Anda di halaman 1dari 15

KONTRAK BELAJAR PRAKTIK RESIDENSI KEPERAWATAN ANAK LANJUT 1

NAMA : ERMAWATI UKI


NPM : 2206100054
TEMPAT PRAKTEK : RUANG PERINATOLOGI RSCM
WAKTU : 19 September - 10 Oktober 2022

NO TUJUAN AKTIVITAS KOMPETENSI METODE OUTPUT OUTCOME KET


1 Mahasiswa residen mampu 1. Diharapkan mahsiswa memahami konsep 1. Studi literature 1. WOC 1. Dapat menjelaskan pengertian,
mengimplementasikan perawatan penyakit, patofisiologi dan masalah 2. Wawancara 2. Laporan etiologi, manifestasi klinis, dan
bayi dengan Hiperbilirubin keperawatan dalam bentuk Web of Causation 3. Observasi Reflektif pemeriksaan penunjang pasien
(WOC) 4. Pemeriksaan fisik 3. Laporan kasus dengan Hiperbilirubin
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi 5. Pemeriksaan 4. Edukasi 2. Dapat menjelaskan keluhan
yang mengalami perubahan status cairan antropometri discharge utama dan riwayat penyakit pada
hiperbilirubin 6. Pemeriksaan planning pasien dengan Hiperbilirubin
a. Melakukan pengkajian laboratorium 3. Dapat menjelaskan diagnosis
1) Melakukan anamnesa terkait: keluhan 7. Edukasi dan keperawatan utama pasien
utama, riwayat penyakit saat ini, riwayat konseling dengan Hiperbilirubin
prenatal, antenatal dan postnatal,  8. dokumentasi 4. Dapat menjelaskan rencana
pemberian ASI intervensi dan implementasi yang
2) Melakukan pemeriksaan fisik : kondisi telah dilakukan pada anak dengan
umum, tanda vital (TD, nadi, suhu, RR, hiperbilirubin
kesadaran), antropometri, letargi, tidak 5. Dapat menjelaskan hasil evaluasi
mau menyusu, ikterik (pada kulit, pada anak dengan hiperbilirubin
kuku,sklera), membedakan jaundice
fisiologis dan patologis, breastmilk and
feeding jaundice,pantau tanda-tanda
dehidrasi, pantau intake dan output
cairan, peningkatan suhu tubuh akibat
fototerapi
3) Mampu menginterpretasikan hasil
pemeriksaan laboratorium: darah
lengkap, serum bilirubin dalam darah dan
urin serta pemeriksaan penunjang
lainnya.
b. Merumuskan diagnosis keperawatan
meliputi:
1) Kekurangan volume cairan;
2) Kerusakan integritas kulit;
3) Intoleransi aktivitas
4) Inefektif pola menyusu
5) Resiko cedera
6) Risiko neonatal jaundice
7) Hipertermi
8) Kesiapan manajemen parenting
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
1) Lakukan tindakan keperawatan : pantau
TTV, monitoring status cairan, pantau
tanda dehidrasi, pantau dan dorong
peningkatan intake ASI/cairan , pantau
kadar bilirubin direk dan indirek,
pertahankan proses fototerapi yang aman
bagi bayi (cek intensitas cahaya
fototerapi, gunakan penutup mata, gonad
dan kepala, ubah posisi, monitor suhu
tubuh selama fototerapi), timbang BB
harian
2) Terapkan hasil temuan riset (evidence
based nursing) tentang penatalaksanaan
perubahan status cairan : berikan ASI
dengan tambahan susu formula selama
fototerapi untuk mempercepat penurunan
total serum bilirubin, fototherapy dengan
menggunakan tutup kepala untuk
mencegah terjadinya hipokalsemia pada
bayi
3) Monitor dan kolaborasi pemberian terapi
cairan, transfusi pengganti
4) Memberikan discharge planning
5) Libatkan peran serta orang tua dalam
setiap tindakan keperawatan Family
Centered Care (FCC): lakukan bimbingan
tatalaksana breastfeeding (menyusui),
dorong interaksi orang tua dan bayi saat
bayi dipindahkan dari cahaya fototerapi
dan saat memberi makan bayi
6) Gunakan teknik komunikasi terapeutik
pada bayi dan orang tua
7) Terapkan prinsip atraumatic care dalam
praktik keperawatan: monitoring
intensitas cahaya fototerapi, penggunaan
tutup mata, ubah posisi bayi setiap 4 jam/
sesuai protokol saat fototerapi
d. Implementasi perencanaan keperawatan
e. Evaluasi
1) Bayi Bayi terhidrasi dengan baik, Bebas
tanda dehidrasi,
2) Bayi toleransi terhadap aktivitas , tidak
ada sesak dan kebiruan
3) Termoregulasi bayi stabil
4) Anak bebas dari cedera.
3. Melakukan refleksi diri terhadap asuhan
keperawatan yang dilakukan

2 Mahasiswa residen mampu 1. Diharapkan dapat memahami konsep dasar 1) Studi literature 1. WOC 1. Dapat menjelaskan pengertian,
mengimplementasikan asuhan BBLR meliputi : pengertian, etiologi, 2) Wawancara 2. Laporan askep etiologi, manifestasi klinis, dan
keperawatan pada neonates yang manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan 3) Observasi pemeriksaan penunjang pasien
mengalami masalah termoregulasi: penatalaksanaan dalam bentuk Web of 4) Pemeriksaan fisik dengan BBLR
BBLR Causation (WOC) 5) Pemeriksaan 2. Dapat menjelaskan diagnosis
2. Melaksanakan asuhan keperawatan meliputi: antropometri keperawatan utama pasien dengan
a. Melakukan pengkajian 6) Membandingkan h BBLR
1) Mengkaji status kesehatan masa lalu: asil pemeriksaan 3. Dapat menjelaskan rencana
mengkaji riwayat prenatal dan antenatal laboratorium dan intervensi dan implementasi yang
yang meliputi pemeriksaan kehamilan diagnostic dengan telah dilakukan pada neonatus
ibu, usia kehamilan, infeksi selama nilai normal dengan BBLR
hamil, nutrisi selama hamil, keadaan 7) Edukasi dan 4. Dapat menjelaskan hasil evaluasi
sosial ekonomi, penggunaan obat- konseling pada neonatus dengan BBLR
obatan selama hamil, adanya prenatal 8) dokumentasi
maternal infection, riwayat ibu
merokok dan mengonsumsi alcohol,
riwayat ibu terpapar sat kimia
berbahaya
2) Mengkaji riwayat postnatal seperti
apgar score, riwayat persalinan, riwayat
prematuritas, riwayat kelahiran, usia
gestasi (neuromuscular maturity dan
physical maturity), reflex fisiologis bayi
meliputi: reflek moro, reflek hisap,
rangsangan taktil, serta pengkajian
perilaku dan perkembangan bayi
meliputi pendengaran, penglihatan,
kebutuhan tidur dan terjaga
3) Mengkaji riwayat hospitalisasi, riwayat
penyakit sebelumnya, riwayat alergi,
riwayat imunisasi
4) Mengkaji riwayat penyakit keluarga
(keluarga memiliki penyakit jantung,
hipertensi, astma), riwayat melahirkan
bayi prematur sebelumnya
5) Mengkaji kondisi lingkungan dan sosial
6) Mengkaji kondisi saat ini yang meliputi
status nutrisi dan cairan (nutrisi yang
diberikan, jumlah yang dihabiskan, ada
tidaknya gangguan dalam pemenuhan
nutrisi dan cairan), status oksigenasi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat bayi,
perubahan status neurologis, gangguan
rasa aman dan nyaman.
7) Mengkaji kebutuhan psikososial
8) Mengkaji respon dan kebutuhan
keluarga terhadap kondisi anak saat ini.
9) Melakukan pemeriksaan fisik meliputi:
a) Kondisi umum, kesadaran,
antropometri, tanda-tanda vital,
postur tubuh, deformitas
b) Pemeriksaan kepala dan wajah
(bentuk, hematoma, kelainan
kongenital pada kepala, mata,
telinga, hidung, dan mulut)
c) Pemeriksaan dada (bentuk, pola,
kedalaman, dan frekuensi nafas,
retraksi, saturasi oksigen)
d) Pemeriksaan kardiovaskuler (irama
dan kedalaman nadi, suara jantung
dan adanya murmur, ada tidaknya
sianosis, CRT, perfusi perifer)
e) Pemeriksaan abdomen (bentuk,
distensi abdomen, umbilicus, ada
tidaknya kelainan kongenital)
f) Pemeriksaan ekstremitas
(pergerakan, ada tidaknya kelainan
kongenital, CTEV/kaki bengkok)
g) Pemeriksaan anus dan genetalia
(kebersihan, pengeluaran kelainan)
h) Pemeriksaan kulit, warna kulit,
kondisi kulit
(lembab/kering/keriput), turgor
kulit, lemak subcutan
i) Mengkaji hasil pemeriksaan
diagnotik
b. Merumuskan Diagnosis keperawatan
disesuaikan dengan masalah, etiologi, tanda
dan gejala.
1) Gangguan termoregulasi
2) Risiko hipotermia
3) Risiko infeksi
4) Pola nafas tidak efektif
5) Menyusui tidak efektif
6) Risiko ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
7) Risiko gangguan integritas kulit
8) Risiko ketidakseimbangan volume
cairan
9) Risiko pertumbuhan tidak proporsional
10) Risiko keterlambatan perkembangan
11) Ansietas orang tua
c. Menyusun rencana intervensi keperawatan
1) Memantau keadaan umum, kesadaran,
tanda-tanda vital
2) Memantau status pernapasan
(perubahan pola, kedalaman, dan
frekuensi pernapasan, penggunaan otot
bantu nafas, penggunaan oksigen)
3) Memantau suhu tubuh, status hidrasi,
integritas kulit, dan warna kulit
4) Melakukan tindakan infant care
5) Melakukan manajemen nutrisi dan
cairan pada bayi dengan memberikan
ASI eksklusif
6) Memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi, developmental
care, pemberian posisi pronasi untuk
memfasilitasi perkembangan bayi dan
berikan perawatan metode kanguru
untuk membantu mempertahankan
termoregulasi
7) Melakukan tindakan infection
protection pada anak dengan cara
menerapkan standard precaution,
meminimalkan pengunjung, ajari
keluarga cara-cara mencegah infeksi
pada anak, dan melakukan hand
hygiene.
8) Memberikan lingkungan yang nyaman
dana man bagi bayi seperti lingkungan
yang hangat, menjaga ketenangan
9) Melibatkan orang tua pada setiap
intervensi pada bayi dan menerapkan
prinsip atraumatic care
10) Mengaplikasikan evidence based
practice dalam memberikan asuhan
keperawatan
d. Implementasi perencanaan keperawatan
e. Evaluasi
1) Tidak ada gangguan dalam pernapasan,
pasien tidak mengeluh sesak,
respiratory rate normal (bayi prematur:
40-70 kali/menit, neonatus: 30-50
kali/menit), tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada penggunaan otot bantu
napas, tidak ada suara napas abnormal,
tidak ada sesak
2) Nadi dalam batas normal (95-170
kali/menit)
3) Tidak ada masalah termoregulasi (suhu
bayi normal 36,50C-37,50C)
4) Tidak terjadi masalah nutrisi: intake
nutrisi baik, tidak ada muntah, menyusu
dengan kuat, tidak terjadi penurunan
berat badan
5) Perfusi jaringan perifer baik: akral
hangat, CRT< 2 detik
1) Orang tua paham dan kooperatif dalam
perawatan
f. Pendokumentasian asuhan keperawatan
meliputi:
1) Proses keperawatan
2) Identifikasi masalah yang timbul terkait
dengan pemberian asuhan keperawatan
3) Identifikasi pembuktian ilmiah dengan
EBP
4) Identifikasi aspek legal dalam
pelaksanaan askep
3. Melakukan refleksi terhadap asuhan
keperawatan yang dilakukan

3 Mahasiswa residen mampu 1. Mahasiswa mampu memahami konsep penyakit 1. Studi literature 1.WOC 1. Dapat menjelaskan pengertian,
mengimplementasikan asuhan sepsis neonatorum meliputi: pengertian, 2. Wawancara 2.Laporan askep etiologi, manifestasi klinis,
keperawatan pada neonates yang etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan 3. Observasi dan pemeriksaan penunjang
mengalami masalah infeksi:sepsis penunjang dan penatalaksanaan dalam bentuk 4. Pemeriksaan fisik pada neonatus, dengan
neonatorum Web of Causation (WOC) 5. Pemeriksaan masalah infeksi: sepsis
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak antropometri 2. Dapat menjelaskan diagnosis
meliputi: 6. Membandingkan keperawatan utama pasien
a. Melakukan pengkajian hasil pemeriksaan dengan masalah infeksi: sepsis
1) Mengkaji keluhan utama, mengkaji laboratorium dan
status kesehatan meliputi:riwayat diagnostic dengan 3. Dapat menjelaskan rencana
prenatal dan antenatal (ketuban pecah nilai normal intervensi dan implementasi
dini > 18 jam, cairan ketuban berbau, 7. Edukasi dan yang telah dilakukan dengan
ibu demam 38 C, infeksi saluran kemih, konseling masalah infeksi: sepsis
anak premature, BBLR, meconium 8. dokumentasi
aspiration), prenatal maternal infection.
2) Mengkaji riwayat postnatal seperti:
apgar score, riwayat asfiksia, riwayat
prematuritas
3) Mengkaji riwayat hospitalisasi dan
riwayat penyakit sebelumnya, riwayat
alergi, riwayat imunisasi
4) Mengkaji riwayat penyakit keluarga
(infeksi pada ibu seperti ISK, diabetes
mellitus)
5) Mengkaji kondisi lingkungann dan
sosial
6) Mengkaji kondisi saat ini meliputi
status nutrisi dan cairan (tidak bisa atau
tidak mau minum), status oksigenasi
(sesak nafas, CRT), eliminasi,
7) Mengkaji kebutuhan psikososial
8) Mengkaji respondan kebutuhan
keluarga terhadap kondisi anak saat ini.
9) Melakukan pemeriksaan fisik meliputi:
a) Kondisi umum, kesadaran (iritabel
atau lethargi), antropometri (BB,
TB, Lingkar perut), tanda-tanda
vital(RR biasanya takipne, TD
hipotensi, suhu bisa hiertermia atau
hipotermia, nadi lemah dan cepat)
b) Pemeriksaan kepala (fontanela
menonjol)
c) Pemeriksaan fungsi pernapasan:
perubahan pola, kedalaman dan
frekuensi pernapasan; retraksi
dinding dada (suprasternal,
supraclavicular, intercostal,
subcostal, dan substernal);
penggunaan otot bantu pernapasan;
nasal flaring; palpasi taktil
fremitus, adanya suara napas
tambahan (ronhi dan wheezing),
ekstraksi dinding dada
d) Pemeriksaan kardiovaskuler:
memeriksa nadi (biasanya anak
mengalami widened pulse
pressure), bounding pulse akibat
meningkatnya aliran darah dari
aorta ke arteri pulmonalis),
memeriksa irama jantutung,
memeriksa adanya thrills, askultasi
sura jantung (katup aorta di ICS 2
kanan, katup pulmonal di ICS 2
kiri, Erb’s point di ICS 2 dan 3 kiri
dekat sternum, katup tricuspid ICS
5 kanan dan kiri, katup mitral ICS
3 dan 4 MCL kiri pada bayi dan
ICS 5 MCL kiri pada anak usia 7
tahun)
e) Pemeriksaan abdomen:
hepatomegaly, distensi abdomen
(akibat adanya ileus), memeriksa
peristaltic usus
f) Memeriksa sirkulasi perifer: akral
dingin, pucat, CRT > 2 detik
g) Pemeriksaan kulit umunya
ditemukan icterus
10) Mengkaji hasil pemeriksaan
diagostik:Darah lengkap, CRP, kultur
bakteri pathogen (darah, CSS, urine)
b. Merumuskan Diagnosis keperawatan
berdasarkan yang disesuaikan dengan
masalah, etiologi, tanda dan gejala:
1) Gangguan ventilasi spontan
2) Pola napas tidak efektif
3) Gangguan termoregulasi
4) Risiko kekurangan volume cairan
5) Risiko ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
6) Risiko infeksi
7) Menyusui tidak efektif
8) Risiko keterlambatan perkembangan
9) Risiko pertumbuhan tidak proporsional
10) Ansietas
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan :
1) Memantau keadaan umum, kesadaran,
tanda-tanda vital,
2) Memantau status respirasi (RR,
kedalaman napas, penggunaan otot
bantu napas, suara napas, pernapasan
cuping hidung, retraksi dinding dada:
suprasternal, supraclavicular,
intercostal, subcostal, dan substernal)
3) Pantau tanda-tanda syok
4) Pantau suhu tubuh dan adanya tanda-
tanda infeksi lebih lanjut
5) Pantau status cairan (mukosa lembab,
input dan output cairan seimbang
seimbang)
6) Pantau tanda-tanda vital (Nadi, RR,
suhu, TD dan nyeri)
7) Pantau tanda-tanda penurunan curah
jantung
8) Monitoring hasil pemeriksaan
penunjang
9) Memberikan posisi yang nyaman pada
bayi (posisi prone) untuk mengurangi
sesak dan memberikan terapi oksigen
sesuai kebutuhan
10) Melakukan tindakan infant care
11) Melakukan manajemen energi pada
bayi melalui developmental care
12) Melakukan tindakan infection
protection pada anak dengan cara
menerapkan standard precaution,
meminimalkan pengunjung, ajari
keluarga cara-cara mencegah infeksi
pada anak, dan melakukan hand
hygiene
13) Memberikan lingkungan yang aman
dan nyaman bagi bayi seperti
memberikan ligkungan yang hangat,
menjaga ketenangan
14) Mengaplikasikan evidence based
practice dalam memberikan asuhan
keperawatan seperti pemberian glukosa
sebelum tindakan invasif untuk
management nyeri
15) Berikan pendidikan pada keluaraga
tentang sepsis neonatorum dan
penatalaksanaannya
16) Gunakan prinsip atraumatic care dalam
praktik keperawatan: memberikan
penjelasana pada anak setiap akan
tindakan, berikan distraksi saat
prosedur invasive, IV line diletakkan
pada ekstrimitas yang minimal gerak,
injeksi obat dilakukan dengan ukuran
jarum yang sesuai dan pelarut yang
cukup
d. Implementasi perencanaan keperawatan
e. Evaluasi
1) Tidak ada gangguan dalam pernapasan,
pasien tidak mengeluh sesak, respiratory
rate normal (bayi prematur: 40-70
kali/menit, neonatus: 30-50 kali/menit),
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
penggunaan otot bantu napas, tidak ada
suara napas abnormal, tidak ada sesak
2) status cardiovascular: TTV dalam batas
normal sesuai dengan usia, tidak terjadi
syok.
3) gula darah dalam rentang normal
4) Keluarga paham tentang penyakit sepsis
neonatorum
f. Pendokumentasian asuhan keperawatan
meliputi:
1) Proses keperawatan pada anak
2) Identifikasi masalah yang timbul terkait
dengan pemberian asuhan keperawatan
3) Identifikasi praktik berdasarkan
pembuktian ilmiah (evidence based
practice)
4) Identifikasi praktik keperawatan yang
etis dan legal dalam pelayanan
keperawatan

4 Mahasiswa residen mampu 1. Mengetahui konsep dasar paten ductus 1. Studi Studi 1.WOC 1. Dapat menjelaskan pengertian,
memberikan askep neonates yang arteriosus (PDA) meliputi: literature 2.Laporan Askep etiologi, manifestasi klinis, dan
mengalami: kelainan kongenital: pengertian,etiologi,manifestasi 2. Wawancara pemeriksaan penunjang pada
PDA klinis,pemeriksaan penunjang, dan 3. Observasi pasien dengan kelainan
penatalaksanaan dalam bentuk web of causation 4. Pemeriksaan fisik kongenital: PDA
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada 5. Pemeriksaan 2. Dapat menjelaskan diagnosis
neonatus dengan omphalocel meliputi: antropometri keperawatan utama pasien dengan
a. Melakukan pengkajian 6. Membandingkan PDA
1) Mengkaji status kesehatan masa lalu: hasil pemeriksaan 3. Dapat menjelaskan rencana
mengkaji riwayat prenatal dan antenatal laboratorium dan intervensi dan implementasi yang
(penggunaan obat-obat, riwayat ibu diagnostic dengan telah dilakukan pada pasien
mengalami keguguran, prenatal nilai normal dengan PDA
maternal infection, riwayat ibu 7. Edukasi dan 4.
merokok dan mengkonsumsi alkohol, konseling 5. Dapat menjelaskan hasil evaluasi
riwayat ibu terpapar radiasi atau zat 8. Dokumentasi
kimia berbahaya, riwayat penyakit ibu
seperti hipertensi, diabetes mellitus,
SLE).
2) Mengkaji riwayat postnatal, seperti:
apgar score, riwayat asfiksia, riwayat
prematuritas, kelainan kongenital
3) Mengkaji riwayat hospitalisasi, riwayat
cedera, riwayat mengalami prosedur
pembedahan, riwayat penyakit
sebelumnya, riwayat alergi, riwayat
imunisasi
4) Mengkaji riwayat penyakit keluarga
(keluarga memiliki penyakit jantung)
5) Mengkaji kondisi lingkungan dan sosial
6) Mengkaji kondisi saat ini yang meliputi
status nutrisi dan cairan (gangguan
pemenuhan nutrisi dan cairan,
anoreksia, sesak saat menyusu,
penurunan berat badan), status
oksigenasi (sesak nafas), eliminasi),
perubahan aktivitas dan istirahat,
perubahan status neurologis, gangguan
rasa aman dan nyaman
7) Mengkaji kebutuhan psikososial anak
8) Mengkaji respon dan kebutuhan
keluarga terhadap kondisi anak saat ini
9) Melakukan pemeriksaan fisik yang
meliputi: Mengkaji hasil pemeriksaan
diagostik: chest radiograph,
echocardiography, color flow Doppler,
EKG
b. Merumuskan diagnosis keperawatan yang
disesuaikan dengan masalah, etiologi, tanda
dan gejala:
1) Penurunan curah jantung
2) Pola nafas tidak efektif
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer
4) Intoleransi aktivitas
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
6) Risiko infeksi
7) Risiko pertumbuhan tidak
proporsional
8) Risiko keterlambatan perkembangan
c. Menentukan rencana intervensi
keperawatan
1) Memantau keadaan umum, kesadaran,
tanda-tanda vital
2) Memantau status pernapasan
(perubahan pola, kedalaman dan
frekuensi pernapasan; adanya nasal
flaring; retraksi dinding dada
(suprasternal, supraclavicular,
intercostal, subcostal, dan substernal);
penggunaan otot bantu pernapasan;
nasal flaring
3) Memantau tanda-tanda edema paru dan
adanya infeksi paru
4) Memberikan posisi yang nyaman pada
bayi (posisi prone) untuk mengurangi
sesak dan memberikan terapi oksigen
sesuai kebutuhan
5) Memantau tanda-tanda penurunan
curah jantung
6) Melakukan tindakan cardiac care:
a) Monitor tanda-tanda vital (heart
rate, tekanan darah) secara berkala
dan laporkan jika ada perubahan
yang signifikan
b) Monitor cardiac rhythm dan ECG
c) Monitor status respirasi untuk
mengetahui adanya gejala gagal
jantung
d) Monitor balance cairan
e) Monitor tekanan vena secara
berkala jika diperlukan
7) Melakukan manajemen energi pada
bayi melalui developmental care
8) Melakukan manajemen nutrisi dan
cairan pada bayi dengan memberikan
ASI eksklusif, jelaskan pada ibu untuk
memantau kebiruan pada bayi saat
menyusu
9) Melakukan tindakan infection
protection pada anak dengan cara
menerapkan standard precaution,
meminimalkan pengunjung, ajari
keluarga cara-cara mencegah infeksi
pada anak, dan melakukan hand
hygiene
10) Melibatkan orang tua setiap intervensi
pada anak dan menerapkan prinsip
atraumatic care
11) Mengaplikasikan evidence based
practice dalam memberikan asuhan
keperawatan
d. Melakukan implementasi keperawatan
sesuai rencana
e. Melakukan evaluasi keperawatan dan
menentukan rencana tindak lanjut

1) Tidak ada gangguan dalam pernapasan,


pasien tidak mengeluh sesak,
respiratory rate normal (bayi prematur:
40-70 kali/menit, neonatus: 30-50
kali/menit), tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada penggunaan otot bantu
napas, tidak ada suara napas abnormal,
nilai AGD dalam batas normal, tidak
ada sesak dan sianosis saat menyusu
2) Nadi dalam batas normal (95-170
kali/menit)
3) Tidak terjadi masalah nutrisi: intake
nutrisi baik, tidak ada muntah, menyusu
dengan kuat, tidak terjadi penurunan
berat badan
4) Perfusi jaringan perifer baik: akral
hangat, CRT< 2 detik
f. Pendokumentasian asuhan keperawatan
meliputi:
1) Proses keperawatan pada anak
2) Identifikasi masalah yang timbul terkait
dengan pemberian asuhan keperawatan
3) Identifikasi praktik berdasarkan
pembuktian ilmiah (evidence based
practice)
4) Identifikasi praktik keperawatan anak
yang etis dan legal dalam pelayanan
keperawatan
3. Melakukan refleksi terhadap asuhan
keperawatan yang dilakukan.

5 Mahasiswa residensi mampu Melakukan pelaksanaan proyek inovasi, meliputi : 1. Studi literatur Laporan
melakukan proyek inovasi 1. Melakukan presentasi rencana proyek inovasi 2. Wawancara Pelaksanaan
keperawatan 2. Menerapkan proyek inovasi 3. Observasi Proyek Inovasi
3. Melakukan evaluasi
4. Presentasi pelaksanaan proyek inovasi
5. Membuat laporan kegiatan
6 Mahasiswa residensi mampu 1. Memilih 1 kasus kelolaan yang menarik untuk a. Studi literatur Seminar
mempresentasikan satu kasus dipresentasikan. b. Tanya jawab Hand Out/PPT
kelolaan pada akhir stase 2. Menentukan teori keperawatan yang akan di c. Dokumnetasi
kembangkan.
3. Melakukan konsultasi mengenai kasus kelolaan.
4. Presentasi kasus menggunakan format
pencatatan berdasakan teori keperawatan yang
dipilih (teori Virginia Handerson)

MENGETAHUI DIKETAHUI MAHASISWA


Pembimbing/Supervisor Akademik, Pembimbing/Supervisor Utama,

Dessie Wanda, S. Kp., M.N., Ph.D Dr. Nani Nurhaeni, S. Kp., M. N


Ermawati Uki

Anda mungkin juga menyukai