Disusun oleh:
dr. De’yang Wangi Prawiro Pinundhi
Pembimbing:
dr. Anang Ma’ruf, Sp.B, FINACS
dr. Sylviana Christanty Harsoyo
dr. Andina Fitriana Manggarwati
RPS :
nyeri & panas di kedua kaki
setelah terkena ledakan tabung gas LPG
sekitar jam 15.00 (6 jam SMRS)
ledakan tabung gas hanya mengenai kedua kaki
saat ini: kaki nyeri, sesak napas (-), batuk dahak
warna hitam (-), mual (-), muntah (-), jantung
berdebar (+), kadang dada terasa ampeg
Pasien dibawa ke Puskesmas Musuk II, tiba 15.30
Terapi puskesmas:
inf RL 1 botol
cefixim tab 2x1
asam mefenamat tab 3x1
salep burnazin
medikasi & kompres kasa NaCl/2-3 jam.
Kemudian pasien dirujuk ke IGD RSPA
RPD:
OAT/DM/HTAlergi/Asma/Mondok:-
Jantung: (+) jantung bengkak sejak 4 bulan, kontrol teratur di
SpPD, terakhir kontrol 4 Januari 2017
RPK:
Sesak napas/jantung/ HT/DM/asma/alergi obat atau makanan :
disangkal
Reg cruris
anterior dextra
+ pedis dextra
= 9%
Reg cruris
anterior
sinistra + pedis
sinistra = 9 %
Luka bakar
derajat II A
Luka bakar
berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Oksigen 3 lpm
Inf. RL 0,9% 25 tpm
Inj. Ketorolak / 8 jam
Inj. Ranitidin/ 12 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj ATS 1500 IU
Pasang DC, monitor balans cairan
MRS Bedah raber Interna
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Studi Pustaka
Definisi & Epidemiologi
Definisi luka bakar:
bentuk kerusakan / kehilangan jaringan
disebabkan kontak sumber panas (api, air panas, bahan kimia,
listrik & radiasi).
Morbiditas, mortalitas & biaya tinggi.
Epidemiologi:
Angka kejadian luka bakar di AS 250.000/tahun (112.000
membutuhkan tindakan emergensi, 210 penderita meninggal).
DepKes RI (2008) menyebutkan prevalensi luka bakar di
Indonesia 2,2 %. Dengan bertambahnya jumlah penduduk &
industri, angka luka bakar semakin meningkat.1
Klasifikasi
Penyebab:
Api
Flame
Kontak benda panas
Scalds / air panas
Bahan kimia
Asam kuat
Basa kuat
Listrik
Radiasi
Suhu rendah
Frostnip
Frostbite
Nonfreezing injury
Luas
Rumus 9
Rumus 10-15-20
Rumus 10
Derajat
Berat
Patofisiologi
Respon lokal
(Jackson’s thermal wound theory)
Respon sistemik
(luas >30%)
Diagnosis
Anamnesis riwayat terpajan penyebab luka bakar
Pemeriksaan fisik menilai luas, derajat & berat luka bakar.
Hospital
Primary survey
A : adakah trauma inhalasi?
Trauma inhalasi udem obstruksi airway
compromise.
Klinis trauma inhalasi: luka bakar di wajah & leher, bulu
hidung & alis yang terbakar, jelaga di saluran napas atas,
takipnea, stridor, suara parau, dahak gelap akibat jelaga,
mengi, riwayat penurunan kesadaran / kejadian di tempat
tertutup, ledakan dengan luka bakar di kepala & torso,
karboksihemoglobin level > 10%.
B : adakah hipoksia? keracunan CO? smoke
inhalation injury?
Hipoksia karena trauma inhalasi, ventilasi tidak
adekuat (eskaratomi bila perlu) segera diberi
oksigen
Keracunan CO segera diberi oksigen aliran tinggi dg
NRM
smoke inhalation injury: ET & ventilasi mekanik
C : evaluasi volum sirkulasi darah (monitoring balans
cairan)
Bila syok resusitasi syok
Luka bakar > 20% perlu resusitasi cairan
Secondary survey
PF : derajat, dalam luka bakar, trauma lain?, BB
Dokumentasi penanganan, hasil pemeriksaan, dll
sejak tiba di IGD
Cek status dasar sesuai indikasi: DL, gol. darah &
crossmatch, AGD dg HbCO, serum glukosa, elektrolit,
tes kehamilan pada WUS. RO thorax pada pasien yang
diintubasi / suspek smoke inhalation injury.
Penilaian Sirkulasi perifer Pada Luka Bakar Melingkar
Di Extremitas mengeksklusi sindrom kompartemen
(pain, pallor, pulseless, parestesi, paralisis). Lepas
perhiasan di extremitas, penilaian sirkulasi distal,
eskaratomi dan fasciotomi bila perlu.
Pemasangan gastric tube menghindari muntah &
aspirasi pada pasien dengan mual, muntah, distensi
abdomen, / luka bakar > 20%.
Analgesik narkotik sedatif, bila pasien gelisah karena
hipoksemia / hipovolemia. Diberikan dosis kecil,
berulang, secara iv, setelah hipoksemi dan hipovolemi
teratasi
Perawatan luka: Silver sulfadiazine, Mafenide acetate,
silver nitrat, mebo, neomisin / polimixin B / bacitracin
Injeksi antibiotik, setelah terjadi infeksi (bukan
profilaksis)
Injeksi anti tetanus, karena luka bakar termasuk
tetanus-prone wound
Nutrisi
Dukungan nutrisi adekuat untuk mengatasi
respon hipermetabolik luka bakar yang bisa
menaikkan BMR sampai 200%, sehingga tidak
menghambat pemulihan. Pemberian nutrisi dini
enteral pada pasien luka bakar > 20% sebaiknya
dilakukan. Jika perlu pasang NGT.
Tatalaksana (pembedahan)
Pasien stabil hemodinamik eksisi luka (sebaiknya segera
dilakukan dalam beberapa hari pertama).
Eksisi dilakukan dengan potongan tangensial berulang
dengan Watson / Goulian blade sampai viable, perdarahan
difus pada jaringan.
Eksisi tangensial sebaiknya tidak dilakukan > 10% luas
permukaan tubuh.
Kemudian ditutup skin graft untuk mencegah keloid &
sikatrik hipertrofik. Skin graft dilakukan sebelum hari ke-10.
Tatalaksana (rehabilitasi)
Rehabilitasi segera diinisiasi saat pasien mondok.
Pasien yang tidak bisa aktif bergerak, dilakukan ROM
pasif min. 2x sehari. Pasien aktif diajarkan latihan ROM
aktif sendiri
Pasien luka bakar di kaki & extremitas dimotivasi
berjalan tanpa bantuan alat
Elevasi extremitas yang terkena luka bakar
Jika dilakukan skin graft sering dievaluasisehingga
bisa segera latihan aktif
Terapi bekas luka bakar hipertrofi: compression garments,
silicone gel sheeting, massage, physical therapy,
kortikosteroid, bedah eksisi , scar revision, & laser.
Rehabilitasi psikologi
Komplikasi
Infeksi
kulit mati media pertumbuhan bakteri
Infeksi ini sulit dicapai pembuluh darah yang trombosis
infeksi awal dari bakteri gram positif, kemudian bisa
diinvasi gram negatif (misalnya Pseudomonas aeruginosa)
Infeksi noninvasif: keropeng mudah terlepas & pus banyak
infeksi invasif : keropeng kering dengan perubahan jaringan
di tepi menjadi nekrotik memperparah derajat luka
vaskulitis & trombosis
Gangguan kosmetik
Kontraktur
Luka bakar derajat 3 bila dibiarkan sembuh sendiri bisa
menjadi kontraktur. Kontraktur di sendi mengganggu
fungsi sendi