Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PROFESI DOKTER


UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2023

REFLEKSI KASUS

VARICELLA
Disusun Oleh :
Sayyid Moh. Faiz Al Aziyyi
182277714506

Pembimbing :
dr. Diany Nurdin, M.Kes, Sp.KK
.
Status Pasien
Identitas Pasien
NAMA Ny. A

USIA 34 Tahun

JENIS KELAMIN Laki Laki

ALAMAT Jalan Samudera 2

PEKERJAAN -

STATUS PERKAWINAN -

AGAMA Islam

TANGGAL PEMERIKSAAN 11 Februari 2023


ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA Bintik bintik berwarna merah muda pada lengan kiri

ANAMNESIS Seorang Laki laki usia 34 tahun, datang ke klinik RS Anutapura Palu
TERPIMPIN (Perawatan Murray) dengan keluhan bintik bintik merah muda pada
lengan kiri, kemudian muncul di punggung, leher dan paha. Pertama
kali sejak 1 hari yang lalu. Pada hari ini bintik bertambah banyak
dibagian seluruh badan. Demam positif(+) gatal positif(+) masuk ke
rumah sakit dengan keluhan sakit kepala. Pasien tidak mermiliki
Riwayat pengobatan, Riwayat keluarga ada yang terdampak cacar 1
minggu yang lalu. Pasien tidak memiliki Riwayat penyakit sebelumnya.
BAB lancer, BAK kadang lancer.
Status Pasien
Keadaan umum Sakit (Sedang), Kesadaran (Compos Status lokalis Regio Dorsalis, Regio Ekstremitas Superior
Mentis), Gizi (Baik), Higiene (cukup) dan Inferior

Tanda vital TD: 120/80 mmhg ; Nadi : 78 x/menit ;


Pernapasan: 20 x/menit ; Suhu : 36,5oC Status dermatologi
• Lokasi
Kepal Normocephal Regio Orbita Dextra, Regio Orbita Sinistra

Sklera : Ikterus (-/-) • Ukuran Miliar


Konjungtiva :Anemia (-/-)
Tampak vesikel diatas dasar yang
• Efloresensi eritematous, papula
Bibir : Sianosis (-/-)
eritematous,

Laboratorium
Jantung/Paru Tidak dilakukan pemeriksaan

(-)
Abdomen Tidak dilakukan pemeriksaan • kolesterol

(-)
Ekstremitas Edema (-/-), Akral hangat (+/+) • Dan lain-lain

Kelenjar limfa Tidak dilakukan pemeriksaan


RESUME
Seorang Laki laki usia 34 tahun, datang ke klinik RS Anutapura Palu (Perawatan Murray) dengan keluhan bintik
bintik merah muda pada lengan kiri, kemudian muncul di punggung, leher dan paha. Pertama kali sejak 1 hari
yang lalu. Pada hari ini bintik bertambah banyak dibagian seluruh badan. Demam positif(+) gatal positif(+) masuk
ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala. Pasien tidak mermiliki Riwayat pengobatan, Riwayat keluarga ada
yang terdampak cacar 1 minggu yang lalu. Pasien tidak memiliki Riwayat penyakit sebelumnya. BAB lancer, BAK
kadang lancar
Pemeriksaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg,
denyut nadi 78 kali per menit, frekuensi nafas 20 kali per menit dan suhu aksila 36,5 0C. Pemeriksaan kelenjar
getah bening tidak didapatkan pembesaran.
Diagnosis Diagnosis Banding
Kerja
VARICELLA Variola
TERAPI MEDIKAMENTOSA

Antiviral : Acyclovir tablet 5x800 mg


Antipiretik : Paracetamol tablet 3x500 mg
Antihistamin : Cetirizine tablet 1x10 mg
Vitamin : Vit. C tablet 1x250 mg
Bedak Salicyl Talc 2%
Antibiotik : Fuson cr 5 gr
Antivirus : Acyclovir 10 gr
Kortikosteroid : Dexocort 10 gr
Prognosis

Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam Quo ad cosmetikum


DUBIA AD DUBIA AD DUBIA AD DUBIA AD
BONAM BONAM BONAM BONAM
DOKUMENTASI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis yang telah dilakukan dengan keluhan bintik bintik merah muda pada
lengan kiri, kemudian muncul di punggung, leher dan paha. Pertama kali sejak 1 hari yang lalu. . Berdasarkan teori,
varicella adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster (VVZ) yang menyerang kulit dan mukosa, manifestasi klinis
didahului gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Varisela tersebar
kosmopolit, menyerang terutama anak-anak (90%), tetapi dapat juga menyerang orang dewasa (2%), sisanya menyerang
kelompok tertentu. Pada anamnesis didapatkan informasi yaitu pasien beberapa kali melakukan kontak dengan salah satu
keluarga pasien yang mengalami cacar sekitar 1 minggu sebelumnya. Secara teori Berdasarkan teori, transmisi penyakit ini
secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit. Pasien varisela biasanya
terdapat sejarah terpapar dengan pasien varisela yang lain selama 2-3 minggu.
PEMBAHASAN
●VVZ masuk ke dalam tubuh melalui mukosa saluran napas atas dan orofaring. Virus bermultiplikasi di tempat

masuk (port d'entry), menyebar melalui pembuluh darah dan limfe, mengakibatkan viremia primer. Tubuh mencoba

mengeliminasi virus terutama melalui sistem pertahanan tubuh non spesifik, dan imunitas spesifik terhadap VVZ.

Apabila pertahanan tubuh tersebut gagal mengeliminasi virus terjadi viremia sekunder kurang lebih dua minggu

setelah infeksi. Viremia ini ditandai oleh timbulnya erupsi varisela, terutama di bagian sentral tubuh dan di bagian

perifer lebih ringan.


PEMBAHASAN
●Dari pemeriksaan didapatkan tampak adanya vesikel-vesikel pada hampir seluruh tubuh Berdasarkan teori, masa

inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis dimulai dengan gejala prodromal, yakni demam yang

tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang

dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas mirip tetesan embun (tear drops) di atas

dasar yang eritematosa. Vesikel akan berubah menjadi keruh menyerupai pustul dan kemudian menjadi krusta.

Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru sehingga pada satu saat tampak gambaran polimorfi.

Penyebaran terutama di daerah badan kemudian menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas, serta dapat

menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terdapat

pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

.
PEMBAHASAN
●Pada umumnya tidak diperlukan pada varisela tanpa komplikasi, pada sediaan darah tepi

dapat ditemukan penurunan leukosit, dan peningkatan enzim hepatik. Dapat dilakukan percobaan

Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwamai dengan Giemsa. Bahan diambil dari

kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak. Namun, hasil ini tidak spesifik

untuk varisela. Bila keadaan laboratorium memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan cairan

vesikel dengan PCR guna membuktikan infeksi DNA VVZ.


PEMBAHASAN
●Varicella dapat didiagnosis banding dengan variola. Harus dibedakan dengan variola (walaupun saat ini sudah sangat

jarang). Variola secara klinis lebih berat dan memberi gambaran monomorf, penyebaran dimulai dari bagian akral tubuh,

yakni telapak tangan dan telapak kaki.

●Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan

sedatif, atau antihistamin yang mempunyai efek sedatif. Antipiretik antara lain parasetamol. Terapi lokal ditujukan

mencegah agar vesikel tidak pecah terlalu dini, karena itu diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (mental,

kamfora). Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik oral atau salap. Dapat pula diberikan obat-obat antivirus

dengan dosis dewasa Acyclovir 5x800 mg selama 7 hari.


PEMBAHASAN
●Pada skenario pasien diberikan terapi simptomatik berupa antipiretik paracetamol 3x500

mg dan antihistamin cetirizine 1x10 mg. pasien juga mendapatkan terapi antiviral yaitu

acyclovir 5x800 mg selama 7 hari. Untuk terapi topikal pasien mendapatkan bedak salycil talc

2% untuk mengurangi gatal akan pasien tidak menggaruk dan membuat vesikel pecah terlalu

dini. Pasien juga mendapatakn salep berupa antibiotik topikal (Fuson cr 5%) + antivirus

(Acyclovir 10 gr) + kortikosteroid (Dexocort 10 gr) digunakan 2 kali sehari yaitu pada saat pagi

dan sore.
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan xantelasma ditujukan untuk mengatasi gangguan kosmetik. Berbagai macam terapi
pernah dilaporkan dengan cara bedah maupun nonbedah, walaupun sampai saat ini belum dapat
disimpulkan terapi yang paling baik dan efektif. Pilihan terapi meliputi bedah eksisi, bedah listrik, bedah
beku, laser, dan bahan kaustik kimia. Penatalaksanaan medikamentosa diberikan apabila terdapat
kelainan yang mendasari serta merujuk kepada dokter spesialis yang berkaitan dengan kelainan
tersebut. Pasien mendapatkan terapi Atorvastatin dari dokter penyakit dalam untuk mengobati keluhan
kolesterol.
Daftar Pustaka
1. Djuanda, Adhi. Varicella. Dalam: Ronny P. Handoko editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi

tujuh. Jakarta; FKUI, 2017

2. Kang S, Amagai M, Bruckner A L. et all Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 9th Ed. New

York: McGraw-hill Componies. 2019.

3. Ayoade F, Kumar S. Varicella Zoster. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island

(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/
TERIMAKASIH !!

Anda mungkin juga menyukai