Anda di halaman 1dari 14

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH WAIBAKUL TENTANG PEMBERLAKUAN


PEDOMAN HAK PASIEN DAN KELUARGA DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAIBAKUL
NOMOR : RSUD.W/ 01/SK/PRW/53.17/III/2019
TANGGAL : 09 AGUSTUS 2019

BAB I
DEFINISI

A. Definisi Umum

1. Hak adalah tuntutan sseorang terhadap sesuatu yang merupakan


kebutuhan pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan
legalitas.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dan tidak boleh
tidak dilaksanakan.
3. Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan terhadap pasien.
4. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutnya disebut
tindakan kedokteran, adalah suatu tindakan medis berupa preventif,
diagnostik,terapeutik atau rehabiliatif yang dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien.
5. Tindakan invasif adalah tindakan yang langsung dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.
6. Tindakan Kedokteran yang mengandung resiko tinggi adalah
tindakan medis yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu,
dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan
7. Pasien, adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
8. Dokter dan Dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi
dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

1
9. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung,
anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau
pengampunnya.
Ayah:
- Ayah kandung
- Termasuk “Ayah” adalah ayah angkat yang ditetapkan
berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum
adat.
Ibu:

- Ibu kandung
- Termasuk “Ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan
berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum
adat.
Suami :

- Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan


seorang perempuan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Istri:

- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan


denganseorang laki-laki berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 ( satu ) istri


persetujuan / penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari
mereka.
10. Wali adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang lain
yang belum dewasa untuk mewakilinya dalam melakukan
perbuatan hukum, atau orang yang menurut hukum menggantikan
kedua orangtua.
11. Induk Semang adalah orang yang berkewajiban untuk mengawasi
serta ikut bertanggung jawab terhadap pribadi orang lain, seperti
pemimpin asrama dari anak perantauan atau kepala rumah tangga
dari seorang pembantu rumah tangga yang belum dewasa
12. Gangguan Mental adalah sekelompok gejala psikologis atau
perilaku yang secara klinis menimbulkan penderitaan dan
gangguan dalam fungsikehidupan seseorang,mencakup gangguan
mental berat,retardasi mental sedang, retardasi mental berat,
dementia serilis.

2
13. Pasien Gawat Darurat, adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam
keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atauanggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak
mendapat pertolongansecepatnya

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun1945;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 /Menkes
/SK/XII/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan kewajiban Pasien
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam
Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit

3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Sebagai Pedoman untuk dapat melaksanakan program yang
mengedepankan hak pasien dan keluarga dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
2. Tujuan Khusus :
1. Staf rumah sakit memahami dan mengerti hak pasien.
2. Staf rumah sakit menghormati dan menghargai hak pasien dan
keluarga.
3. Pasien memahami dan mengerti tentang haknya sebagai pasien
yang mendapat asuhan pelayanan kesehatan.
4. Pasien dapat membuat keputusan terhadap dirinya dalam hal
pelayanan kesehatan, rencana tindakan yang mungkin dilakukan
dan pengobatan tanpa paksaan dari pihak manapun.
5. Rumah sakit bertanggung jawab melindungi hak pasien dan
mengedepankan hak pasien dalam setiap proses pelayanan yang
diberikan.

D. Manfaat
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan dan citra yang baik bagi
RSUD Waibakul Kabupaten Sumba Tengah.
2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung
jawab dan rasa nilai kemanusiaan terhadap hak pasien dan
keluarga di RSUD Waibakul Kabupaten Sumba Tengah Dapat
meningkatkan kepercayaan antara dokter, pasien dan petugas
lainnya terhadap tindakan yang akan dilakukan.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Hak
1. Hak Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan dan penelitian.
Hak Rumah Sakit:
a. Rumah sakit berhak menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi
sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
b. Rumah sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta
menentukan remunerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
c. Rumah sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain
dalam rangka mengembangkan pelayanan
d. Rumah Sakit berhak menerima bantuan dari pihak lain sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Rumah sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan
kerugian.
f. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
g. Rumah Sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan
yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan .
h. Rumah Sakit berhak mendapatkan insentif pajak bagi Rumah
sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai rumah
sakit pendidikan.

2. Hak Dokter
Dokter merupakan tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul mencakup dokter
umum,dokter spesialis dan dokter gigi.
Hak Dokter :
a. Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
b. Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta
berdasarkan hak otonomi.

5
c. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, profesi .
d. Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada
pasien apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah
berkembang begitu buruk sehingga kerjasama yang baik tidak
mungkin diteruskan lagi, dan etika kecuali untuk pasien gawat
darurat dan wajib menyerahkan pasien kepada orang lain.
e. Dokter berhak atas privasi (berhak menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan
yang melecehkan atau memalukan). Dokter berhak mendapat
informasi lengkap dari pasien yang dirawatnya atau dari
keluarganya.
f. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama
dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanan.
g. Dokter berhak diperlakukan adil dan jujur, baik oleh Rumah
Sakit maupun pasien.
h. Dokter berhak mendapat imbalan atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau
ketentuan/peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

3. Hak Pasien
Hak pasien seperti yang tercantum pada pasal 32 Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit disebutkan setiap pasien
mempunyai hak sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
d. Memperoleh layanan kesehatan yang vermut sesuai dengan
estándar profesi dan estándar prosedur operasional;
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di RumahSakit;

6
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat IzinPraktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit;
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di RumahSakit;
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya;
q. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan estándar
baik secara perdata ataupun pidana;
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
estándar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Kewajiban
1. Kewajiban Rumah Sakit
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah
sakit kepada masyarakat.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminatif, dan efektif.
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai
dengan kemampuan pelayanannya.
d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya

7
e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak
mampu atau miskin.
f. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan
fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan
gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan
korban bencana dan kejadian luarbiasa, atau bakti sosial bagi
misi kemanusiaan.
g. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan
di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
h. Menyelenggarakan rekam medis.
i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara
lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang
cacat, wanita menyusui ,anak-anak, usia lanjut.
j. Melaksanakan system rujukan
k. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar
profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan
l. Memberikan informasi yang benar jelas dan jujur mengenai hak
dan kewajiban pasien.
m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien
n. Melaksanakan etika Rumah Sakit
o. Rumah Sakit wajib memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana.
p. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik
secara regional maupun nasional.
q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik
kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.
r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit
(hospital by laws)
s. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua
petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas.
t. Memberlakukan seluruh lingkungan Rumah sakit sebagai
kawasan tanpa rokok.

2. Kewajiban Dokter
a. Setiap Dokter atau dokter gigi yang praktik wajib mengikuti
pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi
berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi
lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam

8
rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedoteran atau kedokteran gigi.
b. Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi
dokter dan surat tanda regiatrasi dokter gigi.
c. Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktek.
d. Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik
kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau
kedokteran gigi.
e. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib membuat rekam medis.
f. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib menyiampan rahasia kedokteran.
g. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali
biaya.

3. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
aturan dan tata tertib rumah sakit
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter
dan perawat dalam pengobatannya
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter
yang merawat
d. Pasien atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua biaya atas jasa pelayanan Rumah Sakit / dokter
e. Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban memenuhi
hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
f. Pasien dan keluarganya berkewajiban mematuhi rencana terapi
yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumahsakit
dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
g. Pasien dan keluarganya berkewajiban menerima segala
konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan

9
dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya.
h. Pasien dan keluarganya berkewajiban memberikan imbalan jasa
atas pelayanan yang diterima.

10
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban

1. Pelayanan medis (Visite Dokter)


Kunjungan dokter (dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi)
kepada pasien yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Waibakul (sebelum pukul 14.00 wita)
2. Konsultasi Medis
Tindakan dokter jaga menghubungi dokter spesialis menyampaikan
kondisi pasien dalam keadaan darurat atau konsultasi yang diberikan
kepada pasien dan keluarga terkait perkembangan kondisi pasien.
3. Tindakan Medis dan Perawatan sesuai Indikasi Penyakit
Kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengobati dan merawat
pasien baik di unit emergency, intensif rawat jalan maupun di ruang
perawatan.
4. Pelayanan Penunjang medis (Laboratorium)
Pengambilan data penunjang sebagai dasar menentukan atau
menegakkan diagnosis
5. Pelayanan Instalasi Farmasi
Peyanan berupa pemberian obat kepada pasien sesuai indikasi, pada
pasien yang sedang menjalani perawatan .
6. Fasilitas Ruang Perawatan
Segala bentuk barang atau benda yang menjadi inventaris ruangan
yang dapat digunakan pasien selama dalam perawatan
7. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Bentuk pelayanan yang mencakup pemenuhan Kebutuhan bio, psiko,
sosial dan spiritual yang diberikan kepada pasien.
8. Pelayanan Gizi dan Konsultasi Gizi
Pemberian konsultasi gizi dan makanan kepada pasien sesuai dengan
indikasi
9. Pelayanan pasien terminal
Bentuk pelayanan terhadap pasien yang sedang menghadapi fase
terminasi.
10. Pelayanan Ambulance
Pelayanan tranportasi terhadap pasien yang memerlukan rujukan,
panggilan dalam keadaan darurat.dan pengiriman jenazah

11
11. Pelayananan di Kamar Jenazah
Ruangan khusus yang disiapkan sebagai tempat perawatan jenasah
serta penyimpanan jenazah.

B. Pelayanan Pada Saat Pendaftaran


Pada saat pendaftaran, baik dirawat jalan maupun rawat inap, petugas
admisi akan memberikan penjelasan kepada pasien dengan bahasa
yang mudah dimengerti mengenai 18 butir hak pasien berdasarkan
Undang-Undang no 44 tentang rumah sakit selama pasien dirawat di
RSUD Waibakul. Pasien diberipemahaman bahwa pasien
sesungguhnya adalah penentu keputusan tindakan medis bagi dirinya
sendiri. Seperti yang tertera pada Undang-Undang No. 44 tahun 2009
tentang rumah sakit dimana Undang-Undang ini bertujuan untuk
1. Memberikan perlindungan kepada pasien
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis
3. Memberikan kejelasan hukum bagi pasien maupun dokter
Adanya hak pasien membantu meningkatkan kepercayaan pasien
dengan memastikan bahwa sistem pelayanan di RSUD Waibakul
bersikap cukup adil dan responsif terhadap kebutuhan mereka,
memberitahukan kepada pasien mekanisme untuk memenuhi
keinginan mereka dan mendorong pasien untuk berperan aktif serta
kritis dalam dalam peningkatan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan
kewajiban juga dibuat untuk menegaskan pada hubungan yang kuat
antara pasien dan dokter.

C. Pelayanan Pada Saat Pengobatan


Pada saat pasien berkunjung ke rawat jalan atau sedang dirawat
diruang perawatan, akan berlangsung tanya jawab antara pasien dan
dokter (anamnesis), pasien harus bertanya (berusaha mendapatkan
hak pasien sebgai komsumen). Bila berhadapan dengan dokter yang
tidak mau membantu pasien dalam mendapatkan hak pasien, itu
saatnya pasien mencari dokterlain atau mencari second opiniondi
tempat lain.
Pasien menjadikan dirinya sebagai “partner” diskusi yang sejajar bagi
dokter. Ketika pasien memperoleh penjelasan tentang apapun, dari
pihak manapun, tentunya sedikit banyak harus mengetahui, apakah
penjelasan tersebut benar atau tidak. Semua profesi memiliki prosedur
masing-masing, dan semua kebenaran tindakan dapat diukur dari

12
kesesuaian tindakan tersebut dengan standar prosedur yang ada.
Begitu juga dengan dunia kedokteran ada yang disebut dengan
guideline atau Panduan Praktek Klinis (PPK) dalam menangani
penyakit.
Lalu dalam posisi sebagai pasien setelah kita mengtahui peran penting
kita dalam tindakan kedokteran, karena tindakan kedokteran apapun
harusnya disetujui oleh pasien (informed consent) sebelum dilakukan
setelah dokter memberikan informasi yang cukup. Bila pasien tdak
menghendaki, maka tindakan kedokteran tidak daat dilakukan. Pihak
dokter atau rumah sakit seharusnya memberikan kesempatan kepada
pasien untuk menyatakan persetujuan atau penolakan. Persetujuan itu
dapat dinyatakan secara tulisan.
Selanjutnya, UU No. 29 Tahun 2004 pada pasal 46 menyatakan dokter
wajib mengisi rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang
dilakukan terhadap pasien secara clear, corret dan complete. Dalam
pasal 47 dinyatakan rekam medis merupakan milik rumah sakit yang
wajib dijaga kerahasiaannya, tetapi isi-nya merupakan milik pasien.
Artinya pasien berhak mendapatkan salinan rekam medis dan pasien
berhak atas kerahasiaan dari isi rekam medis miliknya tersebut,
sehingga rumah sakit tidak bisa memberi informasi terkait data-data
medis pasien kepada orang pribadi/ perusahaan asuransi atau media
cetak/ elektonik tanpa seizin pasiennya

D. Pelayanan Pada Saat Perawatan


Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik
saat wawancara klinis, saat dilakukan tindakan apapun menentukan
siapa yang boleh mengunjunginya. Begitu pula untuk pelayanan
rohani, pasien berhak mendapatkan pelayanan rohani baik secara
rutin maupun secara insidensial manakala di butuhkan.

13
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi perlindungan hak pasien dan keluarga adalah :


A. Formulir Permintaan Kerohanian
B. Formulir Permintaan Privasi
C. Formulir Permintaan Second Opinion
D. Formulir Persetujuan / Penolakan Tindakan Kedokteran
E. Formulir DNR
F. Formulir General Consent

14

Anda mungkin juga menyukai