Anda di halaman 1dari 2

HIPERBILIRUBINEMIA NEONATAL

RSUD dr. H. Ishak No. Dokumen No. Revisi Halaman


Umarella 15.1.01.027 00 1/2

Ditetapkan,
Direktur RSUD dr. H. Ishak Umarella

SPO Tanggal Terbit


14 Januari 2019

dr. Dwi Murti Nuryanti, M.Sc., Sp.A


NIP : 19740712 200604 2 033
Hiperbilirubinemia neonatal adalah peningkatan kadar
bilirubin total pada minggu pertama kelahiran. Kadar normal
maksimum adalah 12-13mg% (205-220µmol/l). Keadaan ini
PENGERTIAN dapat merupakan gejala awal dari penyakit utama yang berat
pada neonates dan bila timbul pada hari pertama (kurang dari
24 jam) merupakan keadaan bahaya yang harus segera
ditangani.
TUJUAN Menurunkan kadar bilirubin bayi dalam batas normal sesuai
indikasi tanpa adanya komplikasi
1. Permenkes RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang upaya
kesehatan anak
KEBIJAKAN 2. SK Direktur RSUD dr. H. Ishak Umarella Nomor :
118/RSUDIU/SK/I/2019 tentang Pemberlakuan Panduan
PONEK 24 jam
A. Anamnesis
1. Riwayat ibu melahirkan bayi yang lalu dengan icterus
2. Golongan darah ibu dan ayah
3. Riwayat ikterus hemolitik, defisiensi glucose-6-fosfat
dehidrogenase (G6PD), atau inkompatibilitas factor
Rhesus atau golongan darah A B O pada kelahiran
sebelumnya
4. Riwayat anemia, pembesaran hati atau limpa pada
PROSEDUR
keluarga.sesuai kebutuhan rumatan menurut umur dan
BB.
B. Pemeriksaan fisik
Bayi tampak berwarna kuning. Amati ikterus pada siang
hari dengan sinar lampu yang cukup. Ikterus akan terlihat
lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan bisa tidak
terlihat dengan penerangan yang kurang. Tekan kulit
dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan
warna kulit dan jaringan subkutan:
a. Pada hari pertama, tekan pada ujung hidung atau dahi
b. Pada hari ke-2, tekan pada lengan atau tungkai
c. Pada hari ke-3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan
HIPERBILIRUBINEMIA NEONATAL

RSUD dr. H. Ishak No. Dokumen No. Revisi Halaman


Umarella 15.1.01. 027 00 2/2

kaki.
C. Diagnosis banding:
1. Ikterus hemolitik
2. Ikterus pada prematuritas
3. Ikterus karena sepsis
4. Ensefalopati bilirubin ensefalopati (kernikterus)
5. Ikterus berkepanjangan (prolonged jaudince)
D. Pemeriksaan penunjang:
1. Darah rutin
2. Kadar bilirubin total, direk, indirek
3. Preparat apusan darah
4. Kadar G6PD
5. Golongan darah ibu dan bayi : A B O dan Rhesus Uji
Coombs
E. PEMANTAUAN (MONITORING)
PROSEDUR 1. Bilirubin pada kulit dapat menghilang dengan cepat
dengan terapi sinar. Warna kulit tidak dapat digunakan
sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubin
serum selama bayi mendapat terapi sinar dan selama
24 jam setelah dihentikan.
2. PPA (DPJP) memulangkan bayi bila terapi sinar sudah
tidak diperlukan, bayi minum dengan baik, atau bila
sudah tidak ditemukan masalah yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit.
3. PPA (DPJP/Perawat) mengajari ibu untuk menilai
ikterus dan beri nasehat pada ibu untuk kembali bila
terjadi ikterus lagi.
4. Pasca perawatan hiperbilirubinemia bayi perlu
pemantauan tumbuh kembang dengan penilaian
periodik, bila diperlukan konsultasi ke sub bagian
neurologi anak dan sub bagian tumbuh kembang.
5. Bila terjadi gangguan penglihatan, konsultasi ke
bagian penyakit mata.
6. Bila terjadi gangguan pendengaran, konsultasi ke
bagian THT.
1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT 2. Ruang neonatal
3. Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai