Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN REFLEKTIF

RUANG NON INFEKSI MINGGU I

Ida Ayu Kade Sri Widiastuti


1606859456

PROGRAM RESIDENSI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN ANAK

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2018
REFLEKTIF JURNAL
RUANGAN : 204 Non Infeksi Lt 2 TANGGAL : 18 September 2018

DOUBT/DIFFERENCES

Manakah hasil pengukuran tekanan darah yang lebih akurat antara menggunakan
sphygmomanometer air raksa, tanpa air raksa dan digital?

DESCRIPTION
Diruang non infeksi kamar 204 saya merawat an. F dengan diagnosa sindrom nefrotik dengan
diagnosa keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan peningkatan tekanan darah. Salah
satu ntervensi yang diberikan kepada an. F adalah melakukan pengukuran tekanan darah secara
berkala dan sering. Di ruangan anak non infeksi saya menggunakan sphygmomanometer digital
untuk mengukur tekanan darah seluruh pasien anak karena hanya ada alat tersebut untuk mengukur
tekanan darah di ruangan.

DISSECTION
Pada saat itu saya berpikir biasanya ada saja alat pengukur tekanan darah selain mode digital,
seperti mode jarum dan dengan air raksa. Saya menjadi penasaran yang manakah dari alat
alat tersebut yang lebih akurat. Mengingat pasien saya adalah anak dengan diagnosa medis
sindrom nefrotik yang secara patofisiologi penyakit cenderng mengalami peningkatan dan
penurunan tekanan darah yang sering, maka saya meragukan keakuratan hasil pengukuran
yang manakah yang lebih akurat, sehingga tidak keliru dalam mengklasifikasikan kondisi
hipertensi dan tidak hipertensi/hipotensi dalam satu waktu jika terjadi penurunan dan
peningkatan tekanan darah.

DISCOVER
Penelitian shababu, et al (2016), dilakukan untuk membandingkan akurasi pembacaan
aneroid dan sphygmomanometers digital dalam referensi untuk sphygmomanometers merkuri
dan menentukan perjanjian klasifikasi hipertensi antara merkuri dan perangkat non-merkuri.
Alat aneroid memiliki akurasi yang lebih baik daripada perangkat digital dibandingkan
dengan sphygmomanometer merkuri. Penelitian ini mengungkapkan keefektifan yang lebih
besar dari perangkat aneroid dibandingkan dengan perangkat digital dalam mengukur tekanan
darah di antara individu yang berusia 25 tahun atau lebih dalam pengaturan pusat kesehatan
primer pada pasien rawat jalan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sensitivitas dan
spesifisitas sphygmomanometers digital,dikarenakan mudah digunakan, tidak memerlukan
keahlian sama sekali, meskipun tidak memenuhi standar. Jika digunakan di masyarakat untuk
skrining akan ada banyak orang yang salah atau salah didiagnosa hipertensi. Tenaga
kesehatan sendiri sering mengunakan sphygmomanometer digital karena fitur-fiturnya yang
mudah digunakan tidak memerlukan keahlian sama sekali. Jika instrumen ini digunakan oleh
tenaga kesehatan untuk mendeteksi hipertensi harus digunakan dengan hati-hati.

DECISION
Berdasarkan pembahasan tersebut diatas saya putuskan jika alat pengukur tekanan darah non
merkuri/aneroid lebih akuran dibandingkan dengan sphygmomanometer air raksa dan digital.
Saya akan menginformasikan hal ini kepada perawat dan kepala ruangan agar berlahan lahan
untu menyediakan alat pengukuran phygmomanometer aneroid/tanpa merkuri.

REFERENSI
Ogegegbe, G & Pickering,T. (2010). Principles and techniques of blood pressure
measurement. Cardiol Clin. 2010 Nov; 28(4): 571–586.
doi:  10.1016/j.ccl.2010.07.006

Shahbabu, B., Dasgupta, A., sarkar, K., & Saho, S. K. (2016). Which is more accurate in
measuring the blood pressure? A digital or an aneroid sphygmomanometer. J Clin
Diagn Res. 10(3): LC11–LC14. doi:  10.7860/JCDR/2016/14351.7458

Anda mungkin juga menyukai