Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS INDONESIA

REFLEKTIF I
KEPERAWATAN KRONIS DI RG HEMODIALISA ANAK RSCM

ERMAWATI UKI
2206100054

PROGRAM NERS SPESIALIS KEPERAWATAN ANAK


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2022
REFLEKTIF JURNAL
DOUBT/DIFFERENCE
Apakah tekhnik pelatihan kesadaran dan terapi relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah
pada pasien HD?

DESCRIPTION
Pada kasus yang saya jumpai pada An. A umur 17 tahun. Jenis kelamin laki-laki yang sedang mengikuti
kemoterapi di ruang Hemodialisa anak di RSCM Jakarta. Pada saat sementara dilakukan hemodialisa
pada jam 09.55 anak mengeluh pusing dan nyeri pada kepala. Saat dilakukan pemeriksaan fisik tekanan
darah pada anak mengalami peningkatan. Namun saat pengkajian lebih lanjut orangtua mengatakan anak
sering mengalami hal yang sama.

DISSECTION
pada pasien residen menyarankan untuk melakukan tekhnik relaksasi napas dengan posisi pasien duduk
tegak dan pasien menarik napas lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut. Tindakan tersebut
dilakukan selama 15 menit. Setelah dilakukan tekhnik relaksasi kemudian langsung dilakukan
pengukuran TD dengan hasil tekanan darah menurun 127/98 dari sebelumnya yang 148/100

DISCOVER
Menurut Benedict, 2020 Hipertensi adalah kondisi patofisiologis yang ditandai dengan tekanan darah
yang lebih tinggi dari 130 di atas 80 mm merkuri (mmHg), berkelanjutan sepanjang waktu; pembacaan
tunggal yang meningkat tidak cukup untuk menegakkan diagnosis hipertensi. Tekanan darah adalah
kekuatan darah terhadap dinding arteri saat jantung berdetak dan juga saat berada di antara detak jantung.
Darah dipompa ke dalam arteri saat jantung berkontraksi; dan tekanan darah, yang dikenal sebagai
tekanan darah sistolik (SBP), tertinggi pada saat ini. Tekanan darah menurun ketika jantung beristirahat di
antara detak jantung, dan ini dikenal sebagai tekanan darah diastolik (DBP). Berdasarkan etiologi
hipertensi diklasifikasikan sebagai primer (juga dikenal sebagai esensial) atau sekunder. Pada hipertensi
primer, peningkatan tekanan darah tidak dapat dilacak pada kondisi medis apapun, sedangkan hipertensi
sekunder merupakan akibat wajar dari kondisi premorbid seperti diabetes mellitus atau penyakit ginjal.
Hipertensi primer merupakan 90% -95% dari kasus hipertensi dan mungkin terkait dengan keadaan
psikologis.

Terapi perilaku adalah salah satu jenis pengobatan psikologis yang digunakan sebagai pengobatan
hipertensi lengkap atau komplementer. Ini terdiri dari berbagai keahlian yang tugas utamanya adalah
untuk mengidentifikasi dan mengganti pola ide, emosi dan perilaku yang tidak membantu atau maladaptif
dengan pola yang lebih membantu. eknik terapi perilaku berguna untuk mengobati gangguan psikologis
seperti depresi dan kecemasan yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Metode ini adalah tinjauan
sistematis uji coba kontrol acak yang menunjukkan keefektifan terapi perilaku untuk tekanan darah tinggi.
Dengan Strategi pencarian Artikel yang sesuai dengan kriteria seleksi dicari dari 5 database (PubMed /
Medline, PsycInfo, Cochrane dan Science direct). Pencarian menghasilkan total 614 artikel dengan kata
kunci 'tekanan darah, terapi perilaku, terapi, efek dan hipertensi' setelah itu dilakukan eliminasi
berdasarkan kriteria seleksi.

ditemukan bahwa teknik terapi perilaku yang paling efektif adalah pelatihan kesadaran dan terapi
relaksasi yang digunakan dalam studi Ahmadpanah et al. Mereka menghasilkan penurunan tekanan darah
rata-rata tertinggi yang tercatat dalam ulasan ini. Penelitian lain menemukan teknik ini efektif dalam
mengobati hipertensi. Kedua teknik ini efektif untuk manajemen stres yang juga merupakan faktor risiko
hipertensi.

DECISION
Jika mendapatkan pasien dengan kondisi klinis seperti itu lagi, saya bisa melakukan tindakan relaksasi
napas dalam. Dan saya bisa tanpa menggunakan obat penurun TD untuk mengevaluasi apakah tindakan
tersebut efektif.

REFERENSI
Benedict. A, Sophie.O, Akindele, Zainob, Samuel.O., (2020)., Effectiveness of behavioural therapy on
the blood pressure of adult with hypertension: A systematic review in on-african population.
DOI:10.4103/npmj.npmj_199_19.
https://remote-lib.ui.ac.id:2089/docview/2391278637/fulltext/28961E7FA64C43B7PQ/1?
accountid=17242

Anda mungkin juga menyukai