Anda di halaman 1dari 2

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSUD.W/217/SPO/
00 1/2
MDS/53.17/VIII/2019
RSUD
WAIBAKUL
Tanggal terbit Ditetapkan
09 Agustus 2019 DIREKTUR RSUD WAIBAKUL,
STANDAR
POSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. BOBY TANSRIJATA
NIP. 19811028 201001 1 032
Pengertian Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang
digunakan untuk menangani suatu penyakit infeksi.
Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik
denga spektrum sempit pada indikasi yang ketat dengan
dosis adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat.
Tujuan 1. Terlaksananya pemberian antibiotik yang bijak di Rumah
Sakit Umum Daerah waibakul
2. Penurunan resistensi antibiotik di Rumah Sakit Umum
Daerah Waibakul
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Waibakul nomor dokumen :
RSUD.W/41/SK/MDS/53.17/VIII/2019 tentang Panduan
Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi di Rumah
Sakit Umum Daerah Waibakul.
Prosedur A. Antibiotik empiris diberikan di RSUD Waibakul
berdasarkan :
1. Pedoman umum penggunaan antibiotik Kemkes 2011
2. Panduan praktek klinik dan clinical pathway yang
sudah ditetapkan
3. Formularium RSUD Waibakul
B. Antibiotik empiris diberikan setelah pengambilan
spesimen untuk pemeriksaan kultur dan tes kepekaan
antibiotik
C. Pemberian dengan indikasi, yaitu
1. Sudah ditegakkan diagnosis infeksi yang tepat dengan
mengacu secara klinis, mikrobiologi, hematologi,
kimia, serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya.
2. Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non
infeksi dan infeksi non bakterial.
3. Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik lini I
dan spektrum sempit.
4. Beberapa antibiotik hanya boleh diresepkan oleh
dokter dan diberikan oleh farmasi, jika ada hasil
kultur atau telah mendapat usulan dari spesialis
mikrobiologi klinik (mekanisme automatic stop order).
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSUD.W/217/SPO/
00 1/2
2/2
MDS/53.17/VIII/2019
RSUD
WAIBAKUL
Antibiotik tersebut memiliki kekhasan dalam
mengatasi kuman resisten atau memicu resistensi
seperti Vancomycin dan Linezolid untuk MRSA,
Ceftazidime untuk Pseudomonas MDRO, golongan
Carbapenem untuk MDRO, Cephalosporin generasi III
untuk kuman bentuk batang gram negatif dan
Tigecycline untuk Acinetobacter MDRO.
5. Automatic stop order dilakukan dengan cara:
a. Setiap ada resep antibiotik terutama antibiotik
khusus, farmasi akan meminta hasil salinan
kultur dan pola kepekaan antibiotik yang telah
disetujui oleh spesialis mikrobiologi klinik.
b. Salinan tersebut akan diteruskan ke komite
farmasi dan dikonsultasikan ke tim PPRA ataupun
komite PPI yang akan bekerja lewat IPCO (Infection
Prevention Control Officer). Hasil konsultasi
disampaikan ke dokter penanggung jawab pasien.
c. Berkas akan diteruskan ke direktur medik dan
pelayanan untuk mendapatkan pengesahan.
d. Jika telah disetujui maka antibiotik dapat
diberikan.
D. Penggunaan antibiotik akan dievaluasi setiap 6 bulan
menggunakan kriteria Gyssens dan disusun peta medan
kuma nis antibiotik berdasarkan:
1. Peta medan kuman RSUD Waibakul
2. Hasil kultur dan tes sensitifitas antibiotik
3. Usulan spesialis mikrobiologi klinik

Keterangan : pemeriksaan kultur dan tes kepekaan antibiotik


belum bisa dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Waibakul. Alasan tidak di lakukan, tidak ada ketersediaan
alat dan ahli.
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
3. Unit ICU
4. Unit Kebidanan
5. Kamar Operasi
6. Unit Farmasi
7. Ruang Perinatologi

Anda mungkin juga menyukai