Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANANK

GANGGUANAN SENSORI DENGAN KONJUNGTIVITIS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STASE KEPERAWATAN ANAK
Nama Mahasiswa: Anastasia Nina
NIM:891221002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK
TAHUN 2022

PADA PERAWATAN ANAK GANGGUAN SENSORI DENGAN KONJUNGTIVITIS


NAMA : ANASTASIA NINA

NIM : 891221002

LAPORAN PENDAHULUAN

Anatomi Fisiologi Mata

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya
adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertianvisual.  
Organ luar
 Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
 Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
 Kelopak mata ( Palebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.  
Organ dalam
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari
sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-
bagian tersebut adalah:
 Kornea

Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber
cahaya.
 Sklera

Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata 1
milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.
 Pupil dan iris

Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas


cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan
melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi
ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris
berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna
pada mata.
 Lensa mata

Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat
pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari
jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat
(cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
 Retina atau Selaput Jala

Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya
bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke
saraf optik.
 Saraf optik

Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

Palpebra
o Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya yang berlebihan.
o Tdd : Palpebra superior dan inferior

o Permukaan suferficial ditutupi oleh kulit dan permukaan dalam diliputi


oleh membran mukosa à conjunctiva.

o Conjunctiva membentuk ruang potensial yaitu saccus conjunctivalis.

o sudut lateral fissura palpebra lebih tajam dari medial.

o Sudut medial dan bola mata dipisahkan oleh rongga sempit (lacus
lacrimalis) dan terdapat tonjolan kecil ( caruncula lacrimalis)

LAPISAN BOLA MATA


Mata tertanam pada adiposum orbitae, terdapat 3 lapisan :

Tunika fibrosa :  


o Bagian posterior yang opak
o Sclera
o Bagian anterior yang transparan

o Cornea

Tunika Vasculosa Pigmentosa :  


o Choroidea
o Corpus Cilliary

o Iris dan pupil

o Tunika Nervosa :  Retina

Otot-otot penggantung bola mata

Vaskularisasi bola mata


 
 Ada 2 sistem vaskularisasi bola mata :
1. Sistem arteri siliar, terdiri dari :

 Arteri siliaris anterior (9)

 Arteri siliaris posterior brevis (7)

 Arteri siliaris longus (4)

1. Sistem arteri Sentralis

 Retina (12) 

Persarafan
Saraf yang bertangung jawab terhadap mata manusia adalah saraf optikus (Nervus II).
Bagian mata yang mengandung saraf optikus adalah retina. Saraf optikus adalah
kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual dari retina ke otak.

Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah saraf okulomotoris
(Nervus III), saraf ini bertanggungjawab terhadap pergerakan bola mata, membuka
kelopak mata, dan mengatur konstraksi pupil mata.
Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf lakrimalis yang
merangsang dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Kelenjar Lakrimalis
terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang
encer.

Sistem cairan mata - Intraokular


Mata diisi dengan cairan intraokuolar, yang mempertahankan tekanan yang
cukup pada bola mata untuk menjaga distensinya. Cairan ini dibagi dua : Humor
aqueous (anterior lensa), Humor vitreus (posterior lensa & retina).

Humor aqueous berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk
organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea,
disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada
kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan
menimbulkan tekanan dalam bola mata/tekanan intra okuler.

Sirkulasi Aqueous Humor


KONJUNGTIVITIS
Pengertian

Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan


pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata nampak merah,
sehingga sering disebut mata merah. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh
berbagai hal. Bisa bersifat infeksius (bakteri, klamidia, virus, jamur, parasit),
imunologis (alergi), iritatif (bahan kimia, suhu, listrik, radiasi, misalnya
akibat sinar ultraviolet) atau berhubungan dengan penyakit sistemik.

Konjungtivitis terbagi dalam tiga jenis:


1.        Konjungtivitis Alergi
Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sensitivitas terhadap
serbuk, protein hewani, bulu, makanan, atau zat-zat tertentu. Gigitan
serangga atau obat (Atropin dan Antibiotik golongan Mycin). Infeksi ini
terjadi setelah berpapar zat kimia seperti hair spray, tata rias, asap rokok.
2.        Konjungtivitis Infektif
Jenis konjungtivitis ini juga berhubungan dengan “pink eye” dan mudah
menular. Wabah “pink eye” dapat terjadi pada populasi yang padat dan
dengan standard kesehatan yang rendah.
Penyebab infeksi ini adalah Staphyloccocus Aurens.
3.        Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitas epidemika) atau dari penyakit virus
sistemik seperti mumps dan mononucleosis.
Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut juga
konjungtivitis folikularis.
4.        Konjungtivitis Sika
Suatu keadaan keringnya permukaan konjungtiva akibat berkurangnya
sekresi kelenjar lakrimal.
5.        Konjungtivitis Bakteri
Radang konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri dan mudah menular.
Penyebabnya yaitu stafilokok, streptokok, corynebacterium, diphteri
psodomones deruginosa, neisseria gonorrhoea, dan haemofilus influlenzae.

Etiologi

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal :


1)   Bisa bersifat infeksius
- Bakteri
- Klamida
- Virus
- Jamur
- Parasit
2)   Imunologis (alergi)
3)   Iritatif
- Bahan kimia
- Suhu
- Listrik
- Radiasi (mis. Akibat sinar ultraviolet) atau berhubungan dengan penyakit
sistemik. Kebanyakan konjungtivitis terjadi bilateral. Bila hanya unilateral
menunjukkan penyebabnya toksis atau kimia

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala konjungtivitis bisa meliputi hiperemia (kemerahan), cairan,


edema, pengeluaran air mata, gatal, rasa terbakar atau rasa “tercakar” atau
benda asing.

Patofisiologi

Hiperemia konjungtiva terjadi selama dilatasi pembuluha darah akibat iritan


eksternal, pemberian obat dan infeksi okuler. Perdarahan konjungtiva
disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah. Perdarahan konjungtiva
biasanya benigna dan dapat disebabkan oleh segala sesuatu yang dapat
menyebabkan perdarahan pada tubuh. Dapat disebabkan oleh pengejanan
dada bagian atas, seperti batuk atau muntah yang kuat. Bila merasa
ketakutan, perdarahan kinjungtiva tidak menimbulkan gejala. Tanda ini juga
cenderung hilang sendiri, direabsorbsi dalam dua minggu dan tidak
memerlukan terapi.

Patoflow Konjungtivitis
Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan pada konjungtivitis dilakukan dengan identifikasi bakteriyang
menggunakan pewarnaan Garm atau Giemsa. Selain itu, dapat dilakukan kultur
terhadap bakteri patogen tersebut. Spesimen yang digunakan berupa usapan pada
konjungtiva. Pemeriksaan sensitivitas dapat dilakukan, sehingga dapt ditentukan jenis
terapi antibiotik yang sesuai. Namun, sebelum hasil pemeriksaan sensitivitas tersebut
diketahui, terapi antibiotik empiris harus diberikan.

- Pengukuran dengan Tonografi


- Pengukuran gonioskopi
- Tes provokatif
- Pemeriksaan oftalmoskopi
- Darah lengkap, Laju Endap Darah (LED)
- EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid
- Tes toleransi glukosa/FBS

Komplikasi

- Pembentukan jaringan parut konjungtiva

- Ulkus kornea, dapat menyebabkan infeksi N. Gonorrhoeae, N kochii, S.


Aureus secara sistemik

- Iridosiklitis

- Komplikasi sistemik, seperti arthritis gonorrhoeae, endokarditis dan


septisemia

Penatalaksanaan Medis

- Terapi antibakterial broad – spectrum yang diberikan secara tropikal ,


yaitu kloramfenikol 1%, gentamisin 0,3% dan tetes mata framitesin.

- Terapi antibiotik sistemik, yang digunakan pada konjungtivitis yang


disebabkan N gonorrhoeae. Beberapa obat tersebut yaitu norfloxacin,
cefoxitim, cefriaxon dan spectinomycin.

- Pemberian atropin topikal, jika konjungtivitis tersebut melibatkan kornea


sehingga terjadi ulkus kornea

- Penggunaan kacamata hitam, yang dapat mengurangi fotofobia

- Pada konjungtivitis mukopurulen, tidak boleh digunakan balut mata


karena dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri
- Terapi anti inflamasi dan analgesik, yang dapat digunakan untuk untuk
menyembuhkan gejala nyeri

Diagnosa Keperawatan

Konjungtivitis

1. Nyeri berhubungan dengan peradangan konjungtiva

2. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan


atau konjungtivitis

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses


penyakitnya

4. Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan

Intervensi

Konjungtivitis

1. Nyeri berhubungan dengan peradangan konjungtiva

- Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien

Rasional:  untuk menentukan pilihan intervensi yang tepat

- Ajarkan klien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas dalam  dan
teratur.

Rasional:  Berguna dalam intervensi selanjutnya

- Kompres tepi palpebra ( mata dalam keadaan tertutup ) dengan larutan


salin selama kurang lebih 3 menit

Rasional:  melepaskan eksudat yang lengket pada tepi palpebra

- Usap eksudat secara perlahan dengan kapas yang sudah dibasahi salin dan
setiap pengusap hanya dipakai satu kali.

Rasional:  membersihkan palpebra dari eksudat tanpa menimbulkan nyeri


dan meminimalkan penyebaran mikroorganisme

-  Anjurkan klien menggunakan kacamata ( gelap )


Rasional:  pada klien fotobia, kacamata gelap dapat menurunkan cahaya
yang masuk pada mata sehingga sensitivitas terhadap cahaya menurun.
Pada konjungtivitis alergi, kacamata dapat mengurangi ekspose terhadap
allergen atau mencegah iritasi lingkungan.

- Kolaborasi dalam pemberian Antibiotik dan analgesik

Rasional : mempercepat penyembuhan pada konjungtivitis infekstif dan


mencegah infeksi sekunder pada konjungtivitis viral.

2. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan


atau konjungtivitis

- Kaji saat timbulnya demam

Rasional: untuk mengidentifikasi pola demam pasien

- Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan)

Rasional:  : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan


umum pasien

- Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam.±7)

Rasional:  : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh


meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

- Berikan kompres hangat

Rasional: Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang


mempercepat penurunan suhu tubuh

- Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal

Rasional: pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti piretik

Rasional: pemberian terapi penting bagi pasien dengan suhu tinggi.

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses


penyakitnya

- Kaji tingkat ansietas atau kecemasan


Rasional:  Bermanfaat dalam penentuan intervensi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan klien.

- Beri penjelasan tentang proses penyakitnya

Rasional:Meningkatkan pemahaman klien tentang proses penyakitnya.

- Beri dukungan moril berupa doa terhadap pasien.

Rasional:  Memberikan perasaan tenang kepada klien.

- Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.

Rasional:  Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi yang


nyata,    mengklarifikasi kesalahpahaman dan pemecahan masalah

- Identifikasi sumber atau orang yang menolong.

Rasional: Memberi penelitian bahwa pasien tidak sendiri dalam


menghadapi masalah.

4. Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan

- Bersihkan kelopak mata dari dalam ke arah luar

Rasional:Dengan membersihkan mata dan irigasi maka mata menjadi


bersih

- Berikan antibiotika sesuai dosis dan umur

Rasional :  Pemberian antibiotika diharapkan penyebaran infeksi tidak


terjadi

- Pertahankan tindakan septik dan anseptik.

Rasional:  Diharapkan tidak terjadi penularan baik dari pasien ke perawat


maupun   dari perawat ke pasien.

- Beritahu klien mencegah pertukaran sapu tangan, handuk dan bantal


dengan anggota keluarga yang lain. Klien sebaiknya menggunakan tisu,
bukan saputangan dan tisu ini harus dibuang setelah pemakaian satu kali
saja

Rasional:   Meminimalkan risiko penyebaran infeksi.


- Ingatkan klien untuk tidak menggosok mata yang sakit atau kontak 
sembarangan dengan mata.

Rasional:   Menghindari penyebaran infeksi pada mata yang lain dan pada
orang lain.

- Beritahu klien teknik cuci tangan yang tepat.

Rasional: : menerapkan prinsip higienis

- Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan


pengobatan dan gunakan saputangan atau handuk bersih.

Rasional: : mencegah infeksi


DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta; EGC


Studdarth, Brunner. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Jilid 3.Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif.2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta, Media
Aesculapius. Fakultas Kedokteran UI
ayudwinastiti.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai