Anda di halaman 1dari 18

Konjungtivitis Kateralis

Refarat
Indra Sunarli
16174202
Pembimbing
dr. Arlina Yunita Marsida, Sp.M
Definisi

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai


oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi.
Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai
macam gejala, salah satunya mata merah.

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi,


atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa.
Konjungtivitis kataralis merupakan konjuntivitis yang
mengeluarkan secret serus, mucous atau mukopurulen.
ANATOMI DAN PENGERTIAN
Anatomi

• Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang


membatasi permukaan dalam dari kelopak mata dan
melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari
bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata
(kornea).
Pembagian Konjungtiva

3.Forniks

2.Konjungtiva
Bulbaris

1. Konjungtiva
Palpebralis
1. Konjungtiva palpebralis : menutupi permukaan posterior
dari palpebra dan dapat dibagi menjadi marginal, tarsal,
dan orbital konjungtiva.
2. Konjungtiva bulbaris : menutupi sebagian permukaan
anterior bola mata. Terpisah dari sklera anterior oleh
jaringan episklera dan kapsula Tenon.
3. Forniks : bagian transisi yang membentuk hubungan
antara bagian posterior palpebra dan bola mata. Forniks
konjungtiva berganbung dengan konjungtiva bulbar dan
konjungtiva palpebra.
Struktur Histologis dari konjungtiva

- Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari:


 Marginal konjungtiva mempunyai epitel tipe stratified skuamous
lapis 5.
 Tarsal konjungtiva mempunyai 2 lapis epitelium: lapisan superfisial
dari sel silindris dan lapisan dalam dari sel pipih.
 Forniks dan bulbar konjungtiva mempunyai 3 lais epitelium: lapisan
superfisial sel silindris, lapisan tengan polihedral sel dan lapisan
dalam sel kuboid.
 Limbal konjungtiva sekali lagi mempunyai banyak lapisan (5-6 lapis)
epitelium stratified skuamous

- Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid


(superficial) dan satu lapisan fibrosa (profundus).
- Konjungtiva mempunyai dua macam kelenjar, yaitu:
Kelenjar sekretori musin. Mereka adalah sel goblet(kelenjar
uniseluler yang terletak di dalam epitelium), kripta dari Henle(ada
apda tarsal konjungtiva) dan kelenjar Manz(pada konjungtiva
limbal). Kelenjar-kelenjar ini menseksresi mukus yang mana
penting untuk membasahi kornea dan konjungtiva. 3

Kelenjar lakrimalis aksesorius, mereka adalah: 3


 Kelenjar dari Krause(terletak pada jaringan ikat konjungtiva di
forniks, sekitar 42mm pada forniks atas dan 8mm di forniks
bawah). Dan
 Kelenjar dari Wolfring(terletak sepanjang batas atas tarsus
superios dan sepanjang batas bawah dari inferior tarsus).3
-Suplai arterial konjungtiva:
 Konjungtiva palpebra dan forniks disuplai oleh cabang dari
arcade arteri periferal dan merginal kelopak mata. Konjungtiva
bulbar disuplai oleh dua set pembuluh darah: arteri konjungtiva
posterior yang merupakan cabang dari arcade arteri kelopak
mata; dan arteri konjungtiva naterior yang merupakan cabang
dari arteri siliaris anterior.
Patofisiologi

Konjungtiva berhubungan dengan dunia luar, kemungkinan


konjungtiva terinfeksi dengan mikroorganisme sangat besar.
Pertahanan konjungtiva terutama oleh karena adanya tear film,
pada permukaan konjungtiva yang berfungsi melarutkan kotoran
dan bahan-bahan yang toksik kemudian mengalirkan melalui
saluran lakrimalis ke meatus nasal inferior.

Apabila ada kuman pathogen yang dapat menembus


pertahanan tersebut sehingga terjadi infeksi konjungtiva
yang disebut konjungtivitis.
Gejala Klinis
1. Hiperemia
2. Mata Berair
3. Eksudasi
4. Pseudoptosis
5. Hipertrofi Papilar
6. Kemosis
7. Folikel
8. Pseudomembran dan Membran
9. Granuloma
10. Fliktenula
11. Limfadenopati preaurikular
Klasifikasi Konjungtivitis
kataralis
Konjungtivitis Kataralis Akut
Disebut juga konjungtivitis mukopurulen, konjungtivitis akut simplek “pink eye”. Merupakan
penyakit menular dengan penularan melalui kontak langsung dengan secret konjungtiva. Dapat mengenai
satu atau dua mata.
Bias disebabkan oleh Koch Weeks, stafilokokus aureus, streprokokus viridians, atau virus.
Biasanya diakibatkan oleh infeksi virus (adenovirus). Konjungtivitis kataralis akut kadang-kadang dapat
sembuh sendiri oleh resistensi tubuh selama 1-2 minggu.

Gejala subyektif biasanya adalah:


 Terasa seperti ada pasir atau ada benda asing di mata
 Lakrimasi (keluar air mata terus menerus)
 Blefarospasme (mata sulit dibuka)
 Fotofobia

Gejala objektif biasanya adalah:


 Palpebra : edema
 Konjungtiva Palpebra : merah, kasar, seperti beludru karena adanya edema dan infiltrasi
 Konjungtiva bulbi : konjungtiva injeksi banyak, kemosis, dapat ditemukan pseudomembran pada infeksi dengan pneumokokus. Kadang-
kadang disertai perdarahan subkonjungtival kecil-kecil, baik di konjungtiva palpebra maupun di konjungtiva bulbi.
 Blefarospasme
 Secret mucus, mukopurulen
Konjungtivitis Kataralis Sub-akut
Merupakan lanjutan dari konjungtivitis kataralis akut atau oleh kuman H.influenza.

Gejala objektif:
Palpebra : edema
Konjungtiva palpebra : hiperemis, tidak begitu infiltrate
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva (+), blefarospasme (-)
Secret cair

Konjungtivitis Kataralis kronik


Sebagai lanjutan dari konjungtivitis kataralis akut atau disebabkan oleh kuman Koch Weeks,
stafilokokus aureus, Morax Axenfeld, E.coli. dapat pula disebabkan oleh obstruksi duktus nasolakrimal.

Gejala subjektif :
gatal, ngeres, rasa berat di mata, pagi banyak kotoran dimata, mata terasa berpasir.

Gejala objektif :
Palpebra : tidak bengkak
Margo palpebra : blefaritis
Konjungtiva palpebra : sedikit hiperemis, licin
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva ringan, dapat bilateral, mengenai anak dan dewasa
Sekret : mukoid
Diagnosis

Diagnosis ditegakkan pertama kali dari gejala dan tanda


klinis.
 Pemeriksaan Sitologi
 Pemeriksaan Bakteriologik
kedua pemeriksaan diatas dapat membantu menegakkan
kausa
Penatalaksanaan
• Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide
(sulfacetamide 15%) atau antibiotika (Gentamycine 0,3%;
Chlorampenicol 0,5%).
• Konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk
mencegah terjadinya infeksi sekunder, maka bias diberikan antibiotic.
Konjungtivitis karena virus biasanya sembuh sendiri, umunya sekitar
10 hari.
• Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus, diberikan
Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama
dengan pemberian salep antibiotic topical seperti bacitracin atau
erytomycine sebelum tidur. Metronidazole topical diberikan pada kulit
TID juga efektif. Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak-
anak, sehingga kontraindikasi untuk anak usia dibawah 10 tahun.
Pencegahan

Hindari menyentuh mata yang sehat, cuci tangan


setelah menyentuh tangan yang sakit.
Hindari penggunaan lap/handuk bersama-sama
penderita
Ganti sarung bantal secara teratur
Selalu membersihkan tangan setelah berjabat tangan
atau berpegangan dengan penderita konjungtivitis
Komplikasi & Prognosis

Komplikasi
 Penyakit radang mata yang tidak segera diobati/ditangai bisa
menyebabkan kerusakan mata/gangguan pada mata dan
menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari konjungtivitis
yang tidak tertangani diantaranya: glaucoma, katarak, ablasi retina.

Prognosis
Mata dapat terkena berbagai kondisi. Beberapa diantaranya bersifat
primer sedang yang lain bersifat sekunder akibat kelainan pada system
organ tubuh lain, kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi
awal dan dapat dikontrol sehingga penglihatan dapat dipertahankan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai