Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAIBAKUL


Jl. Raya Waihibur, No: -, Desa Umbu Mamijuk, Kecamatan Umbu
Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT
No. Telp: -, e-mail: rsud.waibakul@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAIBAKUL


NOMOR: RSUD.W/ /SK/MDS/53.17/VIII/2019

TENTANG

KEBIJAKAN
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF 24 JAM
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAIBAKUL

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAIBAKUL

Menimbang : a. Bahwa berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah


untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) salah satunya melalui
program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK);
b. Bahwa pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal
sangat berperan dalam menurunkan angka kematian
ibu dan bayi baru lahir dan merupakan salah satu
system sistem rujukan yang penting dalam pelaksanaan
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul
sebagai rumah sakit pusat rujukan;
c. Bahwa penatalaksanaan kedaruratan maternal dan
neonatal di Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul
dilaksanakan melalui Program Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Waibakul tentang Kebijakan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
pada Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul.
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang nomor 9 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 603 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelasanaan
Program Rumah Sakit Sayang Ibu Anak;
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Emergency
Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 Tentang Izin Praktik
Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2014
tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi
Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan
Kesehatan, Pengurus Organisasi Profesi di Bidang
Kesehatan, Serta Produsen dan Distributor Susu
Formula Bayi dan/atau Produk Bayi Lainnya yang
Dapat Menghambat Keberhasilan Program Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
13. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor
42 Tahun 2009 Tentang Revolusi Kesehatan Ibu dan
Anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur;

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH WAIBAKUL TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY
KOMPREHENSIF 24 JAM PADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH WAIBAKUL
PERTAMA : Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif 24 Jam pada Rumah Sakit Umum Daerah
Waibakul sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif 24 Jam
Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul dilaksanakan
oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Waibakul
Pada Tanggal : 9 Agustus 2019
DIREKTUR RSUD WAIBAKUL,

dr. BOBY TANSRIJATA

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH WAIBAKUL
TANGGAL : 9 Agustus 2019
NOMOR : RSUD.W/ /SK/MDS/53.17/VIII/2019
TENTANG : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH WAIBAKUL TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI
NEONATAL EMERGENCY
KOMPREHENSIF 24 JAM PADA RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH WAIBAKUL
KEBIJAKAN
PELAYANAN OBSTERI NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF 24 JAM
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAIBAKUL

A. KEBIJAKAN UMUM :
1. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan
neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
2. Tersedia pelayanan kesehatan maternal neonatal yang berorientasi
pada mutu dan keselamatan pasien.
3. Adanya tindakan stabilisasi pasien di IGD dan persiapan untuk
pengobatan definitif.
4. Penanganan kasus gawat darurat oleh Tim PONEK RSUD Waibakul di
ruang tindakan.
5. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan seksio
caesaria.
6. Tersedia ruang perawatan intensif ibu dan bayi sesuai dengan kelas
Rumah Sakit.
7. Tersedia pelayanan Asuhan Ante Natal Resiko Tinggi.
8. Tersedia pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi.
9. Menyelenggarakan Inisiasi Menyusui Dini dan Asi Eksklusif.
10. Menyelenggarakan Perawatan Metode Kangguru pada BBLR.
11. Menyelenggarakan Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi.

B. KEBIJAKAN KHUSUS :
1. Setiap kasus rujukan selalu dilakukan pemeriksaan awal dan
stabilisasi di IGD untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.
2. Setiap kasus rujukan yang tidak bisa dilayani karena keterbatan
fasilitas akan dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan MoU
rujukan dan persetujuan keluarga dengan megikuti mekanisme
rujukan sesuai jenjang pelayanan.
3. Setiap petugas wajib mendukung terlaksananya rawat gabung ibu dan
bayi, dan apabila ibu/keluarga menolak dan keberatan, maka wajib
dimintakan persetujuan penolakan tindakan.
4. Setiap petugas berupaya melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan Asi
Eksklusif, kecuali ada penolakan dari pasien atau ada kontra indikasi
baik pada ibu maupun bayi.
5. Pelayanan metode kanguru pada bayi BBLR atas dasar penilaian fisik
bayi sehat dan memungkinkan serta sepengetahuan dokter.
6. Kasus neonatal dengan resiko tinggi serta membutuhkan fasilitas
yang lebih lengkap akan dirujuk sesuai dengan MoU rujukan dan
persetujuan keluarga dengan mengikuti mekanisme rujukan sesuai
jenjang pelayanan.
7. Lokasi kamar bersalin berdekatan dengan kamar operasi.

Ditetapkan di : Waibakul
Pada Tanggal : 9 Agustus 2019

DIREKTUR RSUD WAIBAKUL,

dr. BOBY TANSRIJATA

Anda mungkin juga menyukai