Anda di halaman 1dari 3

Bab II

Pajanan Psikososial

Psikososial merupakan kondisi sosial yang mempengaruhi psikologi seseorang. Kondisi


psikososial ditempat kerja yang buruk dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik maupun
emosional para pekerja, seperti gangguan muskulokeletal, stress, dan penyakit psikosomatis yang
menjadi penyebab meningkatnya penyakit akibat hubungan kerja. Walaupun demikian, faktor
psikososial bisa dikendalikan agar tetap dalam kondisi yang baik dan tidak berdampak buruk
bagi kesehatan para pekerja.1,2

Sumber pajanan psikologi ditempat kerja :

1. Aspek lingkungan : aspek lingkungan kerja meliputi modernisasi teknologi (penggunaan


mesin atau robot, komputerisasi system dll) serta dalam pajanan fisik misalnya suatu
kebisingan ditempat kerja yang menimbulkan rasa tidak aman dan memicu kondisi stress.
2. Aspek organisasional : berupa aspek beban kerja meliputi tugas, tuntutan peran, tuntutan
antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi akan berpengaruh terhadap
munculnya stress dilingkungan kerja. Tuntutan kerja dalam shift dan beban kerja yang
berlebihan dalam mencapai target kerja juga menjadi pemicu pajanan psikologi ditempat
kerja.
3. Aspek individual : aspek ini meliputi karakteristik kepribadian seseorang yang berbeda
dengan yang lain. Misalnya isu anggota keluarga, lingkungan tetangga dan komunitas
juga menjadi factor penyebab timbulnya stress yang kemungkinan besar masih akan
terbawa dalam lingkungan kerja. Apabila stresss pada individu ditempat kerja
berlangsung secara terus menerus sehingga individu mengalami kelelahan emosional dan
motivasi yang rendah untuk bekerja maka akan mempengaruhi timbulnya burnout.1,3

Sebagai respon terhadap stres, CRF disekresikan dari hipotalamus ke sistem hipofisial-
hipofisis-portal. CRF bekerja di hipofisis anterior untuk memicu pelepasan hormon
adrenokortokotropin (ACTH). Setelah dilepaskan, ACTH bekerja di korteks adrenal untuk
merangsang sintesis dan pelepasan glukokortikoid. Glukokortikoid sendiri memiliki jutaan efek
di dalam tubuh, tetapi kerjanya dapat dirangkum dalam istilah singkat untuk meningkatkan
penggunaan energi, meningkatkan aktivitas kardiovaskuler (di dalam respon fight or flight), dan
menghambat fungsi seperti pertumbuhan, reproduksi, dan imunitas.4,5,6

Perlunya dilakukan pencegahan stress kerja secara umum dapat dilakukan dengan cara:

1. Menghilangkan stressor kerja : dengan menerapkan desain ergonomis, pengendalian


kognitif (konseling, psikoterapi), kegiatan relaksasi (olahraga, rekreasi), kegiatan social,
peningkatan gairah kerja (lingkungan yang harmonis, upah yang memadai, lingkungan
yang nyaman), metode penanganan terhadap stress (menghindari rokok, berpikir positif
dll)
2. Pelayanan promotif :
 KIE (Komunikasi, infomasi dan edukasi) tentang masalah psikososial dan
kesehatn jiwa melalui berbagai macam media seperti, poster, leaflet, penyuluhan.
 Penyuluhan mengenai kebiasaan buruk sperti penyalahgunaan Napza, merokok,
serta konsumsi alcohol.
 Membiasakan olahraga, meluangkan waktu rekreasi, serta memperbanyak
kegiatan keagamaaan.7

Daftar pustaka :

1. Yunita Rahmawati. Hubungan antar stress kerja dengan burnout pada karyawan bagian
operator PT. Bukit Makmur Mandiri Utama. 2013. Diunduh dari eprints.UMS.ac.id
2. Bachri Solichul HA. Ergonomi untuk keslamatan, kesehatan kerja dan produktivitas
pekerja. 2017. Diunduh dari www.shadibakri.UNIBA.ac.id
3. Putri Utami, Ida Wahyuni, Ekawati. Journal factor-faktor yang mempengaruhi stress
kerja dan pengendalian stress kerja. 2017. Volume 5 no 5
4. Barry S, Levy, dkk. Occupational and Enviromental Health. Edisi5. USA:CRC Press;
2010. Hal 18-22.
5. Bakker AB, Demerouti E. The job demands resources model: state of the art . Journal of
Managerial Psychology 2007; 22: 309 – 328.
6. Siegrist J. Adverse health effects of high/low reward conditions. Journal of Occupational
Health Psychology 1996; 8: 27 – 41.
7. Anis Rohmana Malik. Gambaran factor psikososial ditempat kerja, peminataan
keslamatan dan kesehatan kerja program studi kesehatan masyarakat falkutas kedokteran
dan ilmu kesehatan USH Jakarta. 2016. Diunduh dari www.repository.UIN.jkt

Bab 4
Berdasarkan kunjungan kami pada suatu home industry dalam hal ini pembuatan emping,
kami telah menanyakan beberaoa hal mengenai pajanan psikososial ditempat tersebut.
Dari informasi yang didapat, para pekerja yang sebagian besar dilakukan oleh wanita (ibu
rumah tangga) dimana bekerja dalam satu hari dimulai kira-kira pada pukul 09:00
kemudian istirahat pukul 12:00 – 13:00 siang. Kemudian mereka dapat melanjutkan lagi
sampai batas waktu yang tidak tentu (bergantung pada kesibukan atau kegiatan lain
pekerjaan rumah, mengurus anak, yang mereka juga kerjakan sehari-sehari). Dalam hasil
wawancara tersebut, mereka mengaku tidak merasa terbebani dengan pekerjaan mereka
(pembuat emping), mereka tidak merasa jenuh atau stress. Dimana alasan mereka
mengikuti kerja pembuat emping merupakan suatu kegiatan membuang jenuh sekiranya
dirumah sudah tidak ada aktivitas lagi yang dilakukan. Mereka senang dengan pekerjaan
tersebut, karna mereka mendapat uang tambahan sehari-hari dari upah membuat emping
tersebut. Selain membuat emping, mereka juga melakukan rekreasi missal pada hari raya
idulfitri, mengikuti arisan setiap bulan. Mereka merasa tidak terbeban dengan kegiatan
mereka dan dengan adanya kumpulan seperti arisan membuat mereka semakin kompak
satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai