Anda di halaman 1dari 99

Mata Merah

Kelompok Tutorial 1

Liska Sampagita 1310178


Chris Monalisa 1610013
Julyana Sinta Dewi 1610036
Fikrilah Abdul Azis Usmana 1610059
Angga Trie Buana 1610122
Nabila Shirin Hairunisa 1610132
Gede Anggara Setya D.B. 1610137
Eaufira Mereditha Pasaribu 1610184
Moses Arky Krisnanda 1610186
Terminologi
Direct funduscopy
INJ KONJUNGTIVA VS INJ SILIER
Inj Konjuntiva Inj Silier
Sebab : Konjungtivitis Sebab: Keratitis, iritis, iridosiklitis,
glaukoma
Lokasi : Perifer Lokasi : Sentral
Pemb. darah : jelas, pindah bila digerakan Pemb darah : tidak jelas, lurus, halus, tidak
berpindah bila digerakkan
Tetes Adrenalin : hilang Tetes Adrenalin: menetap
Sekret : Serous, mukopurulen, purulen Sekret : Serous, mukopurulen, purulen
Fotofobia (-) Fotofobia (+)
Pupil : Normal Pupil :
Miosis : keratitis, iritis
Midriasis: Glaukoma
Asal : A. Konj Post Asal : A siliaris Ant
Injeksi konjungtiva

Melebarnya pembuluh darah konjungtiva posterior


Injeksi siliar
PAPIL VS FOLIKEL
Folikel pada conjunctiva palpebra

Jaringan limfoid hipertrofik berbentuk bulat merah muda di fornix conjunctiva


Papil pada conjuntiva

Suatu reaksi non spesifik konjungtiva di daerah tarsus dan limbus, berupa
tonjolan-tonjolan yang berbentuk poligonal
● Lakrimasi

Produksi glandula lacrimal yang berlebih

● Epifora

Gangguan sistem pembuangan air mata (punctum lacrimal)


Anatomi
Anatomi sudut bilik mata depan
Konjungtiva

Dibagi menjadi :

● Konjungtiva palpebral/tarsal
● Konjungtiva bulbi
● Konjungtiva fornix
Palpebra

Permukaan palpebra

● Facies externa :
- Kulit tipis
- Gld.sebacea & gld,sudorifera
- Folikel rambut
● Facies interna :
- Dilapisi konjungtiva palpebra

Otot-otot penggerak palpebra :

- M. levator palpebra superior


- M. tarsalis superior
- M. orbicularis oculi
Persarafan sensoris palpebra :
Palpebra
● Cabang N-V1 dan N.
infraorbitalis cabang N-V2

Musculus levator palpebra


superior :

N. III ( N. Occulomotorius )

Perdarahan palpebral :

- a. supratrochlearis, a.
Supraorbitalis, a. lacrimalis, dan
a. dorsalis nasi yg berasal dari a.
ophthalmica
- a. angularis dari a. facialis
- a. transversa facialis dari a.
temporalis superficialis
Histologi
Konjungtiva

=Membrana mukosa transparan

Dibagi menjadi 3 :

1. Conjunctiva palpebrae (Menutupi permukaan dalam palpebra)

Melekat pada tarsus sehingga tidak dapat digerakan

2. Conjunctiva bulbi (Permukaan depan mata pada sklera)

Merupakan lapisan tipis, transparan, sehingga PD pada stroma


konjungtiva terlihat

3. Fornix conjunctiva superior dan inferior

Daerah peralihan antara kedua konjungtiva membentuk kantung antara


palpebra dengan bola mata
Terdiri dari 3 lapisan:

1. Epitel silindris pendek berlapis


dengan sel goblet
2. Stroma conjunctiva (jaringan ikat
longgar,PD, dan jaringan limfoid)
3. Didaerah limbus ,berubah
menjadi epitel berlapis gepeng
dan menjadi epitel kornea
Palpebra
Palpebra terdiri dari 2 lermukaan:

● Permukaan luar

-Epitel gepebg berlapis bertanduk,jar ikat


longgsr tanpa lemak dan otot lurik

-Glandula sebacea dan sudorifera ,3-4 baris


folikel rambut di batas atas palpebra ,dan
ditemukan Glandula moll(modifikasi glnd
sudorifera) dan glandula Zeiss (Modifikasi glnd
sebacea)

● Permukaan dalam

-Tarsus (jar ikat padat fibroelastik)

-glandula Tarsalis Meibom(modifikasi sebacea )

-Otot lurik M.Levator Palpebrae dan otot polos


M.Tarsalis superior Muller (untuk angkat
kelopak mata)

-M Orbicularis Oculi berjalan sirkuler untuk


menutup mata
Mekanisme Perlindungan Mata
Kelenjar lakrimal: lisozim → merusak dinding sel bakteri, sehingga bakteri tidak
dapat menginfeksi mata

Epitel :
Didapatkan CD8 Sitotoksik & sel langerhans Jika terjadi
inflamasi →
dilatasi vaskular,
Substansia propria konjungtiva :
peningkatan
sel T CD4&CD8, sel NK, sel mast, limfosit B, makrofag permeabilitas →
& sel polimorfonuklear mata merah
Flora normal mata :
○ Streptococcus
○ Staphylococcus
○ Strain corynebacterium
DIAGNOSIS BANDING MATA MERAH
Konjungtivitis
Definisi

Peradangan pada konjungtiva , memiliki banyak


etiologi dengan gejala klinis dapat berupa
hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva) ,
lakrimasi, eksudat purulen.

Ilmu penyakit mata FKUI


Etiologi

● Bakteri
○ Gram positif:
■ Staphylococcus aureus
■ Streptococcus pneumoniae
○ Gram negatif
■ Pseudomonas
■ Haemophilus influenza
■ Neisseria gonorrhoeae
● Virus
○ Adenovirus
● Alergi
● Jamur
Epidemiologi

● Konjungtivitis dapat menyerang siapa saja dan sangat mudah menular


● Konjungtivitis juga termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak
pada tahun 2015 (KEMENKES RI, 2015).
● Berhubungan dengan personal hygiene
Klasifikasi

Akut :

Konjungtivitis bacterial

● Streptococcus pneumoniae
● Staphylococcus aureus
● Haemophilus influenza

Konjungtivitis viral

Adenovirus

Kanski’s clinical ophthalmology 8th-2016


Kronis:

● Konjungtivitis alergi (Reaksi hipersensitivitas )


- Konjungtivitis vernal
- Konjungtivitis flikten
- Konjungtivitis iatrogenik
- Sindrom Steven Jhonson
- Konjungtivitis atopik

● Trachoma ( konjungtivitis folikular kronis)

Chlamydia trachomatis

Berhubungan dengan higien yang buruk

Ilmu penyakit mata FKUI

Kanski’s clinical ophthalmology 8th-2016


trachoma
Patogenesis dan Patofisiologi

Kontaminasi eksternal Pertahanan primer terhadap


( pemakaian lensa kontak, Perubahan koloni flora normal infeksi:
berenang) ( cth: streptokokus, stafilokokus, -epitel yang melapisi konjungtiva
corynebacteria) Pertahanan sekunder:
- imunoglobulin dan lisozim air
Penyebaran dari agen mata
infeksius (menggosok mata) - berkedip
- bilasan air mata

Mekanisme pertahanan
Inflamasi terganggu
(Konjungtivitis)

Proliferasi pada
Respon Vaskular Respon seluler lapisan basal
Respon Jaringan epitel

Peningkatan Pembentukan Pada epitel


permeabilitas eksudat yang superfisial akan Meningkatkan
pembuluh darah dihasilkan dari beregenerasi sekresi musin
sel-sel sehingga akan sel goblet
inflamasi terdeskuamasi
Gejala Klinis

● Mata merah
● Kemosis
● Discharge: pada konjungtivitis bakterialis lebih purulen daripada konjungtivitis
virus/alergi. Dapat menyebabkan kesulitan membuka kelopak mata
● Folikel : gejala pada konjungtivitis virus, dapat juga pada konjungtivitis alergi
● Papil
● Pembesaran nodus limfatikus preaurikular : biasanya pada konjungtivitis virus
● Edema kelopak mata : sering pada konjungtivitis bakterialis.
DD Konjungtivitis berdasar GK
DD Konjungtivitis berdasar GK
Gejala & Tanda Bakteri Virus Alergi Chlamydial

Mata merah ++ + + +

Kemosis ++ +- ++ -

Discharge purulen/mukopurulen cair cair mukopurulen

Papil +- - ++ +-

Folikel - + + ++

Nodul kelenjar limf + ++ - +-


preaurikuler

Demam +- +- - -

Keterangan: +++: sering ditemukan; ++: ditemukan; +: kadang ditemukan; +-: dapat terlihat atau tidak; -:
tidak ditemukan
Pemeriksaan Penunjang

Bila diperlukan:

● Sediaan langsung swab konjungtiva dengan pewarnaan Gram atau Giemsa


(untuk Chlamydia).
○ Infeksi bakteri : predominan neutrofil.
○ Infeksi virus: predominan limfosit.
○ Reaksi alergi: predominan eosinofil.
● Pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen blue pada kasus
konjungtivitis gonore.
Penatalaksanaan

Non farmakologi

● Tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit
● Sekret mata dibersihkan

Farmakologi

Infeksi bakteri

Kloramfenikol 1 tetes 6x sehari

Salep mata 3x1 (3 hari)

Permenkes
Konjungtivitis bakterial

Non-gonococcal:

● Antibiotik topikal (trimethoprim/ polymyxin B / fluoroquinolone drop) 5-7 hari


● H. influenzae → oral amoxicillin/clavulanate

Gonococcal :

“Dual treatment” → ceftriaxone 1 g IM + azithromycin 1 g PO

Kloramfenikol tetes mata 0,5-1 % , 1 tetes tiap jam

The Wills Eye Manual, the Office and Emergency Room Diagnosis and Treatment of Eye Disease, 7th ed
Resep

R/ ciprofloxacin 0,3 % ED FLS I

S 6dd gtt I-II OD

Atau

R/ kloramfenikol 1% EO tube I

S 1dd ue ex tenten OD noct


Konjungtivitis Alergi
● Artificial tears
● Antihistamin
○ sodium chromoglycate
○ Olopatadine 0,2%
○ Alcaftadine drop

Konjungtivitis viral
● Artificial tears
● Acyclovir 3% 5x1 (10hari) → herpes simplex virus
Pencegahan

● Higienitas pasien dan lingkungan yang baik ( contoh, mencuci tangan dengan
sabun dan air).
● Menghindari menyentuh mata, terutama setelah kontak dengan orang yang
infeksius.
● Tidak menggunakan bersama-sama barang seperti handuk, bantal
● Perawatan lensa kontak yang tepat, termasuk menghindari pemakaian lensa
kontak saat tidur dan menjaga kebersihan lensa kontak dan tempat
penyimpanannya.
● Pasien konjungtivitis yang menggunakan lensa kontak, disarankan untuk
menghentikan pemakaian lensa kontak dan membuang lensa kontak yang
sudah dipakai, cairan lensa kontak yang sudah dibuka, tempat lensa kontak
yang pernah digunakan, make up dan kuas make up yang pernah digunakan.
Komplikasi
● Jarang terjadi komplikasi jika tidak melibatkan retina.
● Keratokonjungtivitis
● Sepsis dan meningitis (N gonorrhoeae)
● Pneumonia, otitis media (infeksi Chlamydia pada anak-anak)

Prognosis

Penyakit ini jarang menimbulkan kondisi klinis yang berat sehingga pada
umumnya prognosisnya bonam. Biasanya sembuh sendiri dalam 1-2 minggu.
Glaukoma Akut
Definisi
Glaukoma : Neuropati optik kronis dengan karakteristik cupping dari discus
opticus dan hilangnya lapang pandang, biasa berhubungan dengan TIO ↑

Epidemiologi

● Penyebab kebutaan kedua setelah katarak


● Sekitar 60jt menderita Glaukoma
● USA : 3jt penderita, 50% tidak terdiagnosis
● Glaukoma sudut terbuka primer (GSTaP) : Kulit hitam & putih
Glaukoma sudut tertutup (GSTu) : Asia & Inuit
● Normal-tension Glaucoma tersering di Jepang
● Survei Kesehatan Indera : 1,5% kebutaan Indonesia → 0,2% Glaukoma
● Rikesdas 2007 : 0,46% terdiagnosis glaukoma, tertinggi di Jakarta (1,85%)
Etiologi & Faktor Risiko

TIO ↑ : Gangguan aliran humour aqueous karena abnormalitas sistem drainase di


angulus iridokornealis (GSTa) / gangguan akses humour aqueous ke sistem
drainase (GSTu)

Faktor risiko :
● Glaukoma akut (GSTu) : bilik mata depan dangkal
● Glaukoma kronis (GSTa) :
○ Primer : usia >40th & riwayat keluarga
○ Sekunder :
■ Penyakit sistemik (ex: DM)
■ Tetes mata steroid secara rutin
■ Riwayat trauma pada mata
Klasifikasi

1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut Terbuka
i. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
ii. Glaukoma Tekanan Normal
b. Glaukoma Sudut Tertutup
i. Glaukoma Sudut Tertutup Akut
ii. Glaukoma Sudut Tertutup Subakut
iii. Glaukoma Sudut Tertutup Kronis
iv. Iris Plateau
Klasifikasi

2. Glaukoma Kongenital
a. Glaukoma Kongenital Primer
→ Abnormalitas angulus iridokornealis
b. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain
i. Sindrom celah COA : Axenfeld-Rieger syndrome, Peter syndrome
ii. Aniridia
c. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular
i. Sturge-Weber syndrome
ii. Marfan’s syndrome
iii. Neurofibromatosis 1
iv. Lowe syndrome
v. Congenital rubella
Klasifikasi

3. Glaukoma Sekunder
a. Glaukoma pigmentasi
b. Sindrom eksfoliasi
c. Akibat kelainan lensa (fakogenik) : dislokasi, intumesen (pembesaran),
fakolitik (pencairan)
d. Akibat kelainan traktus uvea : uveitis, sinekia posterior, tumor,
pembengkakan badan silier
e. Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)
f. Trauma : hifema, pembengkakan sudut, sinekia anterior perifer
g. Pascaoperasi : glaukoma blok silier (glaukoma malignan), sinekia
anterior perifer, epithelial downgrowth, setelah operasi transplantasi
kornea, setelah operasi penempelan retina
Klasifikasi

3. Glaukoma Sekunder
h. Glaukoma neovaskular : DM, oklusi vena centralis retinae, tumor
intraokular
i. Peningkatan tekanan episkleral : fistula carotid-cavernous, sturge-weber
syndrome
j. Akibat steroid

4. Glaukoma Absolut
→ Glaukoma stadium akhir jika tidak terkontrol : bola mata keras, buta, &
sering nyeri
Manifestasi Klinis

● Kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada kedua mata, biasa
datang pada kondisi lanjut
● Pemeriksaan oftalmologis :
○ Biasanya terjadi visus dapat normal
○ Lapang pandang menyempit dapat diperiksa dengan tes konfrontasi
○ TIO ↑ (N: 10-21mmHg)
○ Pada funduskopi, C/D rasio ↑ (N: 0,3)
Patogenesis & Patofisiologi Glaukoma Sudut
Tertutup
Gejala Klinis Glaukoma Sudut Tertutup

● Penglihatan kabur dan ada halo saat melihat cahaya → oedem pd epitel
kornea
● Penurunan visus mendadak
● Kemerahan dan nyeri hebat pada mata
● Sakit kepala → dikarenakan nyeri yang hebat
● Mual dan muntah → dikarenakan nyeri yang hebat
Pemeriksaan Fisik

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh trias glaukoma, terdiri dari:

1. Peningkatan tekanan intraokular.


2. Perubahan patologis pada diskus optikus.
3. Defek lapang pandang yang khas.

● Pemeriksaan Fisik Oftalmologis


Glaukoma Akut Glaukoma Kronik

Visus menurun Biasanya terjadi visus dapat normal

TIO Meningkat Tekanan Intra Okular meningkat (>21 mmHg).

Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis Lapang pandang menyempit dapat diperiksa
dengan injeksi silier, injeksi konjungtiva. dengan tes konfrontasi

Edema kornea, COA Dangkal, Pupil mid-dilatasi, Pada funduskopi, C/D rasio meningkat (N=0.3).
refleks pupil negatif.
Pemeriksaan Penunjang

1. Tonometry : Measurement of intraocular pressure (Normal range TIO : 11-21


mmHg or 10-24 mmHg)
a) Teknik palpasi dengan telunjuk
b) Indentasi dengan tonometer Schiotz
c) Aplanasi dengan tonometer aplanasi Goldmann

2. Gonioscopy : Direct visualization of the anterior chamber angle →


other way : oblique illumination (ACA width) or sitlamp observation (Depth of
Peripheral AC)

3. Optic Disc Assessment

4. Visual Field Examination


Penatalaksanaan
a. Pasien tidak boleh minum sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan
(non-farmako)

b. Glaukoma akut (farmako):

Pertolongan pertama adalah menurunkan tekanan intraocular secepatnya dengan


memberikan serentak obat-obatan yang terdiri dari:

1. Asetasolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari. → gol. Inhibitor


karbonik anhidrase → menginhibisi enzim karbonik anhidrase pada corpus
cilliare → memperlambat produksi bikarbonat → penurunan sodium dan transport
cairan → penurunan produksi aqueous humor

*)karbonik anhidrase → tubulus proksimal pada nefron → bila diinhibisi → tidak


dapat mereabsorpsi bikarbonat, Na, K, dan air → meningkatkan produksi urin

2. KCl 0.5 gr 3 x/hari → mengatasi efek samping asetasolamid yang bisa


menyebabkan hipokalemia

3. Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari. → beta blocker → berikatan dgn beta 1 dan 2


adrenergik pada corpus cilliare → penurunan produksi aqueous humor
Bila perlu :

4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes sehari

5. Terapi simptomatik. (con. : epinefrin 0,5% sampai 2% 2x sehari)

Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan kesehatan tingkat


sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan pertama tersebut.
Penatalaksanaan farmako lainnya :
- Mengurangi volume vitreous humor : agen
hiperosmotik (gliserol 50% 3 hari)
- Menurunkan produksi, meningkatkan outflow
aqueous humor : agonis a2-reseptor selektif (brimonidin
0,2% 3x sehari/2x sehari)
- Meningkatkan outflow aqueous humor : analog PG
(latanopros 0,005% qhs)
- Miotika (pilokarpin) → u/ glaukoma sudut tertutup
● Terapi Operasi :
- Trabekulektomi → fungsi trabekel sudah jelek, semua tipe glaukoma
- Iridektomi → pada sudut tertutup dgn TIO terkontrol, trabekular meshwork
masih bagus
- Goniotomi → glaukoma kongenital

*) Operasi segera → manitol 20% 1-2cc/kg/BB setengah jam sebelum operasi

● Terapi Laser :

Argon laser trabeculoplasty/ALT → GSTaP


Konseling dan Edukasi

a. Memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan sangat penting untuk


keberhasilan pengobatan glaukoma.

b. Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien dengan riwayat glaukoma pada
keluarga untuk memeriksakan matanya secara teratur.

Kriteria rujukan

Pada glaukoma akut, setelah dilakukan penanganan pertama.

Pada glaukoma kronik, dilakukan segera setelah penegakan diagnosis.


Prognosis

● Diagnosis glaukoma sudut terbuka sulit karena asimptomatik dan bila tidak
diatasi dapat berkembang secara perlahan hingga terjadi kebutaan total.
Sedangkan, Glaukoma sudut tertutup merupakan suatu kedaruratan
oftalmologik.
● Bila ditangani secara cepat, prognosis lebih baik ( walaupun gangguan visus
tetap progresif bila TIO normal). Bila dideteksi secara cepat, penanganan
pasien glaucoma dapat sukses sempurna karena glaucoma bisa
dikendalikan. Bila pengobatan tidak dapat mengatasi glaucoma,
trabeculectomy atau iridectomy dapat dilakukan.
Definisi, Epidemiologi dan Insidensi, Faktor Risiko

Definisi
Blepharitis merupakan peradangan pada kelopak mata disertai dengan
terbentuknya ulkus pada tepi kelopak mata

Epidemiologi dan Insidensi


Tidak ada perbedaan ras, usia, jenis kelamin.
Meningkat bila disertai dengan penyakit lain

Faktor Risiko:

- Dermatitis seboroik
- Keadaan lingkungan yang tidak bersih
- Daya tubuh/imunitas seseorang menurun
- Disertai dengan penyakit sistemik
- Disertai dengan penyakit mata lainnya
Klasifikasi

1. Blepharitis Anterior
Inflamasi terjadi pada daerah kulit, bulu mata, folikel rambut. Dan dapat
terbagi menjadi beberapa varian (varian staphylococcal/ varian seboroik)

2. Blepharitis Posterior
Inflamasi terjadi pada daerah muara glandula tarsalis meibom, glandula
meibom, tarsus, dan perbatasan konjungtiva palpebealis dengan palpebra
Faktor Resiko (Higiene dan
Patogenesis Lingkungan Yang Tidak Bersih,
Trauma, Kesehatan atau Daya tahan
dan Tubuh Yang Menurun)

Patofisiologi Palpebra Terinfeksi Mikroba ,Contoh:


Streptococcus

Invasi Mikroba Langsung Pada


Jaringan dan Mikroba mengeluarkan
toksin, sisa metabolisme, dan sisa
enzim

Kolonisasi Bakteri Pada Kelopak


Mata

Hiperkeratinisasi Epitel dan Duktus


Kelenjar Meibom

https://emedicine.medscape.com/article/1211763-overview#a5
GEJALA KLINIS
1. Gatal pada tepi kelopak mata Inflamasi menyebabkan keluarnya
histamin
2. Merasa ada sesuatu di kelopak mata
3. Panas pada tepi kelopak mata Inflamasi
4. Kadang-kadang disertai rontok bulu mata
5. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata
sukar dibuka Sel-sel radang + mukus dari sel goblet

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tidak Diperlukan

Permenkes
Penatalaksanaan

❖ Non-Farmakologi
- Menjaga kebersihan kelopak mata, dan lingkungan
- Kelopak mata dibersihkan dengan kapas lidi hangat dan kompres selama 5-
10menit

❖ Farmakologi
- Topikal : eritomisin, basitrasin,gentamisin
Diberikan 2tetes setiap 2jam
PENCEGAHAN

1. Konseling dan Edukasi


a. Membersihkan kulit kepala, alis mata, dan tepi palpebra terutama pasien
dengan dermatitis seboroik
b. Menjaga higiene personal dan lingkungan

Permenkes
KOMPLIKASI

a. Blefarokonjungtivitis
b. Madarosis
c. Trikiasis

PROGNOSIS

Pada Umumnya Bonam, namun hal ini tergantung dari kondisi pasien, ada/tidaknya
komplikasi, serta pengobatannya

Permenkes
Identifikasi masalah
Wanita , 20 tahun

KU :

mata kanan (OD) merah (hiperemis) disertai bengkak (oedem) dan kemerahan
pada kelopak mata kanan (palpebra oculi dextra) atas dan bawah (superior dan
inferior) -Keratitis
VISUS -Ulcus cornea
MENURUN -Uveitis anterior/iridosiklitis
-Glaukoma akut
MATA MERAH
-Kongjungtivitis
VISUS
-Subkonjugtiva bleeding
NORMAL
-Pterigium
-Pinguekula
-Blefaritis
-Episkelritis
-Skleritis
3 hari lalu sedang mengendarai motor ,mata pasien terasa kelilipan dan
kemasukan sesuatu (Benda asing masuk → kemungkinan membawa
mikroorganisme) , pasien menggosok-gosokkan mata kanan (terjadi microlesi
sebagai port d’entry microorganisme // tangan kotor → kemungkinan membawa
microorganisme)

Setelah digosok mata malah terasa perih, nyeri, berair, dan pandangan terasa
agak buram. Pasien mencoba mencuci mata dengan air minum, terasa lebih baik
setelah dicuci dengan air minum tersebut. (Irigasi → benda asing tersapu dari
mata→ masuk ke meatus nasi inferior→ membaik // air bekas minum →
kemungkinan membawa microorganisme dari mulut)

RPO : obat tetes mata Insto Tutup Hijau (Regular)

(Tetrahydrozoline HCl + bahan pengawet) →

Untuk meredakan mata merah dan iritasi→

Obat simptomatik, causa tidak terselesaikan


Keesokan harinya ketika bangun tidur pasien merasa mata kanan sulit dibuka
karena lengket dan banyak kotoran mata yang berwarna hijau. (susp. Infeksi
bakteri)

Mata terlihat semakin merah disertai dengan bengkak dan kemerahan pada
kelopak mata kanan atas dan bawah

Pasien mencuci mata dengan air keran , mata bisa terbuka masih terasa agak
mengganjal gatal serta agak perih dan panas. (air keran → kemungkinan
membawa microorganisme)

Pasien kembali menggunakan Insto Mata terasa lebih nyaman dan merah
berkurang namun setelah beberapa jam kemudian keluhan timbul kembali.
(Hanya mengobati simptomatic, pengobatan inadequate)

Terdapat lakrimasi (berair → produksi gland. lacrimalis >>, drainase normal) dan
gatal
Pagi hari ketika pasien bangun keluhan semakin bertambah parah bengkak dan
kemerahan kelopak mata semakin hebat pasien sulit buka mata. (Keluhan
bertambah parah)

Mata sangat lengket karena banyak kotoran hijau. (Suspek infeksi bakteri) Mata
kanan menjadi sangat merah mata kiri tetap normal. (1 MATA → Menyingkirkan
DD/ ec virus dan alergi)

Riwayat kebiasaan :

Menggunakan soflens warna (Bila higiene buruk → FR)

Sering menggosok gosokan mata bila tidak nyaman (FR trauma → microlesi)

Alergi :

Obat Aspirin dan asma (Mencari kemungkinan alergi; Menyingkirkan DD/ec


alergi)

Lingkungan :

Teman kuliah ada yang pernah menderita mata merah pada kedua mata, namun
sudah sembuh ketika bertemu dengan pasien 3 hari lalu (Kemungkinan transmisi)
Menyingkirkan DD/ ec virus
OD

→ Visus dasar :6/7,5 → Terjadi penurunan visus yang tidak terlalu berarti

→ Palpebra : edema superior + inferior (+) , tidak teraba massa, tidak terdapat
nyeri tekan (menyingkirkan kemungkinan keganasan, tumor) terdapat sekret
kehijauan pada silia (susp. Infeksi bakteri)

→ Konjungtiva:

[Bulbi] : hiperemis, injeksi konjugtiva (+) , injeksi siliar (-) , sekret hijau (+) pada
fornix, lakrimasi (-) → Suspek Konjungtivitis ec Bacteri

[Tarsal] Superior dan inferior : papil (+) folikel (-) → Penonjolan karena terdapat
exudate biasanya karena bacteri

DK : Konjungtivitis akut bakteri OD

DD :

-Konjungtivitis akut bakteri OD

-Konjungtivitis akut viral OD

-Blefarokonjungtivis akut bakteri OD

Anda mungkin juga menyukai