1.1. LatarBelakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong
tinggi di Indonesia yaitu AKI 305/100.000 KH (SDKI 2015) dan AKB 24/1000 KH
(SDKI 2017).
Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah kematian adalah perdarahan,
eklampsia, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan
dengan kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janinselama di dalam
kandungan dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah.
Komplikasi obstetrik tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan
mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu
perlu strategi penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan
meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
dengan pembekalan secara berkala.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayibaru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan
manajemen yang handal.
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu merupakan salah satu pelayanan
tingkat dua yang berada di wilayah Propinsi Sumatera Selatan tepatnya di wilayah
Kabupaten Musi Banyuasin dengan jumlah penduduk ± 700.000 jiwa dan terletak
di perbatasan propinsi jambi dan juga dibatasi dengan tiga kabupaten tetangga di
wilayah Propinsi Sumatera Selatan dan juga sebagai pusat rujukan Ibu dan Bayi di
Kabupaten Musi Banyuasin. Oleh karena itu dalam memberikan pelayanan obstetri
dan neonatal yang bermutu RSUD Sekayu harus meningkatkan SDM dan Sarana
Prasarana guna menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.Salah satu upaya yang
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3.2.1.2. Kebersihan
hari
5. Rotasi barang berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
6. Petugas mengisi kartu stok setiap kali mengeluarkan dan
memasukkan barang ke dalam rak penyimpanan
4.7.8.2. Ruang persiapan
1. Petugas menggunakan perlengkapan APD secara lengkap
pada saat berada di ruang persiapan
2. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan/atau dengan
cairan desinfektan sebelum bekerja
3. Petugas membersihkan meja kerja dengan cairan desinfektan
4. Selama persiapan susu, pintu ruang persiapan harus selalu
tertutup dan yang boleh berada di dalam ruang hanya
petugas gizi yang bertugas menyiapkan susu
4.7.8.3. Ruang pencucian
Ruang pencucian memiliki akses yang terpisah untuk membawa
botol kotor dari ruangan dan botol bersih dari ruang pencucian.
BAB V
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
6.2. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja/
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSUD Sekayu.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
7.3. Tata Laksana Keselamatan Kerja Karyawan
1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu:
Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamat, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker, dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, misal: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll.
Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini dibuat untuk memerikan arahan tindakan di UNIT PONEK 24 jam
RSUD Sekayu. Dengan demikian pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) ini harus dilaksanakan dengan disertai tekad dan kemauan yang
Pedoman PONEK RSUD Sekayu 26
kuat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Serta
meningkatkan mutu pelayanan maternal dan neonatal di Unit PONEK RSUD Sekayu