MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di : Tulehu
Pada tanggal : 26 April 2018
Direktur RSUD dr. H. Ishak Umarella
Kebijakan Umum
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus
1. Setiap pasien yang datang berobat ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus mendaftar ke
bagian registrasi rawat jalan dan mendaftar ke bagian admission untuk rawat inap, bila
dirawat
2. Pelayanan Gawat Darurat terutama life saving dilaksanakan tanpa membayar uang muka
3. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan melindungi hak-hak pasien
4. Selain menangani kasus “true emergency” IGD juga melayani kasus “false emergency”
5. Pada pasien DOA tidak dilakukan resusitasi kecuali atas permintaan keluarga dan harus
diberi nomor Instalasi Gawat Darurat
6. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat PPGD/ATLS/ACLS dan BLS
yang masih berlaku
7. Pada setiap shift jaga, salah satu perawat yang bertugas harus memilliki sertifikat PPGD
/ ACLS yang masih berlaku sebagai Penanggung Jawab Shift
8. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia
9. Memberikan pelayanan kesehatan pasien Gawat Darurat selama 24 jam secara terus
menerus dan berkesinambungan
10. Pelayanan Medis di IGD dilakukan oleh dokter jaga umum sebagai dokter jaga onsite
dengan pengaturan dinas 2 shift, dan dokter spesialis sebagai dokter konsulen On Call
dengan pengaturan dinas perhari
11. Pelayanan keperawatan di IGD dilakukan oleh perawat jaga dengan pengaturan 24 jam
12. Pasien yang datang ke IGD rumah sakit dilayani selama 24 jam dengan pola pelayanan
sesuai kebutuhan penanganan kegawatannya, yang ditentukan melalui proses triase.Ada
4 kelompok pasien IGD yaitu : pasien gawat (terancam jiwa/gangguan ABC), pasien
darurat (perlu penanganan segera walaupun tidak terancam jiwa/tidak ada gangguan
ABC), pasien tidak gawat dan tidak darurat/false emergency, pasien datang dalam
keadaan sudah meninggal (DOA).
13. Pasien IGD yang berdasarkan proses triase ternyata bukan merupakan kasus gawat
darurat, dikirim ke poliklinik rawat jalan. Apabila poliklinik rawat jalan sudah tutup atau
pada hari libur, maka pasien dapat dilayani di IGD dengan prioritas kedua setelah pasien
gawat darurat
14. Semua petugas jaga di IGD harus dibuat jadual dinas bulanan oleh pejabat yang
berwenang serta disahkan oleh direktur.
15. Daftar semua petugas jaga yang berdinas setiap harinya dibuat oleh kepala IGD, dipasang
dipapan pengumuman agar dapat dibaca oleh semua orang yang berkepentingan.
16. Semua peralatan medis IGD harus dilakukan pemeliharaan secara berkala, dan peralatan
yang menggunakan ukuran harus dilakukan kalibrasi setiap tahun untuk menjaga
akurasinya.
17. Semua peralatan medis yang digunakan di IGD harus dibuat SPO penggunaannya.
18. Semua tindakan medis, tindakan keperawatan dan tindakan penunjang harus dibuat SPO
nya, dan dilakukan informed consent sesuai pedoman yang ditetapkan dalam Permenkes
290 tahun 2008.
19. Semua penggunaan obat, alat habis pakai dan linen harus dibuat SPO pelaksanaannya.
20. Pengadaan obat dan alat medis di IGD harus dibuat SPO nya
21. Penggunaan alat komunikasi, muatan informasi dan tata cara komunikasi di IGD
ditetapkan dengan SPO sistim komunikasi dan informasi gawat darurat.
22. Tata cara pelayanan ambulans di IGD ditetapkan dengan SPO.
23. Pasien yang diperkirakan tidak dapat ditangani di RS harus dirujuk kerumah sakit lain
yang dianggap mampu menanganinya agar pasien mendapat penanganan yang optimal
.Alasan dan kriteria pasien yang harus dirujuk ditetapkan dengan juknis dan SPO
merujuk pasien.
24. Guna mendukung pelayanan di Instalasi Gawat Darurat disediakan obat/alat dan
perbekalan farmasi, untuk itu Instalasi gawat Darurat diberi kewenangan untuk
mengelola alat dan obat perbekalan farmasi yang termasuk kelompok obat dan alat life
saving dan obat essensial.
25. Obat dan alat untuk kepentingan penyelamatan jiwa atau life saving di Instalasi Gawat
Darurat dapat langsung di gunakan setelah ada perintah dari dokter, baru kemudian
diselesaikan prosedur administrasinya. Penggunaan alat dan obat life saving di IGD
ditetapkan dengan SPO. Dalam pengelolaan obat dan alat untuk life saving, kepala
Instalasi Gawat Darurat berkoordinasi dengan Kepala Instalasi Farmasi agar tidak terjadi
obat yang kadaluarsa.
26. Penanganan bencana dan KLB harus mengacu kepada buku pedoman penanggulangan
bencana dan KLB rumah sakit. Perlu dibuat SPO agar semua petugas dapat bekerja secara
sinergi dan koordinatif, serta dibuat program pelatihan keterampilan penanganan
KLB/Bencana dan dilakukan simulasi.
27. Semua pegawai baru yang akan bekerja di IGD harus mengikuti program orientasi dan
bimbingan. Tata cara orientasi dan bimbingan diatur dalam program,kerangka acuan dan
SPO serta dilakukan laporan dan evaluasi .
28. Semua petugas IGD harus harus ditingkatkan keterampilannya melalui program diklat,
yang dibuat kerangka acuan programnya setiap tahun oleh Kepala IGD mengacu pada
program SDM rumah sakit berdasrkan training need assesment.
29. Keterampilan dalam penanggulangan kegawat darutan sederhana (BLS) harus diberikan
pada seluruh pegawai rumah sakit secara berkala untuk menjaga/mempertahankan
keterampilan pribadi petugas.
30. Syarat jabatan bagi dokter yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat
ATLS/PPGD/GELS.
31. Syarat jabatan bagi perawat yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat
BTCLS/PPGD.
32. Pelayanan di IGD harus memperhatikan konsep pencegahan infeksi dan keselamatan
pasien, mengacu pada pedoman yang ditetapkan rumah sakit.
33. Semua pelayanan IGD harus berorientasi pada mutu dan kepuasan pasien.
Tambahan
1. Kriteria pasien akut dan gawat darurat adalah :
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya
2. Penanganan pasien tidak akut dan tidak gawat yang datang ke IGD di luar jam kerja :
Bagi pasien yang tergolong tidak akut dan tidak gawat di IGD di luar jam kerja tetep
diberikan pelayanan sesuai dengan kondisinya
3. Setiap pasien yang datang ke IGD dilakukan triage untuk mendapatkan pelayanan yang
tepat dan sesuai dengan kondisi pasien
4. Triage di IGD dilakukan oleh dokter jaga IGD atau perawat penanggung jawab shift
5. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnotik/terapi/spesimen yang tidak
tersedia di Rumah Sakit dapat dilakukan rujukan ke Rumah Sakit lain, termasuk juga
bagi pasien yang memerlukan rujukan rawat inap yang diindikasikan karena penyakitnya
6. Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam luar Rumah Sakit, IGD siap untuk
melakukan penanggulangan bencana (disaster plan)
7. Setiap petugas/staf IGD wajib mengikuti pelatihan yang sudah diprogramkan oleh
bagian Latbang
8. Setiap tindakan medis yang dilakukan harus berdasarkan atas permintaan dokter
persetujuan pasien / penanggung jawab
9. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan
Direktur RSUD dr. H. Ishak Umarella