Anda di halaman 1dari 24

1

ABSES PERIANAL

Oleh:
Amira Tauhida

Amira Tauhida

RSUD KABUPATEN JOMBANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
2 Definisi

 Abses adalah kumpulan pus dalam


jaringan, organ, atau rongga tubuh.
Abses memiliki sifat dan manifestasi
dari inflamasi yaitu tanda radang
seperti tumor, kalor, rubor, dolor, dan
functio laesa
 Abses perianal merupakan infeksi
pada jaringan lunak sekitar saluran
anal yang membentuk kumpulan
pus pada jaringan peri anal
3 Insiden

 Insiden abses perianal terbanyak pada usia 30 – 40


tahun.
 Sangat jarang terjadi pada anak-anak.
 Laki- laki tiga kali lebih beresiko menderita absees
perianal dari pada perempuan.
 insiden terjadinya abses perianal adalah 1-2 kasus dari
10,000 penduduk
4 Anatomi Rectum dan anus

5 Anatomi
 Arteri yang memvaskukarisasi
saluran anal adalah cabang
dari arteri iliaka interna dan
arteri mesenterika inferior.
Arteri iliaka interna akan
bercabang menjadi dua
bagian yakni arteri rectalis
medialis dan arteri pudendal
interna yang nantinya akan
bercabang lagi menjadi
arteri rectalis inferior.
Sementara itu, arteri rectalis
superior merupakan cabang
langsung dari arteri
mesenterika inferior dan
memperdarahi rectum di
bagian proksimal
6 Anatomi
 Vena rectalis superior
berasal dari pleksus venosus
recatalis dan berjalan ke
arah kranial ke dalam vena
mesenterika inferior dan
seterusnya melalui vena
lienalis ke vena porta.

 Vena rectalis inferior berjalan


ke arah kranial ke dalam
vena illiaka interna dan
seterusnya melalui vena
illaka communis lienalis ke
vena cava inferior
7 Etiologi

 Obstruksi pada kriptus analis merupakan hasil dari


stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi infeksi,
terbentuk supurasi dan pembentukan abses pada
glandula analis

 Infeksi Mikrobial yang masif.


8 Faktor Resiko

  Konstipasi kronik
 Imun system menurun
 Diabetes
 Inflammatory Bowel Desease
 Anal seks
 Kehamilan
 AIDS
9 Patofisiologi

Obstruksi
anal crypt
Glandula
sekretori
tersumbat
stasis

Infeksi

abses
10 Patofisiologi
11 Gambaran Klinis
 Ketidaknyamanan di daerah perianal dan
pruritus.
 Nyeri perianal sering diperburuk oleh
gerakan dan tekanan perineum yang
meningkat dari duduk atau saat buang
air besar.
 Abses terletak superficial : tampak
bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan.
12 Gambaran Klinis lainnya
Berdarah atau bernanah

Benjolan pada daerah anus

Rasa gatal pada daerah anus

Demam dan menggigil

Konstipasi

Menurunnya nafsu makan

Fatigue
13 Diagnosis Banding

 Abses Anorectal lainnya


 Fistula ani
 Haemorrhoid
14 Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan Laboratorium
 Belum ada pemeriksaan laboratorium khusus yang dapat dilakukan
untuk mengevaluasi pasien dengan abses perianal atau anorektal
 Pemeriksaan Radiologi
 Pemeriksaan radiologi jarang diperlukan pada evaluasi pasien
dengan abses perianal,namun pada pasien dengan gejala klinis abses
intersfingter atau supralevator mungkinmemerlukan pemeriksaan
konfirmasi dengan CT scan, MRI, atau ultrasonografi dubur. Namun
pemeriksaan radiologi adalah modalitas terakhir yang harus
dilakukan karena terbatasnya kegunaannya. USG juga dapat
digunakan secara intraoperatif untuk membantu mengidentifikasi
abses atau fistula dengan lokasi yang sulit.
15

15 Goodsall rule
 Goodsall rule, jika external opening
berada di anterior dari transverse
line anal verge berarti traktus fistula
ke anal lurus
 Tetapi jika external opening
berada di posterior transverse line,
maka traktus fistula ke anal
berbentuk melengkung
16 PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
- Terapi dengan antibiotik biasanya tidak diperlukan. Namun, pada
pasien usia tua, sistem imun yg rendah(immunosuppressed), gejala
sistemik, diabetes, dapat diberikan antibiotik empiris.

- Analgesik dan obat-obatan simptomatik dapat diberikan


PENATALAKSANAAN
17
Operatif
 Cara terapi :
 Anastesi General atau regional (hasil
optimal)
 Cross Incisi sampai bagian subkutan (bagian
paling menonjol)
 Incisi dilakukan sedekat mungkin dengan
anus
 Drainage
 Pemerikasaan dan tatalksana fistula
18 PENATALAKSANAAN
 Pemeriksaan Fistula yang berhubungan
 Karena 30% abses perianal terbentuk fistula
 Dilakukan pemeriksaan fistula setelah insisi
dan drainase dengan:
 Fistula Probe
 Internal opening
 External opening
 Primary and secondary tract
 Methylen blue atau hidrogen peroxide
19 PENATALAKSANAAN FISTULA
 Menentukan anatomi fistula
 Drainase yang adekuat
 Menghilangnkan fistula tract
 Mencegah rekuren/kejadian
berulang
 Mempertahankan fungsi sfingter
20 PENATALAKSANAAN FISTULA
 Fistulotomy
 Fistulectomy
 Seton treatment
 Marsupialization
 Fibrin Glue therapy
 Anal flaps
 Radiosurgical approaches
 Intraoperative anal retractors
21 KOMPLIKASI

 Infeksi
 Abses residif
 Fistula ani
 Fecal Incontinence
22

22 Kesimpulan

 Abses perianal merupakan infeksi pada jaringan lunak sekitar saluran


anal yang membentuk kumpulan pus pada jaringan peri anal yang
paling banyak terjadi pada laki usia 30-40 tahun.
 Pada pemeriksaan menunjukkan adanya massa lunak yang nyeri
dan fluktuan yang dapat dipalpasi pada tepi anus, dengan tanda-
tanda peradangan pada jaringan sekitarnya, jika terjadi
keterlambatan penanganan atau dibiarkan dapat menyebabkan
komplikasi sistemik atau terjadi inflamasi yang lebih luas.
23

23 Kesimpulan

 Untuk mendiagnosis dapat dilakukan secara klinis, Pemeriksaan


penunjang tidak rutin dikerjakan ,tetapi dilakukan pada kecurigaan
pasien dengan fistul perianal
 Pada kebanyakan pasien dengan abses anorektal, terapi
medikamentosa dengan antibiotik biasanya tidak diperlukan.
 Abses perianal dapat dilakukan Insisi, drainase dan tatalaksana fistul
dengan anestesi lokal, tetapi anastesi general dan regional
menghasilkan hasil yang lebih baik.
24

Anda mungkin juga menyukai