Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah, penyusunan Buku Pedoman Palayanan neonatal dasar dan
neonatal dengan ketergantungan tinggitingkat I dan IIA di RSIA IBI Surabaya
dapat disesuaikan dengan baik.
Untuk itu bersama ini kami sampaikan Buku Pedoman Pelayanan Neonatal dasar
dan Neonatal dengan ketergantungan tinggi di RSIA IBI Surabaya kepada teman
sejawat dan unit terkait untuk dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan dan
menigkatkan mutu pelayaan keperawatan Neonatal dasar dan Neonatal dengan
ketergantungan tinggi. sehingga dapat mendukung upaya penurunan angka
kematian bayi di RSIA IBI Surabaya
Buku ini mengacu kepada pedoman pelayanan perinatal resiko tinggi kementerian
kesehatan 2011.
Ketua NICU
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan neonatus merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu
untuk dikembangkan di Indonesia. Berbagai pemberian pelayanan keperawatan
neonatus bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien baru lahir yang
potensial survivel, memberikan asuhan neonatus yang perlu observasi yang ketat
dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan di ruang perawatan yang
biasa.
Angka kematian bayi khususnya neonatus yang merupakan indikator status
kesehatan, saat ini di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lain nya sehingga upaya meningkatkan kesehatan bayi
baru lahir perlu terus ditingkatkan. Menurut Survey Demografi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian sebesar 19 per 1000 kelahiran
hidup. Angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian
balita 44 per 1000 kelahiran hidup.
Sebagian besar angka kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan
nya. Angka ini bila diterjemahkan menjadi angka absolute berarti ada 85000
neonatus yang meninggal, 236 neonatus yang meninggal setiap hari dan 10
neonatus yang meninggal setiap jam di Indonesia. Penyebab terbesar kematian
neonatus di Indonesia adalah berat badan lahir rendah(29%), asfiksia (27%),
tetanus neonatorum (10%), masalah gangguan pemberian asi (9.5%), masalah
hematologi (5.6%), infeksi (5.4%). Oleh karena itu RSIA IBI Surabaya sebagai
salah satu tempat pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayananyang
optimal. Dalam masalah kesehatan perinatal dan keluarga tersebut. Dengan
memberikan unit pelayanan yang optimal dalam masalah kesehatan Perinatal
Resiko Tinggi sesuai dengan Pelayanan neonatus dasar dan neonatus dengan
ketergantungan tinggi dibedakan 3 tingkat yaitu tingkat 1 asuhan neonatus normal
merupakan pelayanan neonatus dasar dan bagi resiko rendah neonatus pada
tingkat II asuhan neonatus dengan tingkat ketergantungan tinggi, merupakan
pelayanan terhadap bayi sakit sedang yang mengharapkan pulih secara cepat.
Uraian di atas menunjukan bahwa pelayanan keperawatan neonatus
berbeda dengan pelayanan keperawatan di ruang rawat biasa, karena tingkat
ketergantungan pasien terhadap perawat di ruang neonatus sangat tinggi. Untuk
itu perawat neonatus dituntut memiliki pengetahuan,keterampilan, daya analisa
dan tanggung jawab yang tinggi, mampu bekerja mandiri, membuat keputusan
yang cepat dan tepat, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
1. Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah
lahir (WHO). Sebagai batasan operasional, periode perinatal dimulai
pada usia kehamilan 28 minggu hingga bayi baru lahir 0-7 hari.
2. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh kembang manusia
sejak konsepsi sampai dengan satu bulan setelah lahir.
3. Neonatologi adalah ilmu yang mempelajari patofisiologi bayi baru lahir
(0-28) hari.
4. Kematian Perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin kandungan
mulai usia kehamilan 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari.
5. Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi baru lahir
(0-28 hari setelah lahir).
6. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gr, yang di timbang pada saat lahir sampai
dengan 24 jam pertama setelah lahir.
D. LANDASAN HUKUM
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusutan buku ini adalah sebagai
berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan.
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang
praktek kedokteran.
4. Kepmenkes RI No. 1045/2006 tentang pedoman Organisasi Rumah
Sakit Umum.
5. Kepmenkes RI No. 129/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
6. Kepmenkes RI No. 1457/menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.
7. Permenkes RI Nomor 02.02/148/SK/I/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktek Perawat.
8. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.462/menkes/SK/V/2002 tentang
save komuniti (masyarakat hidup sehat dan aman).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga perawat dan dokter jaga diatur dengan ketentuan:
1. Selama satu minggu jadwal dokter di atur bergantian
2. Selama dua puluh empat jam shift jaga perawat di bagi 3, jam 07.00 –
14.00, 14.00-21.00 dan 21.00 – 07.00..
3. Perputaran waktu jaga diatur hingga setiap perawat memiliki hari libur
setelah 6 hari kerja.
PENGATURAN JAGA
D. PELATIHAN
Untuk menjaga kualitas pelayanan di neonatus RSIA IBI Surabaya maka
diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Memanfaatkan ruangan yang ada di RSIA IBI Surabaya menyesuaikan
dengan kondisi yang ada, lokasi Neonatus berada berdampingan dengan
ruang tunggu keluarga pasien HCU dan Neonatus dan berhubungan dengan
ruang bersalin meskipun tidak dalam satu lantai. Desain perawatan neonatus
mengupayakan terjadinya kondisi:
1. Terisolasi.
2. Memiliki akses masuk tersendiri.
3. Ditempatkan alat pemadam kebakaran.
4. Memiliki instalasi pipa air.
5. Suhu dan kelembaban diatur dengan AC.
6. Memiliki akses komunikasi memadai.
7. Memiliki instalasi untuk kebutuhan monitor pasien.
8. Kualitas udara dikontrol dengan pembiakan kuman berkala.
BAB IV
TATA PELAKSANA PELAYANAN
1. Bayi prematur dan atau sakit yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi
sebelum dipindahkan ke fasilitas asuhan keperawatan intensif neonatus.
2. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan 32 minggu dan dan memiliki
berat berat badan lahir 1500 gr yang tidak memiliki ketidak matangan
b. Petugas
Rasio perawat – pasien 1:4 dalam shift dinas.
Dokter spesialis anak yang telah mengikuti pelatihan khusus untuk
neonatologi harus tersedia 24 jam per hari.
Ahli managemen laktasi untuk setiap tugas jaga.
D. MONITORING PASIEN
Sejak pasien diterima di ruangan Neonatus, kelengkapan Saturasi Oksigen,
suhu dan pernapasan dipasang. Pencatatan tanda-tanda vital dilakukan setiap
jam. Jumlah cairan yang masuk dicatat setiap 3 jam. Obat-obatan yang
diberikan secara berlanjut dicatat penggunaanya setiap jam. Setiap pagi hari
dicatat kondisi umum, kondisi kebersihan tali pusar dan warna kulit pada
pasien.
E. PROSEDUR MEDIK
Beberapa prosedur medik yang dilakukan di ruang Neonatus RS Aisyiyah Siti
Fatimah Tulangan adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan umbilical / catheter
Umbilical / catheter harus dengan Inferned consent tertulis dari keluarga
pasien. Pemasangan dilakukan oleh dokter yang terlatih,dilakukan dengan
cara yang steril. Fiksasi jahit pulse string menggunakan benang sutera.
Luka insersi ujung catheter vena umbilical harus diatas ulu hati atau tepat
diatas diafragma. Sedangkan ujung catheter arteri umbilical terletak
diantara T6.T9
4. Balanca cairan
Balanca cairan dilakukan setiap 8 jam dan dapat dilakukan lebih kerap
sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat pelaksana melakukan pencatatan
pada seluruh cairan yang masuk meliputi jumlah lapus, diet minum, obat-
obat cairan dan seluruh cairan yang keluar meliputi produksi urin, feses,
muntahan, pendarahan, dan keringat pasien.
5. Rehab medik
Beberapa tindakan prosedur rehab medik dapat dilakukan oleh perawat
pelaksana posisi miring pada pasien. TW (terapi wicara atau merangsang
reflek hisap dan menelan) dan pemberian terapi nabulazer sebagian
diberikan oleh perawat pelaksana.
6. Tranfusi tukar
Tranfusi tukar harus dengan Inferned consent tertulis dari keluarga pasien.
Tranfusi tukar dilakukan oleh dokter yang terlatih dan dibantu 2 perawat
dilakukan dengan cara yang steril. Dilakukan pemeriksaan laboratorium
dan bayi dipuasakan 4 jam sebelum tindakan dilakukan bisa dengan dobel
volum atau single volum tergantung keadaan umum pasien
7. Pijat bayi
Pelaksanaan pijat bayi dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih pijat
bayi, dalakukan pada bayi premature yang sudah stabil, bayi aterm dengan
keluhan malas minum.
G. KONSULTASI
Konsultasi keluarga pasien dilakukan pertama kali selambat-lambatnya 48
jam setelah dirawat di ruangan Neonatus. Konsultasi diarahkan terhadap
beberapa aspek yaitu penyebab dan kondisi pasien, Upaya dan prosedur
medik yang telah dilakukan terhadap pasien, serta kemungkinan keberhasilan
upaya medis yang dilakukan.
I. PENGIRIMAN PASIEN
a. Pengiriman Ke kamar Operasi
Pasien yang dikirim ke kamar operasi adalah pasien dengan operasi Cito
atau elektif. Persiapan pasien dilakukan sesuai dengan jenis operasinya.
Adapun pelaksanaan persiapannya dan pengiriman pasien operasi hampir
sama dengan pasien rawat biasa.
b. Pengiriman Rujukan
Pasien dirujuk ke rumah sakit lain ada beberapa kriteria, yaitu :
1. Tidak adanya fasilitas sarana dan prasarana
2. Pasien dengan kondisi menurun sehingga
memerlukan CPAP dan alat Ventilator
3. Permintaan keluarga
c. Pengiriman ke Kamar Jenazah
Pasien Neonatus yang sudah dinyatakan meninggal oleh dokter dihadapan
keluarga akan dilakukan perawatan jenazah diruang Neonatus dan jenazah
Alat kesehatan, obat dan alat rumah tangga yang tersedia di Ruang
Neonatus disesuaikan dengan standar minimal dan maksimal alkes, obat dan
alat rumah tangga yang dibuat oleh uinit neonatus dan telah disepakati oleh
bagian logistic dan farmasi dalam pelaksanaan pemenuhan barang tersebut
dilakukan sepia hari kecuali hari minggu dan hari libur
B. PERENCANAAN PERALATAN/PEREMAJAAN
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU