A. Kasus Semu
Ny. W melahirkan seorang anak laki-laki secara normal dan cukup bulan (39 minggu) di
RS UNAIR pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 03.00 pagi. Anak ini merupakan anak pertama
Ny. W yang lahir dengan BB 3 Kg dan panjang 50 cm. Namun demikian, 24 jam pasca lahir,
bayi tampak jaundice di mata, wajah, dada dan perut. Tes laboratorium menunjukkan kadar
bilirubin tak terkonjugasi adalah 15 mg/dL, kadar hemoglobin 13 g/dL dan diketahui bahwa bayi
bergolongan darah A, sedangkan Ny.W bergolongan darah O. Ny. W terlihat gelisah dan terus
bertanya-tanya tentang bagaimana keadaan bayinya. Ny.W mengatakan ingin selalu melihat
keadaan bayinya karena ia merupakan anak pertamanya yang telah ditunggu-tunggu. Anak Ny.
W didiagnosa menderita ABO Incompatibility dan direncanakan untuk dilakukan fototerapi pada
bayi.
B. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
Airway : Bayi langsung menangis dengan kuat ketika dilahirkan
Breathing : RR 30x/menit
Circulation : HR 140x/menit, konjungtiva jaudice
Disability : Tonus otot baik
Exposure : Seluruh tubuh berwarna kuning
1. Pengkajian Sekunder
1. Anamnesa
1. Data demografi
a. Identitas pasien:
Nama : An. W
Umur : 0 bulan
Jenis Kelamin : Laki- laki
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Surabaya
b. Identitas Orangtua:
Nama Ayah : Tn. H Nama ibu : Ny. W
Umur : 27 tahun Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : laki-laki Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
2. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan bahwa mata dan kulit anaknya tampak berwarna kuning
2. Pemeriksaan fisik
B1: Bayi menangis dengan kuat, RR 30x/menit
B2: HR 140 x/menit
B3: Sadar, bayi menangis terus, reflex fisiologis (+), konjungtiva ikterik
B4: Urin berwarna coklat gelap
B5: Tidak ada tanda asites, BB 3 Kg, panjang 50 cm, warna feses pucat
B6: Seluruh tubuh ikterik/jaundice
3. Pemeriksaan diagnostik
Tes laboratorium : kadar bilirubin tak terkonjugasi adalah 15 mg/dL, kadar hemoglobin
13 g/dL dan bayi bergolongan darah A (Ny. W bergolongan darah O)
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Pada masa gestasi terjadi
DS: Ny. W mengatakan mata dan percampuran darah antara darah
kulit anaknya berwarna kuning ibu dan bayi (penyebab tidak
DO: konjungtiva ikterik, kadar diketahui) -> golongan darah
Neonatal jaundice (00194)
bilirubin tak terkonjugasi adalah ibu dan bayi berbeda/ ABO
15 mg/dL, kadar hemoglobin 13 Incompatibility ( Gol darah ibu
g/dL dan bayi bergolongan darah O, bayi A) -> terdapat antibody
A (Ny. W bergolongan darah O) anti-A dan B pada bayi ->
peningkatan penghancuran sel
darah merah -> kadar bilirubin
meningkat -> ikterik pada bayi
DS: Ny. W mengatakan ingin Bayi memiliki penyakit sesaat
selalu melihat keadaan bayinya setalah lahir -> bayi harus
karena ia merupakan anak menjalani terapi di dalam
pertamanya yang telah ditunggu- tabung dan terpisah dengan Ansietas (00146)
tunggu, Ny. W selalu bertanya ibunya -> ibu terus bertanya
tentang keadaan bayinya. tentang keadaan bayinya ->
DO: Wajah Ny.W tampak cemas ansietas
ABO Incompatibility -> harus
menjalani fototerpi -> bayi
mendapatkan penyinaran untuk
mengeliminasi bilirubin
DS: - berlebih dan mengubah Resiko kekurangan volume
DO: Bayi menjalani fototerapi bilirubin indirek menjadi cairan (00028)
bilirubin direk -> bilirubin
dikeluarkan melalui urobilin
dan sterkobilin -> peningkatan
frekuensi BAB dan BAK
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
NOC NIC
Phototherapy: Neonate (6924)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Kaji kembali faktor resiko maternal dan bayi terhadap
selama 3x24 jam jaundice hilang atau
terjadinya hiperbilirubinemia (Rh atau ABO incompatibility,
berkurang dengan indikator :
polisitemia, sepsis, premature, malpresentation)
Domain I, Kelas B
2. Observasi tanda-tanda ikterus
Newborn Adaptation (0118)
3. Cek kembali kadar bilirubin serum
4. Laporkan hasil lab pada dokter
d. Warna kulit (5)
5. Tempatkan bayi di ruang isolasi
6. Jelaskan prosedur dan perawatan kepada keluarga tentang
e. Kadar bilirubin (5) fototerapi yang akan dilakukan
7. Tutup kedua mata bayi dengan kasa, hindari penekanan
berlebih
8. Lepas penutup mata tiap 4 jam atau ketika lampu di alat
mati untuk kontak dengan orangtua dan menyusui
9. Monitor adanya edema, drainase dan warna mata
10. Letakkan lampu fototerapi pada ketinggian yang sesuai
11. Cek intensitas lampu setiap hari
12. Monitor TTV sesuai prosedur
13. Reposisi bayi setiap 4 jam atau sesuai prosedur
14. Monitor kadar bilirubin serum sesuai permintaan atau
prosedur
15. Evaluasi status neurologis setiap 4 jam atau sesuai
prosedur
16. Observasi tanda-tanda dehidrasi (penurunan fontanel,
turgor kulit jelek, kehilangan berat badan)
17. Ukur berat badan setiap hari
18. Dukung ibu untuk menyusui 8 kali sehari
19. Dukung keluarga untuk berpartisipasi dalam terapi
20.Instruksikan keluarga untuk melakukan fototerapi di
rumah, jika memungkinkan.
NOC NIC
Anxiety Reduction (5820)
NOC NIC
Setelah dilakukan perawatan 1 x 24 jam,
pengaturan status cairan pasien normal, dengan
indikator: Fluid management (4120)
1. Monitor status hidrasi klien (kelembaban
Domain 2, Kelas G
memberan mukosa, nadi adekuat, turgor baik)
Fluid Balance (0601)
2. Pertahankan intake dan output yang akurat
3. Monitor tanda-tanda vital
d. Tekanan darah (5)
4. Monitor berat jenis urin, peningkatan BUN,
penurunan hematorkrit dan peningkatan kadar
e. Turgor kulit (5)
osmolalitas urin
5. Monitor masukan makanan/cairan
f. Membrane mukosa (5)
6.Monitor status nutrisi
Hydration (0602)
Fluid monitoring (4130)
1.Monitor nilai serum dan elektrolit urin, bila
d. Asupan cairan
perlu
2.Monitor albumin serum dan tingkat protein
e. Keluaran urin
total, bila perlu
3.Monitor input dan output cairan
f. Natrium serum
DAFTAR PUSTAKA