Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi yang ditandai perkembangan ilmu dan teknologi secara cepat
sangat dibutuhkan kualitas dan kemampuan dari generasi masa kini (generasi
milenial) agar dapat berkompetisi dalam dunia kerja. Dunia pendidikan formal
adalah salah satu ujung tombak utama dalam menyiapkan kompetitor-kompetitor
handal tersebut, mutu dan kualitas sebuah lembaga pendidikan adalah cermin dari
generasinya demikian pula sebaliknya. Lembaga pendidikan yang bermutu akan
melahirkan generasi yang handal, generasi yang handal akan membuat lembaga
pendidikan semakin bermutu.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) SMK Bina Karya Larantuka merupakan suatu
bentuk aplikasi program pendidikan yang dilakukan oleh siswa SMK Bina Karya
Larantuka dalam usaha peningkatan pengetahuan siswa untuk mendapatkan nilai
tambah yang besar, dalam usaha penyelarasan relevansi kurikulum sekolah
dengan pengalaman nyata dalam dunia kerja sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga merupakan salah satu syarat mutlak bagi
semua siswa yang akan menyelesaikan pembelajaran di SMK Bina Karya
Larantuka agar dapat mengenal dunia kerja, dapat menerapkan pengetahuan teori
dan keterampilan yang telah diperoleh selama proses belajar di sekolah sehingga
selesai praktik, siswa mampu dan siap untuk terjun langsung dalam dunia kerja
dan dunia bisnis.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan pada objek
orientasi yang telah ditentukan oleh perusahaan atau instansi, lembaga, organisasi
dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atas bimbingan supervisor.

Pada kesempatan ini siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya


dan perusahaan atau instansi untuk mendapatkan manfaat berupa penerapan
komputerisasi serta pengembangannya. Dengan demikian diharapkan terjalin

1
antara konsep-konsep dunia informatika dan komputer dengan penerapan kerja
siswa dalam dunia kerja.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka penulis dipilih
oleh lembaga sekolah untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang terletak di Jl. Basuki Rahmat No.200,
Puken Tobi Wangi Bao Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara
Timur sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dengan
kegiatan-kegiatan yang dikerjakan yaitu Penarikan Kabel Fiber Optik ke rumah
Pelanggan.

1.2. Tujuan Pelaksanaan PKL dan Alasan Pemilihan Tempat PKL

1.2.1. Tujuan Pelaksanaan PKL

Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini antara lain:

1. Mengaplikasikan teori serta ilmu yang telah dipelajari dari bangku


sekolah.
2. Sebagai pengalaman kerja yang relevan dengan kompetensi yang
dimiliki sebelum memasuki dunia kerja.
3. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya
saing.
4. Mengembangkan kemandirian siswa.
5. Menambah dan mengembangkan ilmu dasar yang dimiliki siswa sesuai
dengan bidang masing-masing.
6. Menambah jenis keterampilan yang diperoleh siswa dalam rangka
mengembangkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
7. Membangun kerjasama yang baik antara sekolah dengan Dunia
Industri dan Dunia Kerja (IDUKA)

1.2.2. Alasan Pemilihan Tempat PKL

Alasan memilih PT. TELKOM menjadi tempat PKL antara lain :

1) Bidang usaha PT. TELKOM sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis
pelajari

2
2) Memberikan pengalaman kerja langsung kepada penulis dalam rangka
menanamkan iklim kerja yang berorientasi pada peduli mutu proses
penulis
3) PT. TELKOM berada di wilayah domisili penulis
4) Penulis menjadi tenaga kerja siap pakai setelah lulus dari sekolah dan
penuh tanggung jawab dalam bekerja

1.3. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data antara lain :

1) Observasi (pengamatan langsung)


Metode ini dilakukan penulis secara langsung ke lapangan untuk
melakukan pengamatan terhadap suatu objek yang sedang di buat dan
terlibat secara langsung atas kegiatan tersebut:
2) Metode searching (pencarian di internet)
Metode ini dilakuakn oleh penulis untuk mengetahui secara langsung
suatu materi yang kurang dipahami dengan melakukan pencarian di
website.

1.4. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan sebagai berikut :

1) Dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pola pikir dalam


mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam dunia kerja.
2) Menambah ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan di sekolah.
3) Melatih diri untuk menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab
sebelum memasuki dunia kerja profesional.
1.5 Kerangka Laporan

Dalam laporan PKL ini memiliki 3 bagian antara lain :

1. Bagian awal.
Pada bagian ini berisi lembar judul, lembar pengesahan IDUKA, lembar
pengesahan sekolah, lembar pengesahan penguji, identitas siswa,

3
identitas perusahaan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar
tabel
2. Bagian isi.
Pada bagian ini memiliki empat bab :
1) Bab I adalah bab yang berisi pendahuluan, yang meliputi latar
belakang PKL, tujuan dan alasan pemilihan lokasi PKL, metode
pengumpulan data, manfaat PKL dan kerangka laporan.
2) Bab II berisi tentang profil perusahaan, sejarah berdiri atau
terbentuknya perusahaan, visi misi, tata tertib serta jam kerja yang
diterapkan di perusahaan.
3) Bab III adalah bab inti yang menjadi topik pembahasan dalam
laporan ini. Dalam bab ini penulis menguraikan secara detail
mengenai pekerjaan “Penarikan kabel fiber optik ke rumah
pelanggan”. Di mana dalam pekerjaan ini membutuhkan alat dan
bahan sebagai pendukung proses kelancaran sebuah pekerjaan,
sampai selesai pekerjaan.
4) Bab IV merupakan bagian penutu. Penulis dapat memberikan
kesimpulan dalam kegiatan PKL dan saran, agar dapat menjadi
perhatian bagi sekolah, IDUKA, dan siswa/siswi untuk kegiatan
PKL berikutnya.
3. Bagian akhir.
Pada bagian ini memuat tentang daftar pustaka dan lampiran. Yang
dilampirakan pada laporan ini adalah foto kegiatan PKL dan Jurnal
kegiatan PKL.

4
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Data Umum Perusahaan

Suatu perusahaan memerlukan struktur organisasi untuk mencapai


tujuan perusahaan dengan lebih efektif. Struktur organisasi merupakan suatu
kerangka yang menunjukan seluruh kegiatan perusahaan, hubungan antar
fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawabnya.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Plasa Telkom Larantuka.

Berikut uraian poin-poin yang tercantum dalam struktur tersebut:

1. Supervisior Plasa
Supervisor Plasa bertanggung jawab atas pelayanan terhadap
pelanggan mengenai pasang baru IndiHome atau telepon kabel.
Pegawai yang menangani bagian ini adalah Filomena Barek Asan.
2. Customer Service Repsentative (CSR)
Customer service adalah setiap kegiatan yang ditunjukkan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang
kepada kliennya dalam menyelesaikan masalah dengan memuaskan.

5
Customer Service Representative (CSR) merupakan salah satu ujung
tombak terpenting bagi perusahaan dalam membangun kepuasan
pelanggan. Melalui tangan CSR, perusahaan dapat memberikan persepsi
yang positif kepada pelanggan dan dapat mengetahui apa yang menjadi
keinginan pelanggan.

Tugas pokok CSR adalah:

1) Membantu pelanggan untuk memberikan informasi dan


formulir dengan jelas tentang jasa layanan perusahaan
2) Mengidentifikasi dan mencatat permasalahan atau keluhan
pelanggan.
3) Menangani dan menyelesaikan berbagai keluhan pelanggan
4) Memperkenalkan produk-produk atau jasa-jasa perusahaan dan
layanan perusahaan.
5) Memberikan informasi mengenai fitur menarik pelanggan yang
baru.
6) Mempertahankan pelanggan agar tetap setia pada perusahaan.
7) Melakukan penagihan tunggakan.

Pegawai yang menangani bagian ini adalah Hildegradis S. Domaking.

3. Special quality and assurance team B (SQUAT BRAVO)

Tugas dari Special quality and assurance team B (SQUAT BRAVO)


radio, berkoordinasi dengan pihak ketiga dalam rangka pengamanan jalur
kabel backbone.

Pegawai yang menangani bagian ini adalah:

1) Fransiskus Nono Langkamau


2) Paulus Mado Mukin
3) Mashud N. Yusuf
4) Gunawan Harun Ratuloli
4. Assurance
Tugas dari Asurance menangani gangguan jaringan IndiHome.
Pegawai yang menangani bagian ini adalah:

6
1) Eugenius Meke
2) Jannie Andhi Hendyos Toron
3) Blasius Rum Daton
5. Provisioning
Tugas dari Provisioning pemasangan baru IndiHome mulai dari
penarikan jaringan kabel ke rumah pelanggan sampai dengan proses
pengaktifan IndiHome.
Pegawai yang menangani bagian ini adalah:
1) Jose Antonio Paschallo Openg
2) Aloysius Rusli Bataona
6. BGES Service
Tugas dari BGES Service adalah pemasangan sambungan baru dan
penanganan gangguan pelanggan VPN IP dan Astinet.
Pegawai yang menangani bagian ini adalah Yohanes D. B Lamenty.
7. Sales Force
Tugas dari Sales Force untuk mencari pelanggan. Pegawai yang
menangani bagian ini adalah Laurensius Corebima.

2.2. Sejarah Perusahaan.

PT. Telkom Indonesia, Tbk. adalah perusahaan informasi dan


komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di
Indonesia. Pada awalnya dikenal sebagai sebuah badan usaha swasta
penyedia layanan pos dan telegram atau dengan nama “JAWATAN”.

Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos


dan Telekomunikasi (PN Postel). PN Postel dipecah menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara
Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Dan pada tahun 1974 PN
Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi
(Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun
internasional. Pada tanggal 14 November 1995 di resmikan PT.
Telekomunikasi Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi terbesar
di Indonesia.

7
TELKOM merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia (51,19%) dan oleh publik sebesar 48,81%.
Sebagian besar kepemilikan saham publik (45,58%) dimiliki oleh investor
asing, dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam negeri.

TELKOM juga menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak


perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel fixed wire line, jasa
telepon tetap nirkabel fixed wireless, jasa telepon bergerak mobile service,
data/internet serta jasa multimedia lainnya.

Tahun 2000 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT


INDOSAT sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa
telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan
bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dan INDOSAT. Sejak
bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.

Dalam meningkatkan usahanya serta memberikan proteksi yang sesuai


dengan keinginan masyarakat, PT. Telkom telah membuka kantor-kantor
Cabang dan Perwakilan yang terdapat di berbagai regional yang terdiri dari: 7
DIVRE  yaitu Divre 1 Sumatera, Divre 2 Jakarta, Divre 3 Jawa Barat, Divre 4
Jawa Tengah & DI. Yogyakarta, Divre 5 Jawa Timur, Divre 6 Kalimantan,
Divre 7 Kawasan Timur Indonesia.

PT. Telkom Juga mempunyai anak perusahaan seperti, Telkomsel,


Telkom Akses, Telkomvision/Indonusa, Infomedia, Graha Sarana Duta/GSD,
Patrakom, Bangtelindo, PT FINNET Indonesia. Pada tanggal 14 juni 1982
PT. Telkom Larantuka diresmikan dan beroperasi sampai dengan saat ini.

2.3. Visi Misi Telkom

1.Visi
Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan
Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services
(TIMES) di Kawasan Regional

8
2. Misi
Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

Gambar 2.2. Logo PT. Telkom Indonesia

2.4. Tata Tertib Perusahaan


1) Datang tepat waktu atau tidak boleh terlambat
2) Dilarang pulang sebelum jam kerja selesai
3) Dilarang merusak barang milik kantor

Gambar 2.3. Kantor Telkom Larantuka

2.5. Jam Kerja Perusahaan

Pelaksanaan PKL yang dilakukan sejak tanggal 6 April sampai dengan 31


Juni 2021, dengan rincian jam kerja seperti tertera pada tabel berikut :

NO HARI KERJA JAM KERJA KETERANGAN


1 Senin – Sabtu 08.00 – 12.00 Jam kerja pagi
12.00 – 13.00 Jam istirahat
13.00 – 17.00 Jam kerja siang
2 Minggu dan tanggal merah Libur
Tabel 2.1. Jam Kerja Perusahaan

9
BAB III

DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN

(Penarikan Kabel Fiber Optik)

3.1 Landasan Teori


1. Pengertian Kabel Fiber Optik

Fiber Optik adalah suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau


plastik yang sangat halus, dan digunakan sebagai media transmisi karena
dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu lokasi ke lokasi lainnya
dengan kecepatan tinggi.
Ukuran fiber optik ini sangat kecil dan halus (diameternya hanya 120
mikrometer), bahkan lebih kecil dari helaian rambut manusia. Komponen
jaringan ini memiliki kecepatan transmisi yang tinggi dengan
menggunakan pembiasan cahaya sebagai prinsip kerjanya. Sumber cahaya
yang digunakan untuk proses transmisi adalah laser atau LED.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Bahan

1. Komponen Fiber Optik

Gambar 3.1. Struktur kabel Fiber Optik

10
Fiber optik terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi
masing-masing. Berikut ini adalah beberapa bagian kabel fiber optik :

1) Bagian Inti (Core)

Bagian inti fiber optik terbuat dari bahan kaca dengan diameter
yang sangat kecil (diamaternya sekitar 2 μm sampai 50 μm). Diameter
serat optik yang lebih besar akan membuat performa yang lebih baik dan
stabil.

2) Bagian Cladding

Bagian cladding adalah bagian pelindung yang langsung


menyelimuti serat optik. Biasanya ukuran cladding ini berdiameter 5 μm
sampai 250 μm. Cladding terbuat dari bahan silikon, dan komposisi
bahannya berbeda dengan bagian core. Selain melindungi core, cladding
juga berfungsi sebagai pemandu gelombang cahaya yang merefleksikan
semua cahaya tembus kembali kepada core.

3) Bagian Coating / Buffer

Bagian coating adalah mantel dari serat optik yang berbeda dari
cladding dan core. Lapisan coating ini terbuat dari bahan plastik yang
elastis. Coating berfungsi sebagai lapisan pelindung dari semua
gangguan fisik yang mungkin terjadi, misalnya lengkungan pada kabel,
kelembaban udara dalam kabel.

4) Bagian Strength Member & Outer Jacket

Lapisan ini merupakan bagian yang sangat penting karena menjadi


pelindung utama dari sebuah kabel fiber optik. Lapisan strength member
dan outer jacket adalah bagian terluar dari fiber optik yang melindungi
inti kabel dari berbagai gangguan fisik secara langsung.

2. Fiber Optik Single Mode


Kabel fiber optik single mode yaitu kabel jaringan yang memiliki
transmisi tunggal, sehingga hanya bisa menyebarkan cahayanya hanya
melalui satu inti dalam suatu waktu. Jenis fiber optik ini memiliki inti
berukuran kecil dengan diameter sekitar 9 mikrometer yang digunakan

11
untuk mentransmisikan gelombang cahaya dari sinar inframerah dengan
panjang gelombang 1300-1550 nanometer.
1) Dropcore merupakan suatu serat optik pada jaringan FTTH (Fiber
To The Home) dengan panjang mencapai 1000 meter yang dipasang
dari ODP menuju rumah pelanggan.

Gambar 3.2 Dropcore


2) Precon adalah kabel fiber optik dengan kapasitas 1 core. Kelebihan
dari precon adalah kita tidak perlu menyambung ujungnya dengan
SOC atau Fast Connector karena sudah ada langsung terpasang oleh
pabrik yang membuatnya.

Gambar 3.3. Precon


3) Patch Cord adalah kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang
sudah terpasang konektor di kedua ujungnya. Digunakan untuk
menghubungkan antar perangkat atau komunikasi. Patch cord
sendiri merupakan kabel fiber indoor yang dipakai hanya untuk di
dalam ruangan saja.

12
Gambar 3.4. Patch Cord
4) Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah
konektor diujungnya atau Pigtail akan disambungkan dengan
kabel fiber yang belum memiliki konektor.

Gambar 3.5. Pigtail


3. Fiber Optik Multimode
Kabel fiber optik multimode merupakan kabel yang dapat
mentransmisikan banyak cahaya dalam waktu bersamaan karena memiliki
ukuran inti besar yang memiliki diameter sekitar 625 mikrometer.
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan komersial
yang pada umumnya diakses banyak orang. Fiber optik ini mengirimkan
sinar inframerah yang memiliki panjang 850-1300 nanometer.
1) Kabel Feeder merupakan kabel fiber optik yang diterminasi pada
Optical Distribution Frame (ODF) dan Optical Distribution Cabinet
(ODC) yang berfungsi untuk menyambungan kedua perangkat tersebut.

Gambar 3.6. Kabel Feeder

13
2. Arsitektur Jaringan Fiber Optik
a. Fiber To The Zone (FTTZ)
Titik Konversi Optik atau TKO terletak disuatu tempat di luar
bangunan baik di dalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal
pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga
beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan
yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct pada arah yang
bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan
kabel tembaga.

Gambar 3.7 Struktur jarngan Fiber To The Zone (FTTZ)


b. Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, di dalam kabinet
dan di atas tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan
dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus
meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya
berkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung
bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan
menjadi pelanggan jasa hiburan.

14
Gambar 3.8. Struktur jaringan Fiber To The Curb (FTTC)
c. Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang
telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada
beberapa lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dalam diterapkan bagi
pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan
perumahan di apartement.

Gambar 3.9. Struktur jaringan Fiber To The Building (FTTB)


d. Fiber To The Home (FTTH)
Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format
penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan
pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran.
Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan
teknologi serat optik yang dapat menggantikan penggunaan kabel
konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan
layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu layanan
akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video
(TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.

15
Gambar 3.10. Struktur jaringan Fiber To The Home (FTTH)

3. 2.2 Alat-alat Pendukung Akses


1. Optical Distribution Frame (ODF) merupakan perangkat Passive tempat
terminasi awal kabel serat optik. Selain itu juga sebagai tempat peralihan
dari kabel outdoor dengan kabel indoor dan sebaliknya.

Gambar 3.11 Optical Distribution Frame (ODF) Larantuka

2. Optical Distribution Cabinet (ODC) merupakan suatu perangkat Passive


Optical Network (PON) yang diinstalasi di luar sentral, bisa di lapangan
(outdoor) maupun di dalam ruangan (indoor). ODC memiliki fungsi
sebagai berikut :

 Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi.
 Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi kabel
yang berkapasitas lebih kecil (distribusi).
 Tempat pembagi informasi sinyal optik (splitter).
 Tempat penyambungan

Gambar 3.12. Optikal Ditribution Cabinet (ODC) Larantuka

16
3. Optikal Distribution Point (ODP) merupakan sebuah perangkat
pendukung layanan fiber optik yang berfungsi sebagai titik transmisi
kabel drop optik atau tempat untuk membagi satu core optik ke beberapa
pelanggan.

Gambar 3.13 Optikal Distribution Point Larantuka

4. Splitter merupakan alat yang digunakan sebagai transmisi sinyal


cahaya dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya.

Gambar 3.14 Splitter

17
5. Fusion splicer
Fusion spilicer atau sering dikenal sebagai alat untuk
menyambungkan serat optik ini merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk menyambungkan sebuah core serat optik, dimana
serat tersebut terbuat atau berbasis kaca, dan mengimplementasikan
suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi sebuah media sinar
berbentuk laser.
Sinar laser tersebut berfungsi untuk memanasi kaca yang terputus
pada core sehingga bisa tersambung kembali dengan baik. Perlu
diketahui bahwa fusion splicer ini haruslah memiliki tingkat keakuratan
yang cukup tinggi, hal ini ditujukan untuk menghasilkan hasil
penyambungan yang sempurna, karena pada saat penyambungan
tersebut akan terjadi proses pengelasan media kaca serta peleburan kaca
yang akan menghasilkan suatu media, dimana media tersebut akan
tersambung dengan utuh tanpa adanya celah-celah, hal ini dikarenakan
media tersebut memiliki senyawa yang sama.

Gambar 3.15. Fusion Splicer

6. Stripper Atau Tang kupas


Sama seperti kabel - kabel yang lain, salah satunya seperti kabel
coaxial dan UTP, kabel fiber optik juga memerlukan alat ini. Alat ini
berfungsi sebagai media untuk memotong dan mengupas kulit  dan
daging kabel.

Gambar 3.16. Tang Kupas

18
7. Cleaver atau alat potong

Cleaver Tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang


kulit kabel optic-nya sudah dikupas, perlu diketahui juga bahwa
pemotongan core ini wajib menggunakan alat khusus ini, karena pada
serat kacanya akan terpotong dengan rapih.

Gambar 3.17. Alat Potong

8. Optical Power Meter (OPM)

Alat yang satu ini memiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat
daya dari signal cahaya yang sudah masuk, OPM ini juga mempunyai
interface FC yang langsung berhubungan dengan pathcore FC. Bagi
kalian yang belum mengetahui rumus yang digunakan untuk melakukan
proses ini, berikut adalah rumusnya.

Gambar 3.18. Optikal Power Meter (OPM)

19
9. Visual Fault Locator atau Laser

Alat ini sering disebut juga Laser fiber optik atau senter fiber optik.
Fungsinya untuk melakukan pengetesan pada core fiber optik. Laser akan
mengikuti serat Optik pada Kabel Fiber Optik dari POP Sampai Ke User
(end to end), bila core tidak bermasalah laser akan sampai pada titik
tujuan.

Gambar 3.19. Visual Locator/Laser

10. Roset berfungsi sebagai alat transmisi antara kabel indoor dan
patchcore (kabel optik)

Gambar 3.20. Roset

11. Selongsong merupakan pelindung sambungan kabel Fiber Optik agar


sambaungan tidak mudah putus.

Gambar 3.21. Selongong

20
3.2.3 Uraian Kegiatan
Tahap 1 :
1. Siapkan kabel yang ingin disambungkan
 Kupas kulit kabel menggunakan lupsheat cutter, panjang kupasan
disesuaikan dengan jenis penyambungan yang dipakai.
 Masukan Selongsong pada salah satu kabel tersebut.
 Kupas pelindung serat optik (secondary coating) pada kedua kabel
tersebut dengan fiber stripper, panjang ujung serat optik yang
dikupas kurang lebih 4 cm.
 Bersihkan ujung serat optik tersebut (untuk menghilangkan
primary coating) dengan tisu yang sudah dibasahi dengan alkohol.
 Potong ujung serat optik tersebut dengan fiber cutter atau fiber
cleaver.
Tahap 2 :

 Setelah persiapan penyambungan dilaksanakan, lakukan set-up


pada fusion splicing machine :

1. Nyalakan fusion splicing machine dengan memindahkan posisi


switch on sampai lampu pilot menyala.

2. Buka canopy sehingga lampu pilot padam, tarik kunci chuck


sehingga kedua mekanikan chuck terbuka.

3. Tempatkan kedua serat optik yang akan disambung pada V-


groove dari setiap mekanikal chuck dari splicing machine. (Pada
saat penempatan serat optik harus tepat pada lekuk V-groove dan
jangan menyentuh benda apapun).

4. Tutup mekanikal chuck secara perlahan sehingga serat tadi


terjepit oleh mekanikal chuck.

 Tutup canopy kemudian tekan tombol set sehingga fusion splicing


melakukan penyambungan secara otomatis dan melaksanakan
peleburan.

21
 Periksa hasil penyambungan dengan melihat layar monitor

Gambar 3.22. Hasil sambungan kabel fiber optik

 Jika peleburan telah selesai buka canopy dan pindahkan fiber


tersebut ke alat heater kemudian geser selongsong tepat di tengah-
tengah sambungan.

 Bila penyambungan berhasil dengan baik maka periksa redaman


yang terjadi pada sambungan tersebut (batas maksimal redaman 0,2
dB/splice). Bila hasil redaman melebihi batas, penyambungan
dapat diulang kembali.

 Jika penyambungan antara kabel dropcore dengan pigtail maka


periksa redaman menggunakan Optikan Power Meter. Tapi
sebelum itu pastikan ujung kabel yang satunya sudah dicolok di
ODP yang dihubungkan ke Rumah pelanggan.

 Redaman yang baik saat mengukur menggunakann OPM adalah


antara -10dBm sampai - 20dBm.

22
Gambar 3.24. Hasil redaman di Optikal Power Meter setelah
penyambungan kabel Fiber Optik

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL),
penulis memperoleh keuntungan berupa pengetahuan dan pengalaman
yang sangat berharga, sehingga dapat menambah wawasan serta
melengkapi pengetahuan yang didapat di sekolah.
Berdasarkan pengalaman yang penulis peroleh selama pelaksanaan
PKL di PT. TELKOM Larantuka ada beberapa hal yang dapat saya
simpulkan yaitu:

1. Fiber Optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari serat kaca yang
dapat mengirim dengan kecepatan tinggi dan dapat menggunakan
bandwith yang besar. Karena menggunakan cahaya jadi bisa dikatakan
kecepatannya tak terhingga asalkan kualitas penyambungannya baik
dan sempurna.
2.  Konektor yang dipakai untuk menyambung Fiber Optik biasanya
Konektor SC dengan warna Konektor biru dan jaket kabel kuning.
3.  Modem yang sering digunakan adalah ZTE.

4.2 Saran
a)      Saran untuk Sekolah
 Perlu komunikasi antara pihak sekolah dan pihak Telkom untuk
mempermudah kegiatan PKL di semester depan atau tahun
mendatang.
  Pembimbing sekolah lebih meningkatkan perhatiannya terhadap
siswa baik selama PKL ataupun sesudahnya.
b)  Saran untuk IDUKA
 Sebaiknya pembimbing memberikan penjelasan dan langkah-
langkah yang baik dan benar kepada peserta PKL bagaimana cara
menyambung kabel Fiber Optik.

24
 Sebaiknya peralatan seperti Tang potong dan tang kupas bisa
ditambah agar pekerjaan untuk ke depanya jauh lebih baik.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Maxmanroe. 2016. “Pengertian Fiber Optik”,


https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/internet/pengertian-fiber-
optik.html. (Accessed 28 Oktober 2021)
2. Hasan Badjrie. 2019. “Perangkat-perangkat yang digunakan pada
IndiHome”, http://hasanbadjrie.blogspot.com/2016/06/perangkat-perangkat-
yangdigunakan-pada.html. (Accessed 28 Oktober 2021)
3. Firotul. 2017. “Cara menyambung kabel Fiber Optik”,
http://fitrotulinfo.blogspot.com/2017/11/cara-menyambung-
kabelfiberoptik.html. (Accessed 28 Oktober 2021)
4. Ibnu Sabil. 2013. “Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum”,
http://ibnusabil12.blogspot.com/2013/03/arsitektur-jaringan-fiber-
optiksecara.html. (Accessed 28 Oktober 2021)

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai