Anda di halaman 1dari 10

HIPERBILIRUBIN

No. revisi Halaman


No. Dokumen
00 1

Tanggal
Ditetapkan oleh
Terbit
PANDUAN
Direktur
PRAKTEK
KLINIS

Dr. Zuchrady, MM, PIA

1. Pengertian ( Definisi) Hiperbilirubinemia pada neonatus adalah peningkatan kadar


bilirubin serum pada neonatus. >12

2. Anamnesis  Mulai kapan ikterus? Setelah lahir? Hari pertama? Setelah


>14 hari?
 Daerah mana yang ikterus? Lutut? Siku? Selebihnya?
 Bayi kuang bulan?
 Warna fases bayi? Tinja pucat?
 Ketidaksesuaian darah dengan DAT positif
 Pemberian ASI eksklusif ibu dengan anak pertama

3. Pemeriksaan Fisik  Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalar ke arah


kaudal tubuh, dan ekstremitas.
 Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk
memastikan warna kulit dan jaringan subkutan:
o Hari 1, tekan pada ujung hidung atau dahi;
o Hari 2, tekan pada lengan atau tungkai;
o Hari 3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki.
 Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan pada bayi baru
lahir dengan menggunakan pencahayaan yang memadai.
 Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar
lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang
kurang.

4. Kriteria Diagnosis KriteriaKlinis


Kramer Scoring
• I Daerah Kepala dan leher 5,0 mg %
• II Badan atas 9,0 mg%
• III Badan bawah hingga tungkai 11,4 mg%
• IV Lengan, kaki bawah, lutut. 12, 4 mg %
• V Telapak tangan dan kaki 16,0 mg%
Ikterus Fisiologis :
- Awitan terjadi setelah 24 jam
- Memuncak pada 3-5 hari menurun pada hari ke 7
- Kadar puncak pada bayi cukup bulan 5-6 mg/dl
Ikterus Non Fisiologis :
- Awitan terjadi < 24 jam
- Kenaikan >0,5 mg/dl/hari
- Ikterus bertahan > 8 hari pada bayi cukup bulan
- Ikterus bertahan > 14 hari pada bayi prematur

5. Diagnosis Kerja Hiperbilirubinemia

6. Diagnosis Banding - Penyakit Hemolitik Neonatus


- Penyakit Infeksi ( TORCH, malaria, bacterial lain)
- Defisiensi G6DP
- Sepsis Neonatus
- Perdarahan tersembunyi
- Hepatitis Neonatus
- Atresia Biliar
- Jaundice ASI

7. Pemeriksaan Penunjang 1. DarahRutin:Hb,Ht, Leukosit,Trombosit


2. Bilirubin Total direct dan indirect
3. Golongan darah ibu dan RH
4. Golongan darah bayi dan RH
8. Tata Laksana  Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus
dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika
ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.

 Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk


menyusui secara dini dan ASI ekslusif lebih sering
minimal setiap 2 jam

 Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI melalui


pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok.

 Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar


mata hari pagi selama 30 menit selama 3-4 hari. Jaga
agar bayi tetap hangat.

 Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat


menimbulkan ensefalopati biliaris.

 Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca kelahiran


adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan
laboratorium lanjut; minimal kadar bilirubin serum total,
pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis oleh
karena itu selanjutnya harus dirujuk.

 Kriteria Rujuk bila Bilirubin total lebih dari 20.


 Terapi sinar: untuk mencegah perkembangan icterus
yang berat dan kemungkinan kernikterus.dengan
fototerapi intensif, penurunan awal dapat mencapai 0,5
– 1,0 mg/dl/jam pada 4 sampai 8 jam pertama,
kemudian menjadi lebih lambat.

 Memonitoring kadar bilirubin

 Waktu pemberhentian fototerapi :


- Bayi cukup bulan bilirubin ≤ 12 mg/dl
- Bayi kurang bulan bilirubin ≤ 10 mg/dl

9. Edukasi Pengertian tentang hiperbilirubun dan pencegahan untuk kehamilan


(Hospital Health berikutnya
Promotion)
10. Prognosis Advitam : adbonam
Ad Sanationam : adbonam
Ad Fungsionam : adbonam
11. Tingkat Evidens I/II
12. Tingkat Rekomendasi A/B
13. Penelaah Kritis Tim Komite Medik RS AIRAN RAYA

14. Indikator Klinis dan laboratorium

15. Kepustakaan 1. Nelson, Text Book of Pediatric


2. Buku Ajar Neonatology
Gambar 1. Grafik jumlah
CLINICAL PATHWAY

HIPERBILIRUBINEMIA

Nama Pasien : ………………. BB : NO RM :


. ……………… Kg
Jenis Kelamin : ………………. TB :
. ……………… Cm
Tanggal Lahir : ………………. Tgl Masuk : Jam masuk :
.
Diagnosis masuk : ………………. Tgl Keluar : Jam keluar :
.
Penyakit Utama : ………………. ICD : Lama rawat : …………..hari
.
Penyakit Penyerta : ………………. ICD : Rencana rawat : …………..hari
.
Komplikasi : ………………. ICD : R.Rawat/Kelas : ………… /
. ……….
Tindakan : ………………. ICD : Rujukan : Ya / Tidak
Dietary ICD :
Counseling and
Surveillance

HARI PENYAKIT

1 2 3 4 5 6 7

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN

HARI RAWAT

1 2 3 4 5 6 7

1. ASESMEN AWAL

ASESMEN AWAL Dokter IGD Pasien masuk melalui IGD


MEDIS Dokter Spesialis Pasien masuk melalui RJ

ASESMEN AWAL Perawat Primer: Dilanjutkan dengan


KEPERAWATAN Kondisi umum, tingkat asesmen bio, psiko, sosial,
kesadaran, tanda-tanda spiritual dan budaya
vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status
fungsional: bartel index,
risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan
edukasi dan budaya.

Darah Rutin + Gol. Darah

GDS
2. LABORATORIUM Bilirubin Total, Direk, dan
Indirek

Comb Test

3.RADIOLOGI /
USG abdomen Ikterus Berkepanjangan
IMAGING

4. KONSULTASI

5. ASESMEN
LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN
MEDIS Dokter non DPJP/dr.
Atas Indikasi/ Emergency
Ruangan

b. ASESMEN
Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift
KEPERAWATAN

Lihat risiko malnutrisi


melalui skrining gizi dan
mengkaji data
antropometri, biokimia,
Tenaga Gizi
c. ASESMEN GIZI fisik/ klinis, riwayat makan
(Nutrisionis/Dietisien)
termasuk alergi makanan
serta riwayat personal.
Asesmen dalam waktu 48
jam.

Telaah Resep Dilanjutkan dengan


d. ASESMEN intervensi farmasi yang
FARMASI Rekonsiliasi Obat sesuai hasil Telaah dan
Rekonsiliasi obat

6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Hiperbilirubinemia

Masalah keperawatan yang


dijumpai setiap hari. Dibuat
b. DIAGNOSIS
00007 Hiperthermia oleh perawat penanggung
KEPERAWATAN
jawab. Mengacu pada
diagnosis NANDA. Int
Peningkatan kebutuhan zat
gizi energi berkaitan Sesuai dengan data
dengan meningkatnya asesmen, kemungkinan saja
c. DIAGNOSIS GIZI kebutuhan untuk menjaga ada diagnosis lain atau
suhu tubuh ditandai dengan diagnosis berubah selama
asupan tidak adekuat, perawatan.
demam (NI - 1.1)

Identifikasi Kebutuhan
Edukasi & Latihan Selama
Perawatan
7. DISCHARGE Program pendidikan pasien
PLANNING Identifikasi kebutuhan di dan keluarga
rumah

Hand Hygiene

8. EDUKASI
TERINTEGRASI

a. EDUKASI/ Penjelasan Diagnosis


INFORMASI
MEDIS Rencana terapi Oleh semua pemberi
asuhan berdasarkan
Informed Consent kebutuhan dan juga
berdasarkan Discharge
Planning.
b. EDUKASI &
KONSELING
Makanan saring atau lunak Pengisian formulir
GIZI
informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien dan
Kompres hangat (tapid atau keluarga
water sponge)
Edukasi gizi dilakukan saat
Pengaturan posisi saat
c. EDUKASI awal masuk dan atau pada
kejang
KEPERAWATAN hari ke 4 atau hari ke 5
Mengenali risiko kejang
beruang
Meningkatkan kepatuhan
Menurunkan cidera akibat pasien
kejang meminum/menggunakan
Informasi Obat obat
d. EDUKASI
FARMASI Konseling Obat

PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi
Di DTT Keluarga/Pasien
EDUKASI Terintegrasi
TERINTEGRASI
9 . TERAPI/
MEDIKAMENTOSA

a. CAIRAN INFUS -

b. OBAT ORAL -

ASI Ad lib / PASI

10. TATA
LAKSANA/INTERVENSI

a. TATA FOTOTERAPI
LAKSANA/INTERVE
NSI MEDIS

1400 Manajemen Demam


b. TATA
2080 Manajemen Cairan
LAKSANA/INTERVE Mengacu pada NIC
NSI KEPERAWATAN 2315 Kolaborasi pemberian
obat rectal

Pemenuhan Kebutuhan Bentuk makanan,


Nutrisi/gizi kebutuhan zat gizi
c. TATA LAKSANA/
disesuaikan dengan usia
INTERVENSI GIZI Diet Makanan Lunak atau dan kondisi klinis
Makanan Saring anak,secara bertahap

d. TATA
Sesuai dengan hasil
LAKSANA/INTERVE Rekomendasi kepada DPJP
monitoring
NSI FARMASI

11. MONITORING
EVALUASI

Asesmen Ulang & Review Monitor perkembangan


a. DOKTER DPJP
Verifikasi Rencana Asuhan pasien

b. KEPERAWATAN 413 Monitoring tanda vital Mengacu pada NOC

Monitoring asupan makan Sesuai dengan masalah gizi


dan tanda gejala yang akan
Monitoring Antropometri dilihat kemajuannya.
Monitoring Biokimia Monev pada hari ke 4atau
ke 5 kecuali asupan
c. GIZI
makanan
Monitoring Fisik/klinis
Mengacu pada IDNT
terkait gizi
(Internasional Dietetic &
Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi Obat Menyusun Software
interaksi
Monitoring Efek Samping
d. FARMASI Obat Dilanjutkan dengan
Pemantauan Terapi Obat intervensi farmasi yang
sesuai

12. MOBILISASI /
REHABILITASI

a. MEDIS Tahapan mobilisasi sesuai


Pembatasan Mobilisasi kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
pada saat kejang

c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

Ikterik membaik
a. MEDIS Hemodinamik Stabil (Tidak
Ada Febris, dan Dehidrasi)

Suhu Tubuh Batas Normal


Mengacu pada NOC
b. KEPERAWATAN Tidak ada kejang
Dilakukan dalam 3 shift
Hemodinamik stabil

Asupan makan > 80% Status Gizi berdasarkan


c. GIZI antropometri, biokimia,
Optimalisasi status gizi fisik/klinis

Terapi obat sesuai indikasi Meningkatkan kualitas


d. FARMASI
Obat rasional hidup pasien

Tidak terdapat febris / Status pasien/tanda vital


14. KRITERIA PULANG
dehidrasi sesuai dengan PPK

Resume Medis dan


Keperawatan
Pasien membawa Resume
15. RENCANA PULANG/
Penjelasan diberikan sesuai Perawatan/ Surat Rujukan/
EDUKASI PELAYANAN
dengan keadaan umum Surat Kontrol/Homecare
LANJUTAN
pasien saat pulang.

Surat pengantar control

VARIAN
Lampung Selatan, 13 Januari 2020

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawa Pelaksana Verivikasi

( ) ( ) ( )

Keterangan :
Yang harus dilakukan
Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai