PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

RSUD PROF. DR. W.Z No Dokumen No. Revisi Halaman

JOHANNES KUPANG
00 1/1
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
Kupang
PANDUAN PRAKTIK Tanggal Terbit
KLINIS

( PPK )
DR.drg.Mindo E.Sinaga, M.Kes
Pembina Tk.I
NIP.19640329 199312 1003

1. Pengertian Batasan:
Perdarahan uterus abnormal (PUA) adalah perdarahan
abnormal yang terjadi di dalam atau di luar siklus haid, oleh
karena gangguan mekanisme kerja poros hipotalamus-
hipofisis-ovarium-endometrium tanpa disertai kelainan organik
baik dari genital maupun ekstragenital.
2. Anamnesis 1. Anamnesa yang cermat sangat penting.
2. Tanyakan usia menarche, siklus haid setelah menarche,
lama dan jumlah darah haid, riwayat kontrasepsi, riwayat
pengobatan

3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan umum untuk mengetahui kemungkinan

adanya kelainan yang menjadi penyebab perdarahan.

2. Pada gadis tidak dilakukan pemeriksaan dalam vagina

(PDV).

3. Pada wanita yang sudah menikah, sebaiknya dilakukan

inspekulo dan pemeriksaan dalam vagina (PDV) untuk
menegakkan diagnosis.

4. Pada pasien Yang belum pernah berhubungan seksual

 tidak boleh dilakukan PDV
5. Pada pasien yang statusnya belum menikah tetapi sudah
melakukan hubungan seksual, PDV dilkukan dengan persetujuan
tindakan secara tertulis/ informed choice

6. Kriteria Diagnosis 1. Terjadi perdarahan pervaginam yang tidak normal

(lamanya,frekuensi, dan jumlah) yang terjadi di dalam
maupun diluar siklus haid
2. Tidak ditemukan kehamilan, kelainan organ maupun
kelainan hematologi (faktor pembekuan)
3. Ditemukan kelainan fungsi poros hipotalamus-hipofise-
ovarium
4. Usia terjadinya :
 Perimenars (usia 8 -16 tahun)
 Masa reproduksi (usia 16 – 35 tahun)
 Perimenopause (usia 45 - 65 tahun)
5. Diagnosa Kerja Perdarahan Uterus Disfungsional (N 39.8)

6. Diagnosis Banding 1. Kelainan organik

2. Kelainan hematologi
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan kehamilan (PST)
Penunjang 2. Pemeriksaan darah lengkap (DL, PT/APTT, CT/BT)
3. Biopsi, dilatasi, kuret bila tidak ada kontra indikasi
4. Pemeriksaan USG Abdomen
8. Terapi 1. Penanganan perdarahan akut dan banyak
1.1 Stabilisasi dengan rawat inap
1.2 Stop bleeding dengan medikamentosa
a) Pil KB 2-4 kali per hari evaluasi 12-24 jam,
 Bila darah tidak berhenti:
- Sudah melakukan hubungan seksual: kuretase
- Belum melakukan hubungan seksual: regulasi
haid pil KB siklik 3 bulan.
 Bila membaik  rawat jalan  pil KB 4x1 perhari
selama 4 hari, 3x1 selama 3 hari, 2x1 selama 2
hari dan 1x1 selama 21 hari. Selanjutnya minum
pil KB siklik selama 3 bulan.
b) Jika terdapat kontraindikasi penggunaan PKK (mual
dan sakit kepala berlebihan) dapat diberikan
progestin (nor etisteron) 1x10 mg selama 14 hari.
Kemudian berhenti 14 hari, kemudian diberikan lagi
selama 14 hari selama 3 bulan.
1.3 NSAID diberikan jika ada nyeri.
1.4 Asam Traneksamat 3x 500mg/iv.
1.5 Tablet hematinik 1x1 tablet.
1.6 Transfusi darah jika HB < 10 g/dL.
1.7 Bila terapi medikamentosa tidak berhasil atau ada kelainan
organik dilakukan terapi pembedahan.

2. Pendarahan intermitten dan kronik

2.1 Pemeriksaan USG, bila :
- Tebal endometrium <6mm diberikan pil KB
selama 3 siklus
- Tebal endometrium ≥6mm diberikan progestin
(nor etisteron) 1x 10 mg selama 14 hari (3 siklus)
3. Bila pasien ingin hamil  tatalaksana infertilitas  Induksi
ovulasi.
4. Pasien usia 12 – 19 tahun regulasi haid selama 6 bulan.
5. Pasien usia > 40 tahun (sudah melakukan hubungan
 seksual)  Kuretase.
9. Edukasi 1. Edukasi gizi dan pola makan
2. Edukasi faktor resiko
3. Edukasi gaya hidup sehat
4. Edukasi obat – obatan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens I

12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis SMF Kebidanan dan Kandungan

14. Indikator Siklus Haid teratur

15. Kepustakaan 1. Konsensus perdarahan uterus abnormal. HIFERI. 2018

2. Benson ralph C,et al. Current Obstetrics & Gynecologic,
Diagnosis and Treatment, Appleton Century/East Narwalk,
Connecticut, 5 th edition.
3. William Obstetric. Edisi 24
4. Jones H.W, Wentz A.C.et.al. Novak Textbook of
Gynecology. W.B.Saunders Company