Anda di halaman 1dari 36

SEORANG WANITA USIA 16 TAHUN DENGAN ODS

HORDEOLUM EKSTERNUM

AULIANSYAH ALDISELA G99162023

AURA RAZANY G99162163

BRAMASTA AGRA G99161028

DEWI NUR MAHARANI G99161033

GHANI ABDURRAHIM G99162158

SILVIA HENI MORENA G99162164

PEMBIMBING :
dr. RAHARJO KUNTOYO, Sp. M.
STATUS PASIEN

Identitas
Nama : Ny. R

Umur : 16 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jebres Surakarta

Tgl pemeriksaan : 2 Januari 2017

No. RM : 0104XXXX
Anamnesis
Keluhan utama :

• Pasien mengeluhkan bengkak dan nyeri di kedua kelopak mata

Riwayat Penyakit Sekarang :


• Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Dr. Moewardi dengan
keluhan bengkak dan nyeri di kedua kelopak mata sejak 9 bulan
yang lalu. Pada awalnya pasien merasa bengkak berukuran kecil
kemudian lama kelamaan bertambah besar. Keluhan ini dirasakan
semakin memberat seiring berjalannya waktu. Keluhan berkurang
dengan pemberian obat anti nyeri dan obat salap. Saat diberikan
Obat salep bengkaknya menghilang kemudian berjarak 2 bulan
muncul kembali. Mata merah (-/-), pandangan kabur (+/+),
pandangan dobel (+/-), nrocos (+/+), blobok (-/-), pedas(-/-),
pusing (-/-), nyeri (+/+), ngganjel(+/+), gatal (+/+), silau (-/-),cekot-
cekot
Riwayat Penyakit Dahulu:

• Riwayat keluhan serupa : (+) pada bulan April


• Riwayat ranap : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat kencing manis : disangkal
• Riwayat alergi obat & makanan : disangkal
• Riwayat trauma mata : disangkal
• Riwayat kacamata : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

• Riwayat keluhan serupa : disangkal


• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat kencing manis : disangkal
Kesimpulan Anamnesis
  OD OS

Proses Peradangan Peradangan

Lokalisasi
Palpebra Superior Palpebra Superior

Sebab Infeksi Infeksi

Perjalanan Akut Akut

Komplikasi Nyeri Nyeri


Pemeriksaan Fisik

Kesan Umum
• Keadaan umum baik, compos mentis, gizi
kesan cukup

Vital Sign
• TD : 140/70 mmHg RR : 16 x/menit
• HR : 84 x/menit T : 36.50C
Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan Obyektif
3. Pasangan bola mata dalam orbita
Kesimpulan Pemeriksaan
Gambaran Klinis

Oculi Dextra Oculi Sinistra


Diagnosis

ODS Hordeolum Eksternum


Diagnosis Banding

ODS Kalazion

ODS Blefaritis
Terapi
Non Medikamentosa Medikamentosa

-Amoxan 500 tab 3 kali sehari


-Kompres air hangat
-Cendo Mycos Zalf 2x sehari
-Edukasi untuk menjaga
(pemakaian luar)
kebersihan
-Cataflam 25 mg tab 2 kali
sehari
Planning

Rencana pembedahan :
-Insisi :melakukan insisi pada lokasi fluktuasi pus. Untuk
mengeluarkan cairan pus.
Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi & Histologi Palpebra
Kornea dalam bahasa latin
“cornum” artinya seperti
tanduk, merupakan selaput
bening mata, bagian dari mata
yang bersifat tembus cahaya,
merupakan lapis dari jaringan
yang menutup bola mata
sebelah depan.
Hordeolum
DEFINISI
Hordeolum merupakan suatu infeksi supuratif (akut) yang
umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus pada
kelenjar palpebral. Biasa mengenai kelenjar meibom, ziess
dan moll.
ETIOLOGI

Diakibatkan oleh bakteri, virus, dan jamur


Penyebab paling sering adalah virus herpes simpleks
tipe 1
Penyebab lain :
• kekeringan pada mata
• pajanan terhadap cahaya yang sangat terang
• benda asing yang masuk ke mata
• reaksi alergi atau mata terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi
atau bahan iritatif lain
• kekurangan vitamin A
• penggunaan lensa kontak yang kurang baik
PATOFISIOLOGI

• Trauma epitel mengakibatkan stroma dan lapisan bowman rentan


infeksi

• Pada waktu peradangan sel-sel di stroma kornea pertama-tama akan


bekerja sebagai makrofag → disusul dengan dilatasi pembuluh darah
yang  ada di limbus →  tampak sebagai injeksi pada kornea →  terjadilah
infiltrasi dari sel-sel leukosit, sel-sel polimorfonuklear, dan sel plasma
yang mengakibatkan timbulnya infiltrat yang tampak sebagai bercak
kelabu, keruh, dan permukaan kornea menjadi tidak licin

• Pada perdangan yang hebat, toksin dari kornea menyebar ke iris dan
badan siliar → iris dan badan siliar meradang →  timbul kekeruhan di
cairan COA → terbentuknya hipopion

• Pada peradangan yang dalam, penyembuhan berakhir dengan


terbentuknya jaringan parut
GEJALA DAN TANDA

• Gejala keratitis
– Mata terasa sakit
– Gangguan penglihatan
– Trias keratitis (lakrimasi, fotofobia, blefarospasme)

• Tanda keratitis
– Infiltrat
– Neovaskularisasi
– Injeksi perikornea
– Kongesti jaringan yang lebih dalam
STADIUM PERJALANAN

Stadium infiltrasi Stadium regresi Stadium sikatrik

Infiltrasi epitel stroma, Ulkus disertai infiltrasi di Terjadi epitelisasi, ulkus


sel epitel rusak, edema, sekitarnya, vaskularisasi menutup, terdapat
nekrosis lokal. Gejala meningkat dengan tes jaringan sikatrik dengan
objektif (batas kabur, flouresensi positif. warna kornea kabur.
tanda radang, warna Tanpa disertai tanda
keabu-abuan dan injeksi keratitis, batas jelas,
perikorneal) selalu ada. tanpa tanda radang,
warna keputihan dan
tanpa injeksi perikorneal.
KLASIFIKASI

Lapisan Penyebab

a) Keratitis superfisialis a) Bakteri


• pungtata b) Fungi
superfisialis c) Herpes simpleks
• pungtata supepitel d) Varicella-Herpes
• pungtata profunda Zoster
e) Protozoa
b) Keratitis interstisial
c) Keratitis marginal
KLASIFIKASI

Bentuk Cara Infeksi

a) Keratitis dismorfik a) Eksogen, akibat


b) Keratitis numularis trauma
c) Keratitis filamentosa b) Jaringan sekitar,
akibat trauma atau
komplikasi
konjungtivitis
c) Endogen, akibat
alergi atau imunologi
DIAGNOSIS

• Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesis, gejala, dan hasil


pemeriksaan mata
• Pasien dengan keratitis biasanya datang dengan keluhan iritasi
ringan, adanya sensasi benda asing, mata merah, mata berair,
penglihatan yang sedikit kabur, dan silau (fotofobia) serta sulit
membuka mata (blepharospasme)
• Pemeriksaan biomikroskop (slit lamp) esensial dalam pemeriksaan
kornea
• Pemeriksaan harus melihat jalannya refleksi cahaya sementara
memindahkan cahaya dengan hati – hati ke seluruh kornea. Dengan
cara ini area yang kasar sebagai indikasi dari defek kornea dapat
terlihat
PENATALAKSANAAN
a. Primer
1) Tidak menggunakan antibiotik kombinasi steroid
2) Pasien dirujuk apabila visus menurun setelah 3 hari terapi atau tampak lesi putih di mata
3) Pasien disarankan menggunakan penutup mata untuk melindungi mata dari cahaya serta benda
yang dapat mengotori mata
4) Pemberian siklopegik apabila ada peningkatan tekanan intra okuler

b. Keratitis bakteri
1)Terapi empiris: fluorokuinolon (ofloxacin, levofloksasin, gantifloksacin) atau sefazolin.
2)Kokus gram positif: vankomisin, fluorokuinolon, sefuroksim.
3)Batang gram negatif: aminoglikosida (gentamisin), tetes tobramisin, fluorokuinolon, atau cefixime.
4)Kokus gram negatif: aminoglikosida (gentamisin), tetes tobramisin, fluorokuinolon, atau seftriakson
5)Mycobacterium: amikasin, klaritromisin, trimetropim-sulfametoksazol

c. Keratitis fungi
1)Candida: amfoterisin B, natamisin, flukonazol
2)Kapang: natamisin, amfoterisin, miconazole

d. Keratitis herpes simpleks


1)Keratitis epitel : Salep acyclovir atau gel gansiklovir yang diberikan 5x sehari. Antivirus oral terbukti sama efektif
dengan antivirus topikal
Keratitis disciform : steroid tipikal (prednison atau dexamethason) bersamaan dengan antivirus selama minimal 4
minggu.

e. Keratitis varicella zoster virus : Acyclovir oral 800mg/hari selama 7-10 hari diberikan 72 jam setelah awitan.
Antivirus topikal tidak efektif

f. Keratitis protozoa : Peradangan akut dapat diatas dengan steroid topikal


PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

• Prognosis quo ad vitam →  bonam.


• Prognosis fungsionam (semakin dalam → buruk)
• Komplikasi : penipisan kornea → perforasi kornea →  endophtalmitis
→  kebutaan
• Komplikasi lain (gangguan refraksi, jaringan parut permanen, ulkus
kornea, perforasi kornea, dan glaukoma sekunder)
• Peradangan hanya di permukaan →  sembuh tanpa jaringan parut
• Peradangan dalam → pembentukan jaringan parut (nebula, makula,
leukoma, leukoma adherens dan stafiloma kornea)
• Bila ulkusnya lebih dalam dapat terjadi perforasi
BAGAN PERJALANAN KERATITIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai