Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT BUDIMULIA


NOMOR: /RS_ETA/SK_04/18.I/2016

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF


RUMAH SAKIT BUDIMULIA

DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDIMULIA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi, maka
perlu dilakukan pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif di RS;
b. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan obstetrineonatalemergensi
komprehensif (PONEK) di RumahSakitEfarinaEtaham, maka diperlukan
adanya kebijakan penyelenggaraan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan
khususnya yang terlibat dalam pelayanan obstetri neonatalemergensi
komprehensif (PONEK) di RumahSakitEfarinaEtaham;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan
Pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK) dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit BUDIMULIA.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Di Rumah
Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik Kedokteran;
8. Keputusan Direktur PT BUDIMULIA Group Nomor : 016/PT-
ETA/SK/V/2016 tentang Pengangkatan Maria Lindawati Ginting, S.K.M.
sebagai Direktur Rumah Sakit BUDIMULIA;
9. Keputusan Direktur PT BUDIMULIA Group Nomor : 016/PT-
ETA/SK/V/2016 tentang Penetapan Struktur Organisasi Rumah Sakit
EfarinaEtaham.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDIMULIA TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF (PONEK) DI RUMAH SAKIT BUDIMULIA
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)di
Rumah Sakit BUDIMULIA sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)di
Rumah Sakit BUDIMULIA digunakan dalam pengelolaan keselamatan dan
keamanan lingkungan di Rumah Sakit BUDIMULIA.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Berastagi
Pada tanggal : 01 Juni 2016

Rumah Sakit BUDIMULIA


Direktur,

Maria Lindawati Ginting, S.K.M.


Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Efarina Etaham
Nomor : /RS_ETA/SK_04/18.I/2016
Tanggal : 01Juni2016

KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF


(PONEK)
DI RUMAH SAKIT BUDIMULIA

1. KebijakanUmum
a. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu system pembagian wilayah
kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar.
Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal.
b. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbale balik dua arah dari sarana pelayanan
primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
c. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
d. Setiap pasien inpartu, ibu dengan kegawatdaruratan obstetric ditangani melalui IGD,
untuk selanjutnya dilakukan tindakan di Kamar Bersalin
e. Pasien inpartu adalah keadaan ibu hamil dengan disertai tanda-tanda persalinan berupa 1)
kontraksi yang timbul minimal 2 kali dalam 10 menitdan lama kontraksi 20 detik; 2)
keluarnya darah dan atau lender (bloedslijm); atau 3) keluarnya cairan ketuban.
f. Setiap neonatus yang lahir dari ibu yang mengalami kegawatdarurat anobstetri di Rumah
Sakit BUDIMULIA, dilakukan pelayanan rawat gabung di ruang rawat inap, sedang kan
neonates bermasalah (asphyxia sedang sampai berat / AS < 8) dirujuk ke RS Lain.
g. Tenaga professional yang terlibat dalam PONEK meliputi Dokter, Bidan dan Perawat
telah mengikuti pelatihan PONEK, meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan
obstetrik dan neonatus.
h. Adanya dukungan semua pihak dalam pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan,
dokteranak, dokter/petugas anastesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain
sertadokter umum, bidan dan perawat.
i. Tersedianya pelayanan darah siap 24 jam.
j. Tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperandalam PONEK, seperti laboratorium
dan radiologi selama 24 jam, recorvery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu
siap sedia.

2. Kebijakan Khusus
a. Kegawatdaruratan obstetri adalah asesmen/ penentuan diagnosis dan penentuan rencana
pelayanan pasien obstetri emergensi dilakukan oleh dokter spesialis obstetri, dan atau
dokter umum, dan atau bidan jaga (diutamakan yang telah mengikuti pelatihan PONEK).
b. Asesmen pasien dengan inpartu di IGD juga meliputi kondisi janin berupa pemeriksaan
denyut jantung janin (DJJ) oleh dokter dan atau bidan di IGD.
c. Apabila didapatkan kegawatdaruratan janin, maka ditetapkan rencana pelayanan terhadap
neonatus yang akan dilahirkan, meliputi persiapan sarana dan prasarana penanganan
kegawat daruratan janin tersebut.
d. Penanganan persalinan pada ibu inpartu dengan pembukaan lengkap dan kepala sudah
dalam keadaan crowning, dilakukan oleh dokter IGD dan atau bidan Kamar Bersalin di
IGD.
e. Observasi pasien inpartu dilakukan di Kamar Bersalin oleh bidan dengan melakukan
asesmen lanjutan dan penentuan rencana pelayanan.
f. Kegawat daruratan neonates meliputi kegawat daruratan jalan napas, kejang pada
neonates, perdarahan, penyakit jantung bawaan dan kelainan bawaan lainnya yang
berhubungan dengan asupan.
g. Neonatus yang baru dilahirkan segera mendapatkan ASI sejauh tidak ada kontrain dikasi
ibudan neonatus.
h. Neonatus hanya mendapatkan ASI dari ibunya sampai dengan usia 6 bulan. Apabila
sampai dengan 24 jam ibu tidak dapat memproduksi ASI maka atas instruksi dokters
pesialis anak, dapat diberikan pemberian Pengganti ASI yang sesuai kondisi medis dan
disediakan di Unit Farmasi RS.
i. Bayi dengan kondisi fisiologis baik dari persalinan normal atau patologis per vaginam
dan atau per abdominam dilakukan rawat gabung dengan ibunya dan segera mendapatkan
ASI.

Rumah Sakit BUDIMULIA


Direktur,

Maria Lindawati Ginting, S.K.M.

Anda mungkin juga menyukai