REFLEKSI KASUS
VARICELLA
Disusun Oleh :
Sayyid Moh. Faiz Al Aziyyi
182277714506
Pembimbing :
dr. Diany Nurdin, M.Kes, Sp.KK
.
Status Pasien
Identitas Pasien
NAMA Ny. A
USIA 34 Tahun
PEKERJAAN -
STATUS PERKAWINAN -
AGAMA Islam
ANAMNESIS Seorang Laki laki usia 34 tahun, datang ke klinik RS Anutapura Palu
TERPIMPIN (Perawatan Murray) dengan keluhan bintik bintik merah muda pada
lengan kiri, kemudian muncul di punggung, leher dan paha. Pertama
kali sejak 1 hari yang lalu. Pada hari ini bintik bertambah banyak
dibagian seluruh badan. Demam positif(+) gatal positif(+) masuk ke
rumah sakit dengan keluhan sakit kepala. Pasien tidak mermiliki
Riwayat pengobatan, Riwayat keluarga ada yang terdampak cacar 1
minggu yang lalu. Pasien tidak memiliki Riwayat penyakit sebelumnya.
BAB lancer, BAK kadang lancer.
Status Pasien
Keadaan umum Sakit (Sedang), Kesadaran (Compos Status lokalis Regio Dorsalis, Regio Ekstremitas Superior
Mentis), Gizi (Baik), Higiene (cukup) dan Inferior
Laboratorium
Jantung/Paru Tidak dilakukan pemeriksaan
(-)
Abdomen Tidak dilakukan pemeriksaan • kolesterol
(-)
Ekstremitas Edema (-/-), Akral hangat (+/+) • Dan lain-lain
masuk (port d'entry), menyebar melalui pembuluh darah dan limfe, mengakibatkan viremia primer. Tubuh mencoba
mengeliminasi virus terutama melalui sistem pertahanan tubuh non spesifik, dan imunitas spesifik terhadap VVZ.
Apabila pertahanan tubuh tersebut gagal mengeliminasi virus terjadi viremia sekunder kurang lebih dua minggu
setelah infeksi. Viremia ini ditandai oleh timbulnya erupsi varisela, terutama di bagian sentral tubuh dan di bagian
inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis dimulai dengan gejala prodromal, yakni demam yang
tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang
dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas mirip tetesan embun (tear drops) di atas
dasar yang eritematosa. Vesikel akan berubah menjadi keruh menyerupai pustul dan kemudian menjadi krusta.
Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru sehingga pada satu saat tampak gambaran polimorfi.
Penyebaran terutama di daerah badan kemudian menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas, serta dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terdapat
pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
.
PEMBAHASAN
●Pada umumnya tidak diperlukan pada varisela tanpa komplikasi, pada sediaan darah tepi
dapat ditemukan penurunan leukosit, dan peningkatan enzim hepatik. Dapat dilakukan percobaan
Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwamai dengan Giemsa. Bahan diambil dari
kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak. Namun, hasil ini tidak spesifik
untuk varisela. Bila keadaan laboratorium memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan cairan
jarang). Variola secara klinis lebih berat dan memberi gambaran monomorf, penyebaran dimulai dari bagian akral tubuh,
●Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan
sedatif, atau antihistamin yang mempunyai efek sedatif. Antipiretik antara lain parasetamol. Terapi lokal ditujukan
mencegah agar vesikel tidak pecah terlalu dini, karena itu diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (mental,
kamfora). Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik oral atau salap. Dapat pula diberikan obat-obat antivirus
mg dan antihistamin cetirizine 1x10 mg. pasien juga mendapatkan terapi antiviral yaitu
acyclovir 5x800 mg selama 7 hari. Untuk terapi topikal pasien mendapatkan bedak salycil talc
2% untuk mengurangi gatal akan pasien tidak menggaruk dan membuat vesikel pecah terlalu
dini. Pasien juga mendapatakn salep berupa antibiotik topikal (Fuson cr 5%) + antivirus
(Acyclovir 10 gr) + kortikosteroid (Dexocort 10 gr) digunakan 2 kali sehari yaitu pada saat pagi
dan sore.
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan xantelasma ditujukan untuk mengatasi gangguan kosmetik. Berbagai macam terapi
pernah dilaporkan dengan cara bedah maupun nonbedah, walaupun sampai saat ini belum dapat
disimpulkan terapi yang paling baik dan efektif. Pilihan terapi meliputi bedah eksisi, bedah listrik, bedah
beku, laser, dan bahan kaustik kimia. Penatalaksanaan medikamentosa diberikan apabila terdapat
kelainan yang mendasari serta merujuk kepada dokter spesialis yang berkaitan dengan kelainan
tersebut. Pasien mendapatkan terapi Atorvastatin dari dokter penyakit dalam untuk mengobati keluhan
kolesterol.
Daftar Pustaka
1. Djuanda, Adhi. Varicella. Dalam: Ronny P. Handoko editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
2. Kang S, Amagai M, Bruckner A L. et all Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 9th Ed. New
3. Ayoade F, Kumar S. Varicella Zoster. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/
TERIMAKASIH !!