Anda di halaman 1dari 61

PERTEMUAN 3

KONSEP DASAR TIMBULNYA


PENYAKIT
dr. Aida, M.Ked(Paru), Sp.P(K)
Konsep Epidemiologi
• 1. Konsep sehat
• 2. Konsep sakit
• 3. Proses terjadinya penyakit
• 4. Riwayat perjalanan penyakit alamiah
• 5. Pencegahan penyakit
KONSEP SEHAT
• Konsep sehat merupakan proses yg dinamis
dan bersifat relatif
• Konsep sehat secara fisik  seseorang
dikatakan sehat apabila semua organ tubuh
dpt berfungsi dlm batas2 normal sesuai dg
umur dan jenis kelamin
• Konsep sehat berdasarkan ekologi  sehat
berarti proses penyesuaian antara individu
dgn lingkungannya
KONSEP SEHAT

• Konsep sehat yg banyak dianut berdasarkan


WHO (1948)
– Sehat adalah suatu keadaan fisik, mental dan
kesejahteraan sosial yg sempurna dan tdk hanya
terhindar dari penyakit dan kelemahan
KONSEP SEHAT
Konsep sehat berdasarkan UU Kesehatan No.36
thn 2009
• Kesehatan adalah  keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yg memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi
KONSEP SAKIT
• Konsep sakit jg merupakan proses yang
dinamis dan bersifat relatif
• Walaupun secara umum konsep sakit lebih
mudah ditentukan, ttp dlm hal2 tertentu akan
sama sulitnya dg penentuan batasan sehat
• Contoh  ada 2 orang dgn gambaran EKG yg
sama tetapi tidak sama keluhan yg
dirasakannya
KONSEP PENYEBAB DAN PROSES
TERJADINYA PENYAKIT
Perkembangan teori penyebab penyakit :
• Konsep terjadinya penyakit didasarkan krn
adanya gangguan makluk halus
• Hipocrates  timbulnya penyakit krn adanya
pengaruh lingkungan yg meliputi air, udara,
tanah cuaca, dll
• Pd masyarakat Tiongkok  adanya teori
humoral yaitu teori penyakit tentang adanya
keseimbangan cairan dlm tubuh manusia
• Pengertian penyebab penyakit dalam
epidemiologi berkembang dari rantai sebab
akibat ke suatu proses kejadian penyakit 
yakni proses interaksi antara manusia
(pejamu) dg berbagai sifatnya (biologis,
fisiologis, psikologis, sosiologis, antropologis)
dengan penyebab (agent) serta dgn
lingkungan (environment)
• Agen  suatu faktor yg harus hadir unt suatu
penyakit agar penyakit itu terjadi
– contoh : virus influenza adalah agen flu
• Keadaan lingkungan (environment) juga
menentukan apakah transmisi efektif penyakit
dpt terjadi dlm situasi tertentu
Karakteristik Penjamu
• Pejamu  tempat yang dinvasi oleh penyakit
• Penjamu dapat berupa manusia, hewan atapun
tumbuhan
• Manusia mempunyai karakteristik tersendiri
dalam menghadapi ancaman penyakit, berupa
1. Resistensi 
– kemampuan dari penjamu untuk bertahan terhadap
suatu infeksi
– Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia
mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam
menghadapinya
2. Imunitas
– kesanggupan host mengembangkan respon imunologis,
alamiah/perolehan (non-ilmiah)
– sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu
– Selain mempertahankan diri dari penyakit  mekanisme
pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan
tersendiri
– Misalnya campak  manusia mempunyai kekebalan
seumur hidup, mendapat imunitas yang tinggi setelah
terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali
maka akan kebal seumur hidup
3. Infektifnes (infectiousness)
– potensi penjamu yang terinfeksi untuk menularkan
penyakit kepada orang lain
– Pada keadaan sakit maupun sehat  kuman yang berada
dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia
dan sekitarnya
Karakteristik Agen
Agen  penyebab penyakit yang dapat terdiri dari berbagai
jenis yaitu :
• agen biologis  virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa,
metazoa
• Agen nutrien  Protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, dan air
• Agen fisik  Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan
• Agen mekanis  Gesekan, benturan, pukulan yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan
• Agen kimia
– Endogenous  asidosis, diabetes (hiperglikemia), uremia
– eksogenous  zat kimia, alergen, gas, debu
Karakteristik dari agen berupa :
• Infektivitas
– kesanggupan organism beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari penjamu untuk mampu tinggal dan
berkembangbiak (multiply) dalam jaringan penjamu
– diperlukan jumlah tertentu dari MO untuk
menimbulakan infeksi terhadap penjamunya
– Dosis infektivitas minimum (minimum infectious dose)
 jumlah minimal organisme yang dibutuhkan untuk
menyebabkan infeksi  Jumlah ini berbeda antara
berbagai spesies mikroba dan antara individu
• Patogenensis
– kesanggupan organisme untuk timbulkan reaksi
klinik khusus yang patologis setelah terjadinya
infeksi pada penjamu yang diserang
– jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang
yang terinfeksi
– hampir semua orang yang terinfeksi dengan virus
smallpox menderita penyakit (high
pathogenenicity)  sedangkan orang yang
terinfeksi polivirus tidak semua jatuh sakit (low
pathogenenicity)
• Virulensi
– kesanggupan organisme tertentu untuk
menghasilakan reaksi patologis yang berat 
selanjutnya mungkin menyebabkan kematian
– Virulensi kuman menunjukkan beratnya (severity)
penyakit
• Toksisitas
– kesanggupan organisme untuk produksi reaksi kimia
yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya
– Dalam upaya merusak jaringan untuk sebabkan
penyakit  berbagai kuman mengeluarkan zat toksin
• Invasitas
– kemampuan organisme melakukan penetrasi dan
menyebar setelah memasuki jaringan
• Antigenisitas
– kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi
imunologis dalam penjamu
– Beberapa mempunyai antigenesitas lebih kuat
dibanding yang lain
– Jika menyerang aliran darah (virus measles) akan
lebih merangsang immunoresponse dari yang
hanya menyerang permukaan membran
(gonococcuc)
Dalam menyebabkan penyakit agen harus
memiliki kemampuan dari karakteristik diatas

Akan tetapi masing-masing agen terkadang


memiliki karakteristik yang terendah atau
terkuat dari jenis-jenis karakteristik
Karakteristik Lingkungan
• Topografi
– situasi lingkungan tertentu, baik yang natural
maupun buatan manusia yang mungkin
mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu
penyakit tertentu
• Geografis
– keadaan yang berhubungan dengan struktur
geologi dari bumi yang berhubungan dengan
kejadian penyakit
Didalam epidemiologi dekriptif, terdapat tiga
variabel determinan yaitu orang, tempat dan
waktu
Frekuensi penyakit berubah menurut perubahan
variabel-variabel epidemiologi tersebut
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
• Dalam teori keseimbangan  interaksi ketiga unsur tsb
harus dipertahankan keadaan keseimbangannya, dan
bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya
akan menyebabkan timbulnya penyakit
• Faktor agent  penyebab penyakit berupa biologis,
fisik, kimia
• Faktor host  karakteristik personal, perilaku,
presdisposisi genetik dan immmunologik
• Faktor lingkungan  keadaan eksternal (selain agent)
yang mempengaruhi proses penyakit baik berupa fisik,
biologis atau sosial
Hubungan interaksi host, agent dan environment dpt
digambarkan sbb :
INTERAKSI AGEN, HOST, DAN
LINGKUNGAN :
1. Interaksi Agen Penyakit – Lingkungan

• Keadaan dimana agen penyakit langsung


dipengaruhi oleh lingkungan dan terjadi pada
saat pre-patogenesis dari suatu penyakit
• Misalnya :
– Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari
– stabilitas vitamin sayuran di ruang pendingin
– penguapan bahan kimia beracun oleh proses
pemanasan
2. Interaksi – Host – Lingkungan
• Keadaan dimana manusia langsung
dipengaruhi oleh lingkungannya pada fase
pre-patogenesis
• Misalnya  Udara dingin, hujan, dan
kebiasaan membuat dan menyediakan
makanan
3. Interaksi Host – Agen penyakit
• Keadaan dimana agen penyakit menetap,
berkembang biak dan dapat merangsang manusia
untuk menimbulkan respon berupa gejala
penyakit
• Misalnya
– Demam
– perubahan fisiologis dari tubuh
– pembentukan kekebalan
– atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya
• Interaksi yang terjadi  berupa sembuh
sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau
kematian
4. Interaksi Agen penyakit – Host – Lingkungan

• Keadaan dimana agen penyakit, manusia, dan


lingkungan bersama2 saling mempengaruhi dan
memperberat satu sama lain  memudahkan agen
penyakit  secara langsung atau tidak langsung
masuk ke dalam tubuh manusia
• Misalnya  Pencemaran air sumur oleh kotoran
manusia  dapat menimbulkan Water Borne
Disease
JARINGAN SEBAB AKIBAT
(Jaring Laba-Laba)
• Dicetuskan oleh Mc Mohan
• Hakikat konsep ini adalah efek yg terjadi tdk
tergantung kpd penyebab2 yg terpisah scr
mandiri, ttp lbh merupakan perkembangan
rangkaian sebab-akibat  dimana setiap
hubungan itu sendiri hasil dari silsilah
(geneologi) yg mendahuluinya dan yg
kompleks (complex geneology of antecenden)
• Contoh  jaringan sebab akibat yg mendasari
penyakit jantung koroner (PJK) dimana banyak
faktor yg merupakan menghambat atau
meningkatkan perkembangan penyakit
• Beberapa faktor instrinsik pd pejamu & tetap
(umpama LDL genotip), spt komponen
makanan, perokok, inaktifasi fisik, gaya hidup
dpt dimanipulasi
TEORI RODA
• Merupakan pendekatan lain untuk
menjelaskan hubungan antara manusia dan
lingkungan
• Roda terdiri dari satu pusat (pejamu atau
manusia) yg memiliki susunan genetik sbg
intinya
• Disekitar pejamu terdapat lingkungan yg
dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu,
lingkungan biologi, sosial dan fisik
• Besarnya komponen2 dr roda tergantung kpd
penyakit tertentu yg menjadi perhatian kita
• Untuk penyakit2 bawaan (herediter) inti
genetik relatif lebih besar
• Untuk kondisi tertentu spt campak inti genetik
relatif kurang penting oleh karena keadaan
kekebalan dan sektor biologi lingkungan yg plg
berperan
• Pada model roda mendorong pemisahan
perincian faktor pejamu dan lingkungan , yt
suatu perbedaan yg berguna untk analisa
epidemiologi
1. Unsur Penyebab (agent), tdd:
– Unsur penyebab biologis
– Unsur penyebab nutrisi
– Unsur penyebab kimiawi
– Unsur penyebab fisika
– Unsur penyebab psikis
2. Unsur Pejamu (host)
– Manusia sbg makhluk biologis, mempy sifat biologis :
umur, jenis kelamin, ras, keturunan, bentuk anatomis
tubuh, fungsi fisiologis, keadaan imunitas, status gizi,
status kesehatan scr umum
– Manusia sbg makhluk sosial : adat, kebiasaan,
agama, hub.kel, hub.masy, kebiasaan hidup
3. Unsur Lingkungan (Environment)
Unsur lingkungan memegang peranan yg cukup
penting dlm menentukan proses terjadinya interaksi
antara pejamu dan agent dlm proses terjadinya
penyakit, secara garis besar, unsur lingkungan dapat
dibagi 3 :
a. Lingkungan Biologis  segala flora dan fauna yg
ada disekitar manusia, yt : mikro-organisme yg
patogen dan yg tdk, berbagai binatang dan
tumbuhan yg dpt mempengaruhi kehidupan
manusia, fauna sekitar manusia yg berfungsi sbg
vektor penyakit terutama penyakit menular
b. Lingkungan Fisik  udara, keadaan cuaca,
geografis dan geologis, air, unsur kimiawi
lainnya, radiasi
c. Lingkungan sosial  semua bentuk
kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik,
sistem organisasi, serta institusi/ peraturan
yg berlaku, pekerjaan, urbanisasi, bencana
alam, perkembangan ekonomi
TERIMAKASIH
PERTEMUAN 4

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT


(RAP)
dr. Aida, M.Ked(Paru), Sp.P(K)
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT (RAP)
Adalah  perkembangan penyakit secara
alamiah, tanpa ikut campur tangan medis atau
intervensi kesehatan lainnya

RAP (natural history of disease)  deskripsi


tentang perjalanan waktu penyakit pada
individu, dimulai sejak terjadinya paparan agen
kausal hingga terjadinya penyakit  seperti
kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi
oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik
• Tiap penyakit mempunyai RAP masing2
• RAP sebenarnya merupakan suatu eksperimen
dgn intervensi yg dilakukan oleh alam
• Pengetahuan RAP sama pentingnya dengan
kausa penyakit  upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit
• Dengan mengetahui perilaku dan karakteristik
penyakit  bisa dikembangkan intervensi
yang tepat untuk mengidentifikasi maupun
mengatasi problem penyakit tersebut
Manfaat dari RAP, yaitu:
• Diagnostik  masa inkubasi dipakai sebagai
pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya
jika trejadi KLB (Kejadian Luar Biasa
• Pencegahan  mengetahui kuman patologi
penyebab dan rantai perjalanan penyakit 
mudah dicari titik potong yang penting dalam
upaya pencegahan penyakit
– Mengetahui riwayat penyakit  terlihat apakah
penyakit itu perlangsungannya akut ataukah
kronik  berbeda upaya pencegahan
Manfaat dari RAP, yaitu:
• Terapi  intervensi/terapi hendaknya
diarahkan ke fase paling awal
– Tahap perjalanan awal penyakit itu terapi tepat
sudah perlu diberikan
– Lebih awal terapi akan lebbih baik hasil yang
diharapkan
– Keteralambatan diagnosis akan berkaitan dengan
keterlambatan terapi
• RAP  merupakan dasar melakukan upaya
pencegahan
• RAP + hasil pemeriksaan fisik  mengarahkan
tenaga kesehatan untuk tetapkan diagnosis 
kemudian memahami perjalanan penyakit
yang telah didiagnosis
• RAP penting  tindakan pencegahan,
keganasan penyakit, lama kelangsungan hidup
penderita, atau adanya gejala sisa berupa
cacat atau carrier
RAP Penyakit Menular
• Dimulai terjadinya pemaparan agen infeksius 
akibatkan penyakit
• Tanpa tindakan pengobatan  penyakit dapat
berakhir dengan kondisi sembuh sempurna,
carrier, cacat, atau meninggal
• Karakteristik RAP menular  kerangka waktu dan
manifestasi yang berbeda2 dan bervariasi
• Edukasi penyakit pada individu  perkembangan
penyakit dihambat dengan tindakan pencegahan
dan pengobatan
TAHAPAN RAP
• Tahap Prepatogenesis
• Tahap Patogenesis
• Tahap Pasca Patogenesis
– Sembuh
– Kronik/ Karier
– Cacat
– Mati
1. Tahap Prepatogenesis
• Individu keadaan normal sehat tetapi  peka thdp
kemungkinan terganggu serangan agen penyakit (stge of
suseptibility)
• Terjadi interaksi  penjamu dengan bibit penyakit 
terjadi di luar tubuh
– Bibit penyakit di luar tubuh penjamu  kuman
mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang
penjamu
• Belum ada gejala sakit  daya tahan tubuh penjamu
kuat
• Jika penjamu ‘lengah’ atau bibit penyakit menjadi lebih
ganas + kondisi lingkungan kurang menguntungkan
penjamu  maka keadaan dapat berubah
• Penyakit  memasuki tahap patogenesis
Gambaran Tahap Prepatogenesis

interaksi Host-Agent-
Environment berubah
interaksi host lebih rentan
Host – Agent atau agen lebih
(diluar Host) virulen  agen dapat
menginfeksi host
Host sehat (patogenesis)
2. Tahap Patogenesis
4 sub-tahap, yaitu :
• Tahap Inkubasi
– masuknya bibit penyakit/ Agen ke dalam tubuh
yang peka (Host) sampai timbul gejala sakit
– Masa inkubasi penyakit bervariasi
– Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi sendiri,
 pengetahuan masa inkubasi  indentifikasi
jenis penyakitnya (diagnosis)
• Tahap Dini
– Mulai dengan munculnya gejala penyakit 
ringan
– Mulai menjadi masalah kesehatan  sudah ada
gangguan patologis (pathologic changes) 
walaupun penyakit masih dalam masa subklinik
(stage of subclinical disease)
– Seandainya memungkinkan  pada tahap ini
diharapkan diagnosis tegak dini
• Tahap Lanjut
– Penyakit bertambah jelas  bisa tambah berat
dengan kelainan patologis dan gejalanya (stage of
clinical disease)
– Penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan
klinik yang jelas  diagnosis sudah realtif mudah
ditegakkan
– setelah diagnosis tegak diperlukan pengobatan
yang tepat  menghindari akibat lanjut yang
kurang baik
• Tahap Akhir
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada
dalam lima pilihan keadaan, yaitu :
– Sembuh sempurna penyakit menghilang  pulih
sehat kembali
– Sembuh dengan cacat  penyakit menghilang sudah
tidak ada tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya 
meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa
cacat
– Karier  di mana tubuh penderita pulih kembali 
namun bibit penyakit masih tetap ada dalam tubuh
tanpa memperlihatkan gangguan penyakit
– Penyakit tetap berlangsung secara kronik
– Berakhir dengan kematian
Simple Model RAP
• Riw penyakit diawali dari keadaan rentan
(susceptibility)  terjadi paparan agent 
namun gejala penyakit belum muncul (tahap
subliclinical atau preclinical)
• Ada interaksi antara Host dan Agent  tetapi
Agent masih diluar Host
• Kemudian memasuki masa inkubasi
– penyakit infeksi  masa inkubasi
– non infeksi  masa laten atau masa empirical
induction
• Fase klinis
– Dimulai dari pasien mengalami gejala penyakit
– Diakhiri dengan hasil dari penyakit berupa sehat,
cacat atau mati
• Faktor host, kecepatan proses penyakit, efikasi
perawatan medis, dan ketepatan diagnosis
gejala  dapat mempengaruhi hasil akhir
penyakit
• Leavell dan Clark menggambarkan riwayat
perjalan penyakit
Riwayat Alamiah Penyakit ada 4 Fase
(Rothman 1981, Mausner dan Kramer, 1985) :
• Fase Rentan
• Fase Presimptomatik
• Fase Klinik
• Fase Terminal
1. Tahap Rentan/peka
• Tahap berlangsungnya proses etiologik, dimana faktor
penyebab pertama untuk pertama kalinya bertemu
penjamu
• Faktor penyebab pertama belum menimbulkan penyakit 
tetapi telah mulai meletakkan dasar2 bagi penyakit
• Faktor penyebab pertama termasuk juga faktor resiko, yaitu
faktor yang kehadirannya meningkatkan probabilitas
kejadian penyakit
Contoh:
- Kebiasaan merokok → Ca Paru
- Kolesterol LDL yang tinggi → PJK
- Gizi yang buruk → TBC
- Radiasi sinar –X → Laukemia
2. Tahap Presimptomatik/Pra gejala
• Tahap berlangsungnya proses perubahan
patologik yang diakhiri dgn keadaan ireversibel
(manifestasi penyaki tak dpt dihindari lagi)
• Disini belum terjadi manifestasi penyakit  tetapi
telah terjadi tingkat perubahan patologik yang
siap untuk dideteksi tanda dan gejalanya pada
tahap berikutnya
Contoh :
Perubahan aterosklerosis arteri koroner sebelum
seseorang memperihatkan tanda dan gejala PJK
3. Tahap Klinis
• Tahap dimana perubahan patologik pada
organ telah cukup banyak  sehingga tanda
dan gejala penyakit mulai dapat dideteksi
• Disini telah terjadi manifestasi klinik penyakit
4. Tahap Ketidakmampuan/terminal
• Tahap dimana terlihat akibat dari penyakit
• Akibat penyakit mungkin 
– sembuh spontan
– sembuh dgn terapi
– remisi (kambuh)
– perubahan beratnya penyakit
– Kecacatan
– kematian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai