Anda di halaman 1dari 12

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH LIMPUNG
NOMOR : 810/HPK/01/2022
TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN
KETERLIBATAN KELUARGA DALAM
PELAYANAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
LIMPUNG

KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KETERLIBATAN KELUARGA DALAM


PELAYANAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIMPUNG

A. HAK PASIEN
Rumah Sakit Umum Daerah Limpung berupaya menerapkan hak-hak
pasien sesuai dengan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32,
meliputi :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standard
profesi dan standard prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai surat ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah
sakit
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di deritanya termasuk
data-data medisnya
10. Mendapat informasi mengenai diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12. Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatannya dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standard baik secara
perdata maupun pidana.
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standard
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

B. KEWAJIBAN PASIEN
Sesuai UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik kedokteran dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 pasal 26 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien, antara lain :
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggungjawab
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinnya
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan
di rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

C. KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA DI RUMAH SAKIT


1. PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
a. Pimpinan dan seluruh staf rumah sakit harus mengetahui dan
mengerti hak pasien dan keluarga seperti yang tercantum dalam
Undang Undang No 44 Tahun 2009 pasal 32.
b. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Daerah Limpung bertanggung jawab
menghormati dan melindungi hak tersebut, menginformasikan hak –
hak tersebut pada pasien, melibatkan keluarga pasien bila perlu,
mendapatkan persetujuan (informed consent) dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
c. Semua pasien rawat inap dan pasien rawat jalan diberikan leaflet
tentang hak pasien dan keluarga
d. Petugas mengidentifikasi siapa yang diinginkan pasien untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatan,
sesuai dalam persetujuan umum (general consent)
e. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama
pelayanan dan pengobatan.
f. Semua petugas harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir
kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala
primer dan sekunder.
2 PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN
DENGAN METODE BAHASA YANG MUDAH DIMENGERTI
a. Rumah Sakit memberikan informasi pada pasien dan keluarga
tentang Hak dan Kewajiban pasien di RSUD Limpung
b. Rumah Sakit menyediakan informasi/pernyataan tertulis leaflet,
banner tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarganya, sesuai
Undang-Undang yang berlaku
c. Petugas pendaftaran menjelaskan hak pasien dan keluarga kepada
setiap pasien rawat jalan dan rawat inap dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh pasien dan keluarga
d. Semua petugas rumah sakit mengidentifikasi bahasa yang dipilih
pasien
e. Rumah sakit menyediakan fasilitas kepada pasien yang mempunyai
kendala Bahasa dan kendala fisik (tuna wicara, tuna rungu, Bahasa
asing, dsb)
3. MENGHORMATI HARKAT MARTABAT DAN NILAI SPIRITUAL BUDAYA
PASIEN SERTA MENDAPATKAN BIMBINGAN KEROHANIAN
a. Semua staf pelayanan rumah sakit harus menghormati setiap harkat
dan martabat pasien serta bilai spiritual dan budaya yang dimiliki oleh
pasien dan keluarga.
b. Semua petugas rumah sakit harus mengidentifikasi nilai dan
kepercayaan serta budaya yang masih dipakai pasien dan keluarga
c. Staf pelayanan medis atau staf perawatan rumah sakit harus
memahami proses identifikasi pasien yang menyangkut agama dan
kepercayaan pasien
d. Rumah sakit memfasilitasi pasien untuk melakukan kegiatan ritual
seperti beribadah, dan aktivitas ritual keagamaan yang lain
e. Rumah Sakit menyediakan pelayanan rohani atau sejenisnya
berkenaan dengan agama dan keyakinan pribadi pasien serta
menghormati nilai-nilai kepercayaan pasien dan keluarga.
f. Rumah sakit memfasilitasi pelayanan kerohanian untuk agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budda, dan kong hu cu
4. KERAHASIAN INFORMASI PASIEN TERJAGA DAN PELAYANAN
SESUAI KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN
a. Setiap pelayanan yang di berikan di Rumah Sakit harus menghormati
kebutuhan privasi pasien.
b. Petugas rumah sakit menanyakan kebutuhan dan harapan pasien
terhadap privasi dalam kaitannya dengan pelayanan atau asuhan
kesehatannya.
c. Petugas rumah sakit meminta persetujuan kepada pasien untuk
membuka informasi yang tidak tercangkup dalam undang- undang
dan peraturan
d. Rumah sakit menghormati kerahasiaan pasien
e. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama
pelayanan dan pengobatan.
f. Rumah sakit menghormati keinginan akan kebutuhan pasien untuk
privasi, saat wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur, pengobatan
dan transfer pasien.
g. Petugas memasukan ke dalam rekam medis, Formulir persetujuan
umum (general consent) yang telah ditandatangani oleh pasien atau
keluarga pasien.
5. PERLINDUNGAN HARTA MILIK PASIEN
a. Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap
harta milik pasien
b. Rumah sakit memberikan informasi tentang tanggung jawab rumah
sakit dalam menjaga barang milik pasien.
c. Rumah sakit tidak bertanggungjawab atas semua barang pribadi milik
pasien/keluarga, barang dan harta milik pasien yang telah didampingi
keluarga adalah tanggung jawab pasien dan keluarganya.
d. Pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya atau tidak
mampu membuat keputusan mengenai barang pribadi dirinya,rumah
sakit akan melindungi harta milik pasien yang telah dititipkan.
6. PERLINDUNGAN PASIEN DARI KEKERASAN FISIK DAN KELOMPOK
PASIEN YANG BERESIKO
a. Rumah sakit melindungi pasien dari kekerasan fisik, semua pasien
yang rentan mengalami kekerasan fisik yaitu bayi, anak-anak,
perempuan, lansia, pasien yang tidak mampu melindungi dirinya serta
pasien yang berisiko mendapat tindak kekerasan (misal korban
penganiayaan, KDRT, tahanan, dengan masalah konflik) diidentifikasi
oleh petugas dan mendapat pengawasan oleh petugas.
b. Lokasi terpencil atau ruang perawatan khusus, dimonitor oleh petugas
secara berkala dengan supervisi/patroli rutin dan pemantauan CCTV.
c. Staf rumah sakit memahami peran mereka dalam tanggungjawabnya
untuk melaksanakan proses perlindungan
d. Rumah sakit memiliki daftar kelompok pasien yang berisiko.
e. Rumah sakit melindungi kelompok pasien lemah/tidak berdaya dan
berisiko yaitu: bayi, anak-anak, usia lanjut, pasien cacat, pasien
koma, pasien gangguan mental emosional, pasien dengan
ketergantungan bantuan dan pasien lainnya yang kurang mampu
melindungi diri perlu mendapat perlindungan yang layak selain dari
kekerasan fisik juga dari kelalaian asuhan dan prioritas bantuan bila
terjadi kebakaran/gempa
7. MENDUKUNG PASIEN DAN KELUARGA BERPARTISIPASI DALAM
PROSES PELAYANAN
a. Petugas rumah sakit memberikan penjelasan yang disampaikan agar
pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti.
b. Petugas rumah sakit memberikan penjelasan yang disampaikan agar
pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatannya
c. Penjelasan yang diberikan oleh tenaga medis kepada pasien dan
keluarga meliputi:
1) Kondisi pasien
2) Usulan pengobatan
3) Nama individu yang memberikan pengobatan
4) Potensi manfaat dan kekurangannya
5) Kemungkinan alternatif
6) Kemungkinan keberhasilan
7) Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
8) Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati
d. Pasien diberikan kebebasan untuk mencari “second opinon”
(pendapat kedua) dari dokter lain, baik di dalam maupun dari luar
rumah sakit, tanpa rasa takut dan perasaan tidak enak terhadap
dokter yang sedang merawatnya (DPJP).
e. Rumah sakit wajib memberi kebebasan dan memfasilitasi baik secara
administrasi maupun kelengkapan dokumen yang dibutuhkan pasien
dalam mendapatkan hak second opinion
8. HAK DAN TANGGUNGJAWAB PASIEN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENOLAKAN PENGOBATAN
a. Pasien berhak menolak untuk tidak melanjutkan pengobatan
b. Petugas memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak untuk
menolak/tidak melanjutkan pengobatan
c. Petugas memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga
tentang konsekuensi serta tanggung jawab atas keputusan mereka
d. Petugas membantu menjelaskan tentang tersedianya alternatif
pelayanan dan pengobatan.
e. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk
menolak pelayanan resusitasi atau menolak/memberhentikan
bantuan hidup dasar.
f. Pasien berhak memilih untuk di resusitasi atau tidak, dan dapat
merubah keputusan sewaktu-waktu.
g. Pasien yang menolak resusitasi dipasang label berwarna ungu
digelang identitas, agar petugas dapat membedakan dengan pasien
yang lain
h. Formulir surat pernyataan tidak dilakukan resusitasi ditandatangani
langsung oleh pasien dan saksi dari pihak keluarga serta petugas
yang jaga pada saat itu
i. Dokter menginstruksikan kepada tenaga paramedis untuk tidak
melakukan resusitasi dengan mengisi formulir jangan dilakukan
resusitasi
j. DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat
terus mendapatkan pengobatan/perawatan lain yang sesuai.
9. MANAJEMEN NYERI
a. Seluruh tenaga medis dan paramedis menghormati dan mendukung
hak pasien dengan cara asesmen manajemen nyeri yang sesuai
b. Staf mendapat pelatihan nyeri sehingga dapat melakukan asesmen
nyeri serta memahami dan melaksanakan tatalaksana nyeri serta
dapat mengedukasi nyeri kepada pasien dan keluarganya
c. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya, sosial dan
spiritual tentang hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta
assesmen dan manajemen nyeri secara akurat.
10. PENANGANAN KOMPLAIN ATAU KELUHAN
a. RSUD Limpung menerima keluhan/ komplain pasien dan ditindak
lanjuti sesuai prosedur. Pasien diberitahu oleh petugas tentang
proses penyampaian keluhan, konflik atau perbedaan pendapat
b. Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang
pelayanan yang mereka terima.
c. Konflik ditelaah oleh pihak yang terkait dan bila perlu melibatkan
pasien beserta keluarga dalam penyelesaian konflik tersebut.
d. Rumah Sakit menunjuk petugas khusus sebagai handling complain,
yang bertugas menerima komplain dari pasien ataupun keluarga
11. PERSETUJUAN UMUM ( GENERAL CONSENT )
a. Persetujuan umum (general consent) diberikan pada saat pasien
diterima sebagai pasien rawat inap dan pada saat pasien berobat
pertama kali di rawat jalan.
b. Persetujuan umum dapat diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekat setelah mendapatkan penjelasan dari petugas pemberi
informasi.
c. Formulir persetujuan umum (general consent) ditandatangani oleh
pasien atau keluarga serta petugas pemberi informasi, dan setelah itu
dimasukan dalam rekam medis.
a. Informed Consent adalah pernyataan persetujuan dari pasien dan
atau keluarga pasien, sehubungan dengan pelayanan/tindakan yang
akan dilakukan terhadap pasien.
b. DPJP menjelaskan informasi tindakan yang akan diambil. Informasi
dan penjelasan dianggap cukup (adekuat) jika sekurang-kurangnya
mencakup : (Pasal 45 UU Praktik Kedokteran) :
1) Diagnosis dan tata cara tindakan medis
2) Tujuan tindakan medis yang dilakukan
3) Alternatif tindakan lain dan risikonya
4) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
5) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
c. Semua tenaga medis harus menjelaskan informed consent kepada
pasien dan keluarga menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
pasien
d. Staf rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien, bahwa
pasien berhak menolak persetujuan khusus.
d. Tenaga medis menginformasikan jika ada keterlibatan peserta didik,
mahasiswa, atau internsip yang berpartisipasi dalam proses
perawatan.
12. INFORMED CONSENT TERTULIS DIBERIKAN SEBELUM OPERASI /
PROSEDUR INVASIF, ANESTESI DAN SEDASI, TRANSFUSI DARAH
ATAU PEMBERIAN PRODUK DARAH DAN TINDAKAN MEDIS /
PENGOBATAN LAIN YANG BERISIKO TINGGI
a. Informed consent tertulis diberikan sebelum operasi/prosedur invasif,
anestesi dan sedasi, transfusi darah atau pemberian produk darah
dan tindakan medis/pengobatan lain yang berisiko tinggi.
b. Informed consent diberikan kepada pasien,bila pasien tidak
mempunyai kapasitas mental atau fisik untuk mengambil keputusan,
maka diidentifikasi seorang wakil keluarga terdekat atau
pengampunya untuk memutuskan dan dicatat di rekam medik.
c. Rumah sakit mempunyai daftar tindakan kedokteran/medis yang
memerlukan persetujuan / Informed consent tertulis.
d. Identitas DPJP dan orang yang membantyu memberikan informasi
kepada pasien dan keluarga dicatat di rekam medik pasien
13. PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN
a. Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan
informasi adalah:
1) Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah
menikah.
2) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan ( informed
consent ) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka
menurut urutan hak sebagai berikut:
a) Ayah atau ibu kandung
b) Saudara-saudar kandung
Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua
atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (informed consent
) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak
sebagai berikut:
1) Ayah/ibu adopsi
2) Saudara-saudara kandung
3) Kerabat dekat
4) Induk semang
Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (
informed consent ) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut hak sebagai berikut:
1) Ayah/ibu kandung
2) Wali yang sah
3) Saudara-saudara kandung
Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampu (curatelle)
Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal
tersebut
1) Wali
2) Curator (pengampu/pengasuh)
Bagi pasien dewasa yang telah menikah atau orang tua, persetujuan
atau penolakan tindakan medik diberikan oleh mereka menurut urutan
hak sebagai berikut:
1) Suami atau istri
2) Ayah atau ibu kandung
3) Anak-anak kandung
4) Saudara-saudara kandung
b. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses, apabila orang
lain yang memberi persetujuan khusus (informed consent)
c. Nama orang yang menggantikan pemberi persetujuan dalam
persetujuan khusus (informed consent) sesuai perundang-undangan
tercatat dalam rekam medik.

Ditetapkan di Batang
Pada tanggal 21 Januari 2022

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIMPUNG

dr ANY RUSYDIANI, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai