Anda di halaman 1dari 5

Keperawatan Anak

“Asuhan Keperawatan Pada Neonatal (Hiperbilirubinemia)”

Dosen Pembimbing :Eva Yuliani, S.Kep., M.kep., Sp.Kep.An


Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Muh Akhan Nur (B0221524)
2. Nur Alfira AR (B0221516)
3. Andi Hikma (B0221021)
4. Nur Fadiyah yahya (B0221545)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULAWEI BARAT
MK: Resiko Ketidakseimbangan Cairan MK.Gangguan Integritas Kulit
Luaran Utama: keseimbangan cairan Luaran Utama: intergritas kulit dan
Kriteria Hasil : meningkat jaringan
Intervensi Utama: 1.Monitor status Kriteria Hasil : meningkat
hidrasi Intervensi Keperawatan : identivikasi
OBSERVASI :1. Monitor status hidrasi pennyebab dan gangguan integrasi kulit
Terapeutik:.1. intake output dan hitung Observasi : identivikasi pennyebab dan
balans cairan 24 jam. gangguan integrasi kulit
2. Berikan asupan cairan,sesuai kebutuhan Terapeutik1. Ubah posisi tiap 2 jam jika
3. Berikan cairan intravena, jika perlu. tidak baring.
Edukasi :1. Jelaskan kepada keluarga dan 2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan
pasien tentang keseimbangan cairan. tulang jika ;perlu.
KOLABORASI :1. Kolaborasi pemberian 3. Bersihkan perineal dengan air hangat
diuretik ( jka perlu). Edukasi : 1. Anjurkan menggunakan
REFERENSI : Bowen, l (2014). pelemba
2. Anjurkan minum air yang cukup.
3. meningkkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayuran
REFERENSI : Berman, A,snyder, s.&
Fradsen ,(2016)

Mk: Resiko Infeksi Mk: Interik Neuatos

Luaran utama : tingkat infeksi Luaran Utama: Integritas kulit dan jaringan
Intervensi Utama : Minitor ikterik pada
Kriteria Hasil: Menurun
skala dan kulit bunyi.
Intervensi Keperawatan: Identivikasi
Terapeutik :1.siapkan lampu fototerapi dan
Riwayat Kesehatan dan tingkat alergi.
incubator atau kontak bayi .
Observasi : :1.monitor tanda dan gejalah
2.Lepaskan pakaian banyi kecuali bayi
infeksi lokal dan sistemik

Terapeutik : 1. Batasi jumlah pengunjung

2
2. Memberikan perawat kulit pada area 3. Biarkan kulit bayi terpapar sinarfototerapi
edema secara berkelanjutan
EDUKASI :1. anjurkan ibu
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
menyusui sekitar 20-30 menit
dengan pasien dan lingkungan pasien
2. anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
4. pertahankan teknis aseptic pada pasien
beresiko tinggi KOLABORASI :1. kolaborasi pemeriksaan
EDUKASI :1. Jelaskan tanda dan gejalah daerah vena bilirubin derek dan indirek.
infeksi REFERENSI : Hockenbbry, M.J. And
Wilson, D(2014)
2. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar

3. Ajarkan etika batuk

KOLABORASI :1. Kolaborasi pemberian


imunisasi
REFERENSI : Hockenberry, Marilyn j,
Wilson Dapid.(2014)

3
Daftar Pustaka
Pangesti. 2020. Penerapan Fototerapi Untuk Mengurangi Kadar Bilirubin Total
Pada Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia di Ruang Perinatologi Rsud Wates.
http://poltekkesjogja.ac.id

Theresa Deby Paiman. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Ny.M.N Dengan


Hiperbilirubin Di Ruang NCIU RSUD.Profil.DR.W.Z. JOHANNES Kupang.2018.(online)
diakses dari http://repository.poltekeskupang.ac.id/324/1/KTI.pdf
Zikri Ihsan. Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia
DiruangPerinatologi IRNA Kebidanan Dan Anak RSUP.Dr.M.Djamil Padang.2017.(online)
diaksesdari http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/ZIKRI_IHSAN_D3-
Keperawatan_Poltekkes_Padang_2017_H.pdf

4
DEFINISI
WOC HIPERBILIRUBINEMIA MANIFESTASI KLINIS
Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar serum
Hiperbilirubin 1. Kulit berwarna kuning sampai jingga
bilirubin dalam darah sehingga melebihi nilai
2. Bayi tampak lemah 3. Refleks hisap kurang 4. Urine
normal. Pada bayi baru lahir biasanya dapat pekat 5. Pemeriksaan abdomen terjadi bentuk perut
mengalami hiperbilirubinemia pada minggu pertama yang membuncit 6. Feces seperti dempul/pucat 7.
setelah kelahiran. Keadaan hiperbilirubinemia pada Tonus otot yang lemah 8. Turgor kulit jelek 9. Kadar
bayi baru lahir disebabkan oleh meningkatnya bilirubin total mencapai 29 mg/dl 10. Terdapat ikterus
produksi bilirubin atau mengalami hemolisis, pada skelera, kuku atau kulit dan membrane mukosa
11. Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan
kurangnya albumin sebagai alat pengangkut,
penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau
penurunan uptake oleh hati, penurunan konjugasi ibu dengan diabetk atau infeksi. Jaundice yang
bilirubin oleh hati, penurunan ekskresi bilirubin, dan tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak
peningkatan sirkulasi enterohepatik pada hari ke 3 sampai 4 dan menurun hari ke 5 – 7
yang biasanya merupakan jaundice fisiologi (Surasmi,
2013)

ETIOLOGI
Menurut Nelson (2011) secara garis besar etiologi ikterus
atau hiperbilirubinemia pada neonatus dapat dibagi
menjadi : PEMERIKSAAN DIAGNOSIK
1. Pemeriksaan bilirubin serum
a. Produksi bilirubin yang berlebihan. Hal ini melebihi 1. Pada bayi cukup bulan bilirubin mencapai
kemampuan neonatus untuk mengeluarkan zat tersebut. puncak kira-kira 6 mg/dl, antara 2 sampai 4
Misalnya pada hemolisis yang meningkat pada hari kehidupan. Apabila nilainya diatas 10
inkompatibilitas darah Rh, AB0, golongan darah lain, mg/dl, tidak fisiologis. Pada bayi dengan
defisiensi enzim G6-PD, piruvat kinase, perdarahan prematur kadar bilirubin mencapai
tertutup dan sepsis. puncaknnya 10-12 mg/dl, antara 5 dan 7 hari
kehidupan. Kadar bilirubin yang lebih dari 14
b. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh asidosis, hipoksia, mg/dl adalah tidak fisiologis
dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil 2. Ultrasound untuk mengevaluasi anatomi
cabang kantong empedu
transferase (sindrom criggler-Najjar). Penyebab lain yaitu
3. Radioisotope scan dapat digunakan untuk
defisiensi protein. Protein Y dalam hepar yang berperan
penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar. membantu membedakan hepatitis dari
atresia biliary.
c. Gangguan transportasi bilirubin. Bilirubin dalam darah 4. Bilirubin total
terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan 5. Kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika
bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat melebihi 1,0-1,5 mg/dl, yang mungkin
misalnya salisilat, sulfafurazole. Defisiensi albumin dihubungkan dengan sepsis. Kadar indirek
menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek (tidak terkonjugasi) tidak boleh melebihi
yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak. peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam, atau tidak
boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi cukup
d. Gangguan dalam ekskresi. Gangguan ini dapat terjadi TERAPI MEDIS
akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar. Kelainan bulan atau 15 mg/dl pada bayi praterm
Menurut Atika dan jaya, 2016, cara mengatasi hyperbilirubinemia yaitu: (tergantung pada berat badan).
diluar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan.
6. Hitung darah lengkap :
Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau a. Mempercepat Proses konjungsi , misalnya pemberian fenobarbital.Fenobarbital
7. Hemoglobin (Hb) mungkin rendah (kurang
kerusakan hepar oleh penyebab lain. dapat bekerja sebagai perangsa enzim sehingga konjungsi dapat bekerja sebagai
dari 14 g/dl) karena hemolisis. Hematokrit
perangsang
(Ht) mungkin meningkat (lebih besar dari
b. Memberikan substrat yang kurang untuk transportasi atau konjungsi .contohnya 65%) pada polisitemia, penurunan (kurang
DAFAR PUSTAKA ialah pemberian albumin untuk meningkatkan bilirubion bebas. dari 45%) dengan hemolisis dan anemia
Pangesti. 2020. Penerapan Fototerapi Untuk Mengurangi Kadar Bilirubin Total Pada Neonatus Dengan berlebihan (Marlynn, 2001)
c. Melakukan dekomposisibilirubin dengan fototerapi ini ternyata setelah dicoba
Hiperbilirubinemia di Ruang Perinatologi Rsud Wates. http://poltekkesjogja.ac.id dengan alat-alat bantuan sendiri dapat menurunkan bilirubin dengan cepat.
Theresa Deby Paiman. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Ny.M.N Dengan Hiperbilirubin Di Ruang NCIU walaupun demikian fototerapi tidak dapat menggantikan tranfusi tukar pada
RSUD.Profil.DR.W.Z. JOHANNES Kupang.2018.(online) diakses dari proses hemolosis berat. fototerapi dapat digunakan untuk pra dan pasca tranfusi
http://repository.poltekeskupang.ac.id/324/1/KTI.pdf tukar .
Theresa Deby Paiman. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Ny.M.N Dengan Hiperbilirubin Di Ruang NCIU
RSUD.Profil.DR.W.Z. JOHANNES Kupang.2018.(online) diakses dari
http://repository.poltekeskupang.ac.id/324/1/KTI.pdf

Anda mungkin juga menyukai