Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

LUKA TUSUK DAN PEMBUNUHAN


Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)
Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman

Oleh :
Citta Arunika Risyudhanti (01.210.6112)
Erani Sukmawati (01.210.6148)
Radit H. Mayangkara (01.207.5412)

Pembimbing :
dr. Sofwan Dahlan, Sp.F (K)

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN DAN


MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
LUKA TUSUK DAN PEMBUNUHAN

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh


Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)
Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


Citta Arunika Risyudhanti (01.210.6112)
Erani Sukmawati (01.210.6148)
Radit H. Mayangkara (01.207.5412)

Telah diajukan dan disahkan pada tanggal


Pembimbing

dr. Sofwan Dahlan, Sp.F (K)

DAFTAR ISI
2

Februari 2015

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................

BAB III LAPORAN KASUS .....................................................................................

11

BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................................

17

BAB V KESIMPULAN ..............................................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

20

BAB I
PENDAHULUAN

Kasus pembunuhan sekarang ini semakin meningkat. Aksi pembunuhan belakangan


ini mencapai tingkatan yang nyaris tak lagi bisa ditoleransi. Urat cemas masyarakat sudah
sedemikian tegang setiap menyimak berita tentang nyawa yang mati akibat pembunuhan. 9
Nyawa seolah-olah telah menjadi sesuatu yang tidak ada harganya. Bahkan, ada beberapa
manusia yang mulai kehilangan naluri kemanusiaan. Hal ini terbukti dengan maraknya kasus
pembunuhan yang dilakukan oleh sesama manusia. Sungguh ironis, manusia yang diberi akal
dan pikiran sepatunya mampu memanfaatkan kelebihan itu untuk melakukan hal positif.
Sayangnya, manusia seolah sudah kehilangan akal sehatnya sehingga tega menghabisi nyawa
sesama9
Maraknya kasus pembunuhan ini dapat disebabkan karena tekanan ekonomi yang
terjai saat ini. Sehingga mendorong manusia menghalalkan segala cara untuk memenuhi
kebutuhannya. Ketegangan ketegangan hidup yang semakin hari semakin menggila ini
membuat manusia cenderung berpikir pendek, Saya yang mati atau dia yang mati.
Akhirnya pembunuhan menjadi mudah terjadi, bahkan dengan alasan alasan yang sepele.
Selain itu ada gangguan psikis yang mudah terjadi pada masyarakat kita. Mereka mudah
marah dan tidak dapat mengendalikan emosi. Keadaan ini dinamakan impulsif atau kehendak
yang tidak dapat dikontrol. Sehingga pembunuhan sangat gampang dilakukan dan banyak
orang merasa pembunuhan adalah jalan paling aman menuntaskan sakit. 10 Terutama
pembunuhan yang dilakukan oleh anggota keluarga biasanya bersifat konfliktual dan
akumulatif, artinya adanya konflik besar atau kecil yang berkepanjangan dalam keluarga dan
terakumulasi sehigga menimbulkan rasa marah, dendam atau sakit hati jika terpicu oleh halhal yang sepele atau sederhana. Tindak pidana yang dilakukan oleh anggota keluarga adalah
suatu perbuatan yang keji, karena si pelaku tega membunuh orang yang telah menyayangi
dan disayanginya. Kebanyakan kasus kasus tersebut dilakukan dengan alasan yang
sederhana seperti cemburu, maslah warisan, keinginannya tidak terpenuhi, selingkuh dan lain
lain, yang sebenarnya alasan alasan tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan.9
Data dari Bareskrim Mabes Polri menunjukkan bahwa pada Januari Mei tahun
2013, pembunuhan di Indonesia secara kuatitatif menunjukkan tren tertinggi, yaitu sudah
mencapai 559 kasus. Sementara disepanjang tahun 2012, terjadi 941 kasus pembunuhan.

Dengan demikian dalam lima bulan di tahun 2013, jumlah kejadian pembunuhann sudah
melampaui 50 persen jumlah di tahun 2012. Dari data yang dikeluarkan mabes polri,
kematian akibat pembunuhan, biasanya pelaku melakukan pembunuhan dengan senjata tajam
. senjata tajam dapat berupa pisau dapur, gunting, golok, celurit, obeng.
Tindakan pembunuhan ini merupakan tindakan pidana dan sudah diatur oleh undang
undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam hal ini pembunuhan diatur dalam Bab XIX Buku II
pasal 338-350 KUHP tentang kejahatan terhadap nyawa. Pembunuhan disini bermacam
macam antara lain pembunuhan biasa, pembunuhan terkualifikasi, pembunuhan berencana
(moord), pembunuhan bayi, pembunuhan atas permintaan korban, penganjuran dan
pertolongan bunuh diri dan pengguguran kandungan. Kejahatan pembunuhan ini juga diatur
dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU
KDRT), walaupun hanya sebatas pada kejadian-kejadian kekerasan, termasuk pembunuhan
terhadap anggota keluarga yang tinggal di rumah yang sama, diatur dalam pasal 44 ayat (4)
yaitu matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau
denda paling banyak Rp 45.000.000,-00 (empat puluh lima juta rupiah ).9
Kita tidak bisa menekan pembunuhan menjadi tidak ada sama sekali. Maka yang bisa
dilakukan adalah memperkuat fungsi sosial, memperkuat peradilan pidana, dan yang terakhir
adalh memperkuat sistem hukum. Agar walaupun masih ada, dapat ditekan seminimal.10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Luka tusuk merupakan trauma yang diakibatkan benda tajam (trauma tajam). 1 Luka
tusuk ini terjadi akibat tusukan benda tajam dengan arah kurang lebih tegak lurus terhadap
kulit.5 Lebar luka yang ditimbulkan pada kulit jarang sekali memberikan gambaran dari
kedalaman luka tusuk. Luka tusuk diakibatkan oleh suatu gerakan aktif maju yang cepat atau
suatu dorongan pada tubuh dengan sebuah alat yang ujungnya tajam.6
2.2 Epidemiologi
Kasus pembunuhan di Eropa lebih sering terjadi dengan senjata tajam daripada kasus
pembunuhan di Amerika Serikat yang biasa menggunakan senjata api. Pada penelitian di
Dallas, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa dari 630 kematian akibat trauma benda tajam
90 % adalah kasus pembunuhan, 7,5 % karena bunuh diri dan 3,5 % karena kecelakaan. Di
Jerman 376 kematian akibat trauma tajam yang terjadi menunjukkan bahwa 80% merupakan
kasus pembunuhan, 17% bunuh diri dan 3% diantaranya adalah kecelakaan. 12 Di Indonesia
khususnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, menurut laporan Direktorat Reserse Kriminal
Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya selama tahun 2012 terjadi sekitar 690 kasus
pembunuhan.11
2.3 Karakteristik luka tusuk
a) Kedalaman luka
Pemakaian istilah luka penetrasi ditunjukkan untuk menjelaskan dimana
kedalaman luka yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak pada
permukaan kulit.12,2 Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang seperti di
daerah abdomen oleh karena elastisitas dinding perut tersebut.5
Panjang saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang
minimun dari senjata yang digunakan. Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang
senjata, karena jarang ditusukan sampai kepangkal senjata.4
b) Lebar luka
Kebanyakan luka tusuk akan menganga, bukan karena sifat benda yang masuk
tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit.12 Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana

terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti
kurva. Lebar luka sangat penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab
itu akan mewakili lebar alat. Lebar luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar
alat, apalagi bila luka melintang terhadap otot.4
Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama
dengan lebar alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan
ke samping waktu menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang
masuk kejaringan dengan posisi yang miring. 4
c) Bentuk luka
Bentuk luka merupakan gambaran yang penting dari luka tusuk karena karena
hal itu akan sangat membantu dalam membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin
telah dikumpulkan oleh polisi dan dibawa untuk diperiksa. Pinggir luka dapat
menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau
berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan luka dengan
dua pinggir tajam 4

Gambar 2.1. Pisau bermata satu yang ditusukan dengan kedalaman yang berbedabeda)7

Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat,
obeng atau gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-kadang
berbentuk segi empat atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit seperti ditunjukkan pada
gambar berikut.

Gambar 2.2. Menunjukan gambaran tusukan berbagai jenis obeng


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya
adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat
menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Manipulasi yang dilakukan pada saat
penusukan juga akan mempengaruhi bentuk lukanya. Beberapa pola luka yang dapat
ditemukan :
1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan
kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai
dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan
yang lebih dalam maupun pada organ.
2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut,
sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan
kulit seperti ekor.
3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga
saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan
dengan lebar senjata yang digunakan.
4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam
sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada
bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang
digunakan.
5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk
ireguler dan besar.

Harus diingat bahwa posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada
saat autopsi. Posisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat disebabkan
oleh senjata yang lebih pendek dibandingkan apa yang didapatkan pada saat autopsi.
Manipulasi tubuh untuk memperlihatkan posisi saat ditusuk sulit atau bahkan tidak
mungkin mengingat berat dan adanya kaku mayat. Poin lain yang perlu
dipertimbangkan adalah adanya kompresi dari beberapa anggota tubuh pada saat
penusukan. Pemeriksa yang sudah berpengalaman biasanya ragu-ragu untuk
menentukan jenis senjata yang digunakan.
2.4. Pemeriksaan luka tusuk
Pada pemeriksaan luka ada dua tipe luka oleh karena instrumen yang tajam
yang perlu diperhatikan dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari aksi
korban yaitu tanda percobaan dan luka perlawanan. Keduanya mempunyai bentuk,
letak dan medikolegal.
1. Luka percobaan adalah insisi dangkal, luka tusuk dibuat sebelum luka yang fatal oleh
individu yang berencana bunuh diri. Luka percobaan tersebut seringkali terletak paralel
dan terletak dekat dengan luka dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. Bentuk
lainnya antara lain luka tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan.
Meskipun jarang sekali dilaporkan.12,4

Gambar 2.3. Luka percobaan.


2. Luka perlawanan, bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam. Luka jenis
ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari
korban karena ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan
menggenggam bilah dari instrumen tajam.12

Gambar 3. Luka perlawanan.


Dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak
boleh dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga. Pemeriksaan ditujukan untuk
menentukan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Jumlah luka
Lokasi luka
Arah luka
Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam)
Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban atau bukan.
Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus pembunuhan, bunuh diri, atau
kecelakaan.
Lokasi luka dijelaskan dengan menghubungkan daerahdaerah yang

berdekatan dengan garis anatomi tubuh dan posisi jaringan tertentu, misalnya garis
tengah tubuh, ketiak, puting susu, pusat, persendian dan lain lain.4
Bentuk luka sebaiknya dibuat dalam bentuk sketsa atau difoto untuk
menggambarkan kerusakan permukaan kulit, jaringan dibawahnya, dan bila perlu organ
dalam (viseral). Diukur secara tepat (dalam ukuran millimeter atau centimeter) tidak
boleh dalam ukuran kirakira saja.4
2.5 Kualifikasi luka
Dalam membuat kesimpulan luka sebaiknya dokter juga menentukan derajat
keparahan luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kualifikasi luka. Yang
diharapkan dari dokter untuk dapat membantu kalangan hukum dalam menilai berat
ringannya luka yang dialami korban pada waktu atau selama perawatan dilakukannya.4

Kualifikasi luka yang dapat dibuat oleh dokter adalah menyatakan pasien
mengalami luka ringan, luka sedang atau luka berat.
1. Luka ringan
Luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya.
2. Luka sedang
Luka sedang adalah luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya untuk sementara waktu.
3. Luka berat
Luka berat adalah luka yang sebagaimana diuraikan di dalam pasal 90 KUHP, yang
terdiri atas1 :
a) Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna.
b) Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.
c) Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau
mata pencahariannya.
d) Kehilangan salah satu dari panca indera.
e) Cacat besar atau kudung.
f) Lumpuh.
g) Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya.
h) Keguguran atau kematian janin seorang perempuan.
Kualifikasi di atas secara terperinci dapat di bagi dalam empat kualifikasi derajat luka,
yaitu : 5
1. Orang yang bersangkutan tidak menjadi sakit atau tidak mendapat halangan dalam
melakukan pekerjaan atau jabatan.
2. Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan tidak ada halangan untuk melakukan
pekerjaan atau jabatannya
3. Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan berhalangan untuk melakukan pekerjaan
atau jabatannya.
4. Orang yang bersangkutan mengalami luka berat yang sebagaimana diuraikan di dalam
pasal 90 KUHP.
Hal ini perlu dipahami oleh dokter karena ini merupakan jembatan untuk
menyampaikan derajat kualifikasi luka dari sudut pandang medik untuk penegak hukum.4
Penerapan penyampaian pendapat dokter dalam VeR tentang luka yang
menimbulkan bahaya maut, misalnya bila seorang korban mendapat luka di perut yang
mengenai hati, yang menyebabkan perdarahan hebat sehingga dapat mengacam jiwa.
Walaupun pasien akhirnya sembuh tetapi di dalam VeR dokter dapat menggambarkan

keadaan ini dalam kata kata, korban mengalami luka tusuk di perut mengenai jaringan
hati yang menyebabkan perdarahan banyak yang dapat mengancam jiwa pasien.
Ungkapan ini akan mengingatkan para penegak hukum bahwa korban telah mengalami
luka berat.4
2.6 Penyebab kematian
Penyebab kematian dapat terjadi segera atau langsung, tetapi perlukaan dapat juga
menyebabkan kematian secara tidak langsung. Penyebab kematian langsung dapat
berupa:4
1. Perdarahan luas (syok hipovolemik)12,4 dan banyak dapat terjadi di dalam rongga tubuh
atau di luar rongga tubuh. Volume darah ada kira kira 7 -10 % atau 1/13 berat badan.
Kehilangan 1/3 bagian dari volume darah tubuh secara tiba- tiba dapat menyebabkan
kematian. Kehilangan darah yang demikian ini mengakibatkan syok dan meninggal
bila tidak dilakukan penanganan yang tepat dan cepat, sedangkan kehilangan darah
secara perlahan - lahan

tidak begitu membahayakan oleh karena tubuh dapat

mengkompensasinya. Perdarahan di dalam rongga tubuh dapat kita jumpai pada luka
tusuk yang mengenai organ organ dalam seperti jantung, paru paru, hati dan limpa.
kalau dijumpai lebih dari satu luka, maka harus ditentukan yang mana yang
menyebabkan kematian korban.4
2. Luka pada organ vital. Bila yang terluka adalah organ vital, seperti jantung, paru,
limpa, hati, ginjal, pembuluh darah besar akan menyebabkan kematian lebih cepat.
Perdarahan pada kantung pericardium sebanyak 300- 400 cc telah dapat menyebabkan
kematian karena terjadi tamponade jantung. Demikian juga darah sejumlah 200 300
cc yang menyumbat saluran pernafasan dapat menyebabkan kematian karena
asfiksia.12,4
Kematian yang timbul dalam jangka waktu yang lama, yang bukan primer
oleh karena lukanya, disebut penyebab kematian secara tidak langsung. Yang termasuk
hal hal ini adalah :12,4
1. Inflamasi dari organ organ dalam tubuh, seperti meningitis, encephalitis, pleuritis
dan peritonitis.
2. Infeksi sepsis dari luka yang dapat mengakibatkan septikemia dari luka lama yang
tidak sembuh dan luka ini bisa primer ataupun sekunder.
3. Gangren atau nekrosis sebagai akibat kerusakan jaringan jaringan dan pembuluh
darah.
4. Trombosis pada pembuluh darah vena dan emboli yang terjadi akibat immobilisasi.

2.7 Aspek medikolegal


Dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban hidup atau meninggal yang
menderita luka akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat
memberikan

kejelasan

mengenai

jenis

luka

yang

terjadi,

jenis

kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.8


Pada penentuan luka secara medikolegal seperti pada tindakan bunuh diri,
pembunuhan atau kecelakaan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data
pemeriksaan korban. Aspek yang harus diperhatikan dalam kasus bunuh diri dan
pembunuhan :4
a) Bunuh diri
Pada pemeriksaan luka dengan teliti sering didapatkan satu atau lebih luka lebih
dangkal dan berjalan sejajar disekitar luka utama, luka tersebut adalah luka percobaan.
Selain dada dalam hal ini daerah jantung maka pada daerah perut yang biasanya di
daerah lambung, adalah merupakan daerah daerah yang sering dipilih korban untuk
kasus kasus bunuh diri. Dengan adanya senjata yang tergenggam erat cadaveric
spasm hampir dapat ditentukan dengan pastikan bahwa korban telah melakukan bunuh
diri.8
b) Pembunuhan
Jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai lokasi atau tempat khusus,
seringkali didapati luka-luka yang didapat sewaktu korban mengadakan perlawanan luka perlawanan.8

BAB III
LAPORAN KASUS

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM
Nomor : R/43/VIII/2011/DOKPOL
Atas permintaan tertulis dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah Resort
Semarang, melalui suratnya tanggal 20 Januari 2015, Nomor Polisi :R/39/XI/2014/Reskrim,
yang ditandatangani oleh , Hadi Rochsetyo, pangkat Ajun Komisaris Polisi, NRP 72070297, dan
diterima tanggal 20 Januari 2015, pukul 12.30 WIB, maka dengan ini saya dr F. sebagai dokter
yang bekerja pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, menerangkan bahwa telah dilakukan
pemeriksaan luar dan dalam pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 14.30 WIB di Kamar Jenazah
Rumah Sakit Bhayangkara Semarang , atas jenazah, yang berdasarkan surat permintaan tersebut
di atas nama Agus bin Suleman, umur 34 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan sopir truk,
alamat.........Kabupaten
Temanggung.
Jenazah
tersebut
ditemukan
di
Jalan., Banyumanik Semarang, diduga meninggal dunia akibat
pembunuhan.............................................................
HASIL PEMERIKSAAN
Dari pemeriksaan luar dan dalam atas tubuh jenazah tersebut di atas ditemukan faktafakta sebagai berikut:
A. FAKTAYANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH :
1. Identitas Umum Jenazah :
a. Jenis kelamin : Laki-laki.......................................................................................
b. Umur : tiga puluh empat tahun..............................................................................................................
c. Berat badan : tujuh puluh kilogram
d. Panjang badan : Seratus enam puluh lima sentimeter................................................
e. Warna kulit : Sawo matang...................................................................................
f. Ciri rambut : Warna hitam, lurus, pendek ...................................................................................................
g. Keadaan gizi : Gizi cukup..........................................................................................................................
2. Identitas Khusus Jenazah
a. Penutup jenazah : kain berwarna putih tanpa merk...........................................
b. Pakaian:
kemeja
levis
merah........................................................................................................................
c. Tato : Tidak terdapat tato...................................................................................
d. Jaringan parut : Tidak ada................................................................................
e. Tahi lalat : Tidak ada.............................................................................................
f. Tanda lahir : Tidak ada.............................................................................................

g. Cacat fisik : Tidak ada......................................................................................


B. FAKTAYANG BERKAITAN DENGAN WAKTU TERJADINYAKEMATIAN
1. Lebam mayat : Minimal ................................................................................................
2. Kaku mayat : lengkap ................................................................................................
3. Pembusukan : Tidak ada ..........................................................................................................................
C. FAKTADARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR
1. Permukaan kulit tubuh :
a. Kepala:
- Daerah berambut : tidak ada tanda-tanda kekerasan........................................
- Bentuk kepala: lonjong, tidak ada kelainan....................................................
- Wajah: Terdapat sebuah memar pada pelipis kiri berwarna hitam dengan
diameter nol koma lima sentimeter dan terletak tiga sentimeter dari sudut mata
kanan............................................................................
b. Leher : tidak ada tanda-tanda kekerasan.........................................
c. Bahu :
- Bahu kanan : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..............................................
- Bahu kiri : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..................................................
d. Dada :
- Dada Kanan : Terdapat luka terbuka pada dada kanan berjumlah tiga
buah
- Luka pertama terletak sepuluh sentimeter sebelah kanan garis tengah
tubuh dan lima sentimeter dari garis mendatar yang melewati kedua
puting susu. Luka berbentuk seperti celah dan ketika dirapatkan
membentuk garis lurus dengan arah miring. Ukuran luka sesudah
dirapatkan panjangnya empat sentimeter. Dalamnya luka belum bisa
ditentukan karena luka menembus dinding dada. Disekitar luka tidak ada
memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka
terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat,
jaringan lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan.
Dasar
luka
tidak
dapat
ditentukan
dari
pemeriksaan.
..
- Luka kedua berbentuk seperti celah dan ketika dirapatkan membentuk
garis lurus dengan arah miring. Ukuran luka sesudah dirapatkan
panjangnya empat sentimeter. Luka terletak sebelas koma lima sentimeter
sebelah kanan garis tengah tubuh dan sembilan sentimeter dari garis
mendatar yang melewati kedua puting susu. Disekitar luka tidak ada
memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka
terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat,
jaringan lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan.
Dasar luka tidak dapat ditentukan dari pemeriksaan. Dalamnya luka
belum
bisa
ditentukan
karena
luka
menembus
dinding
dada..
- Luka ketiga berbentuk seperti celah dan ketika dirapatkan membentuk
garis lurus dengan arah miring. Ukuran luka sesudah dirapatkan

panjangnya empat sentimeter. Luka terletak tujuh belas sentimeter


sebelah kanan garis tengah tubuh dan dua belas sentimeter dari garis
mendatar yang melewati kedua puting susu. Disekitar luka tidak ada
memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka
terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat,
jaringan lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan.
Dasar luka tidak dapat ditentukan dari pemeriksaan. Dalamnya luka
belum
bisa
ditentukan
karena
luka
menembus
dinding
dada..
- Dada Kiri : Terdapat satu buah luka terbuka pada dada kiri berbentuk seperti
celah dan ketika dirapatkan membentuk garis lurus dengan arah miring. Ukuran
sesudah dirapatkan panjangnya tiga koma lima sentimeter. Luka terletak enam
koma lima sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh dan dua sentimeter
disebelah atas garis mendatar yang melewati kedua puting susu. Disekitar luka
tidak ada memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka
terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat, jaringan
lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan. Dasar luka tidak
dapat ditentukan dari pemeriksaan. Dalamnya luka belum bisa ditentukan karena
luka menembus dinding dada.
e. Punggung : Tidak ada tanda-tanda kekerasan....................................................................................
f. Bokong :
- Bokong kanan: Tidak ada tanda-tanda kekerasan....................................................................
- Bokong kiri: Tidak ada tanda-tanda kekerasan..................................................................................
g. Dubur :
- Lingkar dubur : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..........................................
- Liang dubur : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..........................................................................
h. Anggota gerak
- Anggota gerak atas :
Kanan : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari
tangan tampak pucat......................................................................................
Kiri : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari tangan
tampak pucat.............................................................................
- Anggota gerak bawah :
Kanan : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari kaki
tampak pucat .........................................................................................
Kiri : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari kaki
tampak pucat .........................................................................................
BAGIAN TUBUH TERTENTU
1. Mata :
- Alis mata : Warna hitam, tidak ada kelainan......................................................
- Bulu mata : Warna hitam, tidak ada kelainan..............................................................................
- Kelopak mata : Tidak menutup sempurna, terdapat memar di kelopak mata kiri
bawah bagian luar, warna kehitaman............................................................
- Selaput kelopak mata : Pucat......................

2.

3.

4.

5.

6.

- Selaput biji mata : Jernih.............................


- Selaput bening mata : Jernih...........................................................
- Pupil mata : Bentuk bulat, Diameter pupil kanan dan kiri sama.......................
- Pelangi mata : Warna cokelat tua......................................................................
Hidung :
- Permukaan kulit hidung : Terdapat memar pada batang hidung.........................
- Bentuk hidung : Tidak ada kelainan..................................................................
- Lubang hidung : Tidak ada kelainan...............................................................
Telinga :
- Bentuk telinga : Tidak ada kelainan....................................................................
- Permukaan daun telinga : Tidak ada kelainan.....................................................
- Lubang telinga : Tidak ada kelainan.............................................................
Mulut :
- Bibir atas : Berwarna kebiruan.....................................................................
- Bibir bawah : Berwarna kebiruan................................................................................................
- Selaput lendir mulut : Tidak ada kelainan....................................
- Lidah : Tidak ada kelainan..........................................................................
Gigi geligi :
- Gigi rahang atas: Tidak ada kelainan..................................................................
- Gigi rahang bawah: Tidak ada kelainan..............................................................
- Langit-langit mulut : Tidak ada kelainan............................................................
Alat kelamin:
- Pelir : Sudah disunat. Tidak ada kelainan......................................................
- Kantung buah pelir : Terdapat dua buah biji pelir. Tidak ada kelainan..............

TULANG-TULANG
1. Tulang tengkorak : tidak ada kelainan.................................................................
2. Tulang wajah : tidak ada kelainan......................................................................
3. Tulang belakang : tidak ada kelainan......................................................................
4. Tulang-tulang dada : tidak ada kelainan.............................................................
5. Tulang-tulang punggung : tidak ada kelainan.....................................................
6. Tulang-tulang panggul : tidak ada kelainan........................................................
7. Tulang anggota gerak : tidak ada kelainan............................................................
D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM
1. Kepala bagian dalam:
a. Kulit kepala bagian dalam : Terdapat tiga resapan darah. Resapan darah pertama
berukuran dua kali dua sentimeter. Resapan darah kedua berukuran dua kali dua
setengah setimeter. Resapan darah ketiga berukuran dua kali satu setengah
sentimeter..................................................................................................................
b. Tulang Tengkorak : tidak ada kelainan..............................................................
c. Selaput keras otak : tidak ada kelainan....................................................................
d. Selaput lunak otak : tidak ada kelainan....................................................................
e. Otak besar : tidak ada kelainan....................................................................

f. Otak kecil :panjang tidak ada kelainan....................................................................


g. Dasar tengkorak : tidak ada kelainan.................................................................
2. Leher bagian dalam:
a. Lidah : tidak ada kelainan.........................................................................................
b. Kulit leher bagian dalam : tidak terdapat resapan darah..................................
c. Kerongkongan : tidak ada kelainan..................................................................
d. Tulang pangkal lidah : tulang rawan cincin, tulang rawan gondok : tidak ada
kelainan.....................................................................................................................
3. Rongga dada: Ditemukan darah sebanyak kurang lebih dua setengah liter dirongga
dada
a. Kulit bagian dalam : Tidak ada kelainan............................................................
b. Otot dinding dada : Tidak ada resapan darah......................................................
c. Tulang dada : Tidak ada kelainan.............................................................................
d. Tulang-tulang Iga :
- Tulang iga kanan : Terdapat tiga buah luka robek pada bagian depan dada yang
menembus tulang iga sebelah kanan. Luka pertama menembus iga keempat.
Luka kedua menembus iga ketiga. Luka ketiga menembus iga kedua
.............
- Tulang iga kiri : Terdapat satu buah luka robek pada bagian depan dada kiri
yang menembus sela iga kedua sebelah kiri
e. Paru kanan : terdiri dari tiga bagian, terdapat bercak-bercak hitam, terdapat satu
buah luka robek pada bagian depan dada kanan yang menembus tulang iga hingga
menembus paru dengan panjang empat sentimeter dan dalam luka nol koma lima
sentimeter..................................................................................
f. Paru kiri : terdiri dari dua bagian, terdapat bercak-bercak hitam, terdapat satu buah
luka robek pada bagian depan dada kiri yang menembus tulang iga hingga
menembus paru dengan panjang empat sentimeter. Dalam luka belum bisa diketahui
karena luka menembus paru......................................................................
g. Jantung : Terdapat satu buah luka sobek pada serambi kiri jantung sepanjang empat
sentimeter sampai menembus belakang serambi kiri jantung. Luka sobek di bagian
belakang serambi kiri jantung berukuran satu sentimeter.................................
4. Rongga perut:
a. Kulit perut bagian dalam : tidak ada kelainan......................................................
b. Tirai usus menutupi sebagian besar usus..............................................................................................
c. Rongga perut: Tidak ada perlengketan................................................................
d. Lambung:tak ada kelainan.......................................................................................
e. Usus : Usus besar dan usus kecil tidak ada kelainan..........................................................................
f. Hati :
- Hati kanan : tidak terdapat kelainan.
- Hati kiri : tidak terdapat kelainan
g. Limpa : tidak ada kelainan........................................................................................
h. Ginjal kanan : tidak ada kelainan.............................................................................

i. Ginjal Kiri : tidak ada kelainan.................................................................................


5. Rongga panggul:
a. Kandung kemih kosong, tidak ada kelainan.............................................................
Prostat tidak ada kelainan..........................................................................................

KESIMPULAN
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut, maka
saya simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki, berumur tiga puluh empat
tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup. Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam
didapatkan luka akibat kekerasan benda tajam. Berupa satu luka tusuk masuk di dada kiri
menembus serambi kiri jantung dan tiga luka tusuk masuk di dada kanan. Didapatkan adanya
perdarahan hebat sebanyak dua setengah liter. Sebab kematian perdarahan hebat akibat luka
tusuk pada dada kiri yang menembus jantung....................................... ..

PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat
sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.
Semarang, 20 Januari 2015
Dokter Yang Memeriksa,

dr F, Sp.F

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Post Mortem


1. Pemeriksaan Luar

Pada pemeriksaan luar didapatkan hasil lebam mayat minimal berwarna


kehitaman pada permukaan tubuh bagian bawah.
Pada wajah ditemukan memar pada pelipis kiri dengan diameter 0,5 cm dan
terletak 3 cm dari sudut mata kiri, kelopak mata tampak pucat. Pada dada kanan
terdapat luka terbuka berjumlah 3 buah. Pada dada kiri terdapat satu buah luka
terbuka. Pada jaringan di bawah kuku jari tampak pucat. Hampir semua luka pada
korban memiliki ujung lancip pada kedua sudut luka terbuka yang mengarahkan
bahwa kematian korban dikarenakan luka tusuk.
2. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam didapatkan pada rongga dada terdapat perdarahan
sebanyak kurang lebih 2500 cc di rongga dada. Pada dada kanan terdapat tiga
buah luka robek pada bagian depan dada yang menembus tulang iga sebelah
kanan. Luka pertama menembus iga keempat. Luka kedua menembus iga ketiga.
Luka ketiga menembus iga kedua. Pada dada kiri terdapat satu buah luka robek
yang menembus sela iga kedua. Pada paru paru kanan tampak bercak kehitaman
dan terdapat sebuah lubang dengan panjang 4 cm dan dalam luka 0,5 cm. Pada
paru-paru kiri terdapat bercak kehitaman dan terdapat sebuah lubang dengan
panjang 4 cm. Terdapat satu buah luka sobek pada serambi kiri jantung sepanjang
4 cm sampai menembus belakang serambi kiri jantung. Luka sobek di bagian
belakang serambi kiri jantung berukuran 1 cm. Pada rongga perut tidak terdapat
perdarahan
.
3. Umur
Berdasarkan identitas yang didapatkan, korban berusia 34 tahun.
4. Waktu Perkiraan Kematian berdasar Kaku Mayat
Berdasar teori, kaku mayat lengkap didapatkan 6 jam setelah kematian dan
berlangsung selama 36 48 jam. Sesudah itu tubuh mayat akan mengalami
relaksasi kembali sebagai akibat dari proses degenerasi dan pembusukan. Pada
korban telah didapatkan kaku mayat lengkap, sehingga perkiraan waktu kematian
adalah antara 6 24 jam (Dahlan, 2000).
B. Sebab dan Mekanisme Kematian
Segala bentuk trauma pada bagian thorak dan abdomen dapat menyebabkan
kematian. Kematian disebabkan oleh trauma yang mengenai organ organ vital
di dalamnya. Pada bagian thorak terjadi trauma tajam yang tembus hingga

mengenai jantung dan paru paru. Kematian dapat terjadi akibat perdarahan
hebat yang diakibatkan luka tusuk yang mengenai jantung.

BAB V
KESIMPULAN
1. Kematian karena luka tusuk yang menembus organ vital, terutama jantung sehingga
terjadi perdarahan hebat.
2. Dari fakta fakta yang ditemukan saat pemeriksaan, bahwa telah diperiksa jenazah
laki laki, umur tiga puluh empat tahun, panjang badan seratus enam puluh lima
centimeter, kulit sawo matang, kesan gizi cukup. Dari pemeriksaan luar dan dalam
disimpulkan korban meninggal akibat luka tusuk yang menembus ke organ vital,
terutama jantung sehingga terjadi perdarahan hebat.

\
DAFTAR PUSTAKA
1.

Shkrum MJ, Ramsay DA. Penetrating Trauma, Sharp-Force Injuries In Forensic Pathology of

2.

Trauma Common Proplems for Pathologist. Humana Press. 2007 p 357 - 397
James-payne J, Vanezis P. Sharp and cutting Edge Wounds. Encyclopedia of Forensic and

3.

Legal Medicine; Elsevier academic Press. 2005: p 123 129


Apuranto, Hariadi. Luka tajam [online]. 2010. Available at : www.fk.uwks.ac.id/elib/.../luka

4.

%20akibat%20benda%20tajam.pdf [cited : Juli 2011]


Amir, Amri. Trauma Mekanik. Dalam. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua Medan:

5.

Percetakan Ramadhan. 2005; IV: 72 - 90.


Amir, Amri. Traumatologi. Dalam. Ilmu Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Forensik. Medan:.

6.
7.

2000;: 107 109.


Dix J, Calaluce R. Guide to Forensic Pathology. New York: CRC Press. 1999; 71 - 76
Anonim. Assessing Stab Wounds - Type of Weapon Involved. Available from : URL:

8.

http://www. forensicmed.co.uk [cited : Juni 2011]


Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara, 1997; 85129.
9.

Anonim, 2009, Tren Pembunuhan, http://radarlampung.co.id/read/opini/tajuk/1065tren-pembunuhan, diunduh pada tanggal 16 november 2014.

10.

Anonim,

Pelaku

Pembunuhan

Berantai

Paling

Kejam

di

Dunia,

2010,

http://forum.vivanews.com/aneh-dan-lucu/198893-10-pelaku-pembunuhan-berantaipaling-kejam-di-dunia.html, diunduh pada tanggal 12 Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai