LAPORAN KASUS
RHINITIS VASOMOTOR
Disusun oleh :
(1408010031)
Pembimbing :
Laporan kasus dengan judul : Rhinitis Vasomotor Atas Nama : Siti Khadija,
S.Ked NIM 1408010031 pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Nusa Cendana telah disajikan dalam kegiatan
kepaniteraan klinik bagian Ilmu THT RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
pada tanggal 24 Desember 2019.
Mengetahui Pembimbing :
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, perlindungan, dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
dengan judul Rhinitis Vasomotor di kepaniteraan klinik bagian ilmu THT RSUD
Prof. W. Z. Johannes / Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Penulisan
Laporan Kasus ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. dr. Sri Wahyuningsih, Sp. THT-KL selaku kepala SMF bagian Ilmu THT
RSUD Prof. W. Z. Johannes dan selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan kasus ini.
2. Seluruh staf Instalasi Kedokteran bagian Ilmu THT RSUD Prof. W. Z.
Johannes – Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana.
3. Sejawat dokter muda di bagian Ilmu THT
4. Pasien yang telah setuju dan bersedia menjadi sampel dalam laporan kasus
ini
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini jauh dari sempurna
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan
kasus ini memberi manfaat bagi banyak orang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
ditandai dengan adanya edema yang persisten dan hipersekresi kelenjar pada
mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik. Kelainan ini merupakan
hidung tersumbat, ingus yang banyak dan encer serta bersin-bersin walaupun
jarang. Etiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga sebagai akibat gangguan
emosi, posisi tubuh, kelembaban udara, perubahan suhu luar, latihan jasmani dan
sebagainya, yang pada keadaan normal faktor-faktor tadi tidak dirasakan sebagai
operatif.
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Tn.FS
Umur : 54 tahun
Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Maulafa
No. MR : 47-12-53
2.2 ANAMNESIS
keluhan hidung tersumbat yang menetap sejak kurang lebih 1 tahun lalu.
hari dan membuat pasien merasa tidak nyaman. Pasien juga mengeluhkan
pilek sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu serta bersin-bersin sesekali
dan kadang keluar cairan dari hidung (ingus) dengan konsistensi encer
dan berwarna bening namun tidak berbau. Keluhan ini tidak mengganggu
aktivitas, karena pasien masih dapat beraktifitas pada siang hari. Keluhan
(CAD dan HHD) kurang lebih 1 tahun yang lalu. Dan mengkonsusi obat
Riwayat alergi : Pasien tidak memiliki alergi terhadap udara yang dingin,
malam hari, lisinopril 10mg pagi hari, clopidogrel 1 tablet pagi hari,
tempat tinggal.
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Tanda Vital :
Nadi : 76x/menit
RR : 19x/menit
Suhu : 36,70C
1) Telinga
Auris
Bagian Kelainan Dextra Sinistra
Aurikula Kelainan congenital - -
Radang - -
Tumor - -
Trauma - -
Nyeri tarik - -
Nyeri tekan - -
Fistula - -
Sikatrik - -
MAE Cukup Lapang /Sempit Cukup Cukup Lapang
Lapang
Kelainan congenital - -
Hiperemis - -
Sekret - -
Kloting - -
Serumen - -
Edema - -
Jaringan granulasi - -
Massa - -
Cholesteatoma - -
Membran Timpani Intak + +
Reflek cahaya + +
2) Hidung
merah
3) Tenggorok
sekret (-)
Tonsila palatine Kanan Kiri
T1 T1
Fossa tonsilaris Hiperemis (-) Hiperemis (-)
dan arkus
faringeus
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
-. Rhinitis Alergi
2.6 DIAGNOSIS KERJA
2.7 PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa (KIE) :
Edukasi untuk cuci hidung saat mandi, minum obat teratur, kontrol
Medikamentosa :
2.8 PROGNOSIS
membaik dengan tiba –tiba, tetapi bisa juga resisten terhadap pengobatan
yang diberikan.
2.9 KOMPLIKASI
Sinusitis
Otitis media
Selulitis
BAB III
PEMBAHASAN
tersumbat, bersin dan ingus yang encer. Rhinitis vasomotor adalah kondisi dimana
gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu.
darah pada mukosa hidung, terutama melibatkan sistem saraf parasimpatis. Tidak
dijumpai alergen terhadap antibodi spesifik seperti yang dijumpai pada rhinitis
alergi. Keadaan ini merupakan refleks hipersensitivitas mukosa hidung yang non
1. Latar belakang
dan rinore.
2. Pemicu (triggers)
Alkohol
dengan rhinitis alergi seperti hidung tersumbat dan rinore. Rinore yang hebat dan
bersifat mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat sangat
bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu
dengan rhinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di hidung dan mata. Gejala
dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan
suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga oleh karena asap rokok dan
sebagainya. Selain itu juga dapat dijumpai keluhan adanya ingus yang jatuh ke
rinore. Oleh karena golongan rinore sangat mirip dengan rhinitis alergi perlu
riwayat alergi dalam keluarganya dan keluhan dimulai pada usia dewasa.
Beberapa pasien hanya mengeluhkan gejala sebagai respon terhadap paparan zat
mukosa hidung, konka hipertrofi dan berwarna merah gelap atau merah tua
( karakteristik ), tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat. Permukaan konka
dapat licin atau berbenjol (tidak rata). Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid,
biasanya sedikit. Akan tetapi pada golongan rinore, sekret yang ditemukan
bersifat serosa dengan jumlah yang banyak. Pada rinoskopi posterior dapat
rinitis alergi. Test kulit ( skin test ) biasanya negatif, demikian pula test RAST,
serta kadar IgE total dalam batas normal. Kadang- kadang ditemukan juga
eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi dalam jumlah yang sedikit. Infeksi sering
menyertai yang ditandai dengan adanya sel neutrofil dalam sekret. Pemeriksaan
dan gejala yang menonjol. Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam :
(semprot hidung).
electrical cautery ).
inferior turbinate )
keluhan rinore yang hebat. Terapi ini sulit dilakukan, dengan angka
komplikasi.
Komplikasi yang dapat terjadi dari rhinitis vasomotor yakni sinusitis
membaik dengan tiba –tiba, tetapi bisa juga resisten terhadap pengobatan yang
diberikan.
Tabel Perbedaan Teori dan Kasus
TEORI KASUS
ANAMNESIS ANAMNESIS
Gejala dapat memburuk pada pagi hari Rhinore encer, banyak, tidak berbau (+)
waktu bangun tidur oleh karena adanya Riwayat sakit jantung (CAD dan HHD)
perubahan suhu yang ekstrim, udara Pengobatan dengan anti hipertensi (amlodipin)
lembab, dan juga oleh karena asap rokok, kurang lebih 1 tahun
Konka hipertrofi dan berwarna merah Konka edema (+) dan hipertrofi (+)
pucat.
komplikasi ke sinus
TATALAKSANA TATALAKSANA
Hindari alergen dan iritan, Edukasi untuk menghindari faktor iritan dan
Dekongestan masker
Antiinflamasi habis
2. Medikamentosa
KESIMPULAN
Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak kurang lebih 1 tahun lalu.
Yang paling berat saat malam hari. Pada anamnesis ditemukan gejala bersin-
bersin namun jarang, keluar cairan encer banyak dari hidung. Faktor penyebab
dari pasien adalah penggunaan obat anti hipertensi (amlodipin) dan terpapar asap
rokok. Pada pemeriksaan fisik ditemukan, tampak mukosa hidung edema, basah,
berwarna merah. Selain itu didapatkan spina septi. Pada pemeriksaan laboratorium
lain seperti hitung eosinofil dalam darah tepi meningkat. Pasien juga diedukasi
untuk menghindari bahan iritan, menghindari asap rokok, mengganti obat anti
1. Soepardi A., Iskandar N., Bashiruddin J., dan Restuti D. 2015. Buku Ajar
111;127-130