Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

HAK PASIEN DAN KELUARGA

RUMAH SAKIT KHUSUS PURINIRMALA


TAHUN 2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 1
C. Definisi......................................................................................... 1
D. Kebijakan..................................................................................... 3

BAB II RUANG LINGKUP........................................................................... 6

BAB III TATA LAKSANA.............................................................................. 8

BAB IV DOKUMENTASI............................................................................... 12

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasien dan keluarganya adalah pribadi yang unik, dengan sifat, sikap,
perilaku berbeda-beda, kebutuhan pribadi, agama, keyakinan dan nilai-nilai
pribadi.
Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien
untuk memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial, serta nilai spiritual
setiap pasien.
Hasil pelayanan kepada pasien akan meningkat bila pasien dan keluarga yang
tepat atau mereka yang berhak mengambil keputusan diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan pelayanan dan proses yang sesuai dengan harapan, nilai,
serta budaya.
Untuk mengoptimalkan hak pasien dalam pemberian pelayanan yang berfokus
pada pasien yang dimulai dengan menetapkan hak tersebut, kemudian
melakukkan edukasi pada pasien serta staf tentang hak dan kewajiban tersebut.
Para pasien diberi informasi tentang hak dan kewajiban mereka bagaimana
mereka harus bersikap.Para staf didik untuk mengerti dan menghormati
kepercayaan, nilai-nilai pasien, dan memberikan pelayanan dengan penuh
perhatian serta hormat guna menjaga martabat dan nilai diri pasien.
Pada bab ini dikemukakan proses-proses untuk:
1. Melakukan identifikasi, melindungi, dan mengoptimalkan hak pasien.
2. Memberitahu pasien tentang hak mereka.
3. Melibatkan keluarga pasien bila kondisi memungkinkan dalam pengambilan
keputusan tentang pelayanan pasien.
4. Mendapatkan persetujuan tindakan (informed concent).
5. Mendidik staf tentang hak dan kewajiban pasien.
Bagaimana proses asuhan dilaksanakan di rumah sakit sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan, konvensi internasional, dan perjanjian atau persetujuan
tentang hak asasi manusia yang disahkan oleh pemerintah.
Proses ini berkaitan dengan bagaimana rumah sakit menyediakan pelayanan
kesehatan dengan cara yang wajar sesuai dengan kerangka pelayanan kesehatan
dan mekanisme pembiayaan pelayanan kesehatan yang berlaku. Bab ini juga

1
berisi hak dan kewajiban pasien dan keluarganya serta berkaitan dengan
penelitian klinis (clinical trial) .

B. Maksud dan Tujuan


Kepemimpinan (leadership) rumah sakit bertanggung jawab bagaimana
memperlalukan pasiennya dan pimpinan perlu mengetahui serta memahami hak
pasien dan keluarga juga tanggungjawabnya seperti yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan.
Pimpinan rumah sakit memberikan arahan kepada kelompok staf medis (KSM),
dan staff klinis lainnya di unit pelayanan untuk memastikan semua staff di
Rumah Sakit ikut bertanggung jawab melindungi hak-hak ini.
Rumah sakit menghormati hak dan kewajiban pasien, serta dalam banyak hal
menghormati keluarga pasien, terutama hak untuk menentukan informasi apa saja
yang dapat disampaikan kepada keluarga atau pihak lain terkait asuhan pasien.
Sebagai contoh pasien tidak ingin diagnosis dirinya disampaikan kepada
keluarga.
Hak serta kewajiban pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua
interaksi di rumah sakit, staf rumah sakit, pasien, dan keluarga.Oleh karena itu
harus ada regulasi yang memastikan semua staf sadar dan tanggap terhadap isu
hak serta kewajiban pasien dan keluarga pada waktu berinteraksi saat
memberikan asuhan kepada pasien.

C. DEFINISI
1. Hak
Adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas
2. Kewajiban
Adalah sesuatu yang harus dilakukan dan tidak boleh bila tidak dilaksanakan
2. General Consent atau Persetujuan Umum

2
Adalah pernyataan kesepakatan yang diberikan oleh pasien terhadap peraturan
rumah sakit yang bersifat umum
3. Informed Consent
Adalah pernyataan setuju (consent), ijin dari seseorang (pasien) yang
diberikan secara bebas, rasional, dan tanpa paksaan (voluntary) terhadap
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan
informasi yang cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
4. Pasien
Adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
5. Dokter dan Dokter Jiwa
Adalah dokter dan dokter spesialis lulusan pendidikan kedokteran dan
kedokteran jiwa baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui Pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Keluarga
Adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-
saudara kandung atau pengampunya.
Ayah:
 Ayah kandung
 Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat
Ibu :
 Ibu kandung
 Termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Suami :
Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Istri:
Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang laki- laki
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3
Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 (satu) istri, maka
perlindungan hak keluarga dapat diberikan kepada salah satu dari istri.

D. Kebijakan

1. Rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung


hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan

2. Rumah sakit menjamin pelayanan dilaksanakan dengan penuh perhatian dan


menghormati nilai-nilai pribadi dan keyakinan pasien

3. Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien


dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenanan dengan
agama dan kepercayaan pasien

4. Rumah sakit menjamin proses pelayanan menghormati kebutuhan privasi


pasien

5. Rumah sakit bertanggung jawab terhadap barang milik pasien yang dibawa
masuk ke rumah sakit sesuai dengan batasan

5.1. Pasien di Unit Gawat Darurat, pasien yang tidak mampu menjaga barang
miliknya dan mereka tidak mampu membuat keputusan barang miliknya

5.2. Barang yang dilindungi rumah sakit hanya barang yang dititipkan

5.3. Pasien yang dapat menitipkan barang miliknya adalah pasien yang sadar
atau tidak dapat mrngambil keputusan atau tidak didampingi keluarga

5.4. Tempat penitipan dilakukan di ruang perawatan rawat inap

6. Rumah sakit menjamin bahwa pasien dilindungi dari kekerasan fisik.

7. Rumah sakit menetapkan bahwa informasi tentang pasien adalah rahasia.

4
8. Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses

pelayanan .

9. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan
tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat
berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya

10. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana


mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk
hasil yang tidak diharapkan dan siapa yang akan memberitahukan

11. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung
jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan
pengobatan

12. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan
resusitasi atau membatalkan atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup
dasar

13. Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri
yang tepat

14. Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan yang penuh
hormat dan kasih sayang pada akhir kehidupannya

15. Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya


mengenai proses untuk menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik
dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien untuk berpartisipasi dalam
proses ini

5
16. Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-
nilai dan kepercayaan pasien serta melindungi hak pasien

17. Setiap pasien dijelaskan mengenai hak-hak dan tanggung jawab mereka
dengan cara dan bahasa yang dapat mereka pahami

18. Pernyataan persetujuan (Informed Consent) dari pasien didapat melalui suatu
proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih,dalam bahasa yang dipahami pasien

19. Rumah sakit menjamin pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang
memadai tentang penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi pelayanan,
sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang pelayanan

20. Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan
budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan

21. Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk
sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat
jalan, harus jelas dalam cakupan dan batas-batasnya

22. Informed Consent tentang tindakan serta pengobatan lain yang berisiko
tinggi

23. Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan dan
prosedur yang memerlukan Informed consent yang khusus

BAB II
RUANG LINGKUP

6
Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan agar
pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari tenaga
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan
UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan:
1. Bahwa upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada upaya penyembuhan
penderita, secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya
kesehatan yang mdenyeluruh.
2. Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat, perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga.
3. Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidang dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat
dan kesadaran akan hidup sehat.
4. Bahwa meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup
tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
5. Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabia dihadapkan pada pasien yang
sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik dan dapat memuaskan para
pasien.
6. Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena merupakan
sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
7. Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi kewajibannya,
oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama dilakukan.
8. Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan hal yang
bersifat timbal balik artinya pihak-pihak tersebut dapat terlindungi atas hak-
haknya bila melakukan kewajibannya.
9. Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya sehingga akan
disampaikan melalui keluarga.
10. Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga harus
ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit.

Hak dan Kewajiban Pasien beserta/Keluarga ditujukan bagi pasien/keluarga pasien


yang mendapatkan perawatan di Rawat Inap, Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat
RSK Puri Nirmala. Pasien harus mengetahui tentang hak dan kewajibannya sejak
mendaftar di RSK Puri Nirmala.

7
BAB III
TATA LAKSANA

Saat pasien melakukan pendaftaran di RSK Puri Nirmala maka pasien dan keluarga
akan diinformasikan tentang hak dan kewajiban pasien.

1. Pada Saat Pendaftaran

Pada saat pendaftaran, baik di rawat jalan maupun rawat inap, petugas
Pendaftaran Pasien memberikan penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang
mudah dimengerti mengenai 18 butir hak pasien berdasarkan Undang– Undang
Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit selama pasien
dirawat di RSK Purinirmala. Pasien diberi pemahaman bahwa pasien
sesungguhnya adalah PENENTU dalam mengambil keputusan tindakan medis
bagi dirinya sendiri. Seperti yang tertera pada Undang-Undang No. 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit bahwa tujuan dikeluarkannya Undang-Undang
adalah untuk: memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan medis, serta memberikan kepastian hukum bagi
pasien, dokter dan rumah sakit. Adanya hak pasien akan membantu
meningkatkan kepercayaan pasien dengan memastikan bahwa sistem pelayanan
di RSK Purinirmala bersifat responsif terhadap kebutuhan mereka,
memberitahukan kepada pasien mekanisme untuk memenuhi keinginan mereka,
serta mendorong pasien untuk mengambil peran aktif serta kritis dalam
meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan kewajiban juga dibuat untuk
menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien, dokter dan rumah sakit.

2. Pada Saat Pengobatan.


Pada saat pasien berobat ke Praktek Dokter atau sedang dirawat di ruang
perawatan, akan berlangsung tanya jawab antara pasien dan dokter (anamnesis).
Pasien biasanya akan bertanya dan berusaha mendapatkan haknya untuk
memperoleh penjelasan tentang penyakitnya. Pada prinsipnya, semua profesi
memiliki standard prosedur masing-masing, dan semua kebenaran tindakan dapat

8
diukur dari kesesuaian antara pelaksanaan tindakan tersebut dengan standar
prosedur yang telah ditetapkan. Ada yang disebut dengan guideline atau Panduan
Praktek Klinis (PPK) dalam menangani penyakit. Menurut Permenkes No.
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Informed Consent, dijelaskan bahwa pasien
atau keluarga terdekatnya akan mendapatkan penjelasan secara lengkap terlebih
dahulu sebelum diambilnya suatu tindakan kedokteran. Setelah mendapatkan
penjelasan, pasien berhak untuk memberikan persetujuan atau penolakan
tindakan medis yang akan dilakukan tersebut (consent). Persetujuan dinyatakan
secara tertulis. Selanjutnya Pasal 46 UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
menyatakan bahwa setiap dokter atau dokter jiwa dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib membuat rekam medis, sedangkan dalam Pasal 47 UU Praktik
Kedokteran, dinyatakan bahwa dokumen rekam medis merupakan milik dokter,
dokter gigi atau sarana pelayanan kesehatan yang wajib dijaga kerahasiannya,
sedangkan isinya merupakan milik pasien. Artinya, pasien BERHAK
mendapatkan salinan rekam medis dan pasien BERHAK atas kerahasiaan dari isi
rekam medis miliknya tersebut, sehingga rumah sakit tidak bisa memberi
informasi terkait data-data medis pasien kepada orang pribadi/perusahaan
asuransi atau ke media cetak/elektronik tanpa seijin dari pasien.

3. Pada Saat Perawatan.


Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat
wawancara klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa yang tidak
boleh mengunjunginya. Begitu pula untuk pelayanan kerohanian, pasien berhak
mendapatkan pelayanan kerohanian jika dibutuhkan.

Hak Pasien berdasarkan isi Pasal 32 Undang-undang Republik Indonesia No. 44


Tahun 2009 tentang Rumah Sakit :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit;
2) Memperoleh informasi tentang hak dan. kewajiban pasien
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

9
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat lzin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit;
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data -
data medisnya;
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
11) Memberikan persetujuan atau rnenolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13) Menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit;
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya ;
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana;
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Permenkes No. 69 Tahun 2014 terdapat berbagai Kewajiban Pasien


sebagai berikut:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

10
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab;
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

11
BAB IV
DOKUMENTASI

1. SPO Hak Pasien dan Keluarga


2. SK Pemberlakuan Panduan HPK
3. Leaflet HPK
4. Banner HPK
5. Lembar ceklist Bagian Pendaftaran Pasien

DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT KHUSUS PURI NIRMALA

dr. Fiddina Mediola SpKJ

12

Anda mungkin juga menyukai