Anda di halaman 1dari 13

1. How the vascularitation of the eyes?

INJEKSI KONJUNGTIVA
 Melebarnya arteri konjungtiva posterioryg memperdarahi konjungtiva bulbi
 Mudah digerakkan, injeksi terutama terletak daerah forniks, ukuran pembuluh darah semakin
perifer semakin besar,fotofobia (-)

INJEKSI SILIAR
 Melebarnya pembuluh darah perikornea (a.siliar anterior)yg memperdarahi kornea
 Padat disekitar kornea dan berkurang ke arah forniks, tidak ikut serta dalam pergerakan
konjungtiva, fotofobia (+), nyeri tekan (+)

INJEKSI EPISKLERA
 Melebarnya arteri siliaris longusyg memeperdarahi intraokular.
 Arah aliran ke sentral, warna merah gelap, tidak ikut bergerak.
Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2011.p.101 Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview#showall
2. Why the patient produced yellow discharge?

3. What kind of the discharge?

Sekret serous
• Encer seperti air dengan penyebabnya virus.
• Setelah 2-3 hari dapat menjadi mukopurulen, karena super infeksi dari kuman komensal, (daya
tahan menurun sehingga kuman komensal tumbuh tak terkendali)
Sekret mucous
• kental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas),
• penyebabnya biasanya karena proses khronis/alergi
• Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
• Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab
zat mucous terdiri dari fibrin

Sekret purulen
• Makin ganas kumannya makin purulen (nanah) mis : Gonococcen
• Banyak sel yang mati, terutama lekosit, dan jaringan nekrose
• Kuman-kumannya type ganas, fibrin sudah hancur.
• Bila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatnya seperti air,berwarna kuning
• Campuran : mucopurulen, kental berwarna kuning, elastis. Penyebabnya: biasanya
kuman kokus yang lain.

Sekret Pseudo-membranacea
• Seolah-olah seperti melekat pada konjungtiva tetapi mudah diambil dan tak mengakibatkan
perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus haemoliticus

Sekret Membranous :
• Misal : pada konjungtivitis diphtherica.
• Terbentuk sekret, sel - sel lepas dan terbentuk jaringan nekrotik.
• Terjadi defek konjungtiva.
• Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus dibawahnya.
• Bila dilepas /dikupas akan berdarah
Sekret Sanguis
• Sekret berdarah.
• Terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat virulen.
• Sering disertai sekret purulen setelah dua/ tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri
komensal.
Sifat secret :
a. Air  kemungkinan disebabkan infeksi virus atau alergi
b. Purulen oleh bakteri atau klamidia
c. Hiperpurulen disebakan gonokok atau meningokok
d. Lengket  oleh alergi atau vernal
e. Seros  oleh adenovirus
ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP.

Keluarnya Sekret/cairan warna putih kental


produk kelenjar, yang pada konjungtiva bulbi dikeluarkan oleh sel goblet. Sekret
konjungtiva bulbi pada konjungtivitis dapat bersifat
(i) Air, kemungkinan disebabkan infeksi virus atau alergi
(ii) Purulen, oleh bakteri atau klamidia
(iii) Hiperpurulen, disebabkan gonokok atau meningokok
(iv) Lengket, oleh alergi atau vernal, dan
(v) Seros, oleh adenovirus
Bila pada sekret konjungtiva bulbi dilakukan perneriksaan sitologik dengan
pewarnaan Giemsa maka akan didapat dugaan kemungkinan penyebab sekret seperti
terdapatnya :
(i) Limfosit - monosit - sel berisi nukleus sedikit plasma, maka infeksi
mungkin disebabkan virus,
(ii) Neutrofil oleh bakteri,
(iii) Eosinofil oleh alergi Sel epitel dengan badan inklusi basofil sitoplasma oleh
klamidia,
(iv) Sel raksasa multinuklear oleh herpes,
(v) Sel Leber -makrofag raksasa oleh trakoma,
(vi) Keratinisasi dengan filamen oleh pemfigus atau dry eye, dan Badan
Guarneri eosinofilik oleh vaksinia.

George M. Bohigian.M.D.:"Handbook of External Disease of The Eye". New Jersey. Sla-ck


Incorporated. Third Edition.

4. Why the patient cant open the eyes?


Penutupan kelopak mata yang lama akan membuat suhu sama dengan
suhu badan. Pada kelopak mata yang terbuka biasanya suhunya lebih
rendah dibandingkan suhu badan akibat penguapan air mata. Suhu mata
yang sama dengan suhu badan akan mengakibatkan berkembang biaknya
kuman dengan baik. Suhu badan merupakan inkubator yang optimal
untuk kuman sehingga kuman akan memberikan peradangan yang lebih
berat pada konjungtiva, sehingga sekret akan bertambah diwaktu bangun
pagi.
Ilmu Penyakit Mata, Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Sp.M, 2002

5. How can be ocular surface inflammatory process?


Sistem imunitas mata mempunyai mekanisme pertahanan dan epitel
Penutupan kelopak mata yang lama akan membuat suhu sama dengan suhu badan. Pada kelopak
mata yang terbuka biasanya suhunya lebih rendah dibandingkan suhu badan akibat penguapan air
mata. Suhu mata yang sama dengan suhu badan akan mengakibatkan berkembang biaknya kuman
dengan baik. Suhu badan merupakan inkubator yang optimal untuk kuman sehingga kuman akan
memberikan peradangan yang lebih berat pada konjungtiva, sehingga sekret akan bertambah
diwaktu bangun pagi.
Ilmu Penyakit Mata, Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Sp.M, 2002
(epitel skuamous kompleks non keratin, lapisan basal(berpigmen dan
leboh gelap), lapisan stroma (berperan untuk sitoproteksi mempunyai
lapisan adenod (calt : LDALT & malt : proteksi mukosa dan
penyeimbang antigen dan antibodi), airmata mengandung igA,
lactoferin dan lisozim dan histamine, leukotrin.
Mata terpapar pathogen  membuat lini pertahanan 
mengagktiKfan makrofag dr sel T helper  aktivasi sel B 
mensensitasi dr sel plasma  ig E degranulasi sel mast  sekresi
mediator inflamasi (bradikinin dan histamine)  vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas

Tanda penting pada konjungtivitis adalah :


a. Hiperemi :
Kemerahan yang paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah
limbus. Hal ini disebabkan oleh dilatasi pembuluh – pembuluh
konjungtiva posterior. Pembuluh darah konjungtiva posterior
berasal dari cabang nasal dan lakrimal yang merupakan cabang
teminal arteri oftalmika, menuju kelopak mata melalui forniks.
Diantara keduanya terdapat anastomosis. Injeksi konjungtiva
menunjukkan adanya kelainan pada konjungtiva superficial.
b. Lakrimasi :
Sekresi air mata oleh karena adanya sensasi benda asing, sensasi
terbakar/ gatal.
c. Eksudasi :
Adanya secret yang keluar saat bangun tidur dan bila berlebihan
palpebra saling melengket.

d. Kemosis :
Udem konjungtiva oleh karena transudasi cairan dari pembuluh
darah kapiler konjungtiva. Klinis tampak seperti
gelembung/benjolan bening pada konjungtiva bulbi atau fornix.
Kemosis dapat terjadi secara :
- Aktif : peningkatan permeabilitas pada peradangan ( eksudat )
- Pasif : akibat stasis ( perbandingan “ tissue fluid “ didalam
jaringan/organ tergantung pada keseimbangan antara produk
cairan dari arteri, penyerapan ke vena dan drainage oleh limfatik ).
Ketidakseimbangan salah satu factor ini dapat menyebabkan
kemosis.

Asyari F, 1999, “ Konsep dasar dan patogenesis peradangan


mata “, Perdami Jaya, Jakarta.

6. What is palpebra spasme? How it could be happen?


HOMEWORK

7. What is normal flora in the eyes surface?


- staphylococcus epidermis (konjuntiva dan kelopak mata)
- staphylococcus aureus (konjungtiva dan kelopak mata)
- microkokus (konjungtiva dan kelopak mata)
- streptococcus (konjungtiva)
- moracelia (konjungtiva)
- Bacillus (Knjungtibva)
- Coynebacterium xerosis (bakteri gram -, mirip haemophillus,
dikendalikan oleh aliran air mata dan mengandung lisozim

Bagaimana flora normal menjadi pathogen ? Terjadi apabila flora


normal meningkat dan imunitas manusia menurun.
Antibiotik resisten

CARI FLORA NORMAL DAN PATOGEN

8. What are the classification of red eyes?


Injeksi conjungtiva  pelebaran conjungtiva post, warna merah,
digerakkan, diberikan epinefrin dapat mengkerucut, visus baik
Injeksi siliar  melebarnya a.cilliar anterior, warna ungu, aliran ke
sentral, tidak bergerak, visus menurun
Injeksi episkleral : pelebaran a.cilliar, memperdarahi a.intraokular,
merah gelap, epinefrin tidak mengecil, glaucoma, visus sangat turun

Mata merah visus tidak turun  hanya mengenai bagian luar


Visus turun  mengenai media refrakta
9. What are the dd of the scenario?

1.
Konjungtivitis Keratitis / tukak Iritis akut Glaucoma akut
kornea

Kornea Jernih Flouresin +++/- presipitat Edema


Penglihatan N <N <N <N
Secret + - - -
Fler - -/+ ++ -/+
Pupil N <N <N >N
Tekanan N N <N> >N
Vaskularisasi Arteri Konjungtiva Siliar Plexus siliar episkleral
posterior
Injeksi Konjungtival siliar siliar
episkleral
Pengobatan antibiotik Antibiotic, Steroid + Miotika diamox
siklopegik bedah siklopegik +
uji bakterial sensibilitas Infeksi fokal tonometri
llyas, S., Konjungtivitis Vernalis dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Fakultas Kedokteran
UI, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2004
MACAM KONJUNGTIVITIS MIN 15 DAN GAMBAR
BANGUNAN PATOLOGIS DAN KELAINANNYA
10. What are the etiology of the diagnosis in the scenario?
OD : staphylococcus aereus
OS :
11. What are the additional examination of the diagnosis in the scenario?
Pewarnaan gram dan giemsa
Pmn  bakteri
Mn  virus
Makrofag rksasa  trachoma (CARI GAMBAR)
Eosinofil dan basophil  alergi
12. What are the treatment of the diagnosis?
Terapi empiris didahulukan sebelum hasil tes sensitivitas antibiotik
tersedia. Adapun terapi empiris yang dapat diberikan adalah Polytrim
dalam bentuk topical. Sediaan topikal yang diberikan dalam bentuk
salep atau tetes mata adalah seperti gentamisin, tobramisin,
aureomisin, kloramfenikol, polimiksin B kombinasi dengan basitrasin
dan neomisis, kanamisis, asam fusidat, ofloksasin, dan asidamfenikol.
Kombinasi pengobatan antibiotik spektrum luas dengan
deksametason atau hidrokortison dapat mengurangi keluhan yang
dialami oleh pasien lebih cepat.1,2
Terapi empiris didahulukan sebelum hasil tes sensitivitas antibiotik
tersedia. Adapun terapi empiris yang dapat diberikan adalah Polytrim
dalam bentuk topical. Sediaan topikal yang diberikan dalam bentuk
salep atau tetes mata adalah seperti gentamisin, tobramisin,
aureomisin, kloramfenikol, polimiksin B kombinasi dengan basitrasin
dan neomisis, kanamisis, asam fusidat, ofloksasin, dan asidamfenikol.
Kombinasi pengobatan antibiotik spektrum luas dengan
deksametason atau hidrokortison dapat mengurangi keluhan yang
dialami oleh pasien lebih cepat.1,2
Selain itu, eksudat dibilas dengan larutan saline pada konjungtivitis
purulen dan mukopurulen akut. Untuk mencegah penyebaran
penyakit, pasien dan keluarga diedukasi untuk memerhatikan
kebersihan diri.1,2
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan swab secret mata untuk dilakukan :
- Pengecatan Gram : kuman penyebab.
- Pengecatan Giemsa : sitologi konjungtiva
Penatalaksanaan : disesuaikan dengan kuman penyebab.
Konjungtivitis GO :
Antibiotika sistemik :
a. Ceftriaxone 1 gr im bila tidak dijumpai perforasi kornea.
b. Ceftriaxine 1 gr iv/12 jam selama 3 hari berturut-turut bila
dijumpai perforasi kornea.
c. Injeksi PP/ Garamycin.
d. Tetes gentamycin tiap jam atau tetes PP 15.000 IU tiap jam.
e. Bersihkan secret tiap jam dan irigasi dengan normal saline tiap
jam.
f. Isolasi ( jika sangat infeksius ).
Antibiotika topical: eritromisin EO, basitrasin EO, gentamisin EO,
siprofloksasin ED.

• Ferrer FJG, Schwab IR, Shetlar DJ. Conjunctiva. InVaughan and Asbury’s
General Ophthalmology.16th ed. USA: Mc.Graw-Hill companies; 2007.
• Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th edition. New Delhi: New
Age Publishers; 2007
• Lang GK. Conjunctiva. In Lang ophthalmology. New York: Thieme; 2000.

Anda mungkin juga menyukai