Anda di halaman 1dari 1

WEB OF CAUTION TB PARU

Droplet mengandung Udara tercemar


NAMA : EKO APRIYANTO Mycobacterium Tuberculosis Mycobacterium Tuberculosis
NIM : P1337420920035

Terhirup lewat saluran pernafasan

Faktor dari luar: Masuk ke Paru Faktor dari dalam:


- Alhohol - Usia muda/ bayi
- Rokok Alveoli - Gizi buruk
- Sosial ekonomi rendah - Lanjut usia
- Terpapar penderita TBC Mycobacterium menetap
- Lingkungan buruk
Imunitas tubuh menurun

Proses peradangan

Manifestasi Klinik
1. Demam
2. Batuk/ Batuk Berdarah
3. Sesak Napas
4. Nyeri dada
5. Malaise

Pemeriksaan Diagnostik TUBERCULOSIS PARU


1. Pemeriksan spesimen dahak Definisi: Suatu penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa
2. Foto toraks yang menyerang paru serta dapat juga menyerang bagian tubuh yang lainnya yang secara
SIKI khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini
Observasi bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain Klasifikasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) (Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare. 2002)
Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, ronkhl kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) 1. Berdasarkan organ yang terkena 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
Teraupetik a. TB Paru a. TB Paru BTA Positif
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift Jaw-thrust jika curiga trauma servikal) PENGKAJIAN FOKUS b. TB Ekstra Paru b. TB Paru BTA Negatif
Posisikan semi-Fowler atau Fowler 1. Riwayat penyakit sekarang
Berikan minum hangat 2. Riwayat penyakit terdahulu
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 3. Pola napas Komplikasi
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik 4. Respiration Rate 1. Hemoptosis berat
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal 5. Karakteristik Sputum 2. Kolaps dari lobus akibat ratraksi bronkial
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill 3. Bronkietasis
Berikan oksigen, jika perlu 4. Pneumotorak
Edukasi SLKI ANALISA DATA 5. Metastase infeksi ke organ lain
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi Setelah dilakukan asuhan kep selama 3x24 jam diharapkan 6. Insufisiensi Kardio Pulmoner
Ajarkan teknik batuk efektif maka bersihan jalan napas meningkat dengan kriteria hasil: Subjektif Objektif
Kolaborasi 1. Batuk Efektif 1. Pasien mengeluh panas 1. Terdengar suara Ronchi basah, kasar,
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu. 2. Produksi Sputum Menurun 2. Pasien mengeluh batuk/ batuk berdahak dan nyaring Keperawatan:
3. Mengi menurun 3. Pasien mengeluh sesak napas 2. Atropi dan retraksi interkostal pada a. Promotif: Penyuluhan
4. Frekuensi napas 12-20 kali/menit 4. Pasien mengeluh nyeri dada keadaan lanjut dan fibrosis b. Preventif: Vaksinasi BCG, Menggunakan isoniazid (INH), menjaga kebersihan lingkungan
5. Pasien mengeluh malaise dan kelelahan 3. Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura Penatalaksanaan
4. Pembesaran kelenjar biasanya multipel Medis:
5. Benjolan/ pembesaran kelenjar pada leher a. Jangka pendek: Dengan tata cara pnegobatan setiap hari dengan jangka waktu 1-3 bulan
(servical), axila, inguinal, dan submandibula b. Jangka panjang: setiap 2x seminggu, selama 13-18 bulan
6. Kadang terjadi abses

SDKI SDKI
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d Hipersekresi Jalan Napas DIAGNOSA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN 2. Pola Napas Tidak Efektif b/d Hambatan upaya napas

SLKI SIKI
SDKI Setelah dilakukan asuhan kep selama 3x24 jam diharapkan Observasi
3. Defisit Nutrisi b/d Faktor psikologis maka pola napas klien membaik dengan kriteria hasil: Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
1. Frekuensi napas membaik Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
2. kedalaman napas membaik Monitor kermampuan batuk efektif
SIKI 3. ekskursi dada membaik Monitor adanya produksi sputum
Observasi SLKI 4. penggunaan otot bantu napas membaik Monitor adanya sumbatan jalan napas
Identifikasi status nutrisi Setelah dilakukan asuhan kep selama 3x24 jam diharapkan Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan diharapkan defisit nutrisi membaik dengan kriteria hasil : Auskultasi bunyi napas
Identifikasi makanan yang disukai 1. Frekuensi makan Monitor saturasi oksigen
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien 2. Nafsu makan Monitor nilai AGD
Identifikasi pertlunya penggunaan selang nasogastrik 3. bising usus Monitor hasil x-ray toraks
Monitor asupan makanan 4. membran mukosa Teraupetik
Monitor berat badan 5. sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan Dokumentasikan hasil pemantauan
Teraupetik Edukasi
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesual
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan jika perlu

Anda mungkin juga menyukai