Anda di halaman 1dari 11

DISKUSI TOPIK

PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG


DAN GERAKAN BOLA MATA

Moch. Taufiq Widiatmoko


I4061192035

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA
RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK
2021
LAPANG PANDANG
• Adalah luas area yang dapat dilihat mata Ketika fokus pada titik
sentral, dan menggambarkan fungsi retina, saraf optik dan sistem
visual central pasien. glance.
• Aspek terluar lapang pandang normal. (Kanski)
Temporal : 90°
Nasal : 60o
Superior : 50o
Inferior : 70o

Boyd, kierstan. 2019. Visual Field Test. AAO. https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/visual-field-testing


Olver, jane. et al. 2014. opthalmology at a Glance. Wiley Blackwell. UK
Bowling, B., 2016. Kanski's clinical ophthalmology: a systematic approach. Elsevier.
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

Tes Konfrontasi

• Tes yang dilakukan dengan membandingkan lapang pandang


pasien dan pemeriksa, dengan asumsi lapang pandang pemeriksa
normal
• Dapat menggunakan tangan, lebih bagus menggunakan hat pin.

Douglas, G., Nicol, F. and Robertson, C. eds., 2013.  Macleod's Clinical Examination E-Book . Elsevier Health Sciences.
Teknik pemeriksaan

1. Pemeriksa berhadapan dengan pasien pada jarak 60 cm.


2. Pasien menutup matanya yang tidak diperiksa (mata kiri) dengan tangan
kiri, sementara pemeriksa menutup mata yang berhadapan dengan
mata kiri tersebut (mata kanan) dengan tangan kanan.
3. Pasien diminta melihat lurus ke mata/hidung pemeriksa
4. Pemeriksa menggerakan jari telunjuknya dari arah perifer ke sentral
dengan tangan bergerak di bidang yang ada di tengah-tengah antara
pemeriksa dan pasien

Jogi, Renu. 2009. Basic Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publication (P) Ltd. Hlm. 32.

Foster PJ dan Khaw PT. Glaucoma. Dalam Jackson, Timothy L. Moorfields Manual of Ophthalmology.
5. Apabila lapang pandang pasien normal, maka jari pemeriksa akan
terlihat pada lapang pandang yang sama dengan pemeriksa. Bila
terdapat gangguan lapang pandang (menyempit), maka jari
pemeriksaakan terlihat disudut lapang pandang yang lebih kecil dari
pemeriksa
6. Lakukan pada empat arah secara bergantian dari temporal, nasal,
superior dan inferior
7. Lakukan dengan cara yang sama pada mata sebelahnya.

Jogi, Renu. 2009. Basic Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publication (P) Ltd. Hlm. 32.
Foster PJ dan Khaw PT. Glaucoma. Dalam Jackson, Timothy L. Moorfields Manual of Ophthalmology.
KELAINAN PADA
PEMERIKSAAN
LAPANG PANDANG
1. Right Monocular Blindness: (Saraf Optik)
2. Bitemporal Homonymous Hemianopia: (Kiasma
Optikum)
3. Left Homonymous Hemianopia: (Traktus optikus)
4. Left Superior Homonymous
Quadrantanopia: (Radiasio optic)
5. Left Homonymous Hemianopia: (Talamus).
6. Left Inferior Homonymous Hemianopia: (Radiasio
optic atas)
7. Left Homonymous Hemianopia with Macular Sparing:
(Lobus oksipital kanan)

Mortrnsen, Xavier. Hemianopsia. http://morancore.utah.edu/basic-


ophthalmology-review/hemianopsia/. University of Utah School of Medicine.
Utah
PEMERIKSAAN GERAKAN
BOLA MATA

Paulsen F, Waschke J. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 3. Edisi 23. EGC : Jakarta


• Field of action adalah suatu arah pandang tertentu di mana terdapat 1 otot e
kstraokular yang berfungsi sebagai penggerak utama bola mata
• Horizontal
adduksi  m. rektus medial
abduksi  m. rektus lateral
• Vertikal
elevasi bola mata pada posisi abduksi  m. rektus superior
elevasi bola mata pada posisi adduksi  m. oblik inferior
Teknik Pemeriksaan

1. Pemeriksa berhadapan dengan pasien pada jarak 50 cm


2. Pemeriksa mengangkat kelopak atas mata pasien dengan mata pasien
menghadap ke posisi primer
3. Jari tangan pemeriksa berada 30 cm dari depan pasien dan digerakkan
ke 8 arah mata angin (cardinal gaze) dimulai dari empat arah utama (su
perior, lateral, inferior, medial) dilanjutkan dengan arah oblique
4. Perhatikan dan nilai kemampuan pergerakan bola mata pasien pada sa
at mengikuti jari pemeriksa.

Jogi, Renu. 2009. Basic Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publication (P) Ltd. Hlm. 32.
Wilson II, Fred M. 2005. Practical Ophthalmology. 5th Edition. Singapore : American Academy of Ophthalmology. Hlm. 31-38.
LR6SO4

https://www.aao.org/image/-12012
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai