DAN
KESELAMATAN PASIEN
1. DAFTAR ISI....................................................................................................................i
6. BAB V SASARAN...........................................................................................................7
i
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan orientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak
hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja tapi juga dari aspek keselamatan
pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena muara dari pelayanan rumah
sakit adalah pelayanan jasa. Peningkatan mutu adalah program yang secara
obyektif dan sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan
terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatan asuhan pasien dan
memecahkan masalah-masalah yang terungkap.
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan
padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah
sakitmenyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta
mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit memiliki
sumber daya manusia yang profesional baik dibidang teknis medis maupun
administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus
mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan
pasien disemua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada
tingkat input dan proses. Pada tingkat ini rumah sakit harus melakukan berbagai
standardan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipicu untuk dapat menilai
diri sendiri (self assessment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya, perlu ada
alat ukur yang lain, yaitu instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan
memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah
sakit tidak diketahui apakah input dan proses sudah menghasilkan output yang
baik. Demikian pula.indikator rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja
rumah sakit sesuai standar yang ditetapkan.
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Mendorong pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi
standar pelayanan keselamatan pasien dan memberikan kepuasan kepada
pasien.
2. Tujuan khusus :
a. Memastikan bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan standar pelayanan
medis dan keperawatan
b. Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan pelayanan medis,
keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai kebutuhan
pasien.
c. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
melalui peningkatan kemampuan pemberian pelayanan kesehatan.
d. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan RS Khusus Puri Nirmala melalui
indikator mutu pelayanan rumah sakit.
2
BAB II
KETENTUAN UMUM
3
BAB III
a. Data yang dimaksud dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
meliputi data dari Indikator Mutu Nasional, Indikator Mutu Unit dan Indikator
Mutu prioritas rumah sakit (Indikator Area Klinis, Indikator Area Manajerial
dan Indikator Sasaran Keselamatan Pasien)
b. Data dari pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
c. Data hasil monitoring kinerja staf klinis
d. Data hasil pengukuran budaya keselamatan
e. Integrasi seluruh data di atas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja meliputi:
- Pengumpulan
- Pelaporan
- Analisis
- Validasi dan publikasi indikator mutu.
f. Indikator Mutu Nasional
Terdapat 10 indikator yang ditetapkan secara Nasional dan setiap RS wajib
untuk menetapkan indikator - indikator tersebut.
g. Pemantauan indikator Prioritas adalah kegiatan pencatatan output suatu
pelayanan. Metode pengukuran ini lebih mencerminkan mutu prioritas hasil
pelayanan di area klinis, manajerial dan keselamatan pasien Skizofrenia
h. Lokasi pemantauan Indikator Mutu Prioritas: di area layanan Skizofrenia
i. Indikator Mutu Unit
Unit di rumah sakit membuat indikator andalan, sebagai pedoman untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap
pelayanan yang mengarah adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan
monitoring serta evaluasi.
j. Pemantauan keselamatan pasien (patient safety)
Untuk mengetahui keselamatan pasien dilakukan pemantauan langsung dan
survei untuk menggali lebih dalam mengenai penilaian tingkat keselamatan
pasien melalui pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP).
k. Budaya Keselamatan Pasien
Budaya Keselamatan Pasien diambil dengan cara melakukan penelitian di
internal rumah sakit.
4
l. Manajemen Risiko (Risk Management)
Berhubungan dengan operasional rumah sakit, istilah manajemen risiko
dikaitkan kepada aktivitas perlindungan diri yang berarti mencegah ancaman
yang nyata atau berpotensi nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan,
cedera atau malpraktik medis.
m. Analisa Modus Kegagalan dan dampaknya (FMEA / Failure Mode Effeccts &
analysis)
Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi
kegagalan sebelum terjadi.
n. Clinical Pathway
Clinical pathway (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang diberikan kapada pasien berdasarkan standar
pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang
terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.
5
BAB IV
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk pemantauan indikator tersebut
adalah:
a. Pengumpulan data indikator mutu nasional, indikator mutu prioritas dan
indikator mutu unit dilaksanakan oleh kolektor masing-masing indikator
mutu nasional, indikator mutu prioritas dan indikator mutu unit, yang
selanjutnya akan dilakukan validasi oleh validator yang telah ditunjuk untuk
masing-masing indikator, setiap 3 bulan sekali dilakukan rekapitulasi data,
dilaporkan ke PIC (Personal In Charge) selanjutnya dibuat laporan yang
berupa rencana tindak lanjut yang jelas untuk dapat mencapai target yang
dikehendaki.
b. Untuk pemantauan dan pelaporan insiden keselamatan pasien
pelaksanaannya dilakukan oleh karyawan / staf yang mengetahui insidennya
c. Indikator Mutu tersebut dicatat setiap hari oleh kolektor kemudian
dilakukan validasi oleh validator.
d. Ketua Tim PMKP bertanggung jawab mengkoordinasi pengumpulan dan
pencatatan indikator mutu, kemudian dilakukan analisis.
e. Setiap 3 bulan dibuat pelaporan untuk rekomendasi kepada Direktur Rumah
Sakit Khusus Puri Nirmala, termasuk langkah-langkah untuk menjamin
mutu pelayanan.
f. Apabila indikator mutu yang ditetapkan selama 1 tahun berturut-turut sudah
mencapai target dan dipandang tidak ada masalah dapat membuat usulan
indikator yang baru yang sekiranya bermasalah dan perlu dilakukan
evaluasi. Usulan indikator mutu prioritas yang baru berdasarkan elemen
indikator yang sesuai baik dalam: Indikator Area Klinik, indikator Area
Manajemen dan Indikator Sasaran keselamatan pasien.
g. Pelaporan hasil indikator mutu diserahkan ke Direktur untuk selanjutnya
dilaporkan ke Ketua Yayasan.
6
BAB V
SASARAN
Sasaran program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang akan dicapai adalah
sebagai berikut :
A. Indikator Mutu Nasional
NO INDIKATOR NAMA INDIKATOR STANDAR
2 Waktu Tunggu Rawat Jalan Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan (<60
100%
menit)
3 Kepatuhan jam visite dokter Jam Visite Dokter Spesialis (jam 09.00 –
100%
17.00)
4 Waktu Lapor Hasil Tes Waktu Lapor hasil tes kritis laboratorium
90%
Kritis Laboratorium kurang dari 30 menit
8
2 Laboratorium dan Waktu tunggu hasil pelayanan labotarorium
100%
Radiologi darah rutin (<140 menit)
D. Keselamatan Pasien
Pemantauan langsung dan survei untuk menggali lebih dalam mengenai
penilaian tingkat keselamatan pasien melalui pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien (IKP).
E. Budaya Keselamatan Pasien
Budaya Keselamatan Pasien dilakukan dengan penelitian terhadap staf rumah
sakit
F. Manajemen Risiko
Pengumpulan faktor-faktor risiko dari seluruh unit, dilakukan setiap tahun
sekali.
9
Pembuatan Analisa Modus Kegagalan dan dampaknya (FMEA) dari satu
faktor risiko di rumah sakit setiap tahun. Tahun 2019 dengan judul : Pelayanan
pasien dengan kebutuhan elektronik rekam medis di RSK Puri Nirmala
10
BAB VI
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Nama Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
kegiatan
1. Pengumpulan
data oleh
kolektor
2. Validasi data
oleh validator
3. Konsultasi
dengan PIC
terkait data
3. Rekapitulasi
Dan analisis
data oleh tim
PMKP
4. Pelaporan
Insiden KP
5. Pengumpulan
faktor risiko
6. Pembuatan
FMEA
4. Pelaporan
hasil analisis
data kepada
direktur RS
5. Evaluasi
hasil
rekomendasi
oleh tim
PMKP
11
BAB VII
ANGGARAN BIAYA
12
b. Penentuan target pencapaian
mutu manajemen
14
a. Pelatihan K3 RS Rp. 10.000.000
9. Peningkatan Kepuasan
Pelanggan
15
medik secara berkala
a. Mengidentifikasi risiko
proaktif
b. Mengidentifikasi risiko reaktif
d. Memberikan rekomendasi
perubahan sistem terkait resiko
16
BAB VIII
PELAPORAN DAN EVALUASI
Pelaporan dan evaluasi Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien, dalam
pelaksanaannya dilakukan setiap unit. Petugas pencatatan adalah kolektor data
yang sudah dilakukan pembimbingan.
1. Data divalidasi dan dikoreksi oleh validator / PIC yang telah dilakukan
pembimbingan
2. Data dikumpulkan dan direkapitulasi oleh TIM PMKP
3. Tim PMKP menganalisa dan membuat rekomendasi yang selanjutnya
dilaporkan ke Direktur Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala
4. Agar data mudah dibaca maka laporan dibuat dalam bentuk grafik
17
BAB IX
PENUTUP
Demikian telah disusun program kerja peningkatan mutu dan keselamatan
pasien RSK Puri Nirmala Yogyakarta, diharapkan program ini dapat dipakai
sebagai pedoman kerja dalam peningkatan mutu.
Mengetahui,
18