Anda di halaman 1dari 15

HIPERBILIRUBIN

NUR KHAYATI
DEFINISI

Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar serum bilirubin dalam darah


sehingga melebihi nilai normal. Pada bayi baru lahir biasanya dapat
mengalami hiperbilirubin pada minggu pertama setelah kelahiran.
Keadaan hiperbilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh
meningkatnya produksi bilirubin atau mengalami hemolisis, kurangnya
albumin sebagai alat pengangkut, penurunan uptake oleh hati, penurunan
konjugasi bilirubin oleh hati, penurunan ekskresi bilirubin, dan
peningkatan sirkulasi enterohepatik (IDAI, 2013).

Hiperbilirubin adalah keadaan dimana meningkatnya kadar bilirubin


dalam darah secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan perubahan
pada bayi baru lahir yaitu warna kuning pada mata dan kulit, biasa
disebut dengan jaundice. (Imron, 2015).
ETIOLOGI
 Jaundice Fisiologis
Kondisi ini biasanya terjadi pada hari kedua hingga hari ketiga kelahiran
bayi dan merupakan hal yang normal karena organ hati masih melakukan
penyesuaian fungsi setelah sebelumnya bilirubin di buang oleh plasenta

 Breastfeeding Jaundice
Terjadi ketika bayi tidak bisa menyusu langsung dengan baik karena
beberapa hal misalnya, bayi yang lahir premature antara 34-36 mg,
ataupun bayi yang lahir cukup bulan 37-38 mg.

 Hemolisis
Kondisi ini terjadi karena perbedaan golongan darah atau resus antara
darah ibu dan bayi

Kelainan fungsi hati


Kondisi ini terjadi ketika ada kerusakan pada hati bayi sehingga organ
tersebut tidak mampu membuang bilirubin dalam darh
KLASIFIKASI UJI KRAMER
Derajat Kadar Bilirubin (mg/dL)
Ikterus Luas Daerah Ikterus Preterm Aterm

I Kepala dan leher 4–8 4–8

II Dada sampai pusat 5 – 12 5 – 12

III Bagian bawah pusat sampai 7 – 15 8 – 16


lutut

Lutut sampai pergelangan


IV kaki dan bahu sampai 9 – 18 11 – 18
pergelangan tangan

Kaki dan tangan termasuk


V telapak kaki dan telapak > 10 > 15
tangan
TANDA dan GEJALA
 Kulit berwarna kuning sampai jingga
 Pasien tampak lemah
 Nafsu makan berkurang
 Reflek hisap kurang
 Urine pekat
 Pembesaran lien dan hati
 Gangguan neurologic
 Feses seperti dempul
 Kadar bilirubin total mencapai >12 mg/dl.
 Terdapat ikterus pada sklera
 Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan
penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu
dengan diabetk atau infeksi.
PATHWAY
PENATAKSANAAN TERAPEUTIK
 Fototerapi
 Nutrisi
Tingkatkan pemberian ASI sebanyak 8-12 kali perhari,
evalusi perlekatan mulut bayi saat disusui. Monitor
kecukupan produksi ASI dengan melihat BAK 6-7 x/hari
dan BAB 3-4 x/hari
 Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik dilakukan apabila hiperbilirubinemia
pada bayi baru lahir disebabkan oleh infeksi.
 Transfusi Tukar
Transfusi tukar dilakukan apabila hiperbilirubinemia pada
bayi baru lahir sudah tidak dapat ditangani dengan
fototerapi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ikterik neonatus berhubungan dengan penurunan berat
badan abnormal

2) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan


hilangnya air (insensible water loss) tanpa disadari dari
fototerapi

3) Hipertermia berhubungan dengan terpapar lingkungan


panas atau dehidrasi

4) Risiko gangguan integritas k u l i t berhubungan dengan


terapi radiasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN &
TUJUAN & INTERVENSI (SIKI) RASIONAL
DATA PENUNJANG
KRITERIA HASIL (SLKI)
NO

1 Ikterik neonatus Setelah dilakukan intervensi Fototerapi Neonatus 1. Ikerik pada


berhubungan dengan penurunan berat keperawatan selama … x…. maka 1. Monitor ikterik pada sclera sclera dan
badan abnormal, integritas kulit dan jaringan dan kulit bayi kulit bayi
meningkat dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi menandakan bayi
 Kerusakan lapisan kulit menurun kebutuhan cairan sesuai dengan mengalami hiperbilirubi
usia gestasi dan berat badan n
Status nutrisi
3. Monitor suhu dan tanda vital tiap 2. Kebutuhan
 Berat badan meningkat
4 jam sekali cairan klien meningkat
 Panjang badan meningkat
 Kulit kuning menurun 4. Monitor efek saat terkena paparan
sinar fluorescent
 Sclera kuning menurun
samping fototerapi 3. Memantau perubahan
5. Siapkan lampu suhu pada klien
fototerapi dan 4. Mengetahui efek yang
ditimbulkan seperti
incubator atau kotak bayi
muntah, diare, dll
6. Lepaskan pakaian
pada klien
bayi kecuali popok

7. Berikan penutup mata

(eye
protect/biliband)
pada bayi
8. Ukur jarak antara lampu dan
permukaa kulit bayi
9. Biarkan tubuh bayi 5. Lampu

terpapar sinar fototerapi


fototerapi secara diperlukan untuk

berkelanjutan memecah kadar

10. Ganti segera alas dan bilirubin pada


popok bayi jika klien

BAB/BAK 6. Pakaian bayi dapat

11. Anjurkan ibu menganggu kinerja

menyusui sesering terapi fototerapi

mungkin yang tidak


maksimal
7. Mata ditutup untuk
mencegah
kerusakan jaringan
kornea pada klien
akibat paparan
sinar fototerapi
8. Jarak lampu
fototerapi dengan
klien
30 cm atau
tergantung
dari
spesifikasi
lampu
fototerapi
9. Agar kadar
bilirubin pada
tubuh dapat
dipecah oleh sinar
fototerapi dengan
baik
10. Agar tidak
mengakibatk an
iritasi
pada kulit
bayi
11. Intake yang baik
akan
meningkatka n
metabolisme pada
klien
sehingga klien
tidak mengalami
dehidrasi
2. Resiko kekurangan volume Setelah dilakukan Manajemen kekuranagn volume 1. klien merasa
cairan berhubungan dengan intervensi keperawatan cairan haus
hilangnya air (insensible water 1. periksa tanda dan gejala
loss) tanpa disadari dari selama …. X….maka status merupakan salah
fototerapi kekuranagn volume cairan
cairan membaik dengan kriteria satu
hasil : 2. timbang bb tanda gejala
3. monitor intake dan hipovolemia
 Berat badan
membaik output cairan 2. Mengetahui
 Intake cairan membaik 4. hitung kebutuhan cairan dan
5. berikan asupan membandin gkan bb
cairan oral berupa asi bayi
atau susu formula 3. Untuk
menjaga
keseimbang an
nutrisi bayi
4. Untuk
mengetahui jumlah
residu dan
sebagai patokan
pemberian intake
5. Asi atau
susu formula
merupakan
makanan utama
bayi
klien
3. Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen 1. Untuk
berhubungan dengan intervensi keperawatan Hipertermia mengetahui
terpapar lingkungan panas, selama …x…. maka 1. Monitor suhu apakah ada
dehidrasi termoregulasi membaik dengan sesering mungkin penigkatan suhu
kriteria hasil : 2. Monitor warna tubuh
 Suhu tubuh membaik kulit pada bayi
3. Monitor Turgor 2. Untuk
Kulit mengetahui
4. Monitor Gerak perubahan
bayi warna kulit
5. Berikan cairan oral 3. Turgor kulit
yang tidak
elastic menandakan
klien mengalami
hipertermia
4. Untuk
mengetahui keatifan
bayi
5. Asupan oral
klien berupa
Asi atau susu
formula guna
meningkatkan
metabolism sehingga
terjadi penurunan
suhu tubuh
4. Resiko kerusakan Setelah dilakukan Perawatan Integritas 1. Terapi
integritas kulit intervensi keperawatan Kulit fototerapi
berhubungan dengan terapi selama … x…. maka integritas 1. Identifikasi penyebab merupakan salah
radiasi kulit dan jaringan gangguan integritas kulit satu penyebab
membaik dengan criteria hasil : 2. Ubah posisi tiap 2 jam gangguan integritas
 Kerusakan integritas jaringan 3. Anjurkan kulit
menurun meningkatkan asupan 2. Agar kulit
nutrisi bayi tidak
iritasi dan
4. Anjurkan mandi menimbulkan
dan menggunakan luka
sabun secukupnya 3. Meningkatkan
asupan nutrisi
berupa ASI
atau susu
formula akan
meningkatkan
elasitas
kulit klien
4. Dengan mandi
maka kelembapan
kulit akan
terjaga
KAMSAHAMNISA

Anda mungkin juga menyukai