DISCUSSION
Pembimbing : dr. Eny Tjahjani Permatasari, Sp.M., M.kes
Disusun oleh
Andri Hernadi Salampak Dehen 112019093
ALLO ANAMNESA
Kenapa Oftamia neonatorum ? Konjungtivitis yang terjadi pada bulan pertama kehidupan yang
disebabkan oleh bakteri, virus, zat kimia.
PENYEBAB ONSET KLINIS HASIL LAB
Neisseria gonorrhoe 24 - 48 jam Akut, masif purulen Gram - diplokokus
intrasel dengan dominasi
sel neutrofil pada agar
darah dan coklat,
Onset + sifat sekret
Diagnosis :
Chlamydia trachomatis 5 – 14 hari Mukopurelen Giemsa + inklusi
Oftalmia neonatorum ec Neisseria gonorrhoe sitoplasma sel epitel.
Kultur negatif
Trauma kimia (larutan perak 24 – 48 jam Hiperemis, sekret cair/serosa, Kultur -
nitrat 1%) sembuh sendiri
1. Obat dilarutkan kedalam salah satu zat pembawa yang mengandung salah satu zat
2. Pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan kedalam wadah, tutup wadah
dan sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit.
3. Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu zat
4. Pengawet dan disterilkan menggunakan bakteri filter masukkan kedalam wadah secara
tehnik aseptis dan tutup rapat.
5. Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu zat
6. Pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan kedalam wadah, tutup rapat dan
sterilkan dengan penambahan bakterisid, dipanaskan pada suhu 98-100o C selama 30 menit.
Prognosis :
Quo ad vitam : dubia ad bonam (Jika tidak ditemukan tanda infeksi diseminata serta kelainan
sistemik),
Quo ad functionam : dubia ad bonam (Jika pasien ini menunjukkan respon penyembuhan yang
baik terhadap terapi yang diberikan)
Quo ad sanationam : dubia ad bonam (jika pasien tidak dijaga kebersihannya)
Edukasi :
Kedua orangtua juga harus diperiksa lebih lanjut untuk kemungkinan adanya infeksi menular
seksual sebagai sumber infeksi. Penegakan diagnosis infeksi menular seksual pada pasien
dewasa dengan duh tubuh uretra maupun duh tubuh vagina dapat diambil berdasarkan
pendekatan sindrom dan pemeriksaan mikrobiologis.
Bayi yang terkena harus diperiksakan penyakit menular seksual lainnya dan diobati. Selain itu,
ibu dan semua pasangan seksualnya harus diberitahu dan diterapi.
Pencegahan timbulnya oftalmia neonatorum yaitu dengan dilakukan skrining dan terapi pada
perempuan hamil dengan penyakit menular seksua. Profilaksis dapat diberika silver nitrat 1%,
0,5% eritromisin salep, atau tetrasiklin 1% pada bayi baru lahir.
PEMBAHASAN
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan lapisan mukosa (selaput lendir) yang melapisi palpebra bagian dalam
dan sklera.
Konjungtiva dibagi menjadi konjungtiva bulbi, palpebral, dan forniks
Pembuluh darah yang ke konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis.
Saraf konjungtiva berasal dari n.oftalmikus. Pembuluh limfenya sangat banyak.
Histologi Konjungtiva
Lapisan-lapisan konjungtiva dari luar ke dalam tersusun atas epitel, stroma, dan endotel
Epitel konjungtiva → epitel superfisial (sel goblet = musin) ; Epitel basal yang terletak di dekat limbus =
pigmen. basal sel berbentuk kuboid, makin ke permukaan berbentuk pipih polihedral.
Stroma konjungtiva. Lapisan adenoid ( jaringan limfoid ) ; lapisan fibrosa (jaringan ikat). Stroma 2 sel :
sel goblet yang terletak di lapisan epitel (memproduksi musin ), terpadat di bagian inferonasal; kripte
Henle yang terletak di sepertiga atas konjungtiva palpebra superior dan sepertiga bawah konjungtiva
palpebra inferior; serta kelenjar Manz yang berada di sekeliling limbus, tepi kornea, dan batas kornea
konjungtiva
Kelenjar lakrimal tambahan terdiri atas kelenjar Krause dan Wolfring. Kelenjar Krause dan kelenjar
Wolfring menyerupai kelenjar air mata. Kelenjar Krause terutama terdapat pada forniks superior dan
kelenjar Wolfring terdapat pada tepi atas tarsus palpebra superior
.
OFTALMIA NEONATORUM
Konjungtivitis yang terjadi pada bulan pertama kehidupan yang disebabkan oleh bakteri, virus, zat kimia.
Sebelum kelahiran, selama kelahiran, setelah kelahiran
Etiologi konjungtivitis neonatal dapat disebabkan oleh berbagai macam agen seperti bahan kimia atau
mikroba. Meskipun beberapa agen non-infeksius maupun infeksius dapat menginfeksi konjungtiva,
penyebab paling umum konjungtivitis neonatal adalah larutan perak nitrat (AgNO3), klamidia, gonorea,
dan infeksi virus herpes.
Peradangan konjungtiva memiliki gejala utama antara lain rasa seperti kemasukan benda asing, sakit
sekitar mata, bengkak, dan gatal. Secara obyektif bisa ditemukan reaksi-reaksi konjungtiva, termasuk
limfadenopati. Ciri khasnya adalah dilatasi pembuluh darah, infiltrasi selular dan eksudasi.
Evaluasi inflamasi konjungtiva mencakup di antaranya mengenai jenis sekret, jenis reaksi konjungtiva
(inj. Konjungtiva, kemosis, pembentukan pseudomembraan, infiltrat, reaksi folikuler dan papilarr)
Serosa ( virus akut/alergi akut ), mukoid ( kon. Kronis atau mata kering ), mukopurulen ( inf. Bakteri
akut & ringan; klamidia), purulen (akut & berat; gonoroe)
WD
Gonokokal
Infeksi yang disebabkan virus herpes simpleks (HSV) biasanya jarang terjadi sehingga
menyebabkan konjungtivitis neonatorum. Manifestasi klinis pada infeksi HSV biasanya lebih
lama muncul dari pada infeksi gonokokal yaitu pada minggu pertama atau kedua kehidupan,
unilateral, sekret serosa.
Pemeriksaan sitologik : multinucleated giant cell
Konjungtivitis Kimiawi
Konjungtivitis karena bahan kimia biasanya ditandai dengan iritasi ringan dan dapat sembuh
dengan sendirinya dalam waktu 2-4 hari, sekret serosa, serta munculnya kemerahan pada
konjungtiva muncul pada 24 jam pertama setelah pemberian larutan perak nitrat (AgNO3) atau
antibiotik yang biasanya digunakan sebagai profilaksis mata.
Komplikasi
Keratitis
Ulkus kornea
Perforasi kornea
Jaringan parut konjungtiva
Kebutaan neonatus
Endoftalmithis
Pencegahan