Anda di halaman 1dari 8

Lampiran SK Direktur RSUD

Kabupaten Kepulauan Mentawai


Nomor: 821/16.01/SK/RSUD-KKM/2017
Tanggal

HAK PASIEN DAN KELUARGA


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

A. KEBIJAKAN UMUM
1. Semua petugas Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai wajib mengetahui dan
melaksanakan penerapan hak pasien dan keluarga
2. Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai mengidentifikasi, menghormati agama dan
nilai-nilai kepercayaan pasien dan keluarga sesuai peraturan 5 agama di Indonesia
( Islam, Kristen Protestan,Katolik,Hindu,Budha) dan di dokumentasikan dalam
rekam medis.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai melayani bimbingan mental dan rohani yang
dilaksanakan oleh tim Eksternal (Kerjasama dengan rohaniawan luar) atas
permintaan pasien dan keluarga
4. Rumah SakitUmum Daerah Mentawai bertanggung jawab atas perlindungan
barang milik yang telah dititipkan dan mengidentifikasi kelompok yang beresiko
yang memerlukan pengawasan khusus dan perlu dilindungi dari kemungkinan
tindak kekerasan atau penganiayaan fisik selama di rawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Mentawai
5. Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai menghormati kebutuhan privasi pasien dan
informasi pasien bersifat rahasia, Rekam Medik Hanya dibuka untuk kepentingan
pelayanan kesehatan.
6. Rumah Sakit mendukung Hak pasien dan Keluarga untuk berperan serta dalam
proses keperawatan dan mendukung second opinion.
7. Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai menerima Komplain pasien sebagai Hak
Pasien dan ditindak lanjuti sesuai tingkatan Komplain.
8. Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai mendukung proses pelayanan medis dan
keperawatan sesuai Hak dan Pasien dan keluarga untuk mendapatkan perawatan
penuh rasa hormat dan kasih sayang pada pasien terminal sampai saat menjelang
akhir kehidupannya.
9. Rumah Sakit mendukung Hak Pasien dan Keluarganya menolak/menghentikan
tindakan Resusitasi dan menolak / menghentikan pengobatan.
10. Informed Consent :
a) Rumah Sakit memberlakukan General Consent terhadap pasien baru rawat
jalan dan pasien yang akan dirawat inap.
b) Inform Consent tindakan medis/ pemeriksaan beresiko dan penolakan
pengobatan serta penolakan tindakan resusitasi dilaksanakan dengan
tertulis dalam formulir Inform Consent dan formulir penolakan DNR.
c) Melibatkan pasien dan keluarga sesuai prioritas penerima penjelasan yang
berkompeten dalam permohonan persetujuan.
d) Identitas petugas pemberi Inform Consent berupa Nama, Tanggal dan
Tanda tangan.
e) Bila pemberi persetujuan tidak bisa baca tulis maka :
- Petugas membacakan isi formulir Inform Consent
- Persetujuan pihak Keluarga berupa tanda tangan
11. Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Mentawaitidak melaksanakan Riset dan Penelitian
12. Donasi Organ
Rumah Sakit Umum Daerah Mentawaitidak melaksanakan Donasi Organ.

B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Kebijakan tentang Hak Dan Kewajiban Pasien
Hak pasien dan keluarga menurut Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit dan Permenkes RI Nomor 69 Tahun 2014 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien ada 18 Hak Pasien dan 8
Kewajiban Pasien. Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai menetapkan dan tidak
menyimpang dari isi Undang-Undang tersebut
a. Hak Pasien :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit.
2) Memperoleh informasi tentang Hak dan kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur oprasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efesien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik ( SIP ) baik di dalam maupun diluar
Rumah sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
10)Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan , resiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
11)Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12)Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13)Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14)Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit.
15)Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya.
16)Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
17)Menggugat dan/ atau menuntut rumah sakitapabila rumah sakit diduga
memberi pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana; dan
18)Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Kewajiban Pasien:
1) Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab;
3) Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja dirumah sakit;
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya
6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga kesehatan
di rumah sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya;dan
8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Setiap pasien baru diinformasikan tentang Hak dan Kewajiban pasien serta tata
tertib Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai
Tata Tertib Rumah SakitUmum Daerah Mentawai :
1. Jam berkunjung :
Siang Jam 10.00 s/d 12.00 Wib
Sore Jam 18.00 s/d 20.00 Wib
2. Diluar dari jam berkunjung maka pengunjung memakai tandapengenal
khusus yang diberikan oleh rumah sakit.
3. Dilarang merokok didalam atau sekitar lingkungan rumah sakit.
4. Jumlah pengunjung didalam ruangan tidak lebih dari 2 orang.
5. Para pengunjung tidak diperkenankan membawa barang-barangberharga
lainnya/jika hilang tidak menjadi tanggung jawab rumah sakit.
6. Bila tidak ada anggota keluarga, rumah sakit menyediakan tempatpenitipan
barangmilik pasien ditempat resmitelah disediakan oleh rumah sakit.
7. Para pengunjung tidak diperbolehkan mencuci di kamar mandi.
8. Dilarangmembawa barang-barang inventaris rumah sakitseperti:selimut,
thermos, gelas, sendok, remote AC dll.
9. Para pengunjung dimohon meninggalkan ruang apabila atasperintah
dokter, perawat, atau piket dan setelah jam berkunjungberakhir.

2. Kebijakan tentang Mengidentifikasi Nilai – Nilai Kepercayaan.


Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai mengidentifikasi dan menghormati
nilai-nilai kepercayaan pasien dan bila mungkin keluarganya.Identifikasi nilai-nilai
kepercayaan pasien diantaranya :
 Menolak terapi dikarenakan kepercayaan.
 Menolak pulang pada hari tertentu karena kepercayaan
 Menolak dilayani oleh petugas laki-laki atau perempuan
 Menolak dilakukan imunisasi pada anaknya.
 Menolak dirawat secara medis dan mencari pengobatan alternative
 Tidak makan jenis makanan tertentu seperti daging, ikan dan lain-lain
 Pelayanan Kerohanian atas permintaan pasien/ keluarga oleh Rohaniawan
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
 Dilaksanakan untuk pasien yang membutuhkan
 Dilaksanakan atas ijin perawat ruangan.
 Keluarga pasien mengisi formulir permohonan kegiatan kerohanian.
 Diikuti maksimal 5 orang
 Dilaksanakan maksimal 10 menit
 Pelaksanaan kerohanian / ibadah tidak mengganggu pelayanan medis dan
tidak mengganggu ketertiban serta kenyamanan pasien lain
 Bila pasien/ keluarga membutuhkan Rohaniawan dapat dilayani sampai pukul
21.00 wib

3. Kebijakan tentang Privasi Pasien.


Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien meliputi;
- Privasi pasien saat diRuang Perawatan
- Privasi saat di Ruang Pemeriksaan
- Memasang sekat pemisah antar pasien
- Saat melakukan Tindakan Dokter/Perawat
- Saat Pasien BAB/BAK
- Saat melakukan Transportasi
- Saat pasien dikamar operasi
- Saat pasien diakhir kehidupan
- Menjaga identitas pasien agar tidak dapat diakses oleh orang lain
- Saat memandikan pasien,dls;

4. Kebijakan tentang Perlindungan Barang Milik Pasien.


Mengidentifikasi pasien yang memerlukan perlindungan terhadap barang milik
pasien di Rumah SakitUmum Daerah Mentawai
- Kategori pasien yang barangnya harus dilindungi :
a. Pasien tidak sadar tanpa keluarganya
b. Pasien yang meminta Rumah Sakit untuk melindungi barangnya
c. Pasien yang terkait Kriminalitas
- Barang milik pasien dilindungi :
a. Uang dan perhiasan
b. Barang elektronik : Hp, Laptop dan lain-lain

5. Kebijakan tentang Perlindungan Pasien Dari Kekerasan Fisik


Upaya perlindungan terhadap kekerasan/ penganiayaan fisik, meliputi :
a. Membuat daftar pengunjung di luar jam berkunjung
b. Membuat daftar kelompok pasien yang beresiko, yang mendapatkan
asesment khusus dimasing-masing bagian/unit.
c. Memberlakukan penggunaan kartu penunggu pasien dan kartu berkunjung.
d. Untuk pasien dengan kasus kriminal dan tahanan yang terkait dengan
hukum,Rumah Sakit Umum Daerah Mentawaibekerjasama dengan
Kepolisian dan Aparat Hukum lainnya.

6. Kebijakan tentang Menjaga Kerahasian Informasi Pasien


Menjaga informasi pasien ( Rekam Medik ) yang bersifat rahasia selama
mendapatkan pelayanan kesehatan, meliputi :
a. Rekam medis hanya dibawa, dibaca dan digunakan oleh petugas rumah sakit
yang berkepentingan dengan pelayanan pasien.
b. Identitas pasien tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
c. Menjaga informasi identitas pasien agar tidak didengar, dilihat dan dibaca
oleh khalayak umum.
d. Status Rekam Medik tidak diperbolehkan, dibawa pasien/ keluarga selama
mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai

7. Kebijakan tentang Mendapatkan Fasilitas Second Opinion


Petugas Klinik dan non klinik memotivasi keterlibatan pasien dan keluarga dalam
proses keperawatan dan mendukung dengan memfasilitasi untuk mendapatkan
second opinion dengan pengisian formulir second opinion meliputi :
a. Menyiapkan dan memfasilitasi keinginan pasien untuk mendapatkan
second opinion.
b. Second opinion ditujukan kepada dokter yang mempunyai SIP (surat ijin
praktek ) dan mempunyai kompetensi yang sama dengan dokter yang
merawat
c. Akibat yang timbul dari second opinion merupakan tanggung jawab
pasien/keluarga.

8. Kebijakan tentang Komplain Pasien


Rumah Sakit TkIV 01.07.05 Bukittinggi menerima komplain / keluhan dari pasien /
keluarga terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh Rumah Sakit baik lisan,
tertulis. Penyelesaian komplain akan diselesaikan sesuai tingkat komplain
( komplain ringan, sedang dan berat ) dan waktu komplain dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Penyelesaian dalam dan luar jam kerja :
- Komplain ringan diselesaikan di tempat kejadian / komplain oleh unit
terkait.
- Komplain sedang olehunit terkait dengan, komite medik,subbag TU.
- Komplain Beratoleh Karu, komite medik, subbagTU, koordinasi dengan
Direktur RS

9. Kebijakan tentang Penanganan Pasien Terminal


Penanganan pasien terminal sampai akhir kehidupan pasien meliputi :
a. DPJP menginformasikan kondisi pasien kepada keluarganya.
b. Perawat menawarkan pelayanan kerohanian.
c. Keluarga mendampingi

10. Kebijakan tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah dokter yang bertanggung
jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien.Dokter DPJP ditentukan
saat pasien pertama kali masuk.

11. Kebijakan tentang Penolakan Resusitasi (DNR)Dan Penolakan Pengobatan


Rumah SakitUmum Daerah Mentawaimenghormati/ mendukung hak pasien dan
keluarga bila menolak/ menghentikan tindakan resusitasi atau menolak/
menghentikan pengobatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Prioritas pemberi persetujuan untuk penolakan tindakan resusitasi adalah
suami/ istri, orangtua, anak yang sudah dewasa, keluarga lain yang ada
hubungan darah, kenalan bila yang tersebut diatas tidak ada.
b. Untuk prioritas pemberi persetujuan menolak/ menghentikan pengobatan
adalah suami/ istri, orangtua, anak yang sudah dewasa, keluarga lain yang
ada hubungan darah, kenalan bila yang tersebut diatas tidak ada.

12. Kebijakan tentang Inform Consent


a. Informasi diberikan secara lisan dan lengkap mencakup dan keuntungan
kerugian dari tindakan medik yangakan dilakukan, baik diagnostik maupun
terapeutik.
b. Semua rincian tindakan yang akan dilakukan harus diinformasikan kepada
pasien atau keluarganya.
c. Rencana tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan harus disertai
pengantar persetujuan atau penolakan dari pasien atau keluarganya.
d. Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien dalam keadaan sadar
dan sehat mental, telah berusia minimal 18 tahun / telah melangsungkan
perkawinan. Bagi mereka yang berusia 18 tahun dan belum menikah maka
persetujuan diberikan oleh orang tua/ wali/ keluarga terdekat.
e. Bagi pasien tidak memiliki keluarga atau pasien dalam kondisi tidak sadar,
gangguan kejiwaan dan lainnya, maka yang menandatangani adalah saksi
dari pihak pasien.
f. Apabila dalam suatu tindakan operasi terdapat perluasan operasi yang tidak
dapat terprediksi sebelumnya, maka demi menyelamatkan jiwa pasien inform
consent dapat diberikan setelah tindakan medik.

13. Kebijakan tentang Tindakan Pasien Yang Menggunakan Formulir Inform Consent
Seperti:
a. Tindakan pembedahan
b. Tindakan Pembiusan
c. Tindakan Medis Beresiko Tinggi
Seperti :tindakanInsisi, Transfusi, Resusitasi, Currete,dls

14. Kebijakan Tentang Penelitian


Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai tidak menyelenggarakan penelitian.

15. Kebijakan Tentang Donasi Organ


Rumah Sakit Umum Daerah Mentawai tidak menyelenggarakan donasi organ tubuh
apabila atas keinginan pasien / keluarga untuk mendonasikan organ tubuhnya
dirujuk ke Rumah Sakit lain yang mampu atau Rumah sakit yang ditunjuk oleh
Pemerintah.

Ditetapkan di Tuapejat
Pada Tanggal 2017
Direktur RSUD Mentawai

Anda mungkin juga menyukai