETIAP KALI
MAKAN
6 - 8 Bulan - ASI - Teruskan 2 - 3 sendok makan
- Makanan lumat pemberianASI secara
(buburdan makanan seseringmungkin bertahaphingga
keluarga yang - Makanan lumat 2-3 mencapai1/2 gelas
dilumatkan) kali sehari atau 125 ml setiap
- Makanan selingan kali makan
1-2 kali sehari
(buah, biscuit)

2.12 KEBUTUHAN NUTRISI BAYI UMUR 9-11 BULAN

Pemberian makan pada bayi usia 9-11 bulan adalah sebagai berikut:

 Teruskan pemberian ASI


 Berikan MP-ASIyang lebih padat, contohnya: bubur nasi, nasi tim dan nasi lembek
Pemberian makanan pada bayi usia 9 -11 bulan dapat dilihat pada tabel berikut

USIA BENTUK BERAPA KALI BERAPA BANYAK


MAKANAN SEHARI SETIAP KALI
MAKAN
9 - 11 bulan - ASI - Teruskan 1/2 gelas/mangkuk
- Makanan lembik pemberian ASI atau 125 ml
ataudicincang yang - Makanan lembek
mudahditelan anak. 3-4 kali sehari
- Makanan selingan - Makanan selingan
yang dapatdipegang 1-2 kali sehari.
anakdiberikan di
antara waktu makan
lengkap

Selain hal tersebut, anak juga berikan aneka makanan yang terdiri dari:

 Makanan pokok, seperti: nasi, ubi, sagu


 Lauk hewani: ikan, telur, hati, ayam dan daging
 Lauk nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan
 Sayur dan buah-buahan
 Beri makanan selingan 2 kali sehari, contoh: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, kue
tradisional dan kue lain

2.13 KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI UMUR 12-24 BULAN DAN ANAK
PRASEKOLAH

Kelompok yang rawan gizi adalah bayi, balita dan anak prasekolah. Ketidak tahuan
tentang cara pemberian makanan yangbaik dari jumlah, jenis frekuensi makanan menjadi
suatu penyebab terjadinya masalah kurang gizi pada bayi dan anak. Oleh karena itu sebagai
tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan melakukan KIE (Konsultasi, Informasi dan
Edukasi) tentang kebutuhan gizi pada anak.

Dalam pemenuhan gizi pada anak Ibu dan keluarga harus membiasakan memberi
asupan gizi yang terbaik untuk buah hatinya dan disesuaikan dengan kemampuan finansial
dan kemudahan memperolehnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah: pemilihan bahan
makanan, pengolahan, termasuk kebersihannya pada saat proses memasak dan penyajiannya
serta cara pemberiannya kepada anak.

Untuk mengurangi rasa bosan anak, ibu sebaiknya memiliki beraneka resep masakan
untuk anak sehingga bisa menghidangkan berbagai masakan. Pemenuhan gizi pada anak
dapat dilihat pada tabel berikut.

Umur 12-24 Bulan Umur 24 bulan atau Lebih


 Teruskan pemberian ASI  Berikan makanan keluarga 3 x sehari,
 Berikan makanan keluarga secara bertahap sebanyak 1/3-1/2 porsi makanan orang
sesuai kemampuan anak dewasa yang terdiri dari nasi, lauk-pauk,
 Berikan 3 x sehari, sebanyak 1/3 porsi sayur dan buah
makan orang dewasa terdiri dari nasi,  Berikan makanan selingan kaya gizi 2 x
laukpauk, sayur, dan buah sehari di antara waktu makan.
 Beri makanan selingan kaya gizi 2 x  Perhatikan jarak pemberian makanan
sehari di antara waktu makan (biskuit, kue) keluarga dan makanan selingan
 Perhatikan variasi makanan.

 Utamakan memberikan MP-ASI dari makanan lokal. Jika mengunakan MP-ASI


buatan pabrik, baca cara pakainya dan perhatikan tanggal kadaluwarsanya
 Ajari anak makan sendiri dengan sendok
 Ajari anak minum dengan menggunakan gelas

Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan bagi anak dapat dilihat pada tabel berikut ini

Kelompok Energi Protein Vitamin A Besi (mg) Kalsium(mg)


usia (Kkal) (gram) (RE)
1 – 3 tahun 1.000 25 400 8,2 500
4 – 6 tahun 1.550 39 450 9 500

Bahan Bayi 6-12 bulan Anak 1-3 tahun 4-5 tahun (1.700
(900 Kkal) (1.200 Kkal) Kkal)
Nasi 1 ½ gelas 2 ¼ gelas 3 gelas
Daging/tempe/telur/ikan 1 potong 1-2 potong 2-4 potong
Sayuran 2 sendok makan 1 ½ gelas 2 gelas
Buah 1 buah/potong 3 buah/potong 3 buah/potong
ASI Lanjutkan Hingga 2 tahun -
Susu - 1 gelas 1 gelas
Minyak 1 sendok makan 1½ sendok makan 2 sendok makan
Gula - 2 sendok 2 sendok makan

2.14 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi


1) Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa darah, tempe yang merupakan
sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan dalam makanans ehari-hari, karena
masyarakat menganggap bahwa mengosumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga
memengaruhi status gizi. Misalnaya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang,
papaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik.
Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak, karena ikan dianggap mengakibatkan
cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan, sehigga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang di butuhkan secara
cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada remaja karena
asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.
5) Ekonomi

Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan bergizi,
membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status
ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
menyadiakan makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan satus ekonomi cukup lebih mudah
untuk menyediakan makanan yang bergizi
6) Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme tubuh biasa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut.
Setelah usia 20 tahun energi basal relative konstan.
7) Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kg BB/jam.
8) Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas, sehingga kebutuhan metabolisme
basal tubuh juga semakin besar.
9) Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurag nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1 KASUS

Ny E datang ke posyandu tanggal 10 September 2020. Gina lahir tanggal 05 Juni 2020 di
BPS dengan berat badan lahir 3125 gram, panjang badan 51 cm. Selain ASI, saat ini Gina
sudah makan bubur bayi.

Apa sebaiknya yang dilakukan bidan kepada Ny. E sehubungan asupan Gina?

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. bayi dengan berat badan 3125gram Panjang 51 cm selain asi juga makan bubur
Jawaban: Gina lahir dengan normal dimana berat badan dan Panjang badan berada
pada keadaan normal yang dimana berat badan bayi baru lahir normal adalah
2500gram – 4000gram sedangkan Panjang badan normal bayi baru lahir biasanya bayi
laki-laki yang baru lahir memiliki tinggi badan 46,1-55,6 cm, sedangkan bayi
perempuan 45,4-54,7 cm
2. usia bayi 3 bulan sudah diberikan bubur bayi
7) Jawaban: Seharusnya bayi diberikan makanan pendamping atau yang biasa disebut
mp-asi saat usia diatas 6 bulan dikarenakan usia 0-6 bulan diharus diberikan asi
eksklusif. Dikarenakan pemberian mp-asi secara dini menimbulkan dampak terhadap
bayi diantaranya:
 Menurunkan intensitas pengisapan bayi, yang akan berisiko untuk terjadinya
penurunan produksi ASI.
 Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi
penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan
anemia.
 Risiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
 Kebutuhan gizi/nutrisi anak tidak terpenuhi.
 Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga risiko infeksi
meningkat.
 Defluk atau kolik usus (kerewelan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi
yang dipercaya karena adanya kram di dalam usus)

3.3 PENDAPAT
1. tidak wajar jika bayi 3 bulan diberi bubur bayi seharusnya bayi 3 bulan masih diberi
asi saja
2. pemberian makan bubur pada usia 3 bulan tidak sesuai karena bayi usia 0-6 hanya
diberi asi saja jika umur sudah lebih dari 6 bulan sudah bisa diberi makan tetapi harus
memperhatikannya seperti tekstur yang lunak

3.4 MENYUSUN MASALAH SECARA SISTEMATIK


1. bayi diberikan makan pendamping yang tidak sesuai dengan usia bayinya. Tidak
sesuai dengan aturan pemenuhan nutrisi bayi. Karena makanan diberikan setelah usia
6 bulan, pemenuhan nutrisi juga tidak cukup saja dengan asi maka harus makanan
pendamping dengan tektur yang lembut. Bayi dibawah usia 6 bulan harus full asi
eksklusif
3.5 MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1. untuk memahami tentang kebutuhan asupan nutrisi pada bayi
2. untuk memahami bagaimana peran bidan dalam memberikan konseling nutrisi pada
bayi
3. untuk mengetahui dampak pemberian mp-asi dini (sebelum waktunya)
4. untuk mengetahui jadwal pemberian asi eksklusif dan juga jadwal pemberian mp-asi
5. untuk mengetahui manfaat asi ekslusif

BAB IV
PENUTUP
2.10KESIMPULAN
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI.
Untuk itu bayi yang berumur 6 bulan di anjurkan untuk mengkonsumsi bubur tim dengan
cara pengolahan dan ragam sayuran/buah yang telah disebutkan di atas.

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung
zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini
perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak


sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak
akan berhenti pada usia 3-4 tahun.

2.11SARAN
Penting untuk mengetahui nutrisi pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dengan
memberikan nutrisi yang tepat kepada anak sesuai dengan usianya, serta terus memperhatikan
dampak yang akan timbul oleh karena nutrisi yang diberikan itu.

DAFTAR PUSAKA
https://id.scribd.com/document/426202507/Makalah-Kebutuhan-Nutrisi-Pada-Bayi-Dan-
Balita

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf

https://www.academia.edu/30267387/Kebutuhan_Nutrisi_pada_Anak_dan_Balita_Diajuk
an_untuk_memenuhi_salah_tugas_mata_kuliah_Keperawatan_Anak_I

file:///C:/Users/Asus/Downloads/GIZI%20BAYI.pdf

file:///C:/Users/Asus/Downloads/mpasi%20sebelum%206%20bulan.pdf

GLOSARIUM
IGE: Antibodi E adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE
memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1.

IGA: Antibodi A adalah antibodi yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosa.
IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh sebagai sIgA dalam perlindungan
permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus ke
membran mukosa.

KB: keluarga berencana

ASI: Air susu ibu

Anda mungkin juga menyukai