Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS POLIKLINIK

IMPAKSI SERUMEN
Pembimbing :
dr. Rini Hidayat

Disusun Oleh :
dr. Sabrina Dhia Salsabila

PUSKESMAS BAYAT
KABUPATEN KLATEN
2023
PENDAHULUAN
Indonesia menunjukkan penyakit telinga luar (6,8%),
penyakit telinga tengah (3,9%), dan presbikusis (2,6%).

Penyebab terbanyak dari morbiditas telinga


ialah serumen prob (3,6%). (Kemenkes, 2013)

Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula
seruminosa yang berkombinasi dengan epitel deskuamasi dan rambut

menutupi kanalis akustikus eksternus

gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang
Nama : Ny. N
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bayat, Klaten
Keluhan Utama:
Penurunan pendengaran telinga kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien baru datang ke poli pada tanggal 2 Oktober 2023 mengeluhkan terdapat penurunan
pedengaran pada telinga kanan sejak 3 minggu yang lalu, Keluhan ini dirasakan ketika
lawan bicara memiliki suara yang kecil dan jaraknya berjauhan dengan pasien, keluhan
tidak dirasakan jika lawan bicara pasien memiliki suara yang keras dan lantang. Pasien
juga mengeluhkan terdapat suara gemuruh seperti kemasukan air di telinga kanan, pasien
memiliki kebiasaan membersihkan telinganya dengan cutton bud seminggu sekali namun
semenjak memiliki keluhan menjadi lebih sering yaitu dua hari sekali, namun tidak ada
perubahan. Pasien mengatakan tidak terdapat nyeri kepala, pusing berputar, telinga
berdenging dan cairan keluar dari telinga, pasien tidak memiliki trauma atau sedang
mengonsumsi obat apapun. Tidak ada riwayat demam batuk pilek sebelumnya.

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


RIWAYAT PENYDAKIT
RIWAYAT DAHULU
RIWAYAT SOSIAL
PENYAKIT EKONOMI
Riw. keluhan
DAHULU  Pasien seorang ibu rumah tangga
serupa (-)  Memiliki kebiasaan membersihkan
Riw. batuk dan
telinga dengan cuttonbud setiap
pilek (-)
seminggu sekali lalu meningkat
Riw. gigi
menjadi dua hari sekali,
berlubang (-)  Pasien tidak hobi berenang
Riw. alergi (-)
maupun kebiasaan mendengarkan
Riw. operasi (-)
RIWAYAT PENYAKIT music dengan menggunakan
Riw. keganasan
KELUARGA earphone.
(-)
Riw. keluhan  Jaminan kesehatan pasien
serupa (-) menggunakan BPJS PBI.
Riw. operasi (-)
Riw. keganasan
(-)
Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat
Pemeriksaan Fisik
 KU / KES : Baik, Compos Mentis E4M6V5
 Vital Sign
TD : 141/85 mmHg  Antropometri
HR : 79 x/menit, regular BB : 75 kg
RR : 20 x/menit TB : 153 cm
Suhu : 36,6 C IMT : 32.04 kg/m² (obesitas tingkat 2)
SpO2 : 99% Room Air

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


STATUS LOKALIS
TELINGA Auris Dextra Auris Sinistra

Hiperemis (-), tumor (-), Hiperemis (-), tumor (-), hematom


Aurikula hematom (-), tragus pain (-), (-), tragus pain (-), antitragus pain
antitragus pain (-) (-)
Nyeri tekan (-), benjolan (-), Nyeri tekan (-), benjolan (-),
Preaurikula edema (-), hiperemis (-) edema (-), hiperemis (-)
Nyeri tekan (-), benjolan (-), Nyeri tekan (-), benjolan (-),
Retroaurikula edema (-), hiperemis (-) edema (-), hiperemis (-)

MAE Mukosa edem (-), hiperemis (-), Mukosa edem (-), hiperemis (-),
serumen (+) 2/3 dalam, Otorea serumen (-), Otorea (-),
(-)
Tertutup serumen (+), Reflek Reflek cahaya arah jam 7, Perforasi
Membran cahaya (-), Perforasi kolesteatoma (-), jaringan granulasi
Timpani kolesteatoma (-),Kasus
jaringan (-), polip (-), hiperemis (-)
Poliklinik| Puskesmas Bayat
granulasi (-), polip (-),
STATUS LOKALIS

hidung
Rhinoskopi Anterior Dextra Sinistra
Konka inferior edem - +
Konka inferior hiperemis - -
Sekret - -
Tumor - -
- -
Deviasi Septum
Rhinoskopi Posterior Tidak
Dilakukan Tidak
Dilakukan

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


Tenggoro STATUS LOKALIS
Uvula k Tepat ditengah
Tonsil Dextra Sinistra
Tonsil - -
Hipertrofi - -
Kripte - -
- -
Detritus
- -
Hiperemis
Mulut
Lidah perdarahan (-)
Gigi Ulkus (-), perdarahan (-)
Orofaring Granulasi (-), Hiperemis (-), Post Nasal drip (-), Massa (-)

Vagal reflex (+)


Laringoskopi indirek Tidak dilakukan

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


Leher STATUS LOKALIS

Bentuk simetris
Kelenjar tiroid Pembesaran (-)
Massa
(-)
Kelenjar getah Pembesaran (-)
bening

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


Diagnosis Diferensial Diagnosis
Impaksi serumen Auricula Dextra - Benda Asing diliang teling
- Kolestetoma Eksterna

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


TATALAKSANA

IRIGASI TELINGA

KIE MENGENAI PENYAKIT:


- Menjelaskan mengenai faktor risiko dari penyakit seperti :
o Tidak boleh membersihkan telinga menggunakan cuttonbud
o Menghindari mengorek telinga dengan tangan atau benda apapun
o Tidak boleh kemasukan air atau basah pada telinga

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : ad
bonam
2. Quo ad sanationam : ad
bonam
3. Quo ad fungsionam : ad
bonam

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


ANATOMI

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


FISIOLOGI

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


DEFINISI DIAGNOSIS BANDING

Akumulasi serumen yang menyebabkan gejala


Benda asing di telinga
(penurunan fungsi pendengaran, rasa penuh pada
telinga, gatal, tinnitus, otalgia, keluar cairan dari Kolesteatoma eksterna
telinga) atau dapat menghambat inspeksi yang
diperlukan dari saluran telinga, membran timpani,
atau sistem audiovestibular atau keduanya.

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


Etiologi
 Dermatitis kronik pada telinga luar
 Liang telinga sempit
 Produksi serumen terlalu banyak dan kental
 Terdorongnya serumen ke lubang lebih dalam (akibat kebiasaan mengorek telinga).

usaha lain yang berbahaya akibat trauma terhadap


kulit
bisa menyebabkan infeksi

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


Patogenesis
 Pembersihan liang telinga yang tidak tepat dapat mengganggu mekanisme pembersihan serumen normal
dan mendorong serumen ke arah membran timpani.
 Serumen yang menumpuk pada kanalis dapat menyebabkan impaksi.
Impaksi serumen terbentuk dari mekanisme pembersihan atau produksi serumen yang berlebih.
 Sumbatan serumen terdiri dari sekresi kelenjar serumen, sebum, debris eksfoliatif, dan kontaminan.
 Seiring bertambahnya usia;  kulit meatus akan semakin kering
 perubahan secret  serumen menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

Basah-Kering
Lunak-Keras

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan fisik


 Awalnya bersifat asimtomatik  Pemeriksaan otoskop:
 Keluhan: • Adanya obstruksi oleh material berwarna
• Pendengaran menurun kuning kecoklatan/kehitaman dengan
• Rasa penuh konsistensi lunak – keras
• Vertigo
• Tinitus
• Rasa nyeri
 Riwayat mengorek telinga
 Riwayat memasukkan benda asing

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


TATALAKSANA

• AGEN SERUMENOLITIK

• IRIGASI

• PENGAMBILAN SERUMAN SECARA


MANUAL

KOMPLIKASI
1. OTALGIA
2. VERTIGO
3. OTITIS MEDIA

Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat


KESIMPULAN
 Impaksi Serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang
telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu

 Serumen didefinisikan sebagai campuran sekret (sebum dengan sekresi dari apokrin yang dimodifikasi
kelenjar keringat) dan sel-sel epitel yang terkelupas, dan zat normal yang ada di auditori eksternal kanal

 Serumen memiliki fungsi untuk membersihkan, melubrikasi, dan sebagai antibakteri dan antifungi.

 Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe
lunak dan tipe keras.

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan yang didapat dari pasien berupa pendengaran yang menurun
hingga tuli ringan, adanya rasa penuh di telinga sampai rasa nyeri telinga dan gambaran dari serumen
baik dari konsistensi maupun dari warna serumen

 Penanganan serumen dilakukan dengan menggunakan obat tetes telinga yang bersifat seruminolisis,
penyemprotan telinga, dan metode dengan instrumentasi seperti kuretase dan penyedotan (suction).
Kasus Poliklinik| Puskesmas Bayat
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pendengaran Sehat untuk Hidup Bahagia. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta; 2013 Mar 10; 5.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Telinga Sehat Pendengaran Baik. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta; 2010 Mar 4 Safer DA. Cerumen Impaction. Health Library; 2014.
Soekidjo N. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Coulter, J. 2022. Otalgia. In: Statpearls. [Intenrnet]. Diakses tanggal 9 September 2022.
Michaudet, C. dan John, M. 2018. Cerumen Impaction: Diagnosis and Management. American Family Physician.
98(8):526-529.
Setiawati, M. dan Susianti, 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Vertigo. Majority. 5(4): 91-95.
Yuniarti, D., Asman, S., Fitriyasti, B. 2019. Prevalensi Otitis Media Akut di RS Islam Siti Rahmah Padang Tahun
2017. Health & Medical Journal. 1(1):59-63.
Wahyuni, S. dan Widodo, A. 2012. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Lidah. Jurnal THT-KL. 5(1): 44-
61.
Warshawsky, S., Landolph, J.R., 2006. Molecular Carcinogenesis and the Molecular Biology of Human Cancer
1st Ed. USA: Boca Raton USA.
Schawartz, S.R., Anthony, E.M., Richard, M.R., Bopana, B.B., Claire, M.L., Kenneth, L., et al. 2017. Clinical
Practice Guideline (Update): Earwax (Cerumen Impaction). Otolaryngology–Head and Neck Surgery.
Amerika: Vol 156: 1-29

Michaudet, C., & John, M. 2018. Cerumen Impaction: Diagnosis and Management. American Family Physician.
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai