Kegawatdaruratan THT
Pembimbing:
dr. Arroyan Wardana, Sp.THT-KL
EPISTAKSIS
TRAUMA LARING
EPISTAKSIS
Epistaksis
• Definisi
perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab
kelainan sistemik
Epistaksis
• Klasifikasi
Anterior
Posterior
Epistaksis
• Etiologi
pecahnya pembuluh darah di dalam selaput mukosa hidung
80%Pleksus Kiesselbach
Epistaksis
• Lokal
Trauma Neoplasma
Kelainan
Infeksi kongenital
Epistaksis
• Sistemik
Riwayat
• Banyaknya penyakit • NSAID
• Frekuensi • Antikoagulan
• Hipertensi
• Durasi • alkohol
• Diabetes melitus
• Riwayat sebelumnya
• Gangguan
pembekuan darah
Penggunaan
Perdarahan
Obat
Pemeriksaan Fisik
Cari
Bersihkan sumber
Observasi
cavum nasi perdaraha
n
• Setelah hidung dibersihkan masukkan kapas yang dibasahi dengan anestesi local
(pantocain/lidocain) dan larutan adrenalin 1/5000-1/10000 vasokontriksi evaluasi
Pemeriksaan lanjutan
• Curiga epistaksis kronik
• Perhatikan tekanan darah pasien
• Rontgen sinus / CT scan / MRI neoplasma/infeksi
• Endoskopi
• Skrining terhadap koagulopati
• Waktu protrombin serum, waktu tromboplastin parsial, jumlah platelet, waktu
perdarahan
Tatalaksana
• Prinsip utama:
Hentikan
Cegah komplikasi
Perdarahan
Cegah berulang
Tatalaksana
• Syok perbaiki keadaan umum
• Menghentikan perdarahan epistaksis anterior
Sumbatan
Sumbatan
dengan ekspirasi
sebagian
terhambat
Sumbatan
dengan inspirasi Sumbatan total
terhambat
Tatalaksana
Stadium
Stadium II
• konservatif
(antiinflamasi,
• intubasi endotrakea
dan trakeostomi
IV
• intubasi endotrakea • krikotiroidotomi
antialergi, antibiotic,
oksigen) dan trakeostomi
Panendoscopy dan
Bronkoskopi Esofagoskopi
arteriografi