Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KERJA TIM PONEK

RSUD WAIBAKUL
TAHUN 2019

DisetujuiOleh : DisusunOleh :
DIREKTUR RUMAH SAKIT KETUA TIM PONEK
UMUM DAERAH WAIBAKUL

dr. KARTIKA INDAH ADHITA


dr. BOBY TANSRIJATA
WILDA CORI, Sp. OG
NIP. 19811028 201001 1 032

Nomor Salinan :
DAFTAR ISI

SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB II LATAR BELAKANG...................................................................... 2
BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS ..................................... 4
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN .............................. 6
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN............................................. 8
BAB VI SASARAN.................................................................................... 10
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................... 11
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN ............ 12
BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN ............. 13
BAB X PENUTUP ................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

Kematian ibu memang menjadi perhatian dunia internasional. Organisasi


kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan 800
perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses
persalinan. Untuk AKI di negara-negara Asia Tenggara diantaranya Indonesia
mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014) Kematian dan kesakitan ibu di
Indonesia masih merupakan masalah besar. (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2014)
AKI di Indonesia menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS,2015). Sedangkan
penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010 – 2013 masih tetap sama
yaitu perdarahan, disusul dengan hipertensi dan infeksi. Sementara itu
penyebab lain – lain juga cukup berperan cukup besar dalam penyebab
kematian ibu. Yang dimaksud dengan penyebab lain – lain adalah penyebab
kematian ibu secara tidak langsung, seperti kondisi penyaki tkanker, ginjal,
jantung, tuberculosis, atau penyakit lain yang diderita ibu. (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Angka Kematian Neonatal sebesar 19 kematian/1.000 kelahiran hidup,
Angka Kematian Bayi sebesar 32 kematian/1.000 kelahiran hidupdan Angka
Kematian Balita sebesar 40 kematian/1.000 kelahiran hidup. Dengan
demikian AKB dan AKABA menunjukkan tren adanya penurunan namun
penurunannya melandai sedangkan AKN tidak ada perbaikan dibandingkan
hasil SDKI 2007. (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014)

1
BAB II
LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul sebagai Rumah Sakit pusat


rujukan Daerah Sumba Tengah dan penyelenggara Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam harus mampu menangani
kasuskegawatdaruratan maternal neonatal selama 24 jam untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta meningkatkan
kesehatan ibu dan anak.
Berikut adalah grafik Jumlah Kematian Ibu dari Kabupaten Sumba
tengah di RSUD Waibakul.

Jumlah Kematian Ibu dari Kabupaten Sumba


Tengah di RSUD Waibakul
5

Jumlah Kematian Ibu


2

0
2017 2018

Dari grafik di atas menunjukan jumlah kematian ibu pada Tahun 2017
berjumlah 1 orang yang disebabkan oleh perdarahan post partum dan Tahun
2018 terlihat adanya penurunan yaitu tidak adanya angka kematian ibu.

Berikut adalah grafik Jumlah Kematian Neonatus dari Kabupaten Sumba


Barat di RSUD Waibakul.

2
Jumlah Kematian Neonatus dari
Kabupaten Tengah Tengah di RSUD Waibakul
3.5
3
2.5
2
Jumlah Kematian
1.5 Neonatus
1
0.5
0
2017 2018

Jumlah kematian bayi dari Kabupaten Sumba Tengah di RSUD Waibakul


meningkat , dari yang berjumlah 1 kematian bayi pada Tahun 2017 menjadi 3
kematian bayi pada Tahun 2018. Penyebab paling tinggi jumlah kematian bayi
Tahun 2018 adalah sepsis yang akan tergambar pada grafik berikut:

Total Jumlah Kematian Bayi Neonatus di RSUD


Waikabubak Berdasarkan Penyebab
Periode Tahun 2016 dan Tahun 2017

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Asfiksia
BBLR
Sepsis
Lain-Lain

Asfiksia BBLR Sepsis Lain-Lain


20172 1
2018 3

Dari grafik diatas terlihat bahwa penyebab kematian bayi tertinggi di


RSUD Waibakul adalah Sepsis dengan jumlah kematian bayi 3 pada tahun
2018, dan 1 kematian bayi pada tahun 2017 yang disebabkan oleh asfiksia.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka Tim PONEK RSUD Waibakul
membuat Laporan kegiatan pada Bulan Januari Tahun 2018 sesuai program
kerja yang telah disusun untuk evaluasi pelayanan yang sudah dilakukan.

3
BAB III
TUJUAN

A. TUJUAN UMUM
Peningkatan kualitas pelayanan PONEK dalam rangka menurunkan
AKI dan AKB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waibakul.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Peningkatan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
dengan membentuk Tim PONEK 24 Jam.
2. Peningkatan mutu pelayanan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal dengan monitoring kasus keterlamabatan SC > 30 menit,
keterlambatan penyediaan darah> 60 menit dan jumlah kematian ibu
dan bayi.
3. Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai Tim PONEK
dengan pelatihan-pelatihan.
4. Peningkatan system rujukan dari Puskesmas PONED ke RumahSakit
PONEK melalui pembinaan Puskesmas yang diadakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumba Barat.
5. Terlaksananya Audit Maternal Perinatal (AMP) Internal dengan
metodeterkini.

4
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan Rincian kegiatan meliputi :


A. Pembentukan dan pengorganisasian Tim PONEK
Pembentukan Tim PONEK yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan
Koordinator-Koordinator pelayanan yang terkait PONEK 24 Jam oleh
Direktur RSUD Waibakul, kemudian dibuat dalam bentuk Surat Keputusan
Direktur RSUD Waibakul dan disertai dengan uraian tugasnya.
B. Pertemuan rutin koordinasi dan evaluasi kerja Tim PONEK
Pertemuan rutin Tim PONEK direncanakan dilakukan setiap bulan
untuk membahas pelayanan PONEK 24 Jam yang telah dilakukan dan
melakukan evaluasi pelayanan tersebut.
C. Penyusunan dokumen-dokumen regulasi (kebijakan, panduan dan SPO)
Dokumen-dokumen yang disusun antara lain, Kebijakan PONEK 24
Jam, Pedoman Pelayanan dan Pedoman Kerja serta melakukan revisi
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mendukung pelayanan PONEK
24 Jam.
D. Pengajuan Kerangka Acuan untuk mendukung Program PONEK
Kerangka Acuan disusun untuk mendukung program PONEK 24 Jam
agar mutu pelayanan semakin meningkat. Kerangka acuan yang diusulkan
antara lain untuk, pelatihan PONEK, pemisahan Ruang NICU dan
Perinatologi untuk menghindari penularan infeksi pada bayi, dan pelatihan
APN.
E. Melakukan capacity building untuk dokter umum, bidan dan perawat
Capacity building direncanakan akan dilakukan 3 kali dalam satu
tahun untuk dokter umum, bidan dan perawat.
F. Pembinaan dari Rumah Sakit PONEK kepada Puskesmas PONED dalam hal
stabilisasi rujukan
Pembinaan ini dilakukan bersama program dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumba Barat (jadwal mengikuti dari Dinas Kesehatan).
G. Evaluasi program Tim PONEK
Evaluasi program secara menyeluruh dilakukan setiap akhir tahun
untuk dasar penyusunan kembali program di tahun depan.
H. Melakukan penetapan dan evaluasi berdasarkan indikator mutu
Tim PONEK bersama-sama dengan Tim PMKP melakukan penetapan
indikator mutu pelayanan PONEK 24 jam yang kemudian dibuat dalam
Keputusan Direktur sebagai indicator mutu Tim PONEK.

5
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Pembentukan dan pengorganisasian Tim PONEK


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul melakukan
penunjukan Tim PONEK dan dibuat surat keputusannya beserta uraian
tugas masing-masing Tim dan membuat pedoman pengorganisasian Tim.
B. Pertemuan rutin koordinasi dan evaluasi kerja Tim PONEK
Pertemuan rutin Tim PONEK direncanakan dilakukan setiap bulan
untuk membahas pelayanan PONEK 24 Jam yang telah dilakukan dan
melakukan evaluasi pelayanan tersebut.
C. Penyusunan dokumen-dokumen regulasi (kebijakan, panduan dan SPO)
Menyusun Kebijakan PONEK 24 Jam, Pedoman Pelayanan dan
Pedoman Kerja serta melakukan revisi Standar Prosedur Operasional (SPO)
yang mendukung pelayanan PONEK 24 Jam. Dokumen-dokumen ini
disahkan oleh Surat Keputusan Direktur dan menjadi dasar kegiatan Tim.
D. Pengajuan Kerangka Acuan untuk mendukung Program PONEK
Kerangka Acuan yang telah dibuat, akan diusulkan ke manajemen
untuk disetujui. Kerangka acuan yang diusulkan antara lain untuk,
pelatihan PONEK, pemisahan Ruang NICU dan Perinatologi untuk
menghindari penularan infeksi pada bayi, dan pelatihan APN.
E. Melakukan capacity building untuk dokter umum, bidan dan perawat
Capacity building dilakukan dengan cara memberikan materi
penyegaran oleh dokter-dokter spesialis kepada dokter umum, perawat dan
bidan sebagai PPA dalam pelayanan PONEK.
F. Pembinaan dari Rumah Sakit PONEK kepada Puskesmas PONED dalam hal
stabilisasi rujukan
Pembinaan ini dilakukan bersama program dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumba Barat (jadwal mengikuti dari Dinas Kesehatan).
G. Evaluasi program Tim PONEK
Evaluasi program dilakukan dengan mengumpulkan seluruh laporan
setiap bulan dan menyusun laporan tahunan, sehingga didapatkan hasil
evaluasi pelayanan selama satu tahun yang akan menjadi dasar
penyusunan program tahun berikutnya.
H. Melakukan penetapan dan evaluasi berdasarkan indikator mutu
Tim PONEK bersama-sama dengan Tim PMKP melakukan penetapan
indikator mutu pelayanan PONEK 24 jam yang kemudian dibuat dalam
Keputusan Direktur sebagai indicator mutu Tim PONEK. Setelah
ditetapkan indikator mutu Tim PONEK akan melakukan pencatatan
kejadian-kejadian yang berhubungan dengan indikator tersebut dan
membuat laporan kepada Tim PMKP sehingga dapat dibuat analisa data
setiap indikator mutunya.
6
BAB VI
SASARAN

Sasaran kegiatan adalah seluruh PPA yang berhubungan dengan


Pelayanan PONEK 24 jam, baik itu dokter spesialis, dokter umum, perawat dan
bidan. Selain itu juga manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul untuk
mendapat dukungan program dan kerangka acuan yang sudah disusun oleh
Tim PONEK. Sasaran di luar Rumah Sakit adalah Puskesmas PONED terkait
dengan stabilisasi pasien rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit.

7
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Tim
PONEK

2. Penyusunan Dokumen,
kerangka acuan dan
Program Kerja
3. Penetapan indicator
mutu Tim PONEK
4. Rapat Rutin Tim PONEK

5. Monitoring dan evaluasi


indicator mutu
6. Pelayanan PONEK 24
jam

7. Melakukan Capacity
Building PPA PONEK
8. Evaluasi program
PONEK dan penyusunan
program kerjaTahun
2019

8
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan sekali yang oleh


Tim PONEK yang diikuti oleh semua anggota Tim. Evaluasi pelaksanaan
program dipakai sebagai data untuk perencanaan berikutnya. Semua data
pelayanan PONEK 24 Jam dikumpulkan untuk dibuat laporan bulanan
pelayanan dan untuk data indicator mutu data diserahkan ke Tim PMKP
untuk dilakukan analisa data.

9
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan harian dilakukan oleh masing-masing koordinator dan PPA


kemudian dibuat pelaporan setiap bulannya oleh Sekretaris Tim PONEK.
Evaluasi kegiatan dilakukan pada pelaporan setiap bulan dan pada akhir
tahun dilakukan evaluasi tahunan yang dibuat dalam laporan tahunan.
Evaluasi pada laporan tahunan akan menjadi dasar program Tim PONEK pada
tahun berikutnya.

10
BAB X
PENUTUP

Demikian program Tim PONEK ini dibuat untuk menjadi acuan kegiatan
Tim selama satu tahun dan dapat meningkatkan pelayanan dalam penanganan
kegawatdaruratan maternal neonatal sehingga mutu pelayanan rumah sakit
dalam kesehatan ibu dan anak meningkat.

11

Anda mungkin juga menyukai