Anda di halaman 1dari 1

WOC SEPSIS NEONATORUM Port d’en tree

Prenatal (in utero) Postnatal

Perinatal

Paparan mikroorganisme dari aliran Nosokomial, petugas kesehatan, alat


Darrah maternal meliputi plasenta Kontak langsung dengan mikroorganisme kesehatan Gangguan pada Hematopoetik
Dari saluran GU/GI maternal

Leukosit > 12.000 sel/mm atau < 400 sel/mm


Gonococus, Candida albican, Herpes Port d’antrea : tali pusat, kulit, mukosa mata,
Ingesti/aspirasi cairan amnion yang terinfeksi hidung, faring, telinga, & sistem internal Jaundice
Simpleks II, clamydia, Listeria
(respirasi, saraf, GI & kemih) Pucat
Petekie, ekimosis
splenomegaly
Stafilococus, Klebseila, anterococci
Ketuban peccah dini, perdarahan maternal
(placenta previs)
Resiko tinggi infeksi b.d. pertahanan imunologis yang
Neonatal Sepsis
kurang

Risk factor : Risk factor :


 Low birth weigh (<2500)  Hospital-acquired Nosocominal
 Febrile illnes in the mother Infection Pasien tidak menunjukan tanda-tanda inveksi
 Foul smelling/meconius (ivasive procedure, mechanical nosokomial
stanied liquor EanyOnset Sepsis/EOS ( < 3 hari Late Onset Sepsis/Laos ( 1-3 minggu ventilation)
Kelahiran/< 72 jam) kelahiran/> 72 jam)
 Rupture membranes  Community acquired Nosocominal
 Vaginal examinations >3 Infection (sepricemia pnemonia,
meningitis, poor hygiene, poor cord Pastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci
During labor v v
 Prolonged labor care, bottle feeding tangan sebelum dan sesudah mengurus bayi
 Perinatal asphisia Pastikan bahwa semua alat yang kontak dengan bayi
sudah bersih/steril
Beri therapy antibiotik sesuai instruksi
Pastiikan asepsis ketat/sterilitas untuk tindakan infasif
lakukan tindakan keperawatan yang meminimalkan
resiko nosokomial infeksi termasuk tehnik cuci
Sindrom Respon Inflamasi Sistemik tangan yang baik

Respiratorius Susunan saraf pusat Cardiovaskuler (sirkulasi) Gastrointestinal Intergumen

Dunkel, B.,& Corley, K.T. (2015). Pathophysiology,


 Tachipnea, apnea, dyspnea  Bayi tidak “bertingkah baik” Tachicardia  Menyusu buruk diagnosis and treatment of neonatal sepsis. 27,92-98.
Struktur kulit immatur,
 Intoleransi pemberian susu https://doi.org/10.111/eve.12234
 Sianosis  Kontrol suhu buruk hipotermia (< 36̊C) atau prosedur invasit
 Muntah Kim, W.Y.,& Hong, S.B. (2016). Sepsis and acute
 Retraksi hipertemia (>38̊C)
 Diare, penurunan defekasi respiratory distress syndrome: Recent update.
 Grunting Tubercolosis and Respyiratory Disease, 79(2), 53-57.
Resiko tinggi kekurangan/kelebihan volume  Distensi abdomen
cairan b.d. karakteristik fisiologis immatur, https://doi.org/10.4046/trd.2016.79.2.53
 Aktivitas berkurang (letargi, hiporefleksia,  Hepatomegali
Resiko tinggi ggn intergritas kulit b.d. Marcea, D., Grive, R., Allen E., Sadique, Z., Morris, K.,
coma) penyakit
struktur kulit imatur, immobilitas, Pappachan, J., ... Elbourne, D. (2014). A Randomized
 Aktivitas meningkat (iritable, tremor, penurunan status nutrisi, prosedur trial of hyperglycemic control in pediatric iintensive
Pola nafas tidak efektif b.d. Imaturitas paru kejang) invasif care. New england Journal of medicine, 370(2), 107-
& neuromuskuler, penurunan energi &  Peningkatan/penurunan tonus Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan 118. https://doi.org/10.1056/nejmoa1302564
keletihan  Gerakan mata abnormal Pasien menunjukan status hidrasi adekuat tubuh (resiko tingggi) b.d.ketidakmampuan
mencerna nutrisi karna penyakit

Pasien mempertahankan integritas kulit


Kaji status hidrasi turgor kulit, TD, edema, BB,
Termoregulasi tidak efektif b.d. kontrol suhu
Pasien menunjukan oksigenasi yang adekuat yang imatur, penurunan lemak tubuh membran mukosa, dll) Kaji status nutrisi pasien
(subkutan) Pantau dengan ketat cairan & elektrolit terhadap Pertahankan cairan parenteral/nutrisi sesuai
terapi yang meningkatkan kehilangan cairan instruksi
tak disadari Pantau adanya intoleransi terhadap tterapi
Bersihkan kulit dengan air hangat biasa, sabun
Lakukan strategi untuk meminimalkan IWL parenteral total terutama protein dan glukosa
lembut non alkoohol
Pastikan dan atur masukan cairan Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada ibu
Pasien mempertahankan suhu tubuh yang stabil Bersihkan mata, are oral, perianal, & area
oral/parenteral yang adekuat terutama kemampuan untuk koordinasi
 Observasi & kaji pola nafas pasien dimana terjadi kerusakan kulit setiap hari
Hindari pemberian cairan hipertonik menelan dan bernafas
 Beri posisi untuk pertukaran udara yang optimatimal Beri zat pelembab setelah dibersihkan
Pantau keluaran urine & nialai laboratorium Gunakan pemberian makanan OGT bila bayi
 Observasi adanya penyimpangan fungsi nafas, kenali tanda-tanda distres Pastikan jari-jari tangan/kaki dapat terlihat bila
mudah lelah saat mengisap, refleks
(mengorok, sianosis, apnea) Pantau suhu pada bayi yang tidak stabil digunakan untuk jalur IV
muntah/menelan lemah
 Lakukan therapy dada sesuai ketentuan Tempatkan bayi dalam inkubator/penghangat, beri Gunakan matras penghangat/pengurang tekanan
Bantu ibu menyusui bila memungkinkan
 Pertahankan susu lingkungan yang netral pakaian hangat
 Observasi dan kaji respon pasien terhadap terapi ventilasi dan oksigenasi Pantau tanda-tanda hipertemia (kemerahan, ruam,
diaforesis)
Hindari situasi yang dapat mengakibatkan bayi
kehilangan panas
Kolaborasi untuk therapy antipiretik

Anda mungkin juga menyukai