Akibat pelebaran pembuluh darah pada mata, oleh udara panas/kering, paparan sinar matahari, debu,
reaksi alergi, influenza, infeksi.
Pembuluh darah : Arteri konjungtiva superior, arteri ciliary anterior alias episklera (bercabang 2 lagi)
1. Konjungtivitis : Peradangan pada konjungtiva, ditandai dengan dilatasi vaskular, inflitrasi sel,
eksudasi.
Injeksi konjungtiva = Akibat pelebaran arteri konjungtiva posterior | Injeksi siliar / injeksi
perikornea = akibat pelebaran arteri ciliary anterior
Hiperemia warna merah terang : bacterial | warna putih susu : alergika | Tanpa
infiltrasi : iritasi oleh penyebab fisik (angin / asap)
Sensasi benda asing epifora (mata berair) karena ↑ sekresi air mata dan transudasi
ringan oleh blood vessels yang hiperemik
Eksudasi ciri acute conjunctivitis. Jika eksudat banyak dan palpebral saling melengket
-> cenderung bakteri / klamidia
! Sekret hanya dapat dikeluarkan oleh epitel yang punya sel lendir, atau sel goblet pada
konjungtiva. Jumlah sekret akan lebih banyak di pagi hari karena selama kelopak mata
menutup saat tidur malam -> suhu mata = suhu badan (biasanya suhu mata < suhu
badan karena penguapan air mata) -> kuman berkembang biak dengan baik
Pseudoptosis karena infiltrasi pada otot Muller -> palpebral superior terkulai. Dapat
terjadi pada beberapa konjungtivitis berat
Hipertrofi papilar Eksudat radang mengumpul di antara serabut 2 halus yang mengikat
konjungtiva ke tarsus atau limbus
Folikel Elevated lesion, avascular (blood vesselnya di sekitar lesi). Akibat hyperthropy
lymphoid tissue pada stroma konjungtiva
Membran Akibat proses eksudatif. Terdiri atas jaringan nekrotik yang terkoagulasi,
bercampur dengan fibrin
Membran sejati Koagulum meliputi keseluruhan epitel. Diangkat -> permukaan kasar
dan berdarah
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
Dapat terjadi akut maupun kronik. Akut dapat sembuh sendiri <14 hari.
Akut Akut
Pemeriksaan :
Kerok dan kultur suggested pad all cases, WAJIB pada purulent, pseoudomembrane/membrane
Terapi : Empiris dengan broad-spectrum topical antibiotic (kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes, 6 kali
sehari atau salep 3 kali sehari selama 3 hari – PERMENKES 2014 | Levofloxacin eyedrop tiap 3 jam
sebanyak 1 tetes + artificial tears drop 5 menit kemudian sebanyak 4-6x sehari. Pilihan antibiotic lainnya
bisa cephalosporin 3rd generation – DR ELVIRA). Bilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret.
Lanjutkan dengan antibiotic spesifik seusai kultur dan uji sensitivitas.
!! Hiperakut infection Kelopak mata membengkak & kaku sehingga sukar dibuka disertai sakit pada
palpasi, eksudat purulent lebih banyak. Pada bayi biasa ditemukan sekret kuning kental bilateral. Jika
gambaran pemeriksaan diplokokus gram negative yang sugestif N.Gonorrhea, pasien dirawat inap, beri
antibiotic topical (gentamycin) dengan interval sering dan antibiotic sistemik sampai pemeriksaan
bakteri (-) 3 hari berturut-turut. Antibiotik sistemik : Ceftriaxone 1g dosis tunggal IM (jika tanpa
keterlibatan kornea), ceftriaxone parenteral 1-2g/hari selama 5 hari (jika kornea terkena) (VAUGHAN)
KIE : Remove contact lens, jaga hygiene (cuci tangan dan jangan pakai barang yang berhubungan dengan
mata bergantian dengan orang lain)
Kronik Umumnya sekunder akibat penyakit palpebral dan obstruksi ductus nasolakrimalis