Anda di halaman 1dari 35

PENYAKIT DENGAN GEJALA

UTAMA MATA MERAH


DENGAN VISUS NORMAL
dr. Hj. Hasmeinah B, Sp.M
12 Desember 2015

PENYAKIT DENGAN GEJALA


UTAMA MATA MERAH DENGAN
VISUS NORMAL
I.
II.
III.
IV.

Radang Palpebra.
Radang Konjungtiva.
Perdarahan Sub Konjungtiva
Radang Sklera.

Tujuan Pembelajaran : untuk memahami


1. Gejala, tanda, penyebab dan terapi
radang palpebra
2. Gejala, tanda, penyebab dan terapi
radang konjungtiva.
3. Gejala, tanda, penyebab dan terapi
perdarahan sub konjungtiva.
4. Gejala, tanda, penyebab dan terapi
radang sklera.

I.

PERADANGAN PALPEBRA
- Anatomi Palpebra
1. Kulit : halus, tipis, elastis.
2. Cutaneus sub areolar : jaringan longgar, elastis, tidak
mengandung lemak.
3. Lapisan Otot Bergaris :
M. Orbikularis Okuli : N Fasialis
M. Levator Palpebra : N. Okulomotorius
4. Sub Areolar : Jaringan longgar : Banyak Pembuluh darah dan
saraf
5. Fibrosa
6. Lapisan Otot Polos : M. Palpebralis Muller : Sistem Saraf
Simpatis
7. Konjungtiva Palpebra

Kelenjar Palpebra :
-

Kelenjar Meibom
Kelenjar Zeiss.
Kelenjar Moll
Kelenjar Aksesorius Lakrimal
Kelenjar Lakrimal pada sistem sekresi dan eksresi

Kelainan Palpebra
1. Blefaritis
2. Hordeolum
3. Kalazion
Peradangan Palpebra :
1. Blefaritis :
Infeksi khronik pada pinggir kelopak mata
biasanya bilateral. Ada 2 macam :
a. Skuamosa ( sebore ).
b. Ulceratif ( infeksi stafilokok ).

a. Blefaritis Skuamosa ( sebore ).


- Berhubungan ketombe di kepala, alis, mata, telinga.
- Biasanya terdapat pytosporum ovale, walaupun bukan penyebab.
- Gejala : iritasi, rasa panas, gatal.
pinggir palpebra :kemerahan, sisik melekat pada bulu
mata, sisik berminyak.
- Terapi : ditujukan pada ketombe di kepala, alis, telinga.
medicated shampo 2x seminggu
1 bulan.
Sisik-sisik di pinggir palpebra
dibersihkan dengan
kapas.
Salep korticosteroid : pada kelopak mata sebelum
tidur.
- Penyulit : Keratitis, kerato konjungtivitis

b. Blefatitis Ulseratif
- Infeksi pinggir palpebra
stafilokok.
- Anak-anak retardasi mental
- Gejala : - Kelopak mata merah lebih merah dari blefaritis skwamosa,
sisik-sisik kering.
- Sepanjang pinggir kelopak mata
ulcerasi ditutupi kropeng ( krusta ).
- Bulu mata rontok
chronis :distorsi kelopak mata.
Pengobatan :
- Perbaiki keadaan umum gizi dan kebersihan.
- Kropeng
kapas lidi basah
salep antibiotik.
Penyulit :
- Konjungtivitis, keratitis superfisial, meibomitis.
- Blefaritis stafilokok : hordeolum dan chalazion.

2. Hordeolum
-

Infeksi superatif akut kelenjar kelopak mata


stafilokokus.
Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar meibom
hordeolum
internum.
Kelenjar Zeiss & Moll
kearah kulit palpebra
hordeolum externum.

Gejala : Sakit pada kelopak mata.


Pemeriksaan :
Benjolan setempat, kemerahan, mengkilat & nyeri tekan.
Pengobatan :
- Kompres hangat : 10-15 menit, 3-4 x sehari.
- Antibiotik : lokal dan oral.
- Hordeolum externum
pecah sendiri.
- Nanah berhubungan dengan akar bulu mata
- 48 jam tidak ada perbaikan : insisi.
- Hordeolum internum
insisi.

cabut bulu mata.

3. Kalazion
- Peradangan granulomatosa kelenjar meibom
- Terjadi penyumbatan kelenjar meibom.
- Gejala : - Benjolan pada kelopak.
- Tidak hiperemi.
- Tidak nyeri tekan.
- Adanya pseudoptosis.
- Kelenjar preaurikuler tidak membesar.
- Kelainan refraksi.
Terapi :
- Kompres hangat.
- Antibiotik setempat.
- Infeksi sekunder

insisi

Bila Kalazion berulang, dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk


menghindari kesalahan diagnosa dengan kemungkinan adanya suatu
keganasan.

II. Kelainan Konjungtiva


Anatomi konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa : 3 bagian :
Konjungtiva tarsal, konjungtiva fornik, dan konjungtiva bulbi.

- Konjungtiva bulbi :
menutupi sklera bagian depan bolamata, terikat longgar
dengan kapsul tenon, terikat kuat didaerah limbus dan
bergabung dengan kornea melalui membran bowman.
- Terdiri dari epitel dan substantia propria ( stroma ).
- Perdarahan : arteri Konjungtiva posterior
arteri
siliaris anterior
- Kelainan konjungtiva sering menjadi penyebab
timbulnya gejala mata, permukaan mata secara reguler
terpajan dengan lingkungan luar dan mudah mengalami
trouma, infeksi, reaksi alergi yang merupakan sebagian
besar penyakit pada jaringan ini.

I. Radang Konjungtiva = konjungtivitis


Konjungtiva memberikan reaksi terhadap infeksi
atau non infeksi berupa :
1. Injeksi konjungtiva : pembesaran a. konjungtiva
posterior
gambaran pembuluh darah
berkelok- kelok, merah, bagian perifer
konjungtiva bulbi menuju kornea, ikut bergerak
apabila konjungtiva digerakkan.
2. Hiperemi konjungtiva palpebra.
3. Sekret : air, mukoid, purulen.
4. Follikel
Tonjolan, 1 m.m, mirip vesikel.
Permukaan landai, licin, abu-abu kemerahan
pembuluh darah dari pinggir follikel naik kearah
puncak follikel. Terbentuk di forniks.

5. Papil Raksasa ( cabble stone ).


Tarsus superior
polygonal tersusun berdekatan dengan
permukaan datar. Pembuluh darah berasal dari bawah sentral.
6. Flikten : Tonjolan : serbukan sel-sel radang kronik
dibawah
epitel konjungtiva atau kornea
mikro abses
nekrosis.
Flikten umumnya kecil / lebih > 1 mm. Paling sering di limbus.
7. Membran :
- Masa putih padat menutupi sebagian kecil / besar /
seluruh konjungtiva.
- Konjungtiva tarsal.
- Endapan sekret yang mudah diangkat disebut pseudomembran.
- Masa putih
koagulasi dan nekrosis konjungtiva, sehingga
sukar diangkat
membran.
8. Sikatrik
- Khas untuk Trakhoma.
- Garis-garis halus di konjungtiva tarsal superior.

Pembagian konjungtivitis
berdasarkan kausanya :
a.
b.
c.
d.

Konjungtivitis bakteri.
Konjungtivitis virus.
Konjungtivitis klamidia.
Konjungtivitis alergi.

a. Konjungtivitis Bakteri
Penyebab : gonokok, meningokok,
staphhylococcus aureus, streptococcus pneumoni,
hemophilus influenza dan escherichia coli.
Gambaran klinik :
Sekret purulen, khemosis konjungtiva, edema kelopak, kadang-kadang
disertai keratitis dan blefaritis. Papil pada konjungtiva, mata merah.
Pada optalmia neonatorum, yang disebabkan neisseria gonorrhoe :
28 hari kehidupan.
Mudah menular
Pengobatan : eritromisin, gentamisin,basitrasin,
atau penisilin.
Pemeriksaan : kultur

b. Konjungtivitis virus
Disebabkan infeksi virus : adeno virus.
Gambaran klinik :
- Demam, faringtitis.
- Sekret berair dan sedikit kental, mengenai satu atau dua mata.
- Adanya follikel konjungtiva dan pembesaran kelenjar
preaurikel.
- Edema kelopak mata, lacrimasi yang berlebihan.
- Pseudomembran
- Keratitis pungtata.
Pengobatan :
- Dapat sembuh sendiri tapi sangat menular.
- simtomatik dan antibiotik untuk mencegah
infeksi sekunder.
- Steroid : untuk mempercepat penyembuhan.
- Penyuluhan untuk menjaga hygiene.

c. Infeksi Klamidia : Berbagai serotipe klamidia trakhomatis


merupakan organisme intra cellular obligat.
Menyebabkan 2 bentuk infeksi mata :
1. Inclusion conjungtivitis.
Gambaran klinis :
konjungtivitis follikuler akut disebabkan oleh klamidia
okulo-genital
pada orang dewasa, masa inkubasi : 18 30 tahun.
Pada bayi : konjungtivitis purulen yang disebut inclusion blennorrhoe.
Masa inkubasi 4 12 hari.
Sekret : Mukopurulent.
Terapi : Antibiotik lokal tidak efektif.
Sistemik : terasiklin, sulfonamid, eritromisin.
Pasien harus dirujuk ke klinik penyakit menular seksual.

2. Trakhoma :
Penyebab kebutaan tersering di dunia. Tidak sering
terjadi di negara maju. Lalat rumah merupakan
vektor penyakit ini, mudah berkembang didaerah
padat penduduk, higiene yang buruk dan iklim kering dan panas.
Gambaran klinik :
Fibrosis sub konjungtiva, karena sering terjadi re infeksi.
Kebutaan : Karena parut kornea keratitis dan trikhiasis berulang.
Terapi :
Tetrasiklin, erithromisin : lokal / oral.
Azitromisin : sekali pemakaian
Komplikasi : Entropion & Trickhiasis

Koreksi bedah

d. Konjungtivitis Allergi
Radang konjungtiva : reaksi hipersensitivitas
terhadap bahan alergen ( debu, tepung sari, obat, dll ).
Biasanya sembuh spontan.
Gambaran Klinis :
konjungtivitis vernal
Laboratorium :
sel eosinopil, sel plasma, limfosit, basopil.
Terapi : Steroid.

Jenis Konjungtivitis ditinjau dari


gambaran klinis yaitu :
1. Konjungtivitis kataral.
2. Konjungtivitis purulen, mukopurulen.
3. Konjungtivitis membran.
4. Konjungtivitis follicular ( termasuk trakoma ).
5. Konjungtivitis vernal.
6. Konjungtivitis flikten

III. Perdarahan Sub Konjungtiva


Definisi : Perdarahan akibat rapuhnya pembuluh darah konjungtiva.
Darah terdapat diantara konjungtiva dan sklera.
Epidemologi terjadi di semua kelompok umur
Penelitian : rata rata usia 30 tahun, tipe spontan 64,3 % kondisi
hipertensi 14,3 %, beberapa terjadi pada keadaan
kehamilan dan proses persalinan.
Sinonim :
- Bleeding in the eye
- Eye injury
- Ruptured blood vessels
- Blood in the eye
- Bleeding under the conjungtiva
- Blood short eye
- Pinkeye

Berdasarkan mekanisme , perdarahan sub konjungtiva dibagi 2 :


1. Perdarahan Sub Konjungtiva tipe spontan :
Terjadi secara tiba-tiba akibat menurunnya fungsi endotel sehingga
pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.
Keadaan ini bisa terjadi pada : hipertensi, arterior sklerosis, konjungtivitis
hemorrhage, anemia, pemakaian antikoagulan dan batuk rejan.
Biasanya unilateral namun pada keadaan tertentu dapat bilateral atau
kambuh kembali.
2. Perdarahan Sub konjungtiva tipe traumatik :
Dari anamnesis pasien sebelumnya mengalami trauma langsung atau
tidak langsung mengenai kepala daerah orbita.
Diagnosa dan Pemeriksaan :
- Anamnese.
- Pemeriksaan fisik, visus, slit lamp, defect pupil dan ruptur bola mata.

Penatalaksanaan :
-

Tidak perlu diobati.


Kompres dingin.
Darah diabsobsi sendiri dalam 1 2 minggu.
Kalau berat di drainase.
Vaso Konstriktor untuk mencegah perluasan.
Air mata buatan untuk mencegah perdarahan berulang.

Perdarahan Sub Konjungtiva harus segera dirujuk ke spesialis mata


jika ditemukan kondisi berikut :
1. Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan.
2. Terdapat perubahan penglihatan ( pandangan kabur, ganda atau
kesulitan untuk melihat )
3. Terdapat ganguan perdarahan.
4. Riwayat hipertensi
5. Riwayat traumapada mata.

IV. Radang Sklera


1. Episkleritis
Definisi : adalah suatu peradangan pada episklera
Penyebab tidak diketahui, tetapi beberapa penyakit berikut
telah dihubungkan dengan terjadinya episkleritis :
- Artitis rematoid.
- Sindroma sjogren
- Sifilis.
- Herpes Zoster.
- Tuberkulosis
Gejala :
Biasanya perdangan hanya mengenai sebagian kecil bola
mata dan tampak sebagai daerah agak menonjol, berwarna
kuning.

Gejala lain :
- Nyeri mata.
- Peka terhadap cahaya atau fotopobia.
- Nyeri bila mata ditekan.
- Mata berair
Diagnosa :
Ditegakkan berdasarkan dan hasil pemeriksaan mata.
Terapi :
-

Biasanya dalam waktu 1 2 minggu penyakit ini


menghilang dengan sendirinya.
Untuk mempercepat penyembuhan biasanya
diberikan tetes mata kortikosteroid.

2. Skleritis
Definisi :
Skleritis adalah peradangan pada sklera ( radang bagian
putih mata ).
Penyebab :
Peradangan pada sklera biasanya dihubungkan dengan
- Penyakit auto imun ( misalnya artritis rematoid, lupus
eritematosus), infeksi atau cedera kimia.
- Kadang penyebab tidak diketahui.
Paling sering terjadi pada usia 30 60 tahun dan jarang
ditemukan pada anak-anak.

Gejala berupa :
- Nyeri mata hebat.
- Bercak merah pada sklera.
- Penglihatan kabur.
- Fotopobia ( peka terhadan cahaya ).
- Mata berair.
Diagnosa :
Ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
mata.
Pengobatan :
Tetes mata kortikosteroid bisa mengurangi peradangan.
Kadang diberikan kortikosteroid per oral.
Jika terdapat artritis rematoid atau tidak memberikan
respon padakortikosteroid, diberikan obat yang
menekan sistem kekebalan ( misalnya
cyclophosphamide atau azathioprin )

DAFTAR PUSTAKA
E.S. Perkins, dkk, 1986. An Atlas of Diseases of The Eye. Third Edition. Churchill
Livingstoe, New York.
Ilyas, Sidarta, 2011. Ilmu Penyakit Mata. edisi keempat cetakan kesatu. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
Ilyas, Sidarta, 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. edisi kedua, CV Sagung Seto, Jakarta.
J. Kanski, Jack. 2009, Clinical Opthalmology. Edisi kedua. Butterworth Heinemann, USA.
James, B. Chris, C. Anthony, B. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. edisi kesembilan,
Erlangga, Jakarta
Leitman, Mark W. 1993. Panduan Diagnosis dan Pemeriksaan Mata. edisi ketiga.
Binarupa Aksara, Jakarta.
Vaughan, D.G. Asbury, T. 2008, Oftalmologi Umum., edisi ketujuh belas, Widya Medika,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai