Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi indikator
kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, masih tergolong tinggi di Indonesia . Menkes
mengatakan bahwa masih diperlukan kerja keras untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia. Mengutip data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang
diterima Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan
dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di
Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai160.681.
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas diantara negara-negara
Asia Tenggara.
Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 28%, Eklampsia 24%, Infeksi 11%,
partus macet/lama 8% dan aborsi 5% (SKRT 2001).
Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana kematian
karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 1986 adalah 42,3% dari
kematian bayi pada usia 0 - 1 bulan.
Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan
kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan Maternal dan
Perinatal sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya
menurunkan AKI dan AKB.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan
ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan
persalinan yang bermasalah.
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi
pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi penurunan
kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan pelatihan secara berkala, salah satu nya
dengan meningkatkan pelayan yaitu pelayanan ponek.
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif adalah upaya yang dilakukan
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka kematian Anak. Beberapa penelitian
menyimpulkan bahwa kematian ibu dan kematian anak banyak terjadi di Rumah Sakit. Rumah
Sakit berkontribusi terhadap 40-70% Angka Kematian Ibu, persalinan dirumah berkontribusi
sebesar 20-35%, dan persalinan yang terjadi di perjalanan sebesar 10-18% (Lancet, 2005).
Dengan melihat fakta tersebut maka dapat dikatakan bahwa dibutuhkan adanya upaya
penurunan AKI yang difokuskan di rumah sakit. Salah satu program kesehatan yang
dilaksanakan untuk menurunkan kematian ibu adalah implementasi Pelayanan Obstetrik dan

1
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
Jumlah Rumah Sakit PONEK sampai dengan tahun 2013 sebanyak 424 unit. Jumlah ini
meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 410 unit rumah sakit melaksanakan PONEK.
Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal di Instalasi Rawat Inap Ibu dan Anak ini merupakan
panduan untuk melaksanakan kebijakan pelayanan maternal dan perinatal di rumah sakit umum
kartini yang tercakup dalam ruang lingkup dan batasan operasional.

B. TUJUAN PEDOMAN
a. Umum
Meningkatkan Pelayanan Perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
b. Khusus
1. Terlaksananya manajemen pelayanan perinatal dari aspek administrasi &
manajemen,kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di RS
2. Terlaksananya system rujukan pelayanan perinatal
3. Pembinaan dan pengawasan pelayanan perinatal di RS.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Perinatologi Rumah Sakit Umum Kartini meliputi
perawatan dan penanganan perinatal

D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan Standar
Prosedur Operasional.
a. Pelayanan perinatal.
Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah lahir. Sebagai
batasan operasional, periode perinatal dimulai pada usia kehamilan 28 minggu hingga
bayi lahir sampai 7 hari.
b. Pelayanan Pediatri
Pediatric adalah pelayanan kesehatan pada bayi dan anak sakit

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
16. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
17. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
18. Pedoman Penanggulangan KLB–DBD Bagi Keperawatan di RS dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
19. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan1991.Pedoman
Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C dan D Departemen Kesehatan
1991.
20. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan dan Perawat Di RS,
Departemen Kesehatan–IDAI 2004.
21. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non
pendidikan), C, dan D, Departemen Kesehatan 2006.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi ketenagaan yang harus ada pada pelayanan maternal dan perinatal di rumah
sakit:
1. Tenaga Medis
Dokter-dokter spesialis yang diakui oleh Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan
Departemen Kesehatan harus memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan dan
pengalama dalam bidangnya.
2. Tenaga Keperawatan (bidan/perawat)
Pelayanan perawatan di ruang maternal dan perinatal dilakukan oleh perawat atau bidan
yang memiliki pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengenai perawatan perinatal.
3. Tenaga Kesehatan lain
Harus disediakan tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi, farmasi sesuai dengan
kompetensinya.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Kebutuhan

Ka. Instalasi D III Keperawatan APN 1


Manajemen Laktasi
Penatalaksanaan BBLR
Yankes Level I-II
Perawat Pelaksana D III Keperawatan D III Keperawatan 4

C. PENGATURAN JAGA / DINAS


Jam dinas :
1. Dinas Pagi : 07.00-14.00
2. Dinas Siang : 14.00-21.00
3. Dinas Malam : 21.00-07.00
4. Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal dan pediatric (terjadwal).

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
(Ada pada lampiran)
B. STANDAR FASILITAS

1. STANDAR PERALATAN KEPERAWATAN RUANG PERINATOLOGI


Alat keperawatan diruang perinatologi
No Nama Barang RSU.Kartini
1. Termometer 1
2. Stetoskop 1
3. Timbangan berat badan/tinggi 1
4. Tabung oksigen + flowmeter 1
5. Standar infus 1:1
6. Vena Sectie set 1
7. Masker O2 3
8. Korentang dan tempat 1
9. Ambubag 1
10. Bed Set Monitor 0
11. Inkubator 3
12. Infuse Pump 0
13. Pulse Oxymetri 0
14. Blue Light 1
15. Emergency Lamp 1

2. STANDAR LINEN BIDANG KEPERAWATAN DI RUANG ERINATOLOGI RSU


KARTINI
No Nama Barang RSU.Kartini
1. Gurita 0
2. Gordyn 4
3. Baju pengunjung 3
5. Masker 1
6. Sarung bantal guling 25

3. STANDAR ALAT RUMAH TANGGA BIDANG KEPERAWATAN DI RUANG PERINATOLOGI


5
RSU KARTINI

No Nama Barang RSU.Kartini


1. Timbangan Bayi 1
2. Lemari obat Emergency 1
3. Troli 1
4. Baki 2
5. Box bayi 12
6. Tempat sampah pasien 1
7. Tempat sampah besar tertutup 1
8. Waskom mandi 2
9. Dorongan O2 1
10. Lampu senter 1
11. Kulkas khusus obat 1

4. STANDAR ALAT PENCATATAN DAN PELAPORAN DI RUANG RAWAT INAP RSU KARTINI
No Nama Barang RSU.Kartini
1. Formulir pengkajian awal 1
2. Formulir rencana 1
3. Formulir perkembangan 1
4. Formulir observasi 1
5. Formulir resume keperawatan 1
6. Formulir catatan pengobatan 1
7. Formulir Medik lengkap 1
8. Formulir Laboratorium 1
9. Formulir permintaan darah 1
10. Formulir keterangan kematian 1
11. Resep 1
12. Formulir permintaan obat 1
13. Formulir konsul 1
14. Buku Ekspidisi 1
15. Buku Register pasien 1
16. Pensil 1
17. Perforator 1
18. Buku Folio 1
19. Staples 1
20. Pinsil Warna 1
21. Spidol 1
22. Tip X 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
6
A. KONSEP PELAYANAN SECARA UMUM
 Dilakukan secara kerjasama tim (teamwork).
 Pelayanan dilakukan sesuai standar
 Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan
 Semua tindakan terdokumentasikan dengan baik
 Harus ada sistem monitor dan evaluasi

B. PROSEDUR PELAYANAN
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan Standar
Prosedur Operasional.
Prosedur pelayanan perinatal adalah :
1. Melakukan identifikasi pasien:
 Pasien baru :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
b. Dilakukan anamnese penyakit dan pengisian rekam medik yang baru secara
lengkap.
 Pasien lama :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri.
b. Dilakukan anamnese penyakit dan pengisian rekam medik yang lama secara
lengkap
2. Tindakan pertama dilakukan setelah pemeriksaan oleh tenaga medis (dokter/bidan).
Pemeriksaan dilakukan secara sisitematis meliputi anamnese dan pemeriksaan fisik.
3. Setelah itu kolaborasi dengan tenaga keperawatan lainnya sesuai kewenangan masing-
masing.
4. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan informasi
mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan (teknik, lokasi dll), setelah setuju maka
informed consent di tandatangani.
5. Pada kasus-kasus dengan resiko tinggi sebelum diberikan informasi, pasien harus
ditangani terlebih dahulu.
6. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP).
7. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya.
8. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
9. Pulang dan kunjungan ulang/kontrol

Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter. Pada saat pulang ibu diberikan
catatan mengenai kesehatan ibu dan bayi menggunakan buku KIA atau sejenisnya.

7
Kunjungan kontrol di poliklinik tempat pemberi layanan (RS) sesuai dengan jadwal
untuk selanjutnya dapat dilakukan di tempat fasilitas kesehatan diluar RS (Puskesmas,
klinik, dokter/bidan swasta) apabila pasien sebelumnya merupakan kiriman/rujukan dari
sarana pelayanan kesehatan tersebut.

C. JENIS PELAYANAN
1. Pelayanan perinatal di rumah sakit mencakup :
- Pelayanan bayi baru lahir.
- Pelayanan bayi.
2. Pelayanan pediatri.
Kami melayani perawatan anak–anak usia diatas 1 bulan hingga 15 tahun yang
mengalami berbagai penyakit, baik penyakit dalam, bedah maupun yang bersifat
keganasan.
Dalam pelayanan kami menerapkan standar asuhan keperawatan anak dengan
mengutamakan tindakan perawatan atraumatik dan pendidikan kesehatan bagi keluarga
baik secara individu maupun kelompok.
Pendidikan kesehatan bagi keluarga merupakan hal yg penting dilakukan mengingat
keluarga adalah mitra kami dalam membantu kesembuhan anak.
Untuk terlaksanaya pelayanan asuhan yang profesional, kami menggunakan SOP dan
SAK yang ditunjang dengan penerapan sistem asuhan keperawatan tim primer, yang
memungkinkan seorang anak mendapat pelayanan yang holistik dari perawat yang
merawatnya.
3. PONEK
PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif.
Ponek adalah Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif/RS 24 jam
memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamil/ibu
bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir baik yang datang sendiri atau atas rujukan
kader/masyarakat, bidan desa dan Puskesmas.

8
BAB V
LOGISTIK

A. PENGADAAN BARANG OPERASIONAL

1. BARANG UMUM (ALAT TULIS)

No Persediaan Barang Jumlah Barang


1 Bolpen Merah/Standart 31
2 Bolpoint Hitam 47
3 Lem Povinol 7
4 Spidol Board Marker Merah 5
5 Magnet Toner Lbp 2900 2
6 Reff Toner Laser Canon Lbp 29 3
7 Buku Tulis Isi 38 /Sidu 8
8 Kartu Obat Hijau 800
9 Kartu Obat Kuning 200
10 Kartu Obat Putih 200
11 Penggaris 30 Cm 2
12 Spidol Board Marker Hitam 7
13 Stipo Kiroko 4
14 Buku Folio Isi 100 13
15 Kertas Asturo 05 2
16 Kertas Fotocopy 70 Gr 2
17 Solasi Daimaru 2 Cm 1
18 Spidol Markeer Hitam 3
19 Kertas Folio 70 Sidu 1
20 Lem Glukol Tanggung 1
21 Isi Staples K/Max 5
22 Clpi B 2
23 Isi Staples B 2
24 Karbon Sailing Boat 10
25 Kartu Obat Merah 150
26 Spidol Ohp/F 2
27 Buku Tabelaris 2
28 Stabilo 2
29 Map Plastik 5
30 Kertas Asturo 03 1
31 Spidol Kecil Hitam 1
32 Isolasi Nachi 2cm 1
2. BARANG UMUM (PERCETAKAN)

9
No Persediaan Barang Jumlah Barang
1 Surat Keterangan Penolakan 01 1
2 Cutting Stiker Jam 11
3 Pelayanan Pasien Rawat Inap As 2
4 Surat Kembali Berobat 320
Anak Hijau
5 Buku Kesehatan Ibu Dan Anak 50
6 Slpi Perbaikan Bengkel 6
7 Surat Kembali Berobat Obgyn 350
8 Surat Kembali Berobat Umum 50
9 Pensterilan Alat Ke Kamar Steril 4
10 Amplop Rs Baptis Kecil 3
11 Permintaan Ct Scan 1
12 Surat Kembali Berobat Hamil 50
13 Permintaan Pembelian 1
14 Pesan Zat Asam (Oksigen) 2
15 Ringkasan Pasien Pulang Anak 2
16 Ringkasan Resume 3 Ply 4
17 Surat Keterangan Kelahiran 2

18 Surat Keterangan Dokter 2

3. BARANG UMUM (RUMAH TANGGA)

No Persediaan Barang Jumlah Barang


1 Gelas Plastik Kumur 498
2 Kresek Hitam Besar 45
3 Kresek Kuning Besar 40
4 Peterban 3
5 Sabun Cussons 12
6 Sabun Medicare 58
7 Sabun Sleek Refill 4
8 Sedotan Bengkok 16
9 Serabut Plastik 5
10 Waslap 97
11 Oksigen B 77
12 Pot Obat 100cc 270
13 Tempat Sampah Injak Sedang 6
14 Alkaline 2a 12
15 Bayfresh 1

10
17 Pentil 1
18 Sabun Batangan 8
19 Sarung Tangan Orange 7
20 Soklin 1kg 10
21 Tissu Kotak 600gr 6
22 Oksigen K 15
23 Baterei Abc K 16
24 Tissue Roll No Brand 24
25 Alkaline 3a 4
26 Pasta Gigi 12
27 Sabun Mandi Cair 6
28 Shampo Botol 100ml 6
29 Sikat Gigi 12
30 Keset Anti Slip 2
31 Mika 10x10 100
32 Mika 8x8 100
33 Pasta Gigi 6
34 Shampo Botol 100ml 12
35 Sunlight Rfl 400ml 4
36 Tissu Makan 10
37 Vim 650gr 1
38 Wash Hand 2
39 Baterei Abc B 10
40 Senter Besar 1
41 Sabun Cuci Tangan Lifebuoy 2
42 Sabun Lifebuoy 12
43 Penebah Lalat 1
44 Korok Botol 1
45 Keranjang Sampah 1
46 Shampo Baby 1
47 Timbangan Berat Badan 1
48 Barcode 1
49 Tensimeter Digital 1
50 My Gel 80gr 12
51 Microshield 4% Handwash 500 Ml 7
52 Microshield Handrub 500 Ml 32
53 Alcohol Swab /Pastik 2300
54 Microshield 2% Cleancer 500 Ml 34
55 Alkohol 70% 5
56 Masker Ear Loop 400

11
57 Micropur 1" 2,5cm) 2
58 Micropur 1/2" (1,25cm) 2
58 Gelang Bayi Biru 100
60 Sarung Tangan No.7 Surgipro 129
61 Umbilical One Mead 60
62 Gelang Bayi Pink 100
63 Sarung Tangan Comfit 85
64 Kapas Gulung 1kg 3

12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.

B. TUJUAN
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. STANDAR PATIENT SAFETY


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan instalasi rawat inap ibu dan
anak :
1. Ketepatan Identitas
Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : tidak terpasang, salah pasang, salah
penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah alamat.
2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap.
Target 100% pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas pasien.
3. Pelaksanaan SBAR
Target 100% konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR.
4. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang.
Target 100%.Yang dimaksud tidak tepat apabila: salah ketik hasil, mengetik terbalik
dengan hasil lain, hasil tidak terketik, salah identitas.
5. Ketepatan pemberian obat.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat, salah jumlah, salah
jenis, kurang/kelebihan dosis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket, salah
pasien.
6. Ketepatan tranfusi
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas pada permintaan,
salah tulis jenis produk darah, salah pasien.

13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. TUJUAN
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU. Kartini
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PEGAWAI


a. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi,
yaitu :
o Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi
o Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll
o Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll
o Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani pasien
b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
o Dekontaminasi dengan larutan klorin
o Pencucian dengan sabun
o Pengeringan
d. Menggunakan baju kerja yang bersih
e. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
o HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
o Flu burung
Kewaspadaan standar karyawan / petugas ICU dalam menghadapi penderita dengan
dugaan flu burung adalah :
 Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama ±

14
5 menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun punggung tangan.
 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
 Memakai masker N95 atau minimal masker badan
 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila diperlukan)
 Menggunakan apron / gaun pelindung
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
f. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. PERINATOLOGI
1. Kemampuan Menangani BBLR 1500 Gr – 2500 Gr

Judul Kemampuan Menangani BBLR 1500 Gr – 2500 Gr

Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani


BBLR
Definisi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr –
operasional 2500 gr
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan

Numerator Jumlah BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil ditangani

Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang ditangani

Sumber data Rekam medis

Standar 100 %

Penanggung jawab Komite Medik/ Komite Mutu

2. Kepuasan Pelanggan

Judul Kepuasan Pelanggan


Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan


persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
operasional terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang


disurvei(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)

Sumber data Survei

Standar ≥ 80 %

Penanggung jawab Ketua Komite Mutu/Tim Mutu

16
B. PELAYANAN RAWAT INAP.
1. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap.

Judul Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap


Dimensi Mutu Akses

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga spesialis yang


kompeten di rumah sakit sesuai dengan kelas rumah sakit

Definisi Operasional Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan rawat jalan


spesialistis yang disediakan oleh rumah sakit sesuai dengan
klasifikasi rumah sakit.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap yang tersedia di rumah sakit

Denominator Tidak ada

Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis

Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit (Permenkes No 340/2010)

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap


pengumpul data

2. Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap

Judul Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap


Dimensi Mutu Kompetensi tehnis

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten

Definisi Operasional Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga
perawat yang kompeten (minimal D3)

Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 6 bulan

Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan di


ruang rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di
rawat inap
Sumber data Kepegawaian

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap


pengumpul data

3. Tempat Tidur Dengan Pengaman

Judul Tempat Tidur Dengan Pengaman


Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh dari tempat tidur

Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada tempat tidur
pasien agar tidak jatuh dari tempat tidur

17
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah tempat tidur rawat inap yang mempunyai pengaman

Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di rumah sakit

Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis

Standar .100 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap


pengumpul data

4. Kamar Mandi Dengan Pengaman

Judul Kamar Mandi Dengan Pengaman


Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh di dalam kamar mandi

Definisi Operasional Pengaman adalah pegangan tangan yang dipasang di kamar


mandi untuk membantu pasien agar tidak jatuh di dalam kamar
mandi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap yang mempunyai


pengaman
Denominator Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di ruang rawat inap yang
ada di rumah sakit
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap


pengumpul data

5. Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap

Judul Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap


Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk


menjamin kesinambungan pelayanan

Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang


mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap sesuai
kebutuhan pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter


sebagai penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber data Rekam medik

18
\Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap


pengumpul data

6. Jam Visite Dokter Spesialis

Judul Jam Visite Dokter Spesialis


Dimensi Mutu akses, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tegambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan


waktu pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap
hari kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien
yang menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam
08.00 sampai dengan 14.00

Frekuensi tiap bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisa tiap tiga bulan

Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan
14.00 yang disurvei
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei

Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap/Komite Medik/Panitia Mutu


pengumpul data

7. Angka Kejadian Infeksi Nosokomial

Judul Angka Kejadian Infeksi Nosokomial


Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit

Definisi Operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien
yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit yang meliputi
dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa tiap tiga bulan

Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial


dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber data Survei, laporan infeksi nosokomial

Standar ≤ 9%

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap/Komite Medik/Panitia Mutu


pengumpul data

8. Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat


Kecacatan/Kematian

19
Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat
Judul
Kecacatan/Kematian ap
Dimensi mutu keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien

Definisi Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di


operasional rawat baik akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb,
yang berakibat kecacatan atau kematian
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan
data
Periode analisis tiap bulan

Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah


pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut

Sumber data rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar 100 %

Penanggung Kepala Instalasi Rawat Inap


jawab

9. Pencatatan Dan Pelaporan Tb Di Rumah Sakit

Judul Pencatatan Dan Pelaporan Tb Di Rumah Sakit


Dimensi Mutu Kesinambungan layanan, keselamatan

Tujuan Ketertiban pencatatan dan pelaporan tuberkulosis dalam


mendukung epidemiologi tuberkulosis
Definisi Operasional Tidak ada

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah Pencatatan dan pelaporan tuberculosis yang lengkap


dan tepat waktu
Denominator 12

Sumber data Rekam medis pasien

Standar ≥ 60%

Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap


pengumpul data

10. Kejadian Pulang Paksa

Judul Kejadian Pulang Paksa


Dimensi mutu efektivitas, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas pelayanan


rumah sakit

Definisi pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau


operasional keluarga pasiensebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter

Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

20
Periode analisis 3 bulan

Numerator jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan

Denominator jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan

Sumber data rekam medis

Standar ≤ 5%

Penanggung Ketua Komite Mutu/Tim Mutu


jawab

11. Kematian Pasien > 48 Jam

Judul Kematian Pasien > 48 Jam


Dimensi mutu keselamatan dan efektivitas

Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang


aman dan efektif
Definisi Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi
operasional sesudah periode48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah
sakit
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan

Numerator jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam
satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber data rekam medis

Standar ≤ 0,24 %

Penanggung Ketua Komite Mutu/Tim Mutu


jawab

12. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap

Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap


Dimensi mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan


rawat inap
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan rawat inap
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang


disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)

Sumber data Survei

Standar ≥ 90 %

Penanggung jawab Ketua Komite Mutu/Tim Mutu

21
22
BAB IX
PENUTUP

Pada dasarnya pelayanan di rawat inap ibu dan anak merupakan bagian dari program kesehatan
secara luas yang dapat berdampak besar pada angka kesakitan dan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Bayi (AKB).

Di rumah sakit pelayanan perinatal tidak saja membutuhkan keterampilan tenis medis ataupun
asuhan keperawatan saja, tetapi unsur pengelolaan/manajemen pelayanan juga sangat
mempengaruhi keberhasilan pelayanan ini, dimana masing-masing pihak terkait dapat memahami
perannya yang selanjutnya akan melakukan pelayanan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

Telah disusun suatu Pedoman Pelayanan di Instalasi Perinatologi sebagai acuan untuk
melaksanakan dan mengelola pelayanan kesehatan neonatal di ruang lingkup Rumah Sakit Umum
Kartini.

23

Anda mungkin juga menyukai