Anda di halaman 1dari 32

Referat

Kegawatdaruratan THT
Pembimbing:
dr. Arroyan Wardana, Sp.THT-KL

Kepaniteraan Klinik RSUD Kabupaten Bekasi


Periode 13 Juli – 8 Agustus 2020
Pendahuluan
• Kegawatdaruratan yang meliputi telinga, hidung dan tenggorokan
dapat mengancam jiwa, menimbulkan gangguan fungsi dan
menimbulkan kecacatan
• Secara anatomi ruang lingkup THT yang kecil dan kompleks memiliki
dampak vital terhadap kehidupan.
• Diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat diperlukan untuk
mengurangi angka kematian dan kesakitan
Definisi
kasus gawat darurat yang mengancam jiwa, dapat
mempengaruhi kesadaran dan juga tanda-tanda vital, sehingga
memerlukan diagnosis dan juga tatalaksana yang cepat guna
mencegah terjadinya kematian.
Terdiri atas

EPISTAKSIS

OBSTRUKSI SAL NAFAS ATAS

TRAUMA LARING
EPISTAKSIS
Epistaksis
• Definisi
perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab
kelainan sistemik
Epistaksis
• Klasifikasi

Anterior

Posterior
Epistaksis
• Etiologi
pecahnya pembuluh darah di dalam selaput mukosa hidung
80%Pleksus Kiesselbach
Epistaksis
• Lokal

Trauma Neoplasma

Kelainan
Infeksi kongenital
Epistaksis
• Sistemik

Hipertensi Sirosis hepatis

Arteriosklerosis Diabetes Melitus

Infeksi sistemik akut Gangguan


endokrin/hormonal

Alkoholisme Defisiensi vit C dan vit K


Anamnesis

Riwayat
• Banyaknya penyakit • NSAID
• Frekuensi • Antikoagulan
• Hipertensi
• Durasi • alkohol
• Diabetes melitus
• Riwayat sebelumnya
• Gangguan
pembekuan darah
Penggunaan
Perdarahan
Obat
Pemeriksaan Fisik

Cari
Bersihkan sumber
Observasi
cavum nasi perdaraha
n

• Setelah hidung dibersihkan  masukkan kapas yang dibasahi dengan anestesi local
(pantocain/lidocain) dan larutan adrenalin 1/5000-1/10000 vasokontriksi evaluasi
Pemeriksaan lanjutan
• Curiga epistaksis kronik
• Perhatikan tekanan darah pasien
• Rontgen sinus / CT scan / MRI  neoplasma/infeksi
• Endoskopi
• Skrining terhadap koagulopati
• Waktu protrombin serum, waktu tromboplastin parsial, jumlah platelet, waktu
perdarahan
Tatalaksana
• Prinsip utama:

Hentikan
Cegah komplikasi
Perdarahan

Cegah berulang
Tatalaksana
• Syok  perbaiki keadaan umum
• Menghentikan perdarahan epistaksis anterior

Metode trotter Tampon anterior Kauterisasi sumber perdarahan


Tatalaksana
• Menghentikan perdarahan epistaksis posterior

Tampon bellocq Foley sebagai pengganti tampon bellocq


OBSTRUKSI SALURAN NAFAS ATAS
Obstruksi Saluran Nafas Atas
• Definisi
Penyumbatan yang terjadi pada saluran nafas yang disebablan adanya benda
asing
• Etiologi
• Aspirasi benda asing yang disebabkan oleh berbagai faktor
• Kegagalan mekanisme normal  penurunan kesadaran, penyakit neurologi
• Tindakan bedah
• Faktor kecerobohan
Tatalaksana
Evakuasi benda asing di hidung
memakai pengait yang dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas

menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring

pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan

benda asing itu akan ikut terbawa ke luar

• Dapat pula menggunakan cavum Nortmaan atau “wire loop”.


Tatalaksana
• Evakuasi benda asing
• tonsil  menggunakan pinset atau cunam
• dasar lidah menggunakan cunam dan kaca tenggorok
• valekula dan sinus piriformis  laringoskopi langsung
Obstruksi Bronkus

Sumbatan
Sumbatan
dengan ekspirasi
sebagian
terhambat

Sumbatan
dengan inspirasi Sumbatan total
terhambat
Tatalaksana

Stadium
Stadium II
• konservatif
(antiinflamasi,
• intubasi endotrakea
dan trakeostomi
IV
• intubasi endotrakea • krikotiroidotomi
antialergi, antibiotic,
oksigen) dan trakeostomi

Stadium I Stadium III


TRAUMA LARING
Trauma laring
• Definisi
Trauma laring merupakan suatu keadaan dimana laring mengalami suatu
kerusakan yang dapat disebabkan oleh trauma tumpul, trauma tajam, dan
penyebab lainnya
• Etiologi

Trauma inhalasi Trauma tumpul Trauma tajam

• inhalasi uap panas, • hantaman langsung, • Akibat benda tajam


gas atau asap ekstensi atau fleksi
berbahaya berlebihan
• Diagnosis
• Gejala Klinis
• Batuk
• Sesak nafas
• Perhatikan:
• Kontusio local
• Emfisema subkutis
• Perubahan suara seperti stridor inspirasi
• Distress pernafasan dan hemoptysis
• Pemeriksaan fisik
• Terdapat hematom/jejas
• Hilangnya kartilago tiroid
• Krepitasi, diskontinuitas
• Nyeri tekan
• emfisema
• Pemeriksaan penunjang

Panendoscopy dan
Bronkoskopi Esofagoskopi
arteriografi

• dapat menentukan • disarankan terutama • disarankan dilakukan


letak luka, luas luka, pada trauma tembus pada trauma tembus
dan juga sekaligus leher dengan kondisi
sebagai penuntun pasien yang stabil.
untuk pemasangan
ETT guna menjamin
jalan nafas
• Tatalaksana
• Manajemen jalan nafas
• Trakeostomi
• Montgomery T-Tube
• Laryngeal Mask Airway (LMA)
• Tatalaksana
• Terapi bedah
• Medikamentosa lain
• Kortikosteroid  mencegah dan mengurangi edema laring pada fase akut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai