Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN

TENTANG

PELAYANAN OBSTETRI
NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF ( PONEK )

BAB. I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
merupakan suatu proses pelayanan perlindungan pada ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna untuk mendukung terlaksananya Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi.
Untuk dapat mencerminkan penyelenggaraan PONEK yang profesional
maka perlu dibuat Pedoman PONEK sebagai proses untuk menilai terlaksananya
PONEK secara efektif dan efisien di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud : Maksud dari pedoman PONEK RS untuk memberikan kejelasan
dalam petunjuk pelaksanaan pedoman PONEK berdasarkan standar akreditasi
rumah sakit
2. Tujuan : Tujuan pedoman PONEK agar dijadikan sebagai pedoman
pelaksanaan dalam pemberian asuhan medis dan keperawatan kepada ibu dan bayi
baru lahir secara terkoordinasi selama kehamilan dan persalinan, bayi baru lahir
dan keluarga setelah kelahiran. Dan untuk mengurangi dua pertiga(2/3) tingkat
kematian anak-anak usia dibawah 5 tahun. Serta mengurangi tiga per empat (3/4)
rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang Lingkup Pedoman PONEK meliputi : Pelayanan kesehatan
Maternal dan Neonatus, Penyelenggaraan PONEK 24 jam di Rumah Sakit, Rawat
gabung Ibu dan bayi, Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif, Metode Kangguru
pada Bayi BBLR, Rumah Sakit Sayang Ibu & Bayi dan Pelayanan Rujukan.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
c. Pelayanan Nifas
d. Klinik Laktasi
2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
a. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (level I)
b. Inisiasi Menyusui Dini
c. Penggunaan ASI eksklusif
d. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
3. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi
a. Masa Antenatal
b. Masa Intranatal
c. Masa Postnatal
4. Pelayanan Kesehatan Neonatal Risiko Tinggi
Asuhan bayi baru lahir : Level III
5. Pelayanan Ginekologis
6. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah
7. Pelayanan Penunjang Medik
a. Pelayanan Darah
b. Perawatan Intermediate / Intensif
c. Pencitraan
1) Radiologi, termasuk rontgen portable
2) USG Ibu dan Neonatal
3) MRI/CT-Scan
d. Laboratorium bekerja sama dengan Laboratorium Pusat
e. TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication)
f. Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
g. Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan
h. Ruang Menyusui dan tempat penyimpanan ASI perah baik dari ibunya sendiri
atau dari donor
i. Klinik Laktasi
j. Ruang Susu

E. LANDASAN
1. Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok
Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 1991 tentang Penyusunan, Penarapan
dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI 436/Menkes/SK/VI/1993 tanggal 3 Juni
1993 tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan
Medis di Indonesia.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tanggal 8
Desember 1999 tentang Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medik.
6. SK Dir.Jen.Yan.Med No : YM.00.03.2.6.7637/1993 tentang penetapan
berlakunya Standar Asuhan Keperawatan.
7. Keputusan kepala Staf Angkatan Darat Nomor: Kep/50/XII/2006 tanggal 29
Desember 2006 tentang Organisasi dan Tugas Rumah sakit Pusat angkatan darat
Gatot Seobroto (Orgas RS Mitra Keluarga Kelapa Gading).
8. Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Versi Tahun 2007 Departemen Kesehatn RI
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
BAB. II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi Petugas Rumah Sakit harus dapat menangani kasus rujukan yang
tidak mampu ditangani oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter,
bidan, perawat). Dan harus terus menerus meningkatkan kemampuan sehingga
melakukan tindakan sesuai dengan standar dan kewenangannya untuk menyelesaikan
kasus darurat. Penyelenggaraan PONEK dilakukan oleh tiap disiplin dalam ruang
lingkup praktik, lisensi, undang-undang dan peraturan yang berlaku atau sertifikasi.

Tabel.1 Tenaga Dokter

Tabel.2 Kualifikasi tenaga keperawatan


BAB. III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
Beri tanda centang () pada kolom Keterangan (Y / T)
1. Area Cuci Tangan

KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Spesifikasi Ruangan : Di ruang dengan lebih dari 1
tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan
wastafel yang tidak dioperasikan dengan tangan
Kebersihan
1 Struktur Fisik Pencahayaan
Ventilasi
Wastafel cuci tangan ukurannya cukup besar, sehingga air
tidak terciprat dan dirancang agar air tidak tergenang atau
tertahan
Sabun : tersedia dalam jumlah cukup, lebih disukai sabun
2 Bahan-bahan cair antibakteria dalam dispenser dengan pompa
Handuk : harus ada handuk untuk mengeringkan tangan.
Bisa kain bersih atau tissue.
Wadah baju bekas pakai
Rak/gantungan pakaian
3 Mebel Rak sepatu
Lemari untuk barang pribadi
Wadah tertutup dengan kantung plastik : harus disediakan
wadah terpisah untuk limbah organik dan non organik

2. Area Resusitasi dan Stabilitasi di Ruang Neonatus/IGD

KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Spesifikasi Ruangan : paling kecil, ruangan berukuran 6-
15 cm dan ada di dalam unit perawatan khusus
Kebersihan
1 Struktur Fisik
Pencahayaan
Ventilasi
Wastafel
Steker Listrik : ruang harus dilengkapi paling sedikit 3
steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik.
Steker harus mampu memasok beban listrik yang
diperlukan, aman dan berfungsi dengan baik

KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Meja periksa untuk bayi : meja harus ditutup lapisan busa,
lembar plastik utuh dan seprai bersih. Bagian logam harus
bebas karat.
Jam dinding : harus menunjukkan waktu yang tepat dan
2 Mebel
berfungsi baik
Meja perlengkapan
Selimut : harus cukup untuk menutupi neonatus dalam
jumlah yang sesuai dengan perkiraan persalinan

Pasokan oksigen : Tangkai III


- Harus ada 2 tabung oksigen dengan sistem pipa dengan
jumlah outlet yang sama dengan jumlah penghangat.
- Harus ada 2 tabung oksigen dengan 1 regulator dan
pengatur aliran sebagai cadangan.
- Tabung oksigen cadangan harus selalu terisi penuh

Lampu darurat
Stetoskop neonatus
Kotak resusitasi harus berisi perlengkapan sebagai berikut :
1. Balon mengembang sendiri, berfungsi baik
3 Perlengkapan 2. Bilah laringoskop, berfungsi baik
3. Bilah laringoskop ukuran 0 dan 1 (miler)
4. Baterai AA (cadangan) untuk laringoskop
5. Selang reservion oksigen
6. Masker oksigen (ukuran bayi cukup bulan dan
premature)
7. Pipa endotrakeal ukuran 2 , 3 dan 3
8. Plaster
9. Gunting
10. Balon penghisap lendir
11. Kateter penghisap ukuran 6, 8 dan 10
12. Sonde ukuran 5 dan 8
13. Alat suntik 1, 2, 2, 3, 5, 10, 20 dan 50 cc
14. Ampul epinefrin
15. Salin 0,9% larutan ringer laktat
16. Dextrosee 5%
17. Sodium bikarbonat 8,4%
Penghangat (radiant warmer)
harus ada sedikitnya 1 penghangat yang berfungsi baik
Kateter umbilikus 3, 5 dan 8F
Peralatan pemasangan kateter umbilikus

3. Unit Perawatan Khusus


KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Spesifikasi Ruangan :
- Unit ini harus berada disamping ruang bersalin atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.
- Plaing kecil, ruangan berukuran 12 m (4m untuk
masing-masing pasien).
- Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah
Kebersihan
1 Struktur Fisik
Pencahayaan
Ventilasi
Wastafel
Steker listrik : ruang harus dilengkapi paling sedikit 6
steker yang dipasang engan tepat untuk peralatan listrik.
Steker mampu memasok beban listrik yang diperlukan,,
aman dan berfungsi baik.
Lemari instrumen
- Harus ada 1 lemari dan meja untuk menyimpan bahan
pasokan umum, selain meja untuk menyimpan bahan-
bahan untuk ruang isolasi
- rak dan lemari kaca tidak boleh retak (agar tidak luka)
2 Mebel
Lemari es
Meja : harus ada dia area administrasi dan penyuluhan,
harus dicat dengan bahan yang dapat dibersihkan.
Kursi : harus ada 3 kursi diarea administrasi dan edukasi
yang berfungsi baik
Wadah sampah tertutup dengan kantong plastik
Jam dinding : harus menunjukkan waktu yang tepat dan
berfungsi baik
Balon yang dapat mengembang sendiri: harus tersedia
balon yang dapat ,mengembang sendiri yang berfungsi
baik untuk setiap 3 inkubator
3 Perlengkapan Pulse Oximeter : 1 untuk setiap 3 inkubator
Stetoskop : harus ada stetoskop yang berfungsi baik untuk
setiap 3 inkubator atau tempat tidur bayi.
Generator : harus ada generator listrik cadangan yang
dioperasikan jika pasokan listrik utama tidak ada.

KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T

Gaun
Masker
Sarung tangan
Alat suntik 1, 2, 3, 10, 20, 50 cc
Pipa minum, ukuran 5 dan 8
Kanula, ukuran 22 dan 24
Kateter umbilikus ukuran 3, 5 dan 8
4 Bahan-bahan
Masker oksigen neonatus
Head box
Penutup mata untuk terapi sinar
Popok mata untuk terapi sinar
Penutup sepatu untuk sekali pakai
Betadine / alkohol untuk disinfeksi
Kantong plastik untuk wadah sampah besar
Dextrose 5%
Dextrose 10%
Dextrose 40%
Saline 0,9%
Sodium klorida 3%
Potasium klorida 7,4%
Kadalex / ampul KCL
Larutan ringer laktat
5 Obat-obatan Kalsium glukose 10%
Ampisilin
Gentamisin
Antibiotik untuk sepsis neonatorum
Xanthines / aminophyline
Ampul epinefrin
Dopamine
Dobutamine
Sodium bikarbonat 8,4%

4. Unit Perawatan Intensif


KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Spesifikasi Ruangan :
- Unit ini harus berada disamping ruang bersalin atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.
- Paling kecil, ruangan berukuran 18 m (6-8m untuk
masing-masing pasien)
- Di ruang dengan beber apa tempat tidur, sedikitmya ada
1 Struktur Fisik jarak 8 kaki (2,4m) antara ranjang bayi.
- Harus ada tempat bayi untuk isolasi di area terpisah
Kebersihan

Pencahayaan

Ventilasi
Wastafel
Steker listrik : ruang harus dilengkapi paling sedikit 6
steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik.
Steker harus mampu memasok beban listrik yang
diperlukan, aman dan berfungsi baik.
Oksigen melalui pipa dinding, penghisap lendir, sistem
udara bertekanan : harus ada (3 --> 4) outlrt (2 --> 2) outlet
oksigen, 1 outlet udara bertekanan dan 1 outlet penghisap
lendir untuk setiap inkubator
Lemari instrumen : harus ada 1 lemari dan meja untuk
penyimpanann bahan pasokan umum, selain dari lemari
meja untuk penyimpanan bahan-bahan untuk ruang isolasi.
Rak dan lemari tidak boleh retak (agar tidak luka).
Lemari es
2 Mebel Meja : harus ada di area administrasi dan penyuluhan, harus
dicat dengan bahan yang mudah dibersihkan.
Kursi : harus ada 3 kursi di area administrasi dan edukasi
yang berfungsi baik.
Wadah sampah tertutup dengan kantong plastik
Jam dinding : harus menunjukkan waktu yang tepat dan
berfungsi baik

KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Pasokan Oksigen Tingkat III:
- Harus ada oksigen dengan sistem pipa dengan jumlah
outlet yang sama dengan jumlah alat penghangat
3 Bahan-bahan - Harus ada 2 tabung oksigen dengan 1 regulator pengatur
dan Peralatan aliran sebagai cadangan.
Lampu darurat
Alat penghangat (radiant warmer) : paling sedikit harus ada
1 penghangat yang be rfungsi baik
Syringe pump : harus ada 1 syringe pump yang berfungsi
baik untuk setiap 3 inkubator
Monitor denyut jantung / pernafasan : paling sedikit harus
ada 1 monitor denyut jantung dan pernafasan yang
berfungsi baik.
Untuk terapi sinar : parling sedikit harus ada 1 unit terapi
sinar yang berfungsi baik untuk setiap inkubator.
Timbangan bayi : paling sedikit harus ada 1 timbangan
bayi yang berfungsi baik disetiap 3 inkubator
Penghisap lenemdir tingkat III :
- Harus ada sistem vakum penghisap melalui pipa dengan
pengatur hisapan, selang dan reservoar / kamister bersih.
- harus ada outlet penghisap d alam jumlah yang cukup, 1
untuk setipa inkubator.
- harus ada pompa vakum listrik yang bisa dipindah dengan
regulator penghisap, selang dan reservoar bersih / kamister
sebagai cadangan.
Balon yang bisa mengembang sendiri : haris tersedia balon
yang bisa mengembang sendiri dan berfungsi baik untuk
setiap inkubator.
Pulse oximeter : 1 untuk setipa inkubator.
Stetoskop : harus ada stetoskop yang berfungsi baik untuk
setiap inkubator.
Generator listrik darurat : harus ada generator listrik
cadangan yang dioperasikan jika pasokanlistrik utama tidak
ada.
Inkubator : harus ada sedikitnya 10 inkubator yang
berfungsi dengan baik.
Infusion pump :harus ada infusion pump yang berfungsi
baik untuk setiap inkubator.
Ventilator
Analisis gas darah
Dapur susu

KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Gaun
Masker
Sarung tangan
Selimut untuk asuhan metode kangguru
Alat suntik 1, 2, 3, 10, 20, 50 cc
Pipa asupan, ukuran 5 dan 8
Pipa penghisap lendir, ukuran 6 dan 8.
Kanula, ukuran 22 dan 24
Kateter umbilikus, ukuran 3, 5 dan 8
4 Bahan-bahan
Masker oksigen neonatus
Head box
Penutup mata untuk terapi sinar
Popok mata untuk terapi sinar
Penutup sepatu sekali pakai
Betadine/alkohol untuk desinfeksi
Kantung plastik untuk wadah sampah besar
Pipa endotrakea, ukuran 2, 3, dan 3
Peralatan lengkap transfusi tukar atau katupnya.

Dextrose 5%
Dextrose 10%
Dextrose 40%
Saline 0,9%
Sodium klorida 3%
Potasium klorida 7,4%
5 Obat-obatan
Kadalex / ampul KCL
Larutan ringer laktat
Kalsium glukose 10%
Ampisilin
Gentamisin
Antibiotik untuk sepsis neonatorum
Xanthines / aminophyline
Ampul epinefrin
Dopamine
KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Obat-obatan Dobutamine
(lanjutan) Sodium bikarbonat 8,4%

5. Area Laktasi
KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Spesifikasi ruangan : paling kecil, ruangan berukuran 6m
Kebersihan
1 Struktur Fisik
Pencahayaan
Wastafel : ukurannya cukup besar, sehingga air tidak
terciprat dan dirancang agar air tidak tergenang.
Wadah sampah dengan kantung plastik
Mebel
Kursi (1-3) : harus mudah dibersihkan dan didisinfeksi.

6. Area Pencucian Inkubator


KET
No. KRITERIA KELENGKAPAN
Y T
Spesifikasi ruangan : paling kecil, ruangan berukuran 6-8m
Kebersihan

1 Struktur Fisik Pencahayaan


Ventilasi
Wastafel : ukurannya cukup besar sehingga air tidak
terciprat dan dirancang agar air tidak tergenang
BAB. IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pasien Instalasi Gawat Darurat

PASIEN

TRIAGE

PULANG MENINGGAL RAWAT INAP RUJUK

SWASTA BAGIAN PENGURUSAN


COUNTER SURAT RUJUK
SWASTA ASURANSI / RAWAT INAP
LOKET PERUSAHAAN
PENDAFTARAN Pendaftaran Pasien
RUMAH SAKIT
Rawat Inap
RUJUKAN

LOKET
PEMBAYARAN RUANG
PERAWATAN

KAMAR JENAZAH
B. Alur Pasien Rawat Jalan

PASIEN

BARU LAMA

Belum Ada Sudah Ada


Nomor RM Nomor RM

BAGIAN COUNTER
RAWAT JALAN
Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan

UNIT RAWAT JALAN


YANG DITUJU
(Poliklinik, IGD, Rehab, dll)

PULANG RAWAT INAP


C. Alur Pasien Rawat Inap

UNIT RAWAT JALAN


(Poliklinik, IGD, Rehab, dll)

BAGIAN COUNTER
RAWAT INAP
Pendaftaran Pasien Rawat Inap

RUANG
PERAWATAN

SEMBUH RUJUK MENINGGAL

KASIR RAWAT INAP NURSE STATION KASIR RAWAT INAP


RAWAT INAP
Menyelesaikan Administrasi Menyelesaikan Administrasi
Rawat Inap Mengurus Surat Rujuk Rawat Inap

PULANG KAMAR JENAZAH


KASIR RAWAT INAP
Menyelesaikan Administrasi
Rawat Inap PULANG

RUMAH SAKIT
RUJUKAN
D. Alur Rujukan Pasien

IBU HAMIL & DOKTER OBSGYN /


NEONATUS DOKTER / BIDAN

INSTALASI
GAWAT DARURAT

KAMAR TINDAKAN
LABORATORIUM Prosedur tindakan kasus rujukan
sesuai standar pelayanan kesehatan
maternal & neonatal RAWAT INAP
NIFAS
KAMAR OPERASI

Prosedur operasi pada kasus rujukan

RUANG
PERINATOLOGI
KASIR RAWAT INAP KAMAR BERSALIN

Prosedur persalinan normal kasus


INSTALASI FARMASI rujukan sesuai standar pelayanan

BANK DARAH
E. Alur Penanganan Komplain Pasien

LISAN TULISAN
Komplain / Input
- Langsung - Kotak Saran
- Tidak Langsung - Surat / Pesan
- Media

KOMPLAIN

TEMPAT
Penemu / Penerima
1. Identifikasi
2. Klarifikasi
3. Dokumentasi / ATASAN LANGSUNG 1. Apologi
Kronologi (HIRARKI) 2. Empati
Proses 4. Implementasi / 3. Action
Rencana 4. Follow Up
5. Tindak Lanjut TIM
COSTUMER
SERVICE

KOMPLAIN RINGAN KOMPLAIN SEDANG KOMPLAIN BERAT


1. Tidak membahayakan pasien 1. Mengancam jiwa pasien
1. Membahayakan pasien
2. Dapat diatasi setempat 2. Koordinasi terkait
2. Koordinasi terkait
3. Pengganti / biaya tidak ada 3. Pengganti / biaya ringan 3. Pengganti / biaya besar
sampai sedang 4. Mengancam mutu RS
5. Ranah hukum
PETUGAS
1. Koordinator / KaRu PETUGAS
2. Tim Costumer Sevice 1. Koordinator / KaRu PETUGAS
2. Tim Costumer Sevice 1. Koordinator / KaRu
3. Para Manajer 2. Tim Costumer Sevice
4. Direktur 3. Para Manajer
5. Para Komite 4. Direktur
5. Para Komite
6. Tim Hukum

Output 1. Persahabatan
1. Kepuasan pasien meningkat 2. Pengertian + Standar Prosedur
3. Adil (fair)
4. Alternatif + pilihan
5. Informasi Lain
2. Kepuasan mutu pelayanan meningkat

BAB. V
LOGISTIK

A. Obat-obatan Maternal Khusus PONEK


Keterangan
No Nama Obat
Ada Tidak
1 Ringer Asetat
2 Dextrose 10%
3 Dextran 40 / HES
4 Saline 0,9%
5 Adrenalin / Epinefrin
6 Metronidazol
7 Kadelex atau ampul KCL
8 Larutan Ringer Laktat
9 Kalsium Glukonat 10%
10 Ampisilin
11 Gentamisin
12 Kortison / Dexametason
13 Aminophyline
14 Transamin
15 Dopamin
16 Dobutamin
17 Sodium Bikarbonat 8,4%
18 MgSO4 40%
19 Nifedipin
B. Obat-obatan Neonatal Khusus PONEK
Keterangan
No Nama Obat
Ada Tidak
1 Dextrose 10%
2 Dextran 40 / HES
3 N5
4 KCL
5 NaCl 0,9% 25ml
6 NaCl 0,9% 500ml
7 Kalsium Glukonat 10ml
8 Dopamin
9 Dobutamin
10 Adrenalin / Epinefrin
11 Morphin
12 Sulfas Atropin
13 Midazolam
14 Phenobarbital Injeksi
15 MgSO4 20%
16 Sodium Bikarbonat 8,4%
17 Ampisilin
18 Gentamisin
BAB. VI
PENGENDALIAN MUTU

A. ON THE JOB TRAINING


1. Pengertian
On The Job Training (OJT) adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengawasi/mengevaluasi kinerja unit maternal neonatal RS Mitra Keluarga Kelapa
Gading. Di dalam OJT juga terkandung upaya bimbingan/penyampaian saran jika
ditemukan kejanggalan/hal-hal yang tidak sesuai dengan seharusnya.

2. Pelaksana
Tim pelaksana dapat berasal dari tim PONEK RS Mitra Keluarga Kelapa Gading (Self
Assessement) maupun Tim PONEK RS luar, apabila dirasa belum mampu melakukan
secara mandiri. Penilaian oleh tim PONEK RS Mitra Keluarga Kelapa Gading (Self
Assessement) minimal harus dikerjakan 1 kali setiap bulan dilanjutkan dengan
memberikan laporan kepada Direktur Rumah Sakit. Hal ini dinilai adalah Standar
Kinerja Manajemen yang terdiri atas:
a. Standar Masukan
Daftar Tilik Pemantauan standar masukan meliputi Area Cuci Tangan, Area
Resusitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/IGD, Unit Perawatan Khusus, Unit
Perawatan Intensif, Area Laktasi, Area Pencucian Inkubator.
b. Standar Manajemen
Daftar Tilik Pemantauan Pengelolaan menurut bagiannya antara lain : Referensi,
Catatn medis, Sumber daya manusia, Manajemen Kualitas, Manajemen
Pemeliharaan.

3. Peserta
Peserta adalah unit maternal neonatal beserta berbagai unit pendukungnya. Hal ini
dilakukan dalam waktu bersamaan, sehingga jika ada masalah dapat diselesaikan
bersama. Kesehatan ibu dan anak merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan.
4. Pelaksanaan
OJT dilakukan selama 2 hari. Hari pertama secara bersama-sama mengevaluasi kinerja
manajemen dan kinerja klinis RS PONEK tersebut. Di hari pertama ini juga sekaligus
diberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan. Hari kedua memberikan laporan
kepada Direktur Rumah Sakit sekaligus membicarakan langkah selanjutnya yang perlu
diupayakan.

5. Instrumen
Agar lebih seragam dan terarah, sediakan instrumen untuk melakukan OJT yaitu:
a) Standar Kinerja Manajemen
(Standar masukan dan Standar manajemen)
b) Standar Kinerja klinis
(Protokol Asuhan Neonatal Essensial dan buku Paket pelatihan PONEK : Protokol
Bagi Tenaga Pelaksana)

6. Target
Target Pengendalian Mutu pada Pelayanan PONEK RS Mitra Keluarga Kelapa Gading
yaitu Mengurangi dua per tiga (2/3) tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun
dan mengurangi tiga per empat (3/4) rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.

B. IN HOUSE TRAINING
In House Training adalah suatu kegiatan berupa lokakarya yang melibatkan seluruh
personil RS Mitra Keluarga Kelapa Gading yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dalam pelayanan PONEK. Materi lokakarya dapat meliputi pelatihan manajemen
maupun bidang klinis.

C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA


Pemantauan dan evaluasi kinerja ini bersifat:
1. Dapat dilakukan mandiri oleh tim PONEK RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, tidak
tergantung pada siapa pun. Dilakukan setiap saat, berkesinambungan dan terarah.
2. Bila tim PONEK RS Mitra Keluarga Kelapa Gading belum dapat melakukan penilaian
mandiri, dapat meminta bantuan pihak luar (non-self assessment). Pihak luar yang
dimaksud adalah RS yang sudah memenuhi kriteria RS MAMPU PONEK atau
kelompok profesi yang sudah kompeten dalam membentuk pelatihan PONEK bekerja
sama dengan Dinas Kesehatan setempat. Penilaian ini secara bertahap akan dikurangi
dan diupayakan untuk dapat kembali ke poin 1 yaitu menilai secara mandiri.
3. Hasil penilaian dapat meliputi 3 kriteria yaitu RS BELUM MAMPU PONEK,
MAMPU PONEK dan MAMPU PONEK PLUS.
4. Adapun kriteria RS PONEK sebagai berikut:

KRITERIA UMUM
1. SDM di IGD yang terlatih 24 jam
2. SPO dan pendelegasian wewenang
3. Standar Respon Time di IGD, kamar bersalin, dan pelayanan darah
4. Ketersediaan ruang operasi, ruang bersalin dengan staf yang siap
KRITERIA RS PONEK 24 jam
5. Ketersediaan laboratorium, radiologi dan pelayanan darah 24 jam
Berdasarkan standar 6. Tersedianya perlengkapan dan bahan yang sesuai dengan kriteria
kinerja manajemen

KRITERIA KHUSUS

TIPE RS PONEK MANAJEMEN SISTEM INFORMASI


1. RS PONEK kelas D dan C (Standar Manajemen) (Standar Manajemen)
2. RS PONEK Kelas B 1. Mengintegrasikan seluruh data dan dapat
Tim PONEK
3. RS PONEK Kelas A diakses
(SK Direktur)
2. Ketersediaan data yang lengkap, akurat
dan tepat waktu
3. Mendukung kegiatan operasional,
OBAT-OBATAN monitoring dan evaluasi
(Standar Masukan) 4. Mengkoordinasi seluruh kegiatan yang
1. Obat maternal khusus PONEK dibutuhkan
2. Obat neonatal khusus PONEK

Sumber Daya Manusia (Standar


Manajemen)

Sarana dan Prasarana (Standar


Masukan)
Peralatan dan Perlengkapan (Standar
Masukan)
5. Hasil penilaian ini harus dilaporkan ke Direktur RS
Pihak Dinas Kesehatan setempat yang bekerja sama dengan profesi terkait perlu
mendapat laporan dalam upaya mendapatkan legitimasi hasil pencapaian ini.
6. Bagi RS PONEK yang ingin meningkatkan hasil pencapaian kinerja RS PONEKnya
(RS BELUM MAMPU PONEK menjadi MAMPU PONEK atau MAMPU PONEK
menjadi MAMPU PONEK PLUS), dapat melalui berbagai cara yang dirasakan paling
sesuai yaitu magang, sistering atau mengikuti suatu pelatihan yang sudah
terstandarisasi.
7. Untuk mempertahankan/meningkatkan pancapaian kinerja RS PONEK perlu dilakukan
Audit Maternal Perinatal (AMP) secara berkala (minimal 3 sampai 4 kali dalam
setahun).

AMP bukan hanya membicarakan berbagai kasus kematian ibu dan bayi tetapi juga
ditujukan bagi kasus yang NYARIS MATI. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terulang
kejadian yang sama. Selain itu AMP juga membahas pencegahan kesakitan/kematian ibu
saat melahirkan, upaya perluasan cakupan peserta KB agar mencapai 75%. Berbagai hal
yang bersifat nonmedik sepertiyang tertera dibawah ini, perlu juga dibahas, antara lain:
- Perlu tidaknya uang muka rumah sakit
- Siapa yang menanggung biaya transport pasien ke rumah sakit
- Kelambatan petugas
- Intensif untuk tenaga medis
- Persediaan obat dan lain-lain
BAB. VII
PENUTUP

Pedoman ini dibuat untuk memberikan arahan tindakan di Unit PONEK 24 Jam RS.
Dengan demikian pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) ini
harus dilaksanakan dengan disertai tekad dan kemauan yang kuat guna mengurangi dua per tiga
(2/3) tingkat kematian anak-anak usia dibawah 5 tahun, mengurangi tiga per empat (3/4) rasio
kematian ibu dalam proses melahirkan. Serta meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Unit
PONEK RS.

Anda mungkin juga menyukai